Kamu Baik Banget - Bab 12 Ketidakpuasan
Sahra kembali mengenakan seragam pembantunya yang compang-camping, tapi dia tidak melihat Edo dalam beberapa hari berikutnya. Awalnya dia mengira Edo hanya pergi lebih pagi dan akan pulang larut malam. Tapi pada akhirnya, dia baru tahu kalau Edo tidak pulang kesini sekalipun.
Sedikit kesepian, tapi Sahra masih tetap menyelesaikan pekerjaannya dengan sungguh-sungguh tetap menjaga rumah itu bersih dan rapi.
Sahra sedikit terkejut ketika dia menerima telepon dari Jaydo, Jaydo meneleponnya untuk memberitahunya kalau besok malam memintanya untuk pergi ke sebuah pesta. Sahra dengan patuhnya mengiyakan. Lalu, setelah mengucapkan salam, lalu menutup teleponnya.
Jaydo Junda adalah ayah dari Frodo dan Edo, sebenarnya Sahra baru bertemu beberapa kali saja dengannya. Tapi hanya dengan beberapa pertemuan itu, Sahra memberikan kesan yang dalam di ingatan Jaydo.
Seorang ayah yang sangat pilih kasih sehingga membuat hati orang lain jadi dingin.
Malamnya di pesta, Sahra sengaja mengganti bajunya dengan sebuah gaun cantik, dia juga merias diri. Seorang sopir menunggu di pintu gerbang vilanya, dia pun naik sendirian ke mobil hingga sampai ke depan pintu masuk hotel. Jaydo telah menerima kabar jadi Jaydo pun menunggunya.
Hanya saja, Edo berdiri di belakang Jaydo.
Beberapa detik, napas Sahra jadi terjerat. Tapi itu hanya sesaat. Dia berjalan ke depan Jaydo dengan senyuman yang hangat dan lembut "Ayah, aku di sini."
“Em, ayo kita masuk bersama.” Jaydo yang selalu serius, menunjukkan senyuman yang langka. Jelas sekali kalau dia sangat puas dengan menantu perempuannya ini.
Bagaimana dia bisa tidak puas dengan menantu dari putra bungsunya yang tercinta itu.
Jaydo berjalan di depan dan Edo serta Sahra mengikutinya di belakang.
Sahra menunduk, melirik pria di sebelahnya dari bawah bulu matanya yang panjang. Tatapan mata Edo hanya tertuju ke depan, tampak senyuman santai yang ada di sudut bibirnya, dia terlihat santai dan sedikit malas.
Sahra menarik kembali pandangan matanya dan tidak melihatnya lebih lama lagi.
Begitu memasuki aula, banyak orang yang telah berkumpul di dalam. Begitu melihat mereka masuk, banyak orang yang langsung mengelilingi mereka.
Dengan senyum di wajahnya, Jaydo memperkenalkan Sahra yang ada di belakangnya kepada semua orang "Ini adalah istri Frodo, namanya Sahra Azari. Sahra, ini Direktur Wang, ini Direktur Li....”
Sahra tersenyum sopan dan mengangguk memberi salam.
“Anak perempuan tertua Keluarga Azari benar-benar sangat anggun dan bermartabat sekali. tuan muda kedua keluarga Junda benar-benar diberkati dan beruntung sekali!” Begitu kata-kata ini keluar, semua orang satu persatu mengiyakan.
Jaydo benar-benar sangat senang, saking senangnya sampai minum alkohol cukup banyak. Sahra melengkungkan bibirnya dengan senyum sambil menundukkan kepalanya mengalihkan pandangannya.
Dia tanpa sadar melirik Edo, pria itu tidak mengatakan apapun, semua ini seperti tidak ada hubungannya dengannya. Dia hanya ikut minum saja dengan santai.
Setelah bersosialisasi, Jaydo membiarkan Sahra beristirahat sendiri. Di siuasi pesta seperti ini, Sahra yang bertugas untuk menunjukkan diri saja. Jadi dia tidak terlalu banyak bicara lalu pergi dengan sopan dan lembut dari sana.
Awalnya, dia ingin pergi ke kamar mandi untuk merapikan riasannya. Tapi baru berjalan setengah jalan, tiba-tiba dipeluk oleh seseorang dari belakang! Dia sangat terkejut sekali dan tanpa sadar mau berteriak. Tapi orang di belakangnya langsung membungkam mulutnya dengan keras!
Aroma dingin yang bercampur dengan bau tembakau ini sangat familiar untuknya. Dia ingin menghentikan gerakan perlawanannya. Dan membiarkan orang di belakangnya menyeret dirninya ke dalam sebuah ruangan, lalu orang itu menutup pintunya.
“Benar-benar patuh ya.” Seru Edo dengan sinis, lalu menarik tangannya.
Sahra menundukkan kepala, lalu mengingatkan dengan berkara “Dia ini banyak orang yang datang dan pergi, kamu yang melakukan seperti ini, apa tidak takut dilihat oleh yang lain?”
“Melihat apa memang? melihatmu menikahi tuan muda kedua keluarga Junda tapi bagian tubuhmu yang bawah diberikan dan disediakan untuk putra pertama keluarga Junda?” Dia memiringkan matanya dan menatapnya, mengambil sebatang rokok dari sakunya lalu menaruhnya di sudut bibir dan perlahan menyalakan api.
Wajahnya memerah dan dia tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun.
Edo bersandar di ambang pintu, melepaskan lingkaran asap dari rokoknya. Dia menatap Sahra dari atas ke bawah. Dia mengenakan gaun warna hitam yang pundaknya terbuka, tampak anggun dan bermartabat. Seperti angsa hitam yang mulia.
Dengan senyum mengejek, dia mencondongkan tubuh ke dekat telinga Sahra "Jadi wanita jalang harus menutupi diri dengan hal baik. Padahal jelas-jelas begitu murahan, tapi masih saja berpura-pura menjadi wanita yang suci.”
Tubuhnya gemetaran, Sahra menundukkan pandangan matanya.
Suara tawa cibiran, tangan Edo yang tidak memegang rokok, meremas dagu Sahra, lalu menolehkan kepala Sahra ke samping. Lalu, Edo menundukkan kepala, menggigit dengan keras leher ramping Sahra.
“Aw!” rintih Sahra kesakitan, dia pun menahan sakit ini karena takut orang-orang di luar akan mendengarnya.
Edo tanpa ragu sedikitpun terus menggigitnya. Setelah merasakan bau darah, baru dia melepasnya. Lalu, menjilat giginya yang dinodai darah. Bibir tipisnya beralih ke sisi yang lain, dia mengisap dan menyedot leher ramping itu, tidak lama kemudian muncul beberapa warna ungu kebiruan yang muncul di kulit lembut itu.
Setelah puas, dia pun melangkah mundur. Dia bersandar di ambang pintu, lalu dengan santainya mengisap rokoknya lagi “Sekarang baru enak dilihat.”
"..." Dengan penampilan seperti ini, Sahra tidak mungkin bisa dan berani untuk muncul di depan orang. Dia mengenakan baju yang terbuka di bagian pundaknya, hingga akan sulit munutup bekas-bekas di lehernya itu.
Melihat dia yang jadi malu dan bingung, suasana hati Edo jadi membaik. Dia pun menggerakkan jarinya ke arahnya mengisyaratkannya untuk mendekat, lalu Sahra tidak tahu kenapa tetap saja menurutinya, dia maju selangkah.
Dia menariknya ke bawah, menekan keras pundak Sahra memaksanya berjongkok. Sahra tidak sanggup melawannya, sehingga hanya bisa melakukan sesuai perintahnya.
Begitu melihat Sahra patuh, Edo mengarahkan tangannya sendiri ke dagu Sahra. Dia meremas dagu itu untuk memaksa membuka mulutnya. Dalam sekejap mata, ada sesuatu yang panjang di mulut Sahra.
Sahra membelalakkan mata, bahkan sampai dia lupa bernapas.
"Jangan bilang kamu tidak bisa melakukannya." Edo menatapnya dari atas ke bawah. Tubuhnya masih bersandar di ambang pintu, nada bicara terdengar malas dan begitu santai “Percayalah jika aku berteriak sekarang, pasti banyak orang di luar sana yang ingin menikmati keahlian mulut Nona Azari.”
Novel Terkait
Mendadak Kaya Raya
Tirta ArdaniThe Winner Of Your Heart
ShintaMenantu Hebat
Alwi GoLelaki Greget
Rudy GoldMenunggumu Kembali
NovanPria Misteriusku
LylyI'm Rich Man
HartantoKamu Baik Banget×
- Bab 1 Aku Adalah Mempelai Wanita Adikmu
- Bab 2 Penikmat Bawah Rok
- Bab 3 Malam Pernikahan
- Bab 4 Frodo Sudah Kembali?
- Bab 5 Ambisi Kamu Cukup Besar
- Bab 6 Telpon Dari Suamimu
- Bab 7 Tidak Mau Disini
- Bab 8 Seorang Budak Murahan
- Bab 9 Mencari-Cari Kesalahan
- Bab 10 Tidak Belajar Patuh
- Bab 11 Akulah Yang Bodoh
- Bab 12 Ketidakpuasan
- Bab 13 Skandal Besar Keluarga Terpandang
- Bab 14 Keterlaluan
- Bab 15 Mandi Dan Menungguku
- Bab 16 Cinta Berbahaya Di Kantor
- Bab 17 Cekik Dia
- Bab 18 Situasi Sulit
- Bab 19 Maaf
- Bab 20 Salah Paham
- Bab 21 Memeriksa
- Bab 22 Menutup Sebelah Mata
- Bab 23 Main-Main Saja
- Bab 24 Hambatan
- Bab 25 Melindungi Makanan
- Bab 26 Jatuh Ke Neraka
- Bab 27 Membalas Dendam
- Bab 28 Identitas
- Bab 29 Pergi Menjaga Di Luar Pintu
- Bab 30 Tidak Patuh
- Bab 31 Bencana
- Bab 32 Teman Dan Bukan Musuh
- Bab 33 Sengaja Mempersulitkan
- Bab 34 Aku Menyuapimu
- Bab 35 Aroma Parfum
- Bab 36 Menawarkan Diri Untuk Bersamanya
- Bab 37 Mencoba Mengetahui Info Orang Lain
- Bab 38 Tengah Malam Memanjat Dinding
- Bab 39 Aku Ingin Tidur Di Sisimu
- Bab 40 Kamu Membuat Aku Jijik
- Bab 41 Kompleks Oidipus
- Bab 42 Dibatasi Dinding
- Bab 43 Tanpa Harapan
- Bab 44 Membakar Diri Sendiri
- Bab 45 Berakting
- Bab 46 Berakting
- Bab 47 Mulutmu Penuh Dengan Bauku
- Bab 48 Serigala Adalah Serigala
- Bab 49 Mainan Kecil
- Bab 50 Tertarik
- Bab 51 Kebencian Terbesar
- Bab 52 Kamu Mencari Mati
- Bab 53 Undangan
- Bab 54 Berbagai Jenis Hitam
- Bab 55 Beruntung Atau Sial
- Bab 56 Lelucon Jahat
- Bab 57 Lebih Baik Berhati-hati
- Bab 58 Merangsang Dengan Kata-kata
- Bab 59 Sebanyak Apa Pun juga Tidak Mau
- Bab 60 Penculikan
- Bab 61 Lebih Baik Putus Saja
- Bab 62 Percaya Atau Tidak Percaya
- Bab 63 Cinta Yang Murahan
- Bab 64 Wajah Tampan Adalah Sebuah Kemenangan
- Bab 65 Jangan Menimbulkan Masalah
- Bab 66 Beraksi Juga
- Bab 67 Siksaan
- Bab 68 Nikamati Baik-Baik
- Bab 69 Hubungan Kakakmu Dan Istrimu Dekat
- Bab 70 Pencuri Yang Meneriaki Pencuri
- Bab 71 Coba Jelaskan
- Bab 72 Orang Yang Menyusahkan
- Bab 73 Masalah Yang Belum Diselesaikan
- Bab 74 Pemerasan
- Bab 75 Simpati
- Bab 76 Ayah dan Putri Keluarga Asnawi
- Bab 77 Manfaatkan Diriku
- Bab 78 Menjamin Ketidakbersalahannya Dengan Kematian
- Bab 79 Musuh Cinta Bertemu
- Bab 80 Orang Jahat Akan Mendapat Ganjarannya
- Bab 81 Masalah Pemakaman
- Bab 82 Hadiah Buruan
- Bab 83 Bunga Liar Sangat Harum
- Bab 84 Terpesona Oleh Pria Tampan
- Bab 85 Kelinci Yang Jatuh Ke Dalam Perangkap
- Bab 86 Menguping
- Bab 87 Pergi Ke Keluarga Junda
- Bab 88 Pesta Kapal Pesiar
- Bab 89 Melarikan Diri
- Bab 90 Penembakan Di Kapal Pesiar
- Bab 91 Chapter Terakhir