Kamu Baik Banget - Bab 81 Masalah Pemakaman
“Masalah pemakaman ayahmu akan aku bantu urus, untuk detail spesifiknya, asistenku akan mendiskusikannya denganmu, jika kamu ada permintaan lain, bisa langsung disampaikan kepada asistenku, pihakku akan bekerja sama.” Karena Safrida terus menundukkan kepala, Edo hanya bisa berbicara dengan tenang melihat rambut hitam di kepalanya.
Safrida menaikkan kepalanya dengan cepat, tidak menyangka apa yang dia bicarakan. Namun ketika melihat matanya, dia langsung mengalihkan pandangannya, sebulir air mata jatuh dari mata nya yang merah.
“Apakah pengaturan seperti ini menurutmu ok?” Edo melanjutkan, nada suaranya tidak berubah karena tindakannya.
“Ehn.” Safrida menganggukan kepala, suaranya agak serak.
Dia sengaja datang dan berinisiatif membantu mengurus permasalahan pemakaman ayahnya, ini adalah hal yang tidak dia pikirkan sebelumnya. Hanya dari kehangatan dari hal yang tidak terduga sebelumnya ini sudah menghangatkan hatinya dari pengkhianatan yang dilakukan oleh banyak orang sebelumnya.
Namun dia sudah bukan lagi Safrida dari keluarga Asnawi yang bisa kembali menaikkan kepalanya ke atas.
Ketika memikirkan ini, hati Safrida kembali merasa kesedihan yang tidak terhingga.
Edo dapat merasakan emosi Safrida yang bergejolak, namun dia tidak mengatakan apapun. Hanya menganggukan kepala kepadanya, membalikkan badan dan bersiap meninggalkan tempat itu.
“Tunggu dulu!” Safrida tiba-tiba mengulurkan tangan, menggenggamnya dengan erat.
Langkah kaki Edo terhenti, dia membalikkan kepalanya dengan ekspresi yang tenang.
Melihat wajah tampan yang membuat dia nostalgia beberapa tahun ini, hati Safrida terasa sangat rumit, seakan banyak hal yang ingin dia sampaikan, namun ketika sampai di ujung lidah, tidak ada yang bisa dikatakan.
Tangannya yang menggenggam tangan pria itu pun perlahan-lahan kehilangan tenaganya, lengannya terjatuh, dia kembal menundukkan kepala, hanya bisa menggelengkan kepala.
Dia masih bisa berbicara hal lain kepadanya, dia yang sudah kehilangan segalanya, apa haknya masih terus mengganggunya? Tidak perlu dikatakan saat ini dia masih memiliki dendam yang harus dibalas, bahkan saat ini dia di hadapan Edo hanyalah sebuah beban.
Pandangannya terhenti selama dua detik di tubuh Safrida, Edo kali ini baru benar-benar pergi.
“Edo!” Melihat dia yang akan pergi, Sahra segera mengejarnya.
Namun Safrida yang baru saja murung, saat ini sudah berubah menjadi orang yang agresif dan menutupi jalannya.
Sahra marah, dengan aura yang gelap berkata: “Minggir!”
“Tidak.” Safrida menaikkan kepala, dengan wajah yang arogan berkata:” Jangan mengira aku tidak tahu, kamu ingin menjerat Edo!”
Seakan dibuat tertawa karena kemarahan kepadanya, nada bicara Sahra dipenuhi ejekan: “Kamu sendiri tidak berani, kamu masih mau menghalangiku?”
“Saat ini aku sudah kehilangan segalanya, aku tidak ingin menjadi beban baginya dan hanya bisa menjauhinya.” Terpancar kegelapan di pandangan Safrida, namun dengan cepat hilang dan dia berkata dengan mendengus: “Tapi kamu lebih tidak boleh menjeratnya!”
Jika hubungan Edo dan Sahra sebelumnya diketahui oleh orang lain, Edo akan mendapatkan bahaya. Tidak perlu mengatakan mengenai skandal inces yang bisa menusuk tulang punggung, bahkan Keluarga Junda pun akan melukai Edo dengan berat!
Walaupun yang Safrida ketahui tidak banyak, namun dia tahu Jaydo tidak menyukai Edo.
Sahra menghentikan langkahnya karena perkataan Safrida ini, melihat Safrida dengan dalam, tiba-tiba bibirnya terangkat: “Benar-benar tidak berharap melihat kamu yang suatu saat mengubah keputusanmu.”
Asalkan Safrida tidak mengubah keputusannya untuk melindungi Edo, dia pun tidak perlu khawatir Safrida akan membongkar rahasia Edo. Namun mengenai spekulasi karakter manusia ini, tidak tahu berapa besar ketahanannya terhadap hubungan dari orang yang saling membenci.
“Apa maksudmu?” Safrida mengedipkan mata, dengan nada yang tidak senang berkata kepadanya.
Namun Shara tidak lagi mempedulikannya, mendorongnya ke samping dan berlari ke arah pintu keluar.
Safrida kesal, hanya bisa menginjakkan kakinya dengan kencang.
Sahra berlari keluar dari pintu masuk rumah sakit, mengejar hingga tempat parkir. Ketika dia sudah sampai, Edo sedang menaiki mobilnya, dia yang sudah berpengalaman, langsung masuk ke kursi penumpang dan duduk di dalam.
Latihan membuatnya menjadi sempurna, dia pun naik ke mobil Edo seperti masuk ke belakang rumahnya sendiri.
Pada saat yang sama, dia secara reflek melihat ke arah belakang, Melihat kursi penumpang di belakang tidak ada orang, dia baru menghela nafas lega.
“Beruntung tidak bertemu penculik dan pembunuh.” Dia menepuk dadanya, menatap Edo singkat dan berkata dengan menggoda.
Pria itu sama sekali tidak mempedulikannya, menginjak gas dan mengendarai mobil ke arah kediaman villa keluarga Junda.
Dia tidak berbicara, Sahra tidak membiarkannya. Dia menggerakkan tubuhnya, sedikit demi sedikit mendekatinya, jarak di antara keduannya sangat dekat hingga bisa mencium aroma tubuh masing-masing: “Bagaimana aku tidak tahu kamu memiliki hati sebaik itu, Berapa spesial sebenarnya Safrida di hatimu?”
Bisa datang dengan tepat waktu serta bisa membawa bukti kejahatan yang dilakukan oleh Dokter Li, Edo pasti sudah mengatur orang untuk berada di sisi Safrida. Dan yang lebih luar biasa adalah, Edo adalah orang yang dingin, namun bisa berinisiatif untuk mengaturkan acara pemakaman Asnawi, ini sama sekali tidak sesuai dengan karakternya!
Satu-satunya penjelasan yang paling memungkinkan adalah, Safrida memiliki pengaruh tertentu terhadapnya.
Hanya ada kemungkinan ini yang membuat Sahra menjadi sangat tidak gembira.
Edo mengalihkan pandangannya, mendorong sedikit kepalanya, menatapnya singkat. Hanya pandangan singkat dan kemudian kembali mengalihkan pandangannya meneruskan mengemudi, pandangan yang terarah ke depan dan fokus.
Sama sekali tidak ada perhatian sedikitpun, Sahra sangat marah.
“Apakah kamu menyukainya?” Walaupun mengetahui tidak mungkin, namun dari nada bicaranya dipenuhi kecemburuan yang sangat dalam.
Terlihat jelas, Edo juga merasa perkataan ini aneh. Dia mengerutkan kening, menatapnya singkat, dengan bibir yang tipis berkata: “Orang gila.”
Walaupun dimarahi, Sahra menjadi sangat gembira, seperti seorang yang suka jika dianiaya.
Edo hanya menatapnya singkat, langsung menggunakan cara tidak memperdulikannya.
Sayangnya, Sahra bukanlah orang yang bisa di tidak pedulikan sembarangan. Dia kembali mendekat, walaupun sudah jelas mobil ini sangat luas, namun dia mendekatkan diri dengan jarak sepertiga darinya.
“Asalkan kamu tidak menyukainya, aku akan menjadi sangat lega.” Mengenai tujuan lainnya, dia sama sekali tidak peduli.
Edo benar-benar tidak ingin mempedulikannya, hanya bisa dengan tanpa daya menghentikan mobil ketika lampu merah, pada saat yang sama menarik tangan yang bergerak di atas tubuhnya. Dia melihat pemilik tangan itu dengan wajah yang dingin.
“Aaa... Ditemukan olehmu.” Sahra sedikit bersalah, berusaha membuatnya senang dengan tersenyum.
“ En.” Setelah menjawab singkat, Edo mendorong tangan itu ke samping. Ketika lampu menjadi hijau, dia pun mengalihkan pandangan dan mengemudikan mobilnya dan tidak lagi mempedulikannya.
Sahra menggunakan kesempatan ini, tangannya kembali dengan perlahan-lahan maju kali ini tujuannya adalah celana dari Edo.
Sayangnya sebelum menyentuhnya sudah ditangkap.
Setelah mengibaskan tangan yang bergerak sembarangan itu, Edo langsung menghentikan mobil di sisi jalan, dengan wajah yang dingin berkata: “Apa sebenarnya yang kamu inginkan?”
“Mengendarai mobil sangat membosankan, aku hanya ingin membantumu untuk bersantai.” Sebenarnya di hadapan wajah dingin dirinya ini, hati Sahra sedikit takut. Ketika mengatakannya, pandangannya pun tanpa sadar melayang.
Mendengar penjelasan ini, wajah Edo menjadi lebih dingin, dari bibirnya yang bergerak itu keluar: Jika kamu bosan, apakah kamu mau….”
“Tidak masalah, ayo ke sini!” Sahra langsung melepaskan kancing jaketnya, melakukannya dengan sangat dominan.
Edo:“……”
Novel Terkait
Kamu Baik Banget×
- Bab 1 Aku Adalah Mempelai Wanita Adikmu
- Bab 2 Penikmat Bawah Rok
- Bab 3 Malam Pernikahan
- Bab 4 Frodo Sudah Kembali?
- Bab 5 Ambisi Kamu Cukup Besar
- Bab 6 Telpon Dari Suamimu
- Bab 7 Tidak Mau Disini
- Bab 8 Seorang Budak Murahan
- Bab 9 Mencari-Cari Kesalahan
- Bab 10 Tidak Belajar Patuh
- Bab 11 Akulah Yang Bodoh
- Bab 12 Ketidakpuasan
- Bab 13 Skandal Besar Keluarga Terpandang
- Bab 14 Keterlaluan
- Bab 15 Mandi Dan Menungguku
- Bab 16 Cinta Berbahaya Di Kantor
- Bab 17 Cekik Dia
- Bab 18 Situasi Sulit
- Bab 19 Maaf
- Bab 20 Salah Paham
- Bab 21 Memeriksa
- Bab 22 Menutup Sebelah Mata
- Bab 23 Main-Main Saja
- Bab 24 Hambatan
- Bab 25 Melindungi Makanan
- Bab 26 Jatuh Ke Neraka
- Bab 27 Membalas Dendam
- Bab 28 Identitas
- Bab 29 Pergi Menjaga Di Luar Pintu
- Bab 30 Tidak Patuh
- Bab 31 Bencana
- Bab 32 Teman Dan Bukan Musuh
- Bab 33 Sengaja Mempersulitkan
- Bab 34 Aku Menyuapimu
- Bab 35 Aroma Parfum
- Bab 36 Menawarkan Diri Untuk Bersamanya
- Bab 37 Mencoba Mengetahui Info Orang Lain
- Bab 38 Tengah Malam Memanjat Dinding
- Bab 39 Aku Ingin Tidur Di Sisimu
- Bab 40 Kamu Membuat Aku Jijik
- Bab 41 Kompleks Oidipus
- Bab 42 Dibatasi Dinding
- Bab 43 Tanpa Harapan
- Bab 44 Membakar Diri Sendiri
- Bab 45 Berakting
- Bab 46 Berakting
- Bab 47 Mulutmu Penuh Dengan Bauku
- Bab 48 Serigala Adalah Serigala
- Bab 49 Mainan Kecil
- Bab 50 Tertarik
- Bab 51 Kebencian Terbesar
- Bab 52 Kamu Mencari Mati
- Bab 53 Undangan
- Bab 54 Berbagai Jenis Hitam
- Bab 55 Beruntung Atau Sial
- Bab 56 Lelucon Jahat
- Bab 57 Lebih Baik Berhati-hati
- Bab 58 Merangsang Dengan Kata-kata
- Bab 59 Sebanyak Apa Pun juga Tidak Mau
- Bab 60 Penculikan
- Bab 61 Lebih Baik Putus Saja
- Bab 62 Percaya Atau Tidak Percaya
- Bab 63 Cinta Yang Murahan
- Bab 64 Wajah Tampan Adalah Sebuah Kemenangan
- Bab 65 Jangan Menimbulkan Masalah
- Bab 66 Beraksi Juga
- Bab 67 Siksaan
- Bab 68 Nikamati Baik-Baik
- Bab 69 Hubungan Kakakmu Dan Istrimu Dekat
- Bab 70 Pencuri Yang Meneriaki Pencuri
- Bab 71 Coba Jelaskan
- Bab 72 Orang Yang Menyusahkan
- Bab 73 Masalah Yang Belum Diselesaikan
- Bab 74 Pemerasan
- Bab 75 Simpati
- Bab 76 Ayah dan Putri Keluarga Asnawi
- Bab 77 Manfaatkan Diriku
- Bab 78 Menjamin Ketidakbersalahannya Dengan Kematian
- Bab 79 Musuh Cinta Bertemu
- Bab 80 Orang Jahat Akan Mendapat Ganjarannya
- Bab 81 Masalah Pemakaman
- Bab 82 Hadiah Buruan
- Bab 83 Bunga Liar Sangat Harum
- Bab 84 Terpesona Oleh Pria Tampan
- Bab 85 Kelinci Yang Jatuh Ke Dalam Perangkap
- Bab 86 Menguping
- Bab 87 Pergi Ke Keluarga Junda
- Bab 88 Pesta Kapal Pesiar
- Bab 89 Melarikan Diri
- Bab 90 Penembakan Di Kapal Pesiar
- Bab 91 Chapter Terakhir