Kamu Baik Banget - Bab 52 Kamu Mencari Mati
"Tiga hari lalu, Nona Asnawi menelepon 2 pria untuk datang menemaniya di pesta, setelah itu dia membawa 2 pria itu kembali ke hotel dan menjalin hubungan dengan mereka"
"1 bulan yang lalu, Nona Asnawi menghadiri pesta ulang tahun Tuan Nian. Di acara tersebut, Nona memainkan korsel Rusia, dia berbaring di atas stan kelimat dan berhubungan seks setidaknya dengan 10 pria"
"3 bulan lalu, Nona Asnawi mabuk di sebuah bar dan dibawa pergi oleh seorang pria asing. Dia bangun di sebuah gang kecil dan jumlah pria yang berhubungan seks dengannya tidak bisa dihitung"
.......
Sahra menatap ke Edo dan berkata secara perlahan, tubuhnya bergetar dengan kencang, kedua tangannya membentuk tinju erat dan matanya diwarnai oleh warna darah.
Sesuai dengan keinginannya, Edo berhenti bergerak.
"Wanita sialan, kamu sembarang berbicara apa?!" Safrida hampir mau meloncat dari tempat duduknya, melihat Edo berdiri ke samping, dia sibuk mengulurkan tangannya untuk menarik dia "Edo, kamu jangan mendengar dia sembarang berkata. Dia sedang memfitnah aku, aku tidak pernah melakukan hal-hal itu!"
"Kamu ada melakukan atau tidak, hanya kamu sendiri yang tahu" Setelah berkata, Sahra pun tidak mempedulikan Safrida lagi, dia menoleh ke Edo dan berkata "Aku tahu Edo kamu sangat mementingkan kebersihan. Bolehkah kamu tidak menyentuh wanita kotor ini?"
"Sahra!" Safrida hampir mengigit giginya sampai patah, karena marah, wajahnya memerah "Wanita sialan ini, diam!"
Sahra tetap mengabaikan Safrida dan hanya menatap ke Edo.
Edo mendorong tangan Safrida dan menjauhinya.
Safrida cemas sampai matanya memerah dan sibuk berkata "Edo, kamu jangan percaya kepada dia. Aku...."
"Kamu keluar dulu" Edo memotong kata-katanya dan menoleh ke Sahra dengan tatapan yang dingin seperti pisau.
Eskpresi Edo terlalu menakutkan, tidak hanya tubuh Sahra bergetar, Safrida saja merasa ketakutan sampai tidak berani berbicara.
Edo melangkah menghampiri Sahra dan menekan dagunya dengan kuat "Kamu mencari mati"
Tenagan Edo sangat besar, air mata Sahra mengalir dalam waktu sejenak. Dia merasa dagunya terasa pegal dan akan putus pada detik selanjutnya.
Safrida berdiri dengan senang, tetapi tidak berani mendekati Edo.
Edo tidak melihat ke belakang, dia hanya berkata dengan dingin "Aku menyuruh kamu keluar dulu, perjanjian kita tidak akan berubah"
Mendengar kata-kata Edo, Safrida baru menghela nafas lega. Suasana di ruangan ini benar-benar terlalu menakutkan, dia tidak berani berada di sini lagi, Safrida sibuk mengambil bajunya dan keluar dari kantor dan sekalian mentup pintu.
Safrida tidak akan memberi orang kesempatan untuk menolong Sahra, melihat ekspresi Edo sudah bisa tahu wanita ini sudah pasti habis kali ini.
Suasana di dalam kantor sangat sunyi, yang bersuara hanya suara nafas Sahra yang sesak karena ketakutan.
"Kamu mengusir dia, apakah hal itu berarti kamu sudah bersedia?" Edo melepas tangan, kemudian mengelus bekas menghijau di wajah Sahra dengan lembut. Gerakan Edo sangat lembut, tetapi tatapannya terlihat seperti kekerasan yang akan datang setelah badai petir.
Seolah-olah tidak merasa kebahayaan yang akan melandanya, Sahra bahkan tersenyum dan mengulurkan tangannya untuk menarik penutup terakhirnya yang pria ini miliki, kemudian dia memegangnya dengan tangan yang mendingin "Edo, apakah kamu sudah memiliki minat untuk meniduriku?"
Ada beberapa orang itu memang suka menyiksa diri.
Besok harinya, para bawahan Perusahaan Junda datang ke kantor pagi-pagi untuk melaporkan pekerjaan mereka. Tuan muda Junda duduk di atas kursi kantornya, dengan jas, sepatu kulitnya dan wajah dingin yang serius.
Setelah mendengar laporan para bawahan, Edo menunjukkan masalah dengan tenang dan tajam. Para bawahan yang ketakutan berkeringat sampai tubuhnya membasah.
Hanya saja, sama sekali tidak ada yang tahu bahwa ada seorang wanita yang berbaring di ruang tunggu sebelah yang hanya dipisahkan oleh satu dinding. Wanita itu berada dalam keadaan tidak sadar diri dengan bekas luka yang memenuhi tubuhnya.
Sahra tertidur sepanjang satu siang dan malam, selama itu dia tidak minum setetes air pun. Sampai besok paginya dia baru membuka matanya secara perlahan.
Tubuhnya terasa seperti bukan miliknya, mau menggerakkan satu jari saja terasa sangat susah. Tubuhnya terasa sakit dari dalam sampai luar, tidak ada tempat yang tidak terasa robek dan tertarik.
Teringat dengan hasil karma yang dia terima semalam, Sahra tidak bisa menahan diri dan tersenyum.
Edo yang masuk melihat senyuman Sahra, dia menyandar tubuhnya ke pintu dengan gaya kedua tangan melingkar di depan dada "Sepertinya semalam aku tidak cukup kerja keras"
Sudah sampai begini, dia masih bisa tersenyum.
"Tidak..." Sahra berkata, suaranya terdengar pecah dan serak. Dia berbatuk dua kali sebelum memaksa untuk berkata "Kamu sangat hebat"
Edo tertawa dan berputar balik badan keluar "Bangunlah kalau sudah sadar diri, jangan berpura-pura mati"
Karena tidak ingin membuat Edo marah, Sahra memaksa diri untuk bangun dari tempat tidur dan berjalan ke kamar mandi. Dari cermin, Sahra bisa melihat penampilan dirinya pada saat ini dengan jelas.
Tidak ada bagian kulitnya yang terlihat normal di seluruh tubuh.
Menggerakkan kakinya dengan ringan saja Sahra merasa kesakitan seperti merobek. Dia mengerutkan alisnya dan sadar bahwa bagian dalamnya pasti terluka.
Setelah berada di kamar mandi untuk beberapa saat, Sahra baru keluar dengan berpakaian rapi. Jaket yang panjang menutupi tubuhnya dengan sederhana, kacamata hitam yang besar menutupi sebagian besar wajahnya, ditambah topi nelayan, seluruh tubuh Sahra berhasil ditutupi dari kepala sampai kaki.
Setelah minum sedikit air di ruang tunggu, Sahra baru membuka pintu untuk berjalan keluar.
Di dalam ruangan hanya ada Edo, mendengar suara Sahra membuka pintu pun Edo tidak mengangkat kepalanya dan tetap membaca laporan bawahannya dengan serius.
"Aku pulang dulu ya" Setelah minum air, suara Sahra tidak terdengar begitu serak lagi.
Edo tidak menjawabnya.
Sahra menjilat bibirnya dan membuka pintu untuk berjalan keluar. Kemudian dia menutup pintu dengan lembut dan menurunkan topinya lagi sebelum meninggalkan tempat.
Siapa tahu, Sahra baru saja melangkah dan langsung tertabrak dengan orang yang berjalan ke sini. Tubuh Sahra yang kelelahan hampir saja hancur begitu saja, untungnya ada dinding di belakangnya, dia memaksa diri untuk menahan di tembok baru bisa berdiri dengan baik.
"Maaf, apakah kamu baik-baik saja?" Gadis yang menabrak Sahra meminta maaf. Gadis itu datang untuk menyerahkan laporan kepada Edo.
Sahra menggelengkan kepalanya dan memaksa dirinya untuk berdiri, rasa sakit membuat tubuhnya berkeringat dingin. Setelah beberapa saat dia baru berkata dengan suara serak "Tidak apa-apa"
Setelah berkata, Sahra memasuki elevator dengan kaki yang bergetar tanpa membiarkan gadis itu membantunya.
Gadis itu menatapnya dengan khawatir, dia merasa Sahra terlihat sangat lemah dan akan pingsan dalam waktu sejenak. Sampai pintu elevator tertutup, gadis itu baru mengetuk pintu ruangan Edo, tetapi siapa tahu ada seseorang di belakangnya yang membuat dia terkejut.
"Uhm, maaf. Saya adalah asisten tuan muda kedua Junda. Nama saya Nian. Tuan kedua menyuruhku mengantar kontrak kepada tuan muda tertua" Nian tersenyum dan melambaikan kontrak yang dia pegang.
Gadis itu sibuk menjawab "Tuan muda tertua berada di dalam"
"Iya" Nian mengangguk dan tatapan dia tertuju ke bagian elevator.
Waktu dia datang tadi, kebetulan dia melihat seseorang keluar dari ruangan Edo. Meskipun dia tidak bisa melihat wajah orang itu dengan jelas, bentuk tubuh orang itu terlihat familier. Terutama waktu orang itu berbicara, suaranya terdengar sangat familier.
Tetapi Nian tidak bisa mengingat orang itu siapa, hanya merasa sangat familier.
Orang itu berpakaian seperti ini datang bertemu Edo, apa hubungan dia dengan Edo?
"Kenapa?" Melihat Nian mulai melamun, gadis itu pun bertanya.
Nian menjawab dengan senyuman "Tidak ada, ayo"
Waktu memasuki ruangan Edo, Nian tetap tidak bisa menahan diri dan melirik ke arah elevator.
Novel Terkait
Blooming at that time
White RoseMeet By Chance
Lena TanUntouchable Love
Devil BuddyMenantu Bodoh yang Hebat
Brandon LiMy Tough Bodyguard
Crystal SongLove And Pain, Me And Her
Judika DenadaCinta Yang Tak Biasa
WennieKamu Baik Banget×
- Bab 1 Aku Adalah Mempelai Wanita Adikmu
- Bab 2 Penikmat Bawah Rok
- Bab 3 Malam Pernikahan
- Bab 4 Frodo Sudah Kembali?
- Bab 5 Ambisi Kamu Cukup Besar
- Bab 6 Telpon Dari Suamimu
- Bab 7 Tidak Mau Disini
- Bab 8 Seorang Budak Murahan
- Bab 9 Mencari-Cari Kesalahan
- Bab 10 Tidak Belajar Patuh
- Bab 11 Akulah Yang Bodoh
- Bab 12 Ketidakpuasan
- Bab 13 Skandal Besar Keluarga Terpandang
- Bab 14 Keterlaluan
- Bab 15 Mandi Dan Menungguku
- Bab 16 Cinta Berbahaya Di Kantor
- Bab 17 Cekik Dia
- Bab 18 Situasi Sulit
- Bab 19 Maaf
- Bab 20 Salah Paham
- Bab 21 Memeriksa
- Bab 22 Menutup Sebelah Mata
- Bab 23 Main-Main Saja
- Bab 24 Hambatan
- Bab 25 Melindungi Makanan
- Bab 26 Jatuh Ke Neraka
- Bab 27 Membalas Dendam
- Bab 28 Identitas
- Bab 29 Pergi Menjaga Di Luar Pintu
- Bab 30 Tidak Patuh
- Bab 31 Bencana
- Bab 32 Teman Dan Bukan Musuh
- Bab 33 Sengaja Mempersulitkan
- Bab 34 Aku Menyuapimu
- Bab 35 Aroma Parfum
- Bab 36 Menawarkan Diri Untuk Bersamanya
- Bab 37 Mencoba Mengetahui Info Orang Lain
- Bab 38 Tengah Malam Memanjat Dinding
- Bab 39 Aku Ingin Tidur Di Sisimu
- Bab 40 Kamu Membuat Aku Jijik
- Bab 41 Kompleks Oidipus
- Bab 42 Dibatasi Dinding
- Bab 43 Tanpa Harapan
- Bab 44 Membakar Diri Sendiri
- Bab 45 Berakting
- Bab 46 Berakting
- Bab 47 Mulutmu Penuh Dengan Bauku
- Bab 48 Serigala Adalah Serigala
- Bab 49 Mainan Kecil
- Bab 50 Tertarik
- Bab 51 Kebencian Terbesar
- Bab 52 Kamu Mencari Mati
- Bab 53 Undangan
- Bab 54 Berbagai Jenis Hitam
- Bab 55 Beruntung Atau Sial
- Bab 56 Lelucon Jahat
- Bab 57 Lebih Baik Berhati-hati
- Bab 58 Merangsang Dengan Kata-kata
- Bab 59 Sebanyak Apa Pun juga Tidak Mau
- Bab 60 Penculikan
- Bab 61 Lebih Baik Putus Saja
- Bab 62 Percaya Atau Tidak Percaya
- Bab 63 Cinta Yang Murahan
- Bab 64 Wajah Tampan Adalah Sebuah Kemenangan
- Bab 65 Jangan Menimbulkan Masalah
- Bab 66 Beraksi Juga
- Bab 67 Siksaan
- Bab 68 Nikamati Baik-Baik
- Bab 69 Hubungan Kakakmu Dan Istrimu Dekat
- Bab 70 Pencuri Yang Meneriaki Pencuri
- Bab 71 Coba Jelaskan
- Bab 72 Orang Yang Menyusahkan
- Bab 73 Masalah Yang Belum Diselesaikan
- Bab 74 Pemerasan
- Bab 75 Simpati
- Bab 76 Ayah dan Putri Keluarga Asnawi
- Bab 77 Manfaatkan Diriku
- Bab 78 Menjamin Ketidakbersalahannya Dengan Kematian
- Bab 79 Musuh Cinta Bertemu
- Bab 80 Orang Jahat Akan Mendapat Ganjarannya
- Bab 81 Masalah Pemakaman
- Bab 82 Hadiah Buruan
- Bab 83 Bunga Liar Sangat Harum
- Bab 84 Terpesona Oleh Pria Tampan
- Bab 85 Kelinci Yang Jatuh Ke Dalam Perangkap
- Bab 86 Menguping
- Bab 87 Pergi Ke Keluarga Junda
- Bab 88 Pesta Kapal Pesiar
- Bab 89 Melarikan Diri
- Bab 90 Penembakan Di Kapal Pesiar
- Bab 91 Chapter Terakhir