Kamu Baik Banget - Bab 18 Situasi Sulit
“Aku hanya keluar untuk mendiskusikan bisnis dengan kepala keluarga Junda. Orang lain tidak ada hubungannya denganku.” Atta Azari adalah anak angkat dari Azari. Dia memiliki kemampuan yang kuat dan bergabung dengan Perusahaan Azari setelah lulus. Dia memberi orang perasaan serius. Dia mendorong kacamatanya dan tatapannya tenang.
Setelah mendengar ini, Jaydo memujinya “Tidak heran kamu tangan kanan Azari, serius dan berprinsip dalam pekerjaannya. Orang luar biasa berasal dari kalangan muda.”
Begitu kata-kata ini keluar, sekelompok orang yang telah mengobrol dengan Edo tiba-tiba menjadi tidak nyaman. Terutama orang yang sedang mengulurkan tangannya ke Edo, sekarang mengulur juga bukan, menarik kembali juga bukan.
“Ayo pergi.” Jaydo sepertinya tidak melihatnya dan berbalik untuk menunggu lift terlebih dahulu.
Sekelompok orang ini adalah orang yang berpengalaman dan cerdas. Begitu kata-kata Jaydo keluar, tidak ada yang berani mendekali Edo lagi. Edo tetap tenang dari awal sampai akhir, hanya melihat Atta ketika dia lewat.
Ketika menunggu lift, Jaydo bersosialisasi dengan beberapa orang. Edo juga tidak melakukan hal yang tidak pantas, matanya tertuju pada suatu tempat dengan santai, tapi perlahan menyipitkan matanya ketika dia melihat seseorang.
Sahra dikelilingi oleh beberapa wanita berpakaian cantik dan tertawa dengan gelas anggur di tangannya. Dia sedikit memiringkan kepalanya, sekumpulan rambut hitam di pipinya, menambah sentuhan gaya.
Edo belum pernah melihat Sahra yang seperti ini.
“Edo, apa yang kamu lihat, serius sekali?” Suara Jaydo terdengar dan pada saat yang sama dia melihat ke dalam aula.
Edo kaget, merasa sedikit kesal karena telah melakukan kesalahan saat ini. Dia menarik kembali pandangannya dan menurunkan kelopak matanya “Tidak melihat apa-apa.”
Untungnya, pada saat ini, tubuh Sahra sedikit mundur. Dari sudut ini, hanya bisa melihat beberapa wanita yang sedang tertawa.
Jaydo tidak bisa melihat apa-apa, jadi pandangannya beralih ke wajah Edo. Edo masih menurunkan matanya dan tidak bisa melihat ekspresi apa pun di wajahnya.
“Ding!”
“Liftnya sudah sampai. Silakan, Presdir Direktur Junda.” Beberapa orang berinisiatif memberi jalan pada Jaydo dan menyela pemeriksaan Jaydo.
Memasuki lift, ruang yang awalnya sangat luas menjadi sesak karena momentum beberapa orang.
Pandangan Jaydo tertuju pada Edo, nada maknanya tidak jelas “Edo, umurmu sudah terlalu tua, memang sudah waktunya untuk menikah. Jika kamu tertarik pada seorang gadis, jangan malu untuk tidak beritahu ayah.”
“Tidak ada, ayah.” Ekspresi Edo tetap tenang, dia tahu bahwa Jaydo curiga karena kelinglungannya.
Melihat penampilannya, Jaydo tidak berkata apa-apa lagi.
Saat pintu lift tertutup, Sahra baru berani memalingkan wajahnya. Meskipun melalui pintu tebal, dia sepertinya masih bisa melihat Edo yang berdiri di dalam, tidak ingin mengalihkan pandangannya untuk waktu yang lama.
“Situasinya di keluarga Junda sangat buruk.” Meskipun Jenny telah lama mendengar tentang keberpihakan Jaydo, tapi dia tidak menyangka akan begitu berlebihan. Melihat Sahra menatap begitu fokus, dia mengulurkan tangan dan memutar kepalanya.
Sahra mengerutkan kening dan menepis tangannya “Jangan main-main.”
“Siapa yang main-main?” Jenny mendengus tidak senang, mengerutkan bibir dan melotot “Aku pikir kamu menikah dan bersedia datang ke sini lagi karena sudah tidak ada perasaan terhadap Edo. Ada apa denganmu sekarang, apakah kamu tahu apa yang kamu lakukan?”
“Aku selalu tahu apa yang aku lakukan.” Sahra menarik tangannya dan mencari tempat bersama untuk duduk.
Sikap Jaydo terhadap Edo selalu sangat jahat, orang lain mengira pilih kasih, tetapi dia mengetahui kebenaran secara tidak sengaja. Kebenaran sangat tak tertahankan, tidak ada yang lebih jelas darinya. Pria yang dianggap sebagai ayah oleh Edo, telah mencoba segala cara untuk menghancurkannya!
Jaydo, jika kamu ingin menghancurkan cintaku, aku akan menghancurkan segalanya tentangmu!
Jenny masih ingin bertanya, tetapi anak dari orang kaya yang sudah lama tidak melihat mereka tidak berencana untuk melepaskan. Bahkan mereka datang untuk bersulang satu per satu, mereka akhirnya masih memanggil orang untuk menemani.
Sahra mengerutkan kening, melihat seorang pria tinggi dan tegak duduk di sampingnya. Dia bergerak sedikit ke samping dengan tenang dan ketika pihak lain hendak mendekat lagi, dia langsung berdiri.
Tindakan ini sedikit besar dan banyak orang yang melihatnya.
Sahra tersenyum dan mengangkat alisnya “Aku sudah menikah.”
Dia berpura-pura tidak melihat perubahan mendadak di wajah beberapa orang yang sudah menikah, dia berjalan menuju pintu “Setelah minum anggur, aku sedikit pusing. Aku pergi mencari angin.”
Pada saat dia berbalik, dia tidak sengaja melihat ke arah Safrida. Ada seorang pria yang duduk di sampingnya, tangan laki-laki itu sudah bersentuhan sampai ke bawah pakaian Safrida.
Sahra menurunkan matanya untuk menutupi penghinaan di matanya.
Dia tidak menaiki lift, tapi berjalan melalui tangga darurat ke lantai pertama. Ada beberapa ruang pribadi di lantai ini, biasanya digunakan untuk mendiskusikan bisnis.
Tidak tahu apa yang dia lakukan di sini, dia berdiri di pintu keluar tangga darurat dengan kebingungan. Dan ketika dia mengerutkan kening berpikir apakah harus kembali atau tidak, dia melihat sinar api di sudut yang gelap.
Bau asap menyebar ke ujung hidungnya, dia tahu bahwa di sana ada seseorang sedang merokok. Tapi, tubuhnya membeku, walaupun orang itu tersembunyi dalam kegelapan dan bahkan tidak bisa melihat apa-apa, dia malahan tahu siapa orang itu.
Pria itu mematikan rokok dengan tangannya, membuangnya ke tempat sampah dan berjalan keluar dari bayangan itu sedikit demi sedikit. Alis mata yang panjang dan tipis, bibir tipis dengan sedikit lekukan, wajah halus Edo tidak diragukan lagi.
“Edo …” Kata Sahra, tapi suaranya sangat kecil. Dia mengepalkan tangannya dengan gugup di depan tubuhnya, matanya melihat ke kiri dan ke kanan karena tidak berani melihat orang.
Mata hitam Edo berkedip, dia tanpa sadar memikirkan cara wanita ini menghadapi orang lain di aula. Pada saat ini, sangat tidak mungkin untuk menyamakan kedua imej ini.
Mata Edo tertuju padanya, dari bulu mata yang panjang hingga bibir merah jambu yang halus. Matanya setajam pisau. Sahra menjadi sedikit tidak tenang, dia mununduk dan sepatu hak tinggi di bawah kakinya bergesekan dengan lantai.
“Angkat kepalamu.”
Merasakan ketidaksenangan dalam suara pria itu, Sahra mengangkat kepalanya dengan panik. Karena bergerak terlalu cepat, bagian belakang kepalanya terbentur dinding di belakangnya, membuat matanya berair karena kesakitan.
Edo mengangkat dagunya, jari-jari ramping dan dingin mengusap kulitnya yang halus. Tangan satunya menyentuh mata merahnya dan berkata dengan suara rendah “Kakakmu memperlakukanmu dengan sangat baik.”
Tidak ada yang tidak bisa melihat kelakuan Atta di pintu masuk lift barusan. Sebelumnya, Azari selalu bersikap netral dalam urusan keluarga Junda dan selalu melakukan sesuatu dengan baik. Sekarang setelah Sahra menikah dengan Frodo, sikap Atta berubah drastis, alasannya tidak perlu dikatakan lagi.
“Jangan marah.” Sahra menggigit bibir bawahnya dan mengangkat tangannya untuk menyentuh wajahnya. Melihat dia diisolasi, tidak ada yang lebih sakit hati darinya, meskipun penyebabnya adalah dirinya.
Namun, tangan itu ditepiskan sebelum menyentuhnya. Tangan pria yang menyentuh matanya berubah menjadi melingkari pinggangnya untuk mengangkatnya. Sahra terengah-engah dan mata mereka saling menatap.
Karena posturnya yang tinggi, Edo dengan mudah mengangkat roknya dan memasukkan tangannya ke bawah roknya. Merasakan sentuhan pangkal pahanya, mata Sahra membesar tanpa sadar dan napasnya sesak seketika.
Novel Terkait
Adieu
Shi QiI'm Rich Man
HartantoMy Goddes
Riski saputroSuami Misterius
LauraCinta Adalah Tidak Menyerah
ClarissaThick Wallet
TessaKamu Baik Banget×
- Bab 1 Aku Adalah Mempelai Wanita Adikmu
- Bab 2 Penikmat Bawah Rok
- Bab 3 Malam Pernikahan
- Bab 4 Frodo Sudah Kembali?
- Bab 5 Ambisi Kamu Cukup Besar
- Bab 6 Telpon Dari Suamimu
- Bab 7 Tidak Mau Disini
- Bab 8 Seorang Budak Murahan
- Bab 9 Mencari-Cari Kesalahan
- Bab 10 Tidak Belajar Patuh
- Bab 11 Akulah Yang Bodoh
- Bab 12 Ketidakpuasan
- Bab 13 Skandal Besar Keluarga Terpandang
- Bab 14 Keterlaluan
- Bab 15 Mandi Dan Menungguku
- Bab 16 Cinta Berbahaya Di Kantor
- Bab 17 Cekik Dia
- Bab 18 Situasi Sulit
- Bab 19 Maaf
- Bab 20 Salah Paham
- Bab 21 Memeriksa
- Bab 22 Menutup Sebelah Mata
- Bab 23 Main-Main Saja
- Bab 24 Hambatan
- Bab 25 Melindungi Makanan
- Bab 26 Jatuh Ke Neraka
- Bab 27 Membalas Dendam
- Bab 28 Identitas
- Bab 29 Pergi Menjaga Di Luar Pintu
- Bab 30 Tidak Patuh
- Bab 31 Bencana
- Bab 32 Teman Dan Bukan Musuh
- Bab 33 Sengaja Mempersulitkan
- Bab 34 Aku Menyuapimu
- Bab 35 Aroma Parfum
- Bab 36 Menawarkan Diri Untuk Bersamanya
- Bab 37 Mencoba Mengetahui Info Orang Lain
- Bab 38 Tengah Malam Memanjat Dinding
- Bab 39 Aku Ingin Tidur Di Sisimu
- Bab 40 Kamu Membuat Aku Jijik
- Bab 41 Kompleks Oidipus
- Bab 42 Dibatasi Dinding
- Bab 43 Tanpa Harapan
- Bab 44 Membakar Diri Sendiri
- Bab 45 Berakting
- Bab 46 Berakting
- Bab 47 Mulutmu Penuh Dengan Bauku
- Bab 48 Serigala Adalah Serigala
- Bab 49 Mainan Kecil
- Bab 50 Tertarik
- Bab 51 Kebencian Terbesar
- Bab 52 Kamu Mencari Mati
- Bab 53 Undangan
- Bab 54 Berbagai Jenis Hitam
- Bab 55 Beruntung Atau Sial
- Bab 56 Lelucon Jahat
- Bab 57 Lebih Baik Berhati-hati
- Bab 58 Merangsang Dengan Kata-kata
- Bab 59 Sebanyak Apa Pun juga Tidak Mau
- Bab 60 Penculikan
- Bab 61 Lebih Baik Putus Saja
- Bab 62 Percaya Atau Tidak Percaya
- Bab 63 Cinta Yang Murahan
- Bab 64 Wajah Tampan Adalah Sebuah Kemenangan
- Bab 65 Jangan Menimbulkan Masalah
- Bab 66 Beraksi Juga
- Bab 67 Siksaan
- Bab 68 Nikamati Baik-Baik
- Bab 69 Hubungan Kakakmu Dan Istrimu Dekat
- Bab 70 Pencuri Yang Meneriaki Pencuri
- Bab 71 Coba Jelaskan
- Bab 72 Orang Yang Menyusahkan
- Bab 73 Masalah Yang Belum Diselesaikan
- Bab 74 Pemerasan
- Bab 75 Simpati
- Bab 76 Ayah dan Putri Keluarga Asnawi
- Bab 77 Manfaatkan Diriku
- Bab 78 Menjamin Ketidakbersalahannya Dengan Kematian
- Bab 79 Musuh Cinta Bertemu
- Bab 80 Orang Jahat Akan Mendapat Ganjarannya
- Bab 81 Masalah Pemakaman
- Bab 82 Hadiah Buruan
- Bab 83 Bunga Liar Sangat Harum
- Bab 84 Terpesona Oleh Pria Tampan
- Bab 85 Kelinci Yang Jatuh Ke Dalam Perangkap
- Bab 86 Menguping
- Bab 87 Pergi Ke Keluarga Junda
- Bab 88 Pesta Kapal Pesiar
- Bab 89 Melarikan Diri
- Bab 90 Penembakan Di Kapal Pesiar
- Bab 91 Chapter Terakhir