Kamu Baik Banget - Bab 24 Hambatan
Ada perubahan nama Proyek Yan = Zuper 6/9/20
“Kamu yakin?” Kakek Rongsi tentu mengetahui masalah ini, kali ini Frodo kembali tidak hanya untuk merayakan ulang tahunnya, tapi yang lebih penting adalah soal yang diberikan Jaydo.
Dia tertegun sejenak, tetapi dia merasa ada yang tidak optimis "Zuper adalah sepotong kue manis, bagaimana mungkin dapat mengunyahnya dengan mudah. Sebaliknya, Frodo memiliki dukungan finansial yang kuat dari Keluarga Azari, kekuatanmu terlalu lemah, aku khawatir mungkin akan terjadi sesuatu di saat penawaran....."
“Kakek, kamu berpikir terlalu banyak.” Sudut mata Edo sedikit terangkat, ada keyakinan di matanya.
Melihat situasi ini, Kakek Rongsi juga ikut tersenyum dan menepuk pundaknya "Aku menyukai gayamu, inilah keturunan keluarga Rongsi!"
Setelah menemani orang tua mengobrol sebentar, Edo berjalan dari halaman belakang ke aula depan. Ada jalan setapak yang berkelok-kelok di tengahnya, dikelilingi bambu hijau, suasananya tenang dan anggun.
Ketika melewati lengkungan, Edo dan Sahra bertemu satu sama lain.
Edo bahkan tidak menghentikan langkah kakinya, dia langsung berjalan melewatinya. Tubuh Sahra bergetar, sebelum otaknya bereaksi, tangannya sudah menarik lengannya.
"Edo." Sahra berbalik, ketika melihat wajah pria acuh tak acuh, dia segera menarik kembali tangannya dan tatapannya berkedip "Mengapa kamu mengabaikanku?"
Kata ini terlalu konyol, Edo hampir tertawa. Kedua lengannya berpelukan di depan dada, bersandar miring di dinding batu dan tatapannya penuh ironis “Kalau terlalu gatal boleh cari suamimu, aku tidak tertarik menjadi tongkat pijit.”
Azari tidak sabar ingin memintanya meluangkan tempat untuk Frodo. Untuk sementara waktu dia tidak tertarik mendekati Sahra, tapi tidak terduga wanita ini malah datang sendiri.
“......” Mendengar kata-katanya, Sahra menggigit bibirnya, matanya memerah. dia tahu dirinya pantas dipermalukan, tapi di depan pria ini, dia benar-benar tidak dapat mengendalikan dirinya sendiri.
Dia mengepal erat tangannya dan menundukkan kepalanya.
Edo menatapnya dengan tatapan dingin, tiba-tiba teringat kata-kata yang baru dikatakan Kakek Rongsi. Dia memang sangat yakin dapat memenangkan akuisisi Zuper kali ini, tapi dukungan Azari di belakang Frodo memang merupakan hambatan besar.
Memikirkan hal-hal ini, tatapannya menjadi semakin dingin, pandangan yang tertuju pada Sahra semakin jahat. Dia perlahan-lahan membungkukkan tubuhnya, memegang pergelangan tangan Sahra dan menariknya ke dalam pelukan.
Sahra terkejut dan tubuhnya tertegun. Dia segera melihat ke sekeliling, di sini adalah tempat di mana orang akan muncul kapanpun.
Edo sama sekali tidak takut, dia mengangkat dagu Sahra, memaksanya memandang dirinya.
Sahra tidak dapat bersembunyi, dia memandang Edo dengan matanya yang memerah dan seolah-olah terpesona olehnya. Dia memang sulit menolaknya dan bersedia jatuh sepenuhnya.
Sudut bibirnya terangkat sebuah lengkungan, jari tangan Edo menyentuh bibirnya, sebelum dia menutup mulutnya, jarinya yang lincah telah masuk ke dalam.
Sahra panik, sepasang matanya berlinang air mata “Uuh, tidak.....”
Karena takut terlihat oleh orang lain, semua indra dari tubuhnya yang tegang menjadi lebih tajam dari biasanya. Jari-jarinya terasa dingin, hanya terdiam sejenak langsung mulai bergerak.
Meluncur perlahan melintasi gusi, menyentuh setiap giginya. Setelah berbalik dan mengaitkan lidahnya yang lembut, tidak memberinya kesempatan untuk melarikan diri, dia mengait dan menggodainya
Mulut Sahra secara tidak sadar mengeluarkan lebih banyak air liur, tapi karena tidak dapat menelan, air liurnya mengalir keluar dari sudut mulutnya. Tangan Edo terkena lumayan banyak, licin dan lengket, Sahra merasa malu dan tidak berani membuka matanya.
"Uhh!"
Edo tiba-tiba menarik jarinya, kemudian memasukkan lagi dengan kuat. Begitu masuk dan keluar, bagaikan sedang meniru gerakan yang tak terlukiskan, Sahra hanya merasa pikirannya menjadi berantakan karena gerakan ini.
Air matanya mengalir keluar, wajahnya bercampur air liur, terlihat sangat memalukan.
Ketika Edo menarik kembali jarinya, Sahra langsung jatuh duduk di lantai. Edo tidak bermaksud memapahnya sama sekali, dia mengambil tisu dan menyeka jari-jarinya hingga bersih.
“Kalau tidak dapat menemukan seseorang untuk memadamkan api, ada banyak batang bambu di sini, kamu dapat sembarang mencari sebatang akar dan menusuknya.” Edo melemparkan tisu pada Sahra dan berbalik tanpa ragu.
Sampai suara langkah kaki menghilang, Sahra baru berdiri. Mengeluarkan tisu menyeka wajahnya, untungnya gaunnya berwarna gelap dan tidak terlihat bekasnya.
Setelah menarik napas dalam-dalam, dia menegakkan punggungnya dan kembali ke ruang makan depan.
Ketika Sahra tiba, Edo langsung melihatnya. Dia memegang gelas anggur dan melihat ke arah wanita anggun yang tersenyum lembut di sudut bibirnya.
Sahra dikelilingi banyak orang, dia mengenakan gaun biru tua, tersenyum di sudut mulutnya dan mengangguk, meskipun agak dingin tapi tidak membuat orang merasa tidak nyaman. Meskipun dikelilingi begitu banyak orang, dia tetap bisa menanganinya dengan lincah.
Kalau bukan karena sentuhan hangat di jari, Edo benar-benar tidak bisa menghubungkan orang di depannya ini dengan wanita di jalan kecil tadi.
Seluruh orang dari Azari benar-benar tahu bagaimana berakting!
Pandangan Edo terlalu nyata, Sahra selalu merasakan pandangannya. Tapi dia tidak berani melihat ke belakang, dia hanya bisa berusaha sekuat tenaga untuk mengabaikannya.
Ada sedikit keributan di depannya, melihat pria yang datang, jari Sahra yang memegang gelas bergerak.
“Sahra, ketemu macet di jalan jadi agak telat.” Frodo berjalan ke depannya, dia mengenakan setelan jas putih dan dasi abu-abu perak, wajahnya yang lembut menarik banyak perhatian.
Penampilan Nio terkenal indah, meskipun Jaydo telah berusia empat puluhan tahun, tapi tetap masih sangat menarik. Gennya kuat, jadi dua Tuan muda dari keluarga Junda terlihat sangat luar biasa. Tapi wajah Edo lebih mirip ibunya, fitur wajahnya sangat dalam, mempesona dan mulia, sedangkan Frodo lebih mirip dengan Jaydo, tampan dan lembut, seorang pria bijaksana.
Sahra tersenyum, tidak terlalu mesra, tapi juga menunjukkan kedekatan "Kamu telah kembali, ayah baru saja membicarakanmu."
Keduanya mengobrol beberapa kata, di samping mereka mulai ada orang yang bersorak meminta mereka menari. Sahra tetap tersenyum, namun bulu matanya menurun ke bawah, jari telunjuk tangan kanannya menyentuh gelas, hanya orang yang akrab dengannya tahu kalau dia mulai kesal.
Frodo tidak bisa menolak, hanya bisa mengulurkan tangan pada Sahra. Sahra merentangkan tangannya dan keduanya pergi ke lantai dansa di tengah suara gemuruh.
Dalam jarak yang tidak terlalu jauh, dua orang asing yang baru saja bertemu sekali di pesta pernikahan bergerak mengikuti irama musik.
Senyuman di wajah Sahra tidak pernah berubah, di bawah tatapan begitu banyak orang, Frodo menatapnya dengan tatapan penuh kasih sayang dan lembut. Hanya sesekali, sentuhan keengganan melintas di matanya.
Dalam sebuah drama, kedua belah pihak tahu siapa yang benar dan siapa yang berpura-pura.
Sahra bisa melihat secara menyeluruh, tapi pura-pura tidak mengamatinya. Dia memandang ke arah di mana Edo berdiri, tapi menemukan tidak ada sosok pria itu lagi.
Novel Terkait
Cintaku Pada Presdir
NingsiAdieu
Shi QiMy Charming Wife
Diana AndrikaPejuang Hati
Marry SuWaiting For Love
SnowIstri Pengkhianat
SubardiBlooming at that time
White RoseKamu Baik Banget×
- Bab 1 Aku Adalah Mempelai Wanita Adikmu
- Bab 2 Penikmat Bawah Rok
- Bab 3 Malam Pernikahan
- Bab 4 Frodo Sudah Kembali?
- Bab 5 Ambisi Kamu Cukup Besar
- Bab 6 Telpon Dari Suamimu
- Bab 7 Tidak Mau Disini
- Bab 8 Seorang Budak Murahan
- Bab 9 Mencari-Cari Kesalahan
- Bab 10 Tidak Belajar Patuh
- Bab 11 Akulah Yang Bodoh
- Bab 12 Ketidakpuasan
- Bab 13 Skandal Besar Keluarga Terpandang
- Bab 14 Keterlaluan
- Bab 15 Mandi Dan Menungguku
- Bab 16 Cinta Berbahaya Di Kantor
- Bab 17 Cekik Dia
- Bab 18 Situasi Sulit
- Bab 19 Maaf
- Bab 20 Salah Paham
- Bab 21 Memeriksa
- Bab 22 Menutup Sebelah Mata
- Bab 23 Main-Main Saja
- Bab 24 Hambatan
- Bab 25 Melindungi Makanan
- Bab 26 Jatuh Ke Neraka
- Bab 27 Membalas Dendam
- Bab 28 Identitas
- Bab 29 Pergi Menjaga Di Luar Pintu
- Bab 30 Tidak Patuh
- Bab 31 Bencana
- Bab 32 Teman Dan Bukan Musuh
- Bab 33 Sengaja Mempersulitkan
- Bab 34 Aku Menyuapimu
- Bab 35 Aroma Parfum
- Bab 36 Menawarkan Diri Untuk Bersamanya
- Bab 37 Mencoba Mengetahui Info Orang Lain
- Bab 38 Tengah Malam Memanjat Dinding
- Bab 39 Aku Ingin Tidur Di Sisimu
- Bab 40 Kamu Membuat Aku Jijik
- Bab 41 Kompleks Oidipus
- Bab 42 Dibatasi Dinding
- Bab 43 Tanpa Harapan
- Bab 44 Membakar Diri Sendiri
- Bab 45 Berakting
- Bab 46 Berakting
- Bab 47 Mulutmu Penuh Dengan Bauku
- Bab 48 Serigala Adalah Serigala
- Bab 49 Mainan Kecil
- Bab 50 Tertarik
- Bab 51 Kebencian Terbesar
- Bab 52 Kamu Mencari Mati
- Bab 53 Undangan
- Bab 54 Berbagai Jenis Hitam
- Bab 55 Beruntung Atau Sial
- Bab 56 Lelucon Jahat
- Bab 57 Lebih Baik Berhati-hati
- Bab 58 Merangsang Dengan Kata-kata
- Bab 59 Sebanyak Apa Pun juga Tidak Mau
- Bab 60 Penculikan
- Bab 61 Lebih Baik Putus Saja
- Bab 62 Percaya Atau Tidak Percaya
- Bab 63 Cinta Yang Murahan
- Bab 64 Wajah Tampan Adalah Sebuah Kemenangan
- Bab 65 Jangan Menimbulkan Masalah
- Bab 66 Beraksi Juga
- Bab 67 Siksaan
- Bab 68 Nikamati Baik-Baik
- Bab 69 Hubungan Kakakmu Dan Istrimu Dekat
- Bab 70 Pencuri Yang Meneriaki Pencuri
- Bab 71 Coba Jelaskan
- Bab 72 Orang Yang Menyusahkan
- Bab 73 Masalah Yang Belum Diselesaikan
- Bab 74 Pemerasan
- Bab 75 Simpati
- Bab 76 Ayah dan Putri Keluarga Asnawi
- Bab 77 Manfaatkan Diriku
- Bab 78 Menjamin Ketidakbersalahannya Dengan Kematian
- Bab 79 Musuh Cinta Bertemu
- Bab 80 Orang Jahat Akan Mendapat Ganjarannya
- Bab 81 Masalah Pemakaman
- Bab 82 Hadiah Buruan
- Bab 83 Bunga Liar Sangat Harum
- Bab 84 Terpesona Oleh Pria Tampan
- Bab 85 Kelinci Yang Jatuh Ke Dalam Perangkap
- Bab 86 Menguping
- Bab 87 Pergi Ke Keluarga Junda
- Bab 88 Pesta Kapal Pesiar
- Bab 89 Melarikan Diri
- Bab 90 Penembakan Di Kapal Pesiar
- Bab 91 Chapter Terakhir