Kamu Baik Banget - Bab 5 Ambisi Kamu Cukup Besar

Perkataannya ini dipenuhi dengan duri, langsung menusuk tempat paling lemah dari dirinya "Sudah menikah dengan adik masih mau menggoda kakaknya, ambisi kamu cukup besar ya."

"...." Sambil menggigit bibirnya, dia berdiri dengan tegas di depannya, walaupun malu namun dia tidak mundur sama sekali.

Edo menatapnya singkat dan kemudian dengan langkah kakinya yang panjang berjalan ke meja makan dan duduk, dengan kedua tangan yang memeluk dadanya berkata "Jika ingin aku makan, kamu harus melakukannya dengan baik."

Sahra menggigit bibir bawahnya dengan kuat, kemudian dengan tangan yang bergetar memasukkan sup ke dalam mulutnya dan kemudian dengan mata yang tertutup mendekatkan wajahnya. Pria itu mengerutkan kening dan dengan mata yang tertutup mencium bibir merahnya itu!

Aroma darah merah yang amis keluar di antara bibir kedua orang ini,Sahra kesakitan hingga wajahnya sudah kehilangan warnanya.

Dia pun melepaskannya, Edo kemudian mengeluarkan sisa sup dari mulutnya itu dan meludahkannya di atas tanah. Di bawah pandangan terkejutnya, dia memanggil pelayan untuk membungkus semua makanan diatas meja dan memberikan semuanya kepada anjing penjaga di depan.

" Apa yang kamu buat hanya cocok untuk diberikan kepada anjing." Dia berbisik di samping telinganya dengan suara yang penuh kedinginan dan kekejaman.

Bibirnya masih mengucurkan darah, namun hati Sahra terasa lebih sakit.

Tidak perlu membuat pelayan banyak berpikir, dia menundukkan kepala dan kembali ke kamar. Di meja rias, dia melihat bibirnya yang dipenuhi darah dan terlihat sangat menakutkan.

Dia mengerutkan kening, menggunakan obat untuk menghentikan pendarahannya. HIngga sore hari luka itu sudah meninggalkan jejak, dia baru menggunakan lipstik dengan tebal untuk menutupinya.

Dia tidak ingin orang lain melihatnya seperti ini karena hanya akan menambah masalah saja.

Hingga jam dua belas tengah malam, Sahra masih belum melihat Edo kembali. Dia sedikit merasa khawatir, dia pun bangkit berdiri dan pergi ke halaman depan.

Ketika dia baru mendekati bukit kecil disana, terdengar suara desahan ke telinganya. Dia terkejut dan berjalan memutar mendekati.

Di bawah cahaya rembulan, Safrida berada di bawah tubuh Edo. Ketika mendengar suara desahan bersamaan dari kedua orang ini. Pandangan Edo tepat melihat mata dari Sahra.

" Aaa, maaf." Sahra mundur dengan langkah ke belakang, walaupun kuku jarinya menusuk dagingnya, namun di wajahnya masih terpancar senyuman dan berkata "Aku tidak tahu kalian sedang berada disini."

Edo melihat senyuman dari bibirnya, bibirnya yang tipis itu langsung berkedut. Dia melepaskan Safrida dan menatap Sahra dengan pandangan yang gelap.

Hati Sahra bergetar walaupun dia masih berusaha mempertahankan senyuman di wajahnya.

Pria itu pun berjalan mendekatinya, karena wajah tampan itu membelakangi cahaya di malam hari, Sahra tidak berani bernafas dengan jari tangan yang gemetar.

Pandangan di depannya tiba-tiba menjadi gelap dan dia merasakan kesakitan dari lehernya!

Edo menggigit daerah aora di lehernya hingga darah pun mulai mengalir, dia baru melepaskannya. Dia melepaskan dan mendorong Sahra dengan kuat dan kemudian pergi meninggalkan kedua wanita yang terlihat menyedihkan itu dari sana.

Sahra sambil menutupi bekas lukanya dengan wajah yang terpancar kebingungan, tidak tahu apakah karena dia sudah mengganggu kegiatan mereka ini sehingga dia menjadi semarah ini.

" Sialan!" ” Safrida memaki singkat, setelah merapikan pakaiannya, dengan wajah yang gelap berjalan ke hadapan Sahra dan berkata "Apakah kamu sengaja melakukannya!"

Dia hari ini bertemu dengan Edo di bar, dia berpikir bisa bersenggama dengannya setelah meminum alkohol. Siapa yang menyangka baru setengah jalan sudah diganggu oleh wanita ini!

Sahra dengan cemberut berkata "Mengapa kamu tidak mengatakan bahwa tubuhmu yang tidak menggoda?"

" Pelacur!" Dalam kemarahannya, Safrida menaikkan tangan akan menamparnya!

Namun dia tidak sempat melakukannya.

Sahra sudah menggenggam erat pergelangan tangannya dan membuangnya dengan keras, dengan senyuman yang dingin berkata "Safrida walaupun aku memberikan posisi ini, kamu juga tidak akan bisa mendapatkan Edo!"

Pria semacam dia sangat tidak cocok dengan wanita sepertimu ini!

Safrida sangat murka seakan saat ini dia bisa menggertakkan giginya hingga hancur.

Sahra tidak lagi memperdulikan nya, membalikkan badan dan berjalan. Siapa yang menyangka, Safrida menjulurkan kakinya dan dengan kejam membuatnya tersandung!

Sambil berteriak kaget, tubuhnya langsung terjatuh ke kolam air di depan bukit kecil! Air yang dingin menutupi wajahnya, Sahra yang tidak bisa berenang hampir kehabisan nafas, dengan kedua tangan dan kakinya berusaha untuk bangkit berdiri.

" En, Kamu tunggu saja, urusan kita belum selesai!" Safrida sambil meludah ke kolam air, menggunakan sepatu hak tinggi nya dan berbalik meninggalkan tempat itu.

Sahra bangkit berdiri dari dalam kolam, angin malam yang dingin membuatnya bergidik. Dengan gigi yang bergeretuk kembali ke kamar dan segera mengambil dan mengganti bajunya.

Ketika baju baru dilepas, pintu kamar tiba-tiba dibuka oleh seseorang.

Dia dengan panik melihat ke belakang, dengan pakaian yang berada di tangannya dengan refleks menutupi dadanya.

Novel Terkait

My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu