Kamu Baik Banget - Bab 46 Berakting
Tirai yang tebal menghalangi cahaya pagi hari dan suasana di dalam ruangan sangat sepi.
Karena waktu biologis tubuh, bulu mata Edo sedikit bergetar dan dia sepertinya mau membuka matanya. Namun dia tiba-tiba mengerutkan keningnya dan matanya perlahan melihat ke bawah.
Di tubuh bagian bawahnya terdapat sebuah kepala dan kepala tersebut menggerak naik dan turun, rambut yang hitam dan panjang dengan lembut tersebar di atas selimut yang berwarna biru.
Pada saat dia membuka matanya, Sahra berbaring di atas tubuhnya dan mulai bergerak. Dia mengendalikan waktu dengan sangat akurat, bukan hanya tidak mengganggu tidurnya Edo, tetapi juga mengendalikan saat Edo setengah sadar, sehingga Edo terlambat untuk menolaknya.
Pria akan lebih impulsif ketika bangun di pagi hari. Rekasi pagi hari dari suatu tempat masuk ke dalam kelembutan yang hangat dan lembab, ditambah dengan bibir dan lidah yang lincah, rasa indah seperti ini sangat luar biasa dan susah untuk diungkapkan.
Edo hanya berhenti selama dua detik, kemudian dia setengah menegakkan tubuhnya, kepalanya menyandar di belakang tempat tidur, matanya yang panjang dan sipit sudah menjadi jernih. Tetapi dia tidak bergerak lagi, dia membiarkan Sahra bekerja keras untuk menyenangkannya.
Sahra sangat mengerti tubuh Edo, ketika barang di dalam mulutnya membesar lagi, Sahra memasukkannya ke dalam tenggorokan berulang kali. Tindakan ini sangat tidak nyaman, air matanya mengalir, tetapi dia tetap bersikeras memasukkannya ke lebih dalam dan lebih dalam lagi.
Setelah Edo selesai melampiaskannya, Sahra akhirnya tidak bisa tahan lagi, dia dengan lemas berbaring di tempat tidur.
Dia menggerakkan pipinya dan menatap Edo dengan penuh air mata. Wajah pria tersebut sangat acuh tak acuh dan bahkan pelit untuk memberinya sebuah tatapan.
Mata Sahra menjadi gelap, dia diam-diam berdiri dan pergi ke kamar mandi untuk memuntahkan barang yang ada di mulutnya.
Ketika dia keluar, Edo sudah memakai bajunya. Dia semakin kecewa dan dia hanya bisa berdiri dengan bingung dan melihat Edo pergi mandi.
Ketika Edo keluar, dia sudah menunggu di pintu kamar.
Edo mengabaikannya dan meninggalkan kamar tanpa menatapnya. Sahra berdiri di tempat dan terus menatap punggung kepergian Edo.
Penampilan Sahra tampak seperti anjing yang paling setia, dengan antusias melihat tuannya pergi. Sahra berdiri di sana, menunggu selamanya, selalu berdiri di tempat yang bisa dilihat olehnya saat dia berbalik.
Namun, anjing yang paling setia?
Ketika memikirkan deskripsi ini, Edo tersenyum dingin. Dia juga pernah berpikir seperti itu, tetapi pada akhirnya dia menemukan bahwa Sahra adalah seekor serigala, serigala yang dingin dan kejam dan dia tidak tahu wajah asli Sahra sebelum tenggorokannya dicekik olehnya.
Sahra tidak tahu apa yang sedang dipikirkan Edo, tetapi dari punggungnya Edo, dia merasakan ketidakpedulian yang membuatnya sesak napas. Untuk menghindari kecurigaan, dia tidak boleh turun ke bawah bersamanya, dia hanya bisa dengan linglung tinggal di kamar.
Kamar tidur sangat luas dan begitu tirai dibuka, cahaya akan menerangi seluruh ruangan. Cahaya matahari terasa hangat, namun kehangatan tersebut tidak bisa menghangatkan hatinya.
Pada saat Edo ada di sana, dia tidak memiliki perasaan seperti itu, begitu dia tinggal sendirian, dia baru merasakan kedinginan yang tidak bisa ditahan.
Sahra menarik napas dalam-dalam, dia melihat bahwa waktu telah berlalu sekitar 10 menit dan dia tidak bisa tahan lagi, dia melarikan diri dari kamar tidur ini. Pada saat dia turun ke bawah, Edo dan Frodo sedang makan sarapan.
Sangat jelas mereka adalah musuh yang selalu bertengkar pada saat bertemu, tetapi pada saat ini, mereka duduk di kedua sisi meja makan, suasananya sangat tenang dan harmonis.
Di depan Edo terletak bubur dan beberapa roti bulat, disertai dengan dua lauk, semua ini disiapkan oleh Sahra di dapur pada pagi hari dan di depan Frodo adalah sarapan khas barat, keju dan roti.
Sejak Frodo memberitahu koki, setiap kali dia ada di rumah, koki akan secara khusus menyiapkan makanan khas barat untuknya. Frodo melihat makanan khas timur yang ada di depan Edo, dia selalu mengira bahwa koki sengaja membedakannya.
Sahra telah memberitahu koki secara pribadi dan koki tersebut tidak berani untuk mengatakan bahwa makanan yang dimakan Edo setiap hari tidak pernah melewati tangannya.
Koki tidak mengatakanya, maka Frodo juga tidak tahu, namun Edo tahu. Dia telah makan masakan Sahra selama tiga tahun, sehingga hanya dengan satu gigitan saja, dia sudah bisa tahu apakah sarapan tersebut dibuat olehnya.
Melihat Edo makan dengan santai, Sahra menghela nafas dengan lega.Tidak peduli apa alasannya, yang penting adalah Edo tidak menolak makanannya lagi.
“Sahra, kamu bangun begitu pagi ya, ayo duduk.” Frodo melihat Sahra turun dari tangga dan dengan senyum menyapa Sahra untuk duduk di sampingnya.
Sahra mengangguk, ekspresi wajahnya sangat tenang. Dia duduk di sebelah Frodo, kebetulan berhadapan muka dengan Edo.
Mungkin karena perkataan Sahra tadi malam, sikap Frodo terhadapnya menjadi lebih tulus. Melihat Sahra duduk, Frodo langsung menyapa koki "Kenapa kamu masih berdiri di sini, cepat pergi ambil sarapan."
“Tidak perlu, aku tidak memiliki nafsu makan di pagi hari, berikan aku semangkuk bubur saja.” Sahra berkata dengan nada yang sopan dan datar.
Kebaikannya ditolak, Frodo merasa sangat canggung. Dia tanpa sadar melirik Edo dan kebetulan Edo mendongak, mereka berdua bertatapan dan Edo sedikit mengangkat sudut bibirnya.
Frodo merasakan ejekan dari tatapan Edo dan suasana hatinya langsung mejadi buruk. Di depan musuhnya, Edo, dia tidak boleh kehilangan wajah.
Sahra mewakili Keluarga Azari dan dia tidak boleh membiarkan Edo melihat bahwa hubungan mereka tidak harmonis.
Ketika memikirkan hal ini, Frodo menahan suasana hatinya, dia menoleh ke Sahra dan matanya penuh dengan kekhawatiran "Sahra, kenapa kamu tiba-tiba kehilangan nafsu makan? Apakah kamu merasa tidak nyaman?"
“Aku tadi malam tidur agak larut, tidak apa-apa.” Sahra tentu saja melihat niatnya, dia menundukkan kepalanya dan masih lumayan bekerja sama.
Hanya saja sudut matanya jatuh pada Edo dan Edo sepertinya mengabaikan mereka dan perlahan memakan buburnya.
Frodo sangat puas dengan kerjasamanya Sahra, dia berkata sambil tersenyum "Aku sibuk bekerja dan jarang berada di rumah, kamu harus menjaga dirimu sendiri dengan baik."
“Ya.” Sahra menjawab dengan tidak fokus, karena dia memperhatikan bahwa Edo sedang memilih makanan lagi. Gerakan Edo saat makan sangat elegan dan nyaman untuk dipandang, tetapi piring kecil yang ada di depannya penuh dengan sayuran yang dia tidak ingin makan.
Sahra tahu bahwa Edo tidak suka makan sayur, sehingga dia mencampurkan sayur ke dalam isian roti, namun sepertinya cara ini juga tidak berhasil.
Jika pada hari biasa, Sahra pasti sudah tidak bisa menahan diri dan membujuknya, tidak boleh tidak makan sayur. Tetapi karena keberadaan Frodo, jadi dia hanya bisa meremas tangannya yang ada di bawah taplak meja dengan kesal.
Namun Frodo tidak menyadarinya, dia tidak pergi setelah makan dan dia menatapnya dengan penuh kasih sayang "Sahra, aku pergi bekerja ya, jika kamu memerlukan sesuatu, ingat telepon aku, jaga dirimu baik-baik."
“Ya.” Sahra menundukkan kepalanya untuk menyembunyikan ketidaksabaran di dalam matanya dan dia mengangguk dengan acuh tak acuh.
Melihat ketidakpeduliannya, Frodo merasa sedikit tidak nyaman dan di depan Edo, dia selalu ingin mencari wajahnya kembali.
Dia menyipitkan matanya, kemudian mengulurkan tangannya untuk mengangkat dagu Sahra.
Sahra terkejut, melihat tatapan Frodo yang penuh dengan kasih sayang, dia hampir tidak bisa mengendalikan diri dan mendorongnya menjauh.
"Sahra..." Frodo membisikkan namanya dan hendak menciumnya.
Sahra merasa tidak nyaman, tetapi dia juga tahu bahwa Frodo sedang berakting. Dia merapatkan bibir merahnya dengan erat, melihat wajah Frodo yang perlahan mendekat, matanya tidak ada fluktuasi sama sekali.
Frodo melihat tatapan dingin tersebut, tidak tahu mengapa, punggungnya tiba-tiba merasa dingin. Tapi karena hal ini sudah menjadi seperti ini, maka dia tetap harus menciumnya.
Novel Terkait
Eternal Love
Regina WangIstri ke-7
Sweety GirlMenantu Bodoh yang Hebat
Brandon LiMata Superman
BrickSederhana Cinta
Arshinta Kirania PratistaPengantin Baruku
FebiMy Charming Wife
Diana AndrikaKamu Baik Banget×
- Bab 1 Aku Adalah Mempelai Wanita Adikmu
- Bab 2 Penikmat Bawah Rok
- Bab 3 Malam Pernikahan
- Bab 4 Frodo Sudah Kembali?
- Bab 5 Ambisi Kamu Cukup Besar
- Bab 6 Telpon Dari Suamimu
- Bab 7 Tidak Mau Disini
- Bab 8 Seorang Budak Murahan
- Bab 9 Mencari-Cari Kesalahan
- Bab 10 Tidak Belajar Patuh
- Bab 11 Akulah Yang Bodoh
- Bab 12 Ketidakpuasan
- Bab 13 Skandal Besar Keluarga Terpandang
- Bab 14 Keterlaluan
- Bab 15 Mandi Dan Menungguku
- Bab 16 Cinta Berbahaya Di Kantor
- Bab 17 Cekik Dia
- Bab 18 Situasi Sulit
- Bab 19 Maaf
- Bab 20 Salah Paham
- Bab 21 Memeriksa
- Bab 22 Menutup Sebelah Mata
- Bab 23 Main-Main Saja
- Bab 24 Hambatan
- Bab 25 Melindungi Makanan
- Bab 26 Jatuh Ke Neraka
- Bab 27 Membalas Dendam
- Bab 28 Identitas
- Bab 29 Pergi Menjaga Di Luar Pintu
- Bab 30 Tidak Patuh
- Bab 31 Bencana
- Bab 32 Teman Dan Bukan Musuh
- Bab 33 Sengaja Mempersulitkan
- Bab 34 Aku Menyuapimu
- Bab 35 Aroma Parfum
- Bab 36 Menawarkan Diri Untuk Bersamanya
- Bab 37 Mencoba Mengetahui Info Orang Lain
- Bab 38 Tengah Malam Memanjat Dinding
- Bab 39 Aku Ingin Tidur Di Sisimu
- Bab 40 Kamu Membuat Aku Jijik
- Bab 41 Kompleks Oidipus
- Bab 42 Dibatasi Dinding
- Bab 43 Tanpa Harapan
- Bab 44 Membakar Diri Sendiri
- Bab 45 Berakting
- Bab 46 Berakting
- Bab 47 Mulutmu Penuh Dengan Bauku
- Bab 48 Serigala Adalah Serigala
- Bab 49 Mainan Kecil
- Bab 50 Tertarik
- Bab 51 Kebencian Terbesar
- Bab 52 Kamu Mencari Mati
- Bab 53 Undangan
- Bab 54 Berbagai Jenis Hitam
- Bab 55 Beruntung Atau Sial
- Bab 56 Lelucon Jahat
- Bab 57 Lebih Baik Berhati-hati
- Bab 58 Merangsang Dengan Kata-kata
- Bab 59 Sebanyak Apa Pun juga Tidak Mau
- Bab 60 Penculikan
- Bab 61 Lebih Baik Putus Saja
- Bab 62 Percaya Atau Tidak Percaya
- Bab 63 Cinta Yang Murahan
- Bab 64 Wajah Tampan Adalah Sebuah Kemenangan
- Bab 65 Jangan Menimbulkan Masalah
- Bab 66 Beraksi Juga
- Bab 67 Siksaan
- Bab 68 Nikamati Baik-Baik
- Bab 69 Hubungan Kakakmu Dan Istrimu Dekat
- Bab 70 Pencuri Yang Meneriaki Pencuri
- Bab 71 Coba Jelaskan
- Bab 72 Orang Yang Menyusahkan
- Bab 73 Masalah Yang Belum Diselesaikan
- Bab 74 Pemerasan
- Bab 75 Simpati
- Bab 76 Ayah dan Putri Keluarga Asnawi
- Bab 77 Manfaatkan Diriku
- Bab 78 Menjamin Ketidakbersalahannya Dengan Kematian
- Bab 79 Musuh Cinta Bertemu
- Bab 80 Orang Jahat Akan Mendapat Ganjarannya
- Bab 81 Masalah Pemakaman
- Bab 82 Hadiah Buruan
- Bab 83 Bunga Liar Sangat Harum
- Bab 84 Terpesona Oleh Pria Tampan
- Bab 85 Kelinci Yang Jatuh Ke Dalam Perangkap
- Bab 86 Menguping
- Bab 87 Pergi Ke Keluarga Junda
- Bab 88 Pesta Kapal Pesiar
- Bab 89 Melarikan Diri
- Bab 90 Penembakan Di Kapal Pesiar
- Bab 91 Chapter Terakhir