Kamu Baik Banget - Bab 13 Skandal Besar Keluarga Terpandang
Menundukkan pandangan matanya, Sahra mulai mengemut.
Ruangan itu pun jadi sangat sunyi, hanya suara ambigu "siut siut siut" yang tersisa dan terdengar di sana. Wajah Sahra sangat merah sehingga dia tidak berani menatap ekspresi wajah Edo.
Lebih dari setengah jam berlalu.
Pipi Sahra terasa nyeri dan sudut mulutnya benar-benar jadi lembab. Dia mulai terengah-engah, dia mengangkat matanya yang memerah untuk memohon belas kasihan pria itu.
“Hanya segini saja kemampuanmu?” Edo tersenyum mengejek. Tubuhnya tiba-tiba menghantam memukul Sahra dengan keras.
Bola mata Sahra tiba-tiba mengecil, rasa sakit itu membuat dirinya hampir pingsan. Untungnya, setelah sepuluh pukulan, Edo akhirnya berhenti.
Edo menarik diri, mencubit dagunya dan menggerakkan bibir tipisnya secara ambigu menjelajahi telinganya "Tunggu, aku akan kembali ke vila malam ini. Jika aku menemukan kamu tidak ada di sana, kamu tahu apa konsekuensinya.”
Setelah berbicara, dia membuka pintu dan keluar tanpa peduli kepadanya sedikitpun.
Sahra terkejut, reaksi pertamanya adalah mundur ke dalam bayang-bayang. Untungnya, tidak ada orang di luar, jadi dia buru-buru menutup pintunya.
Dia mengambil cermin rias untuk memeriksa lehernya. Dia mengerutkan kening dan memanyunkan bibirnya. Edo pasti sengaja melakukan ini, bekas yang begitu jelas sekali ini tidak mungkin bisa ditutupi apapun.
Tapi lebih baik daripada tidak sama sekali, dia tetap saja mengeluarkan pena concealer dan mengaplikasikannya menutupi bekas ungu kebiruan di lehernya semaksimal mungkin. Setelah itu, dia membuka pintu dan bergegas pergi ke taman belakang ketika tidak ada siapa-siapa, setidaknya di sana hanya ada sedikit orang dan cahaya di sana juga jauh lebih gelap.
"Hai!"
Sebuah tepukan jatuh di pundak Sahra, dia hampir membuka mulutnya berteriak karena terkejut. Untungnya, dia bereaksi tepat waktu, sehingga bisa menghentikan terikakan keterkejutannya.
Dia pun menghela napas lega ketika menoleh dan melihat orang yang menepuknya itu. Yang ada adalah sahabat baiknya Jenny.
“Apa yang sedang kamu lakukan? Mengendap seperti pencuri saja.” Kata Jenny mengedipkan matanya dengan ekspresi yang tidak bisa dijelaskan.
Sahra merapatkan bibirnya mengembungkan pipinya dan tidak bisa mengatakan apa-apa. Matanya memutar, segera mengambil ponselnya dan mengetik sesuatu, lalu menyerahkan ponselnya itu ke sahabatnya.
“Aku sedang alergi karena salah makan. Ini bengkak, jadi tidak bisa bicara.”
“Alergi?” Jenny membelalakkan matanya ketika melihat pesan ponsel itu. Dia pun dengan cepat menarik Sahra untuk berdiri ke sisi lain lalu memandangi sahabatnya itu dengan cermat dari atas ke bawah “Dulu, aku tidak pernah dengar darimu kalau kamu punya alergi dengan makanan!”
"Aku juga baru tahu itu."
Mereka berdua tumbuh dan besar bersama sejak kecil, Sahra hanya bisa mencari sebuah alasan yang bodoh ini.
Jenny mengambil langkah tegas, dia memasukkan kembali ponselnya, lalu membawa Sahra langsung pergi “Ayo aku akan membawamu ke rumah sakit! Sampai tidak bisa bicara begini, ini bukanlah masalah sepele!"
Sahra terkejut, dia mau mengatakan sesuatu tapi sayangnya sahabatnya itu sudah menyeretnya lebih dulu berjalan ke aula.
“Uh uh uh!” Rasanya menangis tanpa air mata saja. Kekuatan cengkraman Jenny bukanlah hal yang bisa dilepas olehnya dengan mudah.
"Sahra?"
Mendengar suara Jaydo, Sahra langsung membatu.
Tidak ada cara lain lagi untuk menghindarinya, Sahra hanya bisa sedikit menundukkan wajahnya, lalu menggunakan tubuh Jenny untuk menutupi separuh pipinya.
Jaydo terkejut dan maju beberapa langkah "Sahra?"
Sahra langsung membeku, bingung dan khawatir. Tidak usah membicarakan ada sesuatu di dalam mulutnya, bahkan bekas di lehernya pun tidak boleh sampai dilihat yang lain.
Untungnya, Jenny bereaksi dengan cepat dan buru-buru berkata "Kakek Junda, Sahra baru saja salah makan sehingga dia alergi, jadi sekarang dia tidak bisa bicara."
“Bagaimana ini bisa terjadi?” Jaydo mengerutkan keningnya, tapi tidak ada kecurigaan yang terlihat darinya. Nada bicaranya pun terdengar cemas “Pergi ke rumah sakit dulu sana, jangan berjalan lewat aula, lebih baik pergi lewat pintu samping saja.”
Sahra yang seperti ini, tidak akan baik untuk citra dan martabat keluarga Junda mereka.
Sahra tidak bisa memohon apapun, jadi tentu saja dia langsung mengangguk. Jenny tidak banyak bicara, tapi tampak sedikit tidak senang. Dia pun hanya bisa berbalik sambil menarik Sahra.
“Kak Sahra?” Panggil Safrida yang muncul tiba-tiba entah dari mana. Dia pun membuat mereka berdua langsung berhenti dan bingung. Dia tersenyum dengan lembut dan sok dekat. Tapi tatapan matanya jatuh dan memandangi Sahra.
Sahra merasa ada firasat burut, dia merapatkan bibirnya dan sedikit mengerutkan kening. Dia sengaja mengabaikan tatapan mata Safrida. Tapi, dia malah melihat Edo yang berdiri di belakang Safrida.
Pria itu menyandarkan punggungnya ke batang pohon dengan rokok yang ada di sela-sela jarinya. Seolah semua ini tidak ada hubungan dengannya.
“Kita harus pergi ke rumah sakit, tolong minggir.” Jenny sama sekali tidak menyukai Safrida. Ucapannya terdengar sopan, tapi dia sudah mendorong Safrida dari hadapannya.
Safrida tahu kalau wanita ini sangat liar, jadi dia mundur selangkah lebih dulu. Tapi, tanpa menunggu mereka berdua maju lebih jauh, dia tiba-tiba berseru dan mengarahkan jarinya ke leher Sahra "Kakak, apa itu di lehermu?"
Mendengar ini, semua orang termasuk Jaydo menoleh.
Sahra dengan cepat menaikkan pundaknya untuk menutupi lehernya, lalu dia menyembunyikan bagian atas tubuhnya di balik Jenny.
Jenny berdiri paling dekat, jadi sekilas dia bisa langsung melihat bekas luka dan juga bekas ungu kebiru-biruan di lehernya. Ekspresi di wajahnya pun langsung berubah jadi masam. Dia mengangkat kedua tangannya lalu langsung memeluknya ke dekapannya.
“Sahra?” Jaydo mengerutkan kening curiga pada sikap misterius dan aneh mereka berdua.
Safrida tidak lupa mengambil kesempatan ini untuk memperburuk keadaan “Kakak, merah-merah di lehermu itu apa?"
"Srieett"
Beberapa orang yang mengikuti Jaydo di belakangnya langsung tertegun. Tatapan mata mereka jadi panas. Mereka bukan tidak tahu kalau Frodo ada di luar negeri, apa ini sebuah skandal besar keluarga terpandang yang terbongkar di depan mereka?
Suhu panas di udara tiba-tiba meningkat tajam. Ekspresi wajah Jaydo jadi tidak menyenangkan.
Novel Terkait
Mendadak Kaya Raya
Tirta ArdaniLove From Arrogant CEO
Melisa StephanieLove And War
JaneCantik Terlihat Jelek
SherinBack To You
CC LennyHis Soft Side
RiseLelaki Greget
Rudy GoldLove In Sunset
ElinaKamu Baik Banget×
- Bab 1 Aku Adalah Mempelai Wanita Adikmu
- Bab 2 Penikmat Bawah Rok
- Bab 3 Malam Pernikahan
- Bab 4 Frodo Sudah Kembali?
- Bab 5 Ambisi Kamu Cukup Besar
- Bab 6 Telpon Dari Suamimu
- Bab 7 Tidak Mau Disini
- Bab 8 Seorang Budak Murahan
- Bab 9 Mencari-Cari Kesalahan
- Bab 10 Tidak Belajar Patuh
- Bab 11 Akulah Yang Bodoh
- Bab 12 Ketidakpuasan
- Bab 13 Skandal Besar Keluarga Terpandang
- Bab 14 Keterlaluan
- Bab 15 Mandi Dan Menungguku
- Bab 16 Cinta Berbahaya Di Kantor
- Bab 17 Cekik Dia
- Bab 18 Situasi Sulit
- Bab 19 Maaf
- Bab 20 Salah Paham
- Bab 21 Memeriksa
- Bab 22 Menutup Sebelah Mata
- Bab 23 Main-Main Saja
- Bab 24 Hambatan
- Bab 25 Melindungi Makanan
- Bab 26 Jatuh Ke Neraka
- Bab 27 Membalas Dendam
- Bab 28 Identitas
- Bab 29 Pergi Menjaga Di Luar Pintu
- Bab 30 Tidak Patuh
- Bab 31 Bencana
- Bab 32 Teman Dan Bukan Musuh
- Bab 33 Sengaja Mempersulitkan
- Bab 34 Aku Menyuapimu
- Bab 35 Aroma Parfum
- Bab 36 Menawarkan Diri Untuk Bersamanya
- Bab 37 Mencoba Mengetahui Info Orang Lain
- Bab 38 Tengah Malam Memanjat Dinding
- Bab 39 Aku Ingin Tidur Di Sisimu
- Bab 40 Kamu Membuat Aku Jijik
- Bab 41 Kompleks Oidipus
- Bab 42 Dibatasi Dinding
- Bab 43 Tanpa Harapan
- Bab 44 Membakar Diri Sendiri
- Bab 45 Berakting
- Bab 46 Berakting
- Bab 47 Mulutmu Penuh Dengan Bauku
- Bab 48 Serigala Adalah Serigala
- Bab 49 Mainan Kecil
- Bab 50 Tertarik
- Bab 51 Kebencian Terbesar
- Bab 52 Kamu Mencari Mati
- Bab 53 Undangan
- Bab 54 Berbagai Jenis Hitam
- Bab 55 Beruntung Atau Sial
- Bab 56 Lelucon Jahat
- Bab 57 Lebih Baik Berhati-hati
- Bab 58 Merangsang Dengan Kata-kata
- Bab 59 Sebanyak Apa Pun juga Tidak Mau
- Bab 60 Penculikan
- Bab 61 Lebih Baik Putus Saja
- Bab 62 Percaya Atau Tidak Percaya
- Bab 63 Cinta Yang Murahan
- Bab 64 Wajah Tampan Adalah Sebuah Kemenangan
- Bab 65 Jangan Menimbulkan Masalah
- Bab 66 Beraksi Juga
- Bab 67 Siksaan
- Bab 68 Nikamati Baik-Baik
- Bab 69 Hubungan Kakakmu Dan Istrimu Dekat
- Bab 70 Pencuri Yang Meneriaki Pencuri
- Bab 71 Coba Jelaskan
- Bab 72 Orang Yang Menyusahkan
- Bab 73 Masalah Yang Belum Diselesaikan
- Bab 74 Pemerasan
- Bab 75 Simpati
- Bab 76 Ayah dan Putri Keluarga Asnawi
- Bab 77 Manfaatkan Diriku
- Bab 78 Menjamin Ketidakbersalahannya Dengan Kematian
- Bab 79 Musuh Cinta Bertemu
- Bab 80 Orang Jahat Akan Mendapat Ganjarannya
- Bab 81 Masalah Pemakaman
- Bab 82 Hadiah Buruan
- Bab 83 Bunga Liar Sangat Harum
- Bab 84 Terpesona Oleh Pria Tampan
- Bab 85 Kelinci Yang Jatuh Ke Dalam Perangkap
- Bab 86 Menguping
- Bab 87 Pergi Ke Keluarga Junda
- Bab 88 Pesta Kapal Pesiar
- Bab 89 Melarikan Diri
- Bab 90 Penembakan Di Kapal Pesiar
- Bab 91 Chapter Terakhir