Kamu Baik Banget - Bab 55 Beruntung Atau Sial

Sahra mengedipkan matanya, perasaan seksi yang dingin menyerang wajahnya dan ekspresinya mempertahankan mulut yang sedikit terbuka.

Kemudian dia merasa nyeri di lehernya, karena Edo mengangkat kerah kemejanya ke arah pintu kamar.

Pada saat itu, Sahra yang terpesona dengan ketampanan Edo baru sadar kembali. Dia tidak berani terlalu membantah dan hanya berani mengomel "Edo, aku itu benar-benar demi kebaikan kamu! Kemarin aku mendengar dia bisa bermain dengan 2 pria dalam sekaligus. Waktu malam pernikahan, apakah, apakah kamu bisa mengisinya? Aku tahu kamu besar, tetapi dia terlalu longgar..."

Mendengar kata-katanya yang semakin konyol dan arah penyimpangannya yang semakin aneh, wajah Edo pun menjadi semakin mendingin. Dia melempar Sahra keluar dari ruangan dengan kasar.

Sahra tergoyang sana sini dan tubuhnya yang lemah melambai ke sana sini. Karena berpegangan dengan dinding, Sahra baru tidak langsung terjatuh ke lantai.

"Dia benar-benar sangat longgar. Edo, kamu..."

Mendengar Sahra terus membahas tentang itu lagi, Edo merasa semalam dirinya terlalu baik kepadanya. Dengan wajah menghitam yang dingin, Edo berkata "Sahra, apakah kamu tahu apa yang sedang kamu katakan?"

"Aku tahu. Aku berkata aku sempit, aku..."

Sebelum Sahra sempat selesai berbicara, Edo sudah menutup pintu kamar dengan kuat di depan muka Sahra.

Melihat pintu kamar yang tertutup, Sahra menelan kata-kata 'bersama aku lebih enak daripada dia' ke dalam perut. Dia sudah berpikir sepanjang hari tentang apa yang mau dia katakan kepada Edo, siapa tahu Edo bahkan tidak memberikan dia kesempatan untuk menyelesaikan kata-katanya.

Suasana hati Sahra terasa kacau, dia hanya berdiri dengan bodoh di depan pintu.

Setelah mandi, Edo melihat rekaman CCTV yang berada di pintu luar. Dia melihat Sahra masih berdiri di depan pintu kamarnya dengan bodoh dan menatap ke pintu kamarnya dengan tatapan yang sedih.

Satu tangan Sahra berpegangan dengan dinding untuk menstabilkan tubuhnya, satu lagi memegang pintu kamar Edo.

Penampilan dia terlihat seperti seekor anjing kecil yang dibuang oleh pemiliknya, melihat ke pintu dengan wajah kasihan dan alis mengerut.

Sahra berpura-pura seperti seekor anjing polos di depan Edo, kemudian mempermalukan diri sendiri. Dalam sejenak Sahra bisa berubah menjadi seekor serigala yang membuat orang di sisinya tidak tahu bagaimana mereka bisa mati.

Tatapan Edo tetap terlihat dingin, dia menarik kembali tatapannya dan mematikan lampu untuk tidur.

Melihat sudah tidak ada cahaya lampu dari celah pintu, Sahra baru menyerah dan kembali ke kamarnya sendiri. Dia tidak bisa tertidur, setelah berbaring sejenak, Sahra memutuskan untuk mencari seseorang untuk berbicara dengannya.

Ditelepon pada jam 1 lebih, Jenny memiliki keinginan untuk mati saja.

"Jadi kamu mencariku itu demi memintaku menjadi teman curhatmu?" Setelah mendengar kata-kata Sahra, Jenny tiba-tiba tidak ingin mati dulu, dia ingin membunuh Sahra dulu baru mati.

Sahra tentu saja mengerti maksud teman baiknya, dia berkata dengan santai "Kamu mendengar aku berbicara sebentar, tunggu beberapa hari lagi aku meminta orang untuk mengirim video Safrida bermain meja putar Rusia bersama para pria kepada kamu"

"Be, benarkah?" Sejak dijebak Safrida kemarin yang menyebabkan Jenny kehilangan sedikit warna merah yang seharusnya dimiliki suaminya pada malam pernikahan, Jenny dan Safrida itu bisa dibilang sudah bermusuhan secara total. Kalau dia benar-benar bisa mendapat video itu, dia pasti akan memainkan Safrida sampai mati.

"Iya"

Setelah mendapat jawaban pasti, Jenny pun langsung merasa semangat "Baik, kamu cerita saja, aku sedang mendengar"

Setelah itu Sahra pun menceritakan masalah Edo mau bertunangan dengan Safrida kepada Jenny.

"Jadi, kamu bukan mencariku menjadi teman curhat" Setelah mendengar kata-kata Sahra, Jenny pun berkata dengan pasti "Bagaimana kamu ingin memainkan roda putar Rusia? Katakan saja"

Berdasarkan personalitas Sahra, mana mungkin dia curhat pada tengah malam? Ternyata, dia datang mencari Jenny menjadi pekerja lagi.

Tetapi, setelah berpikir bahwa pekerjaan ini berfungsi untuk mempermainkan Safrida, Jenny tidak keberatan untuk bekerja keras.

Sahra mengatakan beberapa hal secara singkat. Jenny sangat terkejut dengan kata-katanya "Kamu mau bermain begitu besar ya?"

Cara bermain seperti ini, jangankan Safrida, bahkan perusahaan Asnawi saja akan menjadi tergantung.

"Tentu saja harus bermain dengan besar. Selama perusahaan Asnawi masih ada, kemungkinan Edo menerima Safrida karena peruasahaan Asnawi tidak akan menghilang" Sahra tahu alasan Edo mau menikahi Safrida. Jangankan video, kalaupun Edo meniduri Safrida secara langsung di depannnya, Sahra juga bisa tidak mengedipkan matanya.

Kalau begitu, mendingan langsung menghancurkan perusahaan Asnawi saja.

Merasakan kedinginan Sahra melalui telepon, Jenny merasa merinding "Sebenarnya, Edo memiliki bantuan perusahaan Asnawi adalah hal yang baik untuk dia. Kemarin kamu terus berkata segala perbuatan kamu itu demi kebaikan dia, apakah kamu yakin dengan hal itu?"

Bukannya rencana kamu sekarang adalah menghancurkan bantuan terhadap Edo?

"Meskipun tidak ada keluarga Asnawi, barang yang seharusnya menjadi milik dia pasti akan menjadi milik dia juga" Ini adalah keputusan yang Sahra buat setelah melamun di depan kamar Edo tadi "Dia tidak membutuhkan bantuan dari orang yang berniat buruk kepadanya, aku akan memberikan semua barang yang dia inginkan"

Kali ini Jenny sudah tidak tahu berkata apa lagi. Dia hanya mengomel kata-kata seperti "Tidak tahu Edo itu beruntung atau sialan" dan telepon pun berakhir setelah itu.

Jenny tidak menyadari, tetapi kata-kata yang dia omel tadi berhasil membuat Sahra berpikir ulang. Dia selalu berpikir dia itu memihak kepada Edo dan berpikir yang baik untuknya, dia juga ingin memberikan semua barang yang terbaik kepada Edo.

Kalau begitu, mengapa Jenny bisa berkata tidak tahu Edo itu beruntung atau sial?

Sahra tidak memiliki banyak waktu untuk memikirkan hal ini, melihat jam yang sudah larut malam dan berpikir besok pagi dia harus bangun untuk masak sekalian menganggu Edo, Sahra pun langsung menutupi lampu dan tidur.

Besok pagi Edo terbangun di bawah panggilan jam biologis dan 'menikmati' layanan pagi hari. Edo juga tidak tahu bagaimana Sahra membuka pintu kamarnya yang sudah dia kunci semalam.

Seperti beberapa kali sebelumya, Edo tidak membantah dan melepaskan semuanya di mulut Sahra.

Sebelum Edo sempat bersuara, Sahra sudah menelannya dan kemudian berkata dengan polos "Kamu jangan marah, kamu menekan di tenggorokanku tadi, jadi aku tidak sempat memuntahkannya"

Merasa puas dan malas, Edo mengabaikan kebenaran kalimat Sahra.

Melihat situasi ini, Sahra pun tersenyum dan mengulurkan lidahnya untuk menjilat bibirnya.

"Kamu benar-benar sangat lancang" Melihat gerakan Sahra, Edo berkata dengan nada suara yang memuji dan tatapan yang dingin dan penuh penghinaan.

Batas rasa malu Sahra sudah terlatih, mungkin karena pengaruh pertunangan Edo dan Safrida, Sahra bahkan membungkukkan tubuhnya dan sengaja berkata dengan nada suara rendah dan lembut "Aku berubah menjadi lancang karena kamu. Apakah kamu merasa sudah cukup lancang?"

"Bisa lebih lancang lagi" Edo berdiri dan membuka lemari untuk mencari baju "Penampilan anjing liar betina waktu lagi melancang, kamu bisa belajar bersamanya"

"Kalau kamu suka, aku bisa belajar" Sahra ikut berdiri, karena tubuhnya yang masih lemah, tubuhnya bergoyang sana sini, seolah-olah dia bisa jatuh pada kapan saja.

Melihat penampilan Sahra, Edo hanya melirik ekspresi Sahra yang terlihat sakit dengan ekspresi datar tanpa mengatakan apa pun.

Novel Terkait

Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu