Kamu Baik Banget - Bab 30 Tidak Patuh

Ada perubahan nama Proyek Yan = Zuper 6/9/20

Tanpa memejamkan mata sepanjang malam, selain lingkaran mata yang terlihat, Sahra Azari masih tampak sangat sadar. Langit berangsur-angsur cerah dan sekitarannya mulai terlihat dengan jelas.

Saat fajar menyingsing, dia mengatupkan tubuhnya lebih erat. Telanjang di siang hari bolong, pipinya memerah karena malu dan matanya yang basah beralih ke arah pintu yang tertutup, berdoa agar Edo Junda segera mengizinkannya masuk.

Pintu belum terbuka, tetapi Sahra mendengar langkah kaki dari bawah!

“Tuan Frodo, berapa lama anda akan menetap kali ini?”

“Jika saya bisa mengambil alih Zuper, aku akan tetap tinggal disini. Ayah akan mengutus orang untuk mengurus perusahaan di negara M.” Rupanya Frodo Junda telah kembali, dia langsung berjalan ke atas bersama beberapa orang.

Bulu kuduk Sahra langsung berdiri, kepalanya seperti mati rasa. Sepasang matanya menatap arah tangga, badannya tidak bisa bergerak, hanya bisa mengetuk pintu Edo dengan ringan.

Kamar sebelah kosong, tetapi dia tidak berani pergi ke sana tanpa izin Edo.

"Tuan Muda Kedua, apakah anda mendengar suara?"

“Pergi dan lihatlah.” Begitu Frodo menyelesaikan kalimatnya, mereka mempercepat langkah kakinya.

Melihat dua bayangan panjang muncul di puncak tangga, mata Sahra memerah, air mata mengalir dari sudut matanya dan tubuhnya gemetar seperti dedaunan yang tertiup angin.

Tidak, Frodo tidak boleh melihatnya!

Sahra gemetar karena gugup.

Saat ini pintu dibuka.

Seketika, Sahra yang melihat celah terbuka dari pintu, langsung membantingkan dirinya ke pelukan Edo, memeluknya dengan badan gemetar seolah-olah dia akan hancur di detik berikutnya.

Edo tiba-tiba merasakan ketakutan besar dari orang yang ada di pelukannya. Ini adalah pertama kalinya dia melihatnya begitu ketakutan, bibirnya terlihat pucat.

Dia mengerutkan bibirnya dan membiarkannya memeluknya, tetapi dia tidak menarik orang itu menjauh.

Pintu kamar diketuk dengan lembut dan tubuh Sahra yang gemetar menjadi kaku dan darahnya membeku. Dia mengangkat matanya dan melihat kearah pintu kamar yang masih tertutup. Untung saja orang diluar masih memiliki sopan-santun dan mengetuk pintu.

“Edo, apa kamu disana?” Terdengar suara lembut Frodo dari pintu, dengan wajah yang tersenyum tipis “Aku baru saja kembali dan mendengar suara dari sini. Apakah kamu sudah bangun?”

Suara itu bahkan lebih kaku dari suara Sahra sebelumnya, Sahra kemudian menoleh untuk melihat kearah pintu. Tangan dan kakinya memeluk Edo dengan lebih erat, pupil matanya menyusut menjadi lubang kecil dan wajahnya seakan memohon.

"Tuan Muda Kedua, apakah tidak ada orang di dalam? Tapi saya baru saja mendengar suara."

"Um... ayo masuk dan lihat."

Setelah kalimat itu selesai, pintu perlahan-lahan dibuka dari luar.

Kamar tidur yang luas itu penuh dengan cahaya pagi dan interior yang tidak banyak membuat ruangan itu terlihat kosong. Gorden jendela berwarna putih tertiup angin, memberikan kamar tersebut kesan romatis.

Asisten Nian, yang mengikuti Frodo, bertanya-tanya "Tidak ada siapa-siapa, suara apa itu tadi?”

“Lupakan saja, ayo pergi.” Frodo mengusap pelipisnya, sedikit lelah.

Nian Luria tertarik dengan dokumen di meja samping tempat tidur dan berjalan cepat "Tuan Muda Kedua, disini banyak informasi tentang akuisisi Zuper "

Frodo berhenti, dia tidak jadi pergi, hanya membiarkan asistennya mencari informasi yang tertera.

Semua ini terlihat oleh dua pasang mata di dalam lemari, Edo menggerakkan tangannya untuk mendorong Sahra yang menempel padanya. Sahra tidak berani melawan, dia hanya bisa diam-diam mundur ke ujung lemari lainnya.

Disaat pintu dibuka tadi, memang benar Sahra secara reflek menarik pria itu kedalam lemari. Merasa cemas, dia perlahan melihat ke arah pria itu.

Edo mencibir “Bukalah pintunya.”

Edo dan Frodo adalah sahabat baik, bukan masalah baginya jika terlihat meniduri istrinya.

“Tidak…” Mata Sahra terbuka lebar, masih tetap menggelengkan kepalanya sambil terduduk di sudut ruang yang kecil itu, dengan suara kecil berkata “Jangan..”

Belum saatnya, dia tidak boleh membiarkan orang lain tahu bahwa dia ada hubungan dengan Edo.

“Jangan khawatir, ada keluargamu yang mendukungmu. Jangankan seorang pria, bahkan jika ada sepuluh pria berguling di bawah Frodo, dia juga tidak akan menghentikanmu.” Ujar Edo dengan nada mengejek.

Sahra menggigit bibir bawahnya dan berkata dengan nada yang hati-hati "Dia tidak akan menghentikanku, tetapi dia akan menghindariku."

Dia tidak membutuhkan kepercayaan Frodo, tetapi dia tidak bisa membiarkan Frodo bersikap defensif terhadapnya. Hanya ketika keluarganya berada dalam pengawasan Frodo, barulah dia dapat memiliki kendali lebih besar atas Frodo.

Semua orang berpikir bahwa Frodo selalu dibantu oleh keluarga Shui, yang mereka tidak tahu adalah bagaimana pengorbanan Sahra menjadikan keluarganya sebagai belati tajam yang bisa menghantam siapapun di bagian krusial.

Namun Edo tidak mengetahui hal ini. Setelah mendengar pernyataan Sahra, dia memejamkan matanya, tangannya meraih dagu dan menarik Sahra ke arahnya “Takut dia menghindarimu? Pantas saja kamu mau menikahi dia, ternyata kamu memiliki perasaan padanya.”

Walaupun Edo telah salah paham, Sahra hanya bisa terdiam tanpa menjelaskan.

Pengakuan Sahra dalam diam membuat Edo terlihat semakin terida, Jarinya memegang dagu mengerat. Suaranya terdengar sangat berat. “Jika memang ada pria lain di hatimu, mengapa kamu berlari kepadaku seperti pelacur dan membuat keributan?”

“Aku menyukaimu….” Sahra terlihat kesakitan, matanya bersinar dan dengan enggan dia menyelesaikan kalimatnya “Tubuhmu.”

“Kamu masih berani menyebutkannya langsung.” Edo melepaskan tangannya dan menatap Sahra dengan dingin “Sayang saja, aku hanya menyukai anjing yang penurut, tidak peduli seberapa murah ataupun tidak patuh, aku tidak akan tertarik.”

Setelah tangannya dilepas, Sahra menarik napas dengan putus asa, kemudian dia dengan cepat langsung menjawab “Aku sangat patuh.”

Dia terus berlutut dan menjilat ujung jari pria itu dengan lidahnya.

"Benarkah?" Nada suara Edo tidak jelas dan sudut mulutnya melengkung dengan kejam "Kalau begitu angkat kedua kakimu sekarang."

Sahra terkejut, menggigit bibirnya dan melakukannya dengan matanya. Untungnya, ada palang horizontal di lemari, dia menggantungkan kakinya disana, bergetar dan berpose memalukan di ruangan yang sempit itu.

Ini baru permulaan.

Edo bersandar ke dinding lemari pakaian, menopang wajahnya dengan satu tangan dan memiringkan kepalanya secara alami, dengan bantuan sumber cahaya yang lemah, dia melihat tubuh putih bercahaya di depannya.

Padahal dia mengajukan permintaan yang tidak masuk akal. Walaupun dia secantik bidadari, tapi kata-kata yang diucapkan seperti iblis.

Seperti yang dikatakan Sahra, dia sangat patuh.

Tidak peduli betapa memalukannya dia, dia berpose sesuai dengan permintaan Edo. Beberapa gerakan telah melebihi batas fisiknya, tetapi dia mengertakkan gigi untuk menopang meskipun dia menangis dan gemetar kesakitan.

Jari-jarinya masuk dan keluar dari tubuhnya, basah kuyup seolah-olah dia telah mengambil air.

"Sekarang, buka pintu lemarinya" Kata Edo.

Tubuh Sahra membeku dan tangannya berhenti. Dia menatapnya dengan panik dan masih menggelengkan kepalanya, air mata mengalir lebih deras lagi "Jangan..."

Bukan hanya betapa tidak senonoh dipandangnya dia sekarang, tapi dia masih tidak bisa membiarkan orang melihat mereka bersama.

Wajah Edo terlihat dingin dan mengerikan "Apakah ini maksudmu dengan penurut?"

“Selain membiarkan orang lain mengetahui hubungan kita, aku akan menuruti segala permintaanmu. Sahra menarik jari-jarinya yang basah dan meraih lengannya dengan kuat.

Edo menepis tangannya.

Di luar lemari, Nian memotret semua dokumen. Dia melihat sekeliling dan tidak menemukan apa-apa, sebelum beralih ke Frodo "Tuan Muda Kedua, sudah selesai.”

Frodo mengangguk dan keduanya beranjak pergi.

Saat pintu tertutup, pintu lemari didorong terbuka dari dalam. Edo melangkah keluar dan duduk di tempat tidur, dengan dingin memindai dokumen yang diatur dengan rapi.

Sahra terhuyung-huyung untuk mengikuti, kakinya lemas, wajahnya pucat sebelum akhirnya dia terjatuh pingsan.

Novel Terkait

Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu