Kamu Baik Banget - Bab 42 Dibatasi Dinding

Ada sebuah pintu samping di taman belakang, Sahra berjalan keluar di bawah todongan pistol. Mungkin semua ini telah direncanakan sebelumnya, sepanjang jalan bahkan tidak melihat satu orang pun.

Di seberang pintu samping terparkir sebuah mobil hitam, Sahra secara sadar duduk ke jok belakang. Beberapa pria sangat puas terhadap sikapnya yang sangat tahu situasi, masuk ke dalam mobil dan pergi.

Mobil berkendara meninggalkan kota, perlahan menuju ke pinggiran kota, semakin sedikit orang.

Di dalam mobil duduk tiga pria jangkung, salah satu diantara mereka memegang pistol, Sahra tahu dia tidak bisa melarikan diri, lebih baik tutup mata pura-pura tidur. Orang-orang ini tidak seperti menginginkan harta, ini malah seperti penculikan untuk tujuan lain.

Dia juga bukan orang yang hanya akan tinggal diam, sudah terbiasa melihat jauh ke depan duluan. Sebelum bertemu orang yang ada dibalik semua ini, di dalam otaknya dengan teliti sudah menyaring beberapa orang yang mencurigakan.

mobil berhenti, Sahra dibawa keluar dari mobil, memasuki sebuah vila dua setengah lantai yang terbengkalai.

Di villa masih ada empat atau lima pria yang berpakaian hitam, tapi tidak melihat ada yang memegang pistol. Ditengah beberapa orang itu duduk seorang wanita, wajah ditutupi dengan kain kasa hitam.

Sahra merasa agak lucu, tapi tidak ditunjukkan di wajahnya.

“Cepat!” Pria di belakang mendesak dengan suara galak, mendadak langsung mendorongnya.

Dia terhuyung sejenak lalu terjatuh ke hadapan wanita itu.

Jelas sekali wanita itu sedikit menyipitkan matanya, sudut mata juga terangkat.

“Melihat aku menyedihkan, kamu sangat senang?” Perlahan berdiri dengan santai, Sahra merapikan pakaiannya. Dia masih mengenakan gaun pesta model terusan, begitu jatuh gaun satin warna putih salju langsung penuh debu.

Namun, kelihatannya dia malah tidak peduli sama sekali, raut wajah juga tenang sekali.

Sikapnya membuat wanita itu agak kesal, satu-satunya yang ditunjukkan wanita itu hanya sepasang mata yang menyipit “Ternyata memang wanita yang membuat orang benci.”

Suaranya agak serak, kedengarannya sedikit memekikkan telinga, sangat jelas suara yang telah diubah melalui pengubah suara.

“Karena sudah datang, untuk apa masih menyembunyikan diri.” Mengenakan kain penutup wajah juga pengubah suara, Sahra tidak bisa menahan diri untuk menunjukkan ekspresi jijik “Layra bukan, sebenarnya ada masalah apa mencariku?”

“Bagaimana kamu bisa tahu bahwa ini aku!” Mendadak Layra langsung berdiri daari kursinya.

Sahra mengangkat-angkat bahunya, terdapat sedikit niat jahat dalam senyumannya “Awalnya hanya menebak saja, terima kasih, sekarang aku sudah seratus persen yakin.”

Barusan dia menyebutkan nama itu, hanya ingin mencoba cari tahu saja.

Sudah tahu dirinya dijebak, Layra marah sekali. Dengan keras menarik kain penutup wajah, dia mengertakkan gigi membuang alat pengubah suara ke samping “Kamu menyelidiki aku?”

“Hmm, sebenarnya aku tidak terlalu tertarik padamu.” Sepertinya orang yang dikelilingi oleh beberapa pria galak bukan dirinya, Sahra tetap tenang dan acuh tak acuh seperti biasanya “Hanya saja berulang kali kamu terus memprovokasiku, mau tak mau aku lebih memperhatikan kamu.”

Layra Vermes adalah wanita cantik milik Frodo, seorang wanita “tua” berusia lebih dari empat puluh tahun.

Dalam jarak dekat memperhatikan Layra dari atas hingga bawah, kulitnya dirawat dengan sangat baik, postur tubuh tetap ramping, hanya saja, bagaimanapun juga orang yang sudah berumur, garis-garis halus disudut mata tidak bisa dihilangkan.

Tersenyum tipis lalu dia menggeleng kepala.

Selera Frodo benar-benar luar biasa mengejutkan.

Sorot matanya terlalu jelas saat memperhatikannya, raut wajah Layra tidak baik. Ditambah senyuman tipis yang jelas sekali mengabaikan, raut wajahnya lebih buruk lagi "Kalau begitu kamu sudah tahu hubunganku dengan Frodo?"

Sahra merasa ucapannya hanya omong kosong saja, tapi tetap mengangguk. Sebenarnya dia tidak terlalu terkejut saat melihat Layra, sejak Layra sengaja meninggalkan aroma parfum di tubuh Frodo untuk memprovokasi, dia sudah bisa menebak kalau wanita ini tidak terlalu pintar.

Berpikir sampai di sini, dia mengangkat pandangannya, nada bicara sangat tenang “Untuk apa kamu menculikku? Agar aku menjauhi Frodo?”

“Huh.” Layra mendesis, mendekat dua langkah.

Tinggi mereka berdua sama, dia langsung menatap mata Sahra, tampangnya sombong sekali "Telepon ayahmu, jika ingin putrinya pulang maka bawa uang ke sini."

Ternyata benar-benar menginginkan uang, Sahra menghela nafas dalam hati. Melihat ponsel yang disodorkan ke hadapannya, dia menyeringai "Biar aku tebak, kamu ingin......"

Dia mengatakan sebuah nominal.

"......" Layra kaku, tatapan semakin berbahaya.

Dari ekspresi wajahnya Sahra sudah mengerti, mengangguk:

“Kelihatannya kamu sangat berusaha demi Frodo, ingin mengambil uang buat dia beli Zuper?”

Sebelumnya Frodo minta uang dengan Keluarga Azari, Sahra menolaknya. Tidak menyangka, Layra langsung menggunakan trik penculikan untuk memeras.

Benar-benar cukup bodoh.

Menggeleng kepala, dia harus mengingatkannya “Kamu menculikku untuk meminta uang, apakah Frodo tahu hal ini?”

“Dia tidak tahu.” Layra mengatupkan bibir merahnya, mata tajam dan galak sekali “Walaupun tahu, dia juga tidak akan menyalahkanku! Kamu sengaja tidak mau memberikan uang karena ingin menggunakan uang untuk menahannya bukan?”

Karena sejumlah uang ini, Frodo harus bersikap baik untuk menyenangkan Sahra, bahkan menolak waktu untuk bersamanya hanya demi mendekati Sahra, tentu saja Layra merasa tidak senang.

Sahra merasa dirinya sangat teraniaya, Frodo mendekat juga hanya membuat dia merasa pusing saja. Kata-kata ini tidak boleh diucapkan, dia mengambil ponsel, pelan-pelan menekan nomor telepon, pura-pura santai bertanya “Apakah kakakku tahu kalau kamu menculik aku?”

Tadi di pesta perjamuan Layra dan Atta masih mengobrol dengan senang, selanjutnya Layra langsung menculik Sahra untuk memeras Keluarga Azari, hal ini sungguh membuat orang tidak bisa tidak berpikir banyak.

Sangat jelas sekali, begitu mendengar kata-katanya Layra tertegun sejenak.

Dia sangat cepat meresponnya, raut wajah dingin sekali “Sebenarnya apa yang sudah kamu ketahui?”

“Aku tidak tahu apa pun, hanya saja……” Sederet nomor selesai dipencet, Sahra tidak terburu-buru menelepon melainkan perlahan-lahan mengatakan “Hubunganmu dengan kakakku cukup baik bukan, kamu menculikku……”

“Ciuhh, jangan menjebakku.” Layra mencibir, menunjukkan ekspresi menghina “Jangan mengira aku tidak tahu betapa buruknya hubunganmu dengan Atta. Bukahkah alasan kamu menikah dengan Frodo agar Keluarga Junda bisa membantumu merebut Keluarga Azari dengan Atta? Masalah ini kami tahu dengan jelas.”

Dia sengaja menekan nada “kami” jelas sekali mengatakan bahwa Frodo juga berpikir demikian.

Sahra mengangkat alis, dia tidak tahu ternyata mereka berpikir seperti ini. Tidak tahu mereka yang berpikir demikian atau Atta yang mengatakannya?

Dulu hubungannya dengan Atta tidak terlalu akrab, sebagai putra sulung Keluarga Azari, Atta sepanjang waktu berada di sisi ayahnya. Jika bukan karena tidak sengaja mendengar percakapan antara Atta dan Jaydo, dia masih tidak tahu kalau Atta dan Jaydo diam-diam sudah bersekongkol.

Juga karena hal kebetulan itu, dia baru tahu dari luar Keluarga Azari terlihat sangat harmonis tetapi pada kenyataannya penuh bahaya, Edo di Keluarga Junda juga penjahat kejam yang menunggu kesempatan. Karena hal ini juga, dia baru memilih menikah dengan Frodo.

Jika sampai ada orang yang tahu hubungannya dengan Edo, Keluarga Azari akan berada dalam posisi bahaya, Jaydo juga akan langsung menyerang Edo tanpa mempedulikan apa pun.

Sahra hanya bisa memaksakan diri bersabar demi hasil akhir, suatu hari dia pasti akan merebut kembali posisi kepala keluarga Azari, kemudian membantu Edo merebut Keluarga Junda.

Hanya saja dilihat dari situasi saat ini, Atta terlibat lebih dalam dengan Keluarga Junda dibandingkan dengan apa yang dia bayangkan.

Menahan pikiran dalam hatinya, Sahra mengangguk, tidak menyangkalnya “Cepat atau lambat Keluarga Junda akan menjadi milik Frodo, Keluarga Azari juga pasti akan menjadi milikku, aku dan Frodo saling membantu dan saling menguntungkan, bukankah ini hal baik?”

Dia sengaja menekankan betapa penting dirinya bagi Frodo, berjaga-jaga seandainya Layra gelap mata karena cemburu dan muncul niat membunuhnya.

Layra melihat niatnya, tapi juga tidak bisa menyangkalnya. Mendesis dengan wajah kesal, dia melambaikan tangannya dengan kasar “Sekarang aku tidak turun tangan padamu, tetapi sebaiknya kamu jangan ada niat lain terhadap Frodo!”

“Tenang saja.” Suara Sahra datar sekali.

Jari menekan tombol panggilan telepon, sangat cepat terdengar suara Norman dari dalam ponsel.

Novel Terkait

Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
5 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
4 tahun yang lalu