Kamu Baik Banget - Bab 62 Percaya Atau Tidak Percaya
Melihat mata hitam pria tersebut penuh dengan serpihan es, Sahra dengan cepat mengubah topik pembicaraan "Apakah kamu sudah tahu siapa penculiknya?"
"Layra Vermes."
“Ternyata itu dia?” Penculikan lagi, metode wanita ini benar-benar sederhana, kasar dan selalu konsisten.
Edo menatapnya dengan datar dan berkata dengan ringan "Malam ini adalah perjamuan pertunangan antara aku dengan Safrida, dia ingin membantu Frodo dan membunuhku."
Nada ringannya tersebut membuat Sahra merasa kedinginan, dia menelan ludah "Benarkah?"
"Sama-sama adalah wanita dari Frodo" Edo mengulurkan tangan dan memegang dagunya sendiri, dia menatap Sahra "Kalian sangat berbeda."
Perselingkuhan Frodo buru-buru membantu Frodo, tetapi Sahra, yang merupakan istri Frodo, menyelamatkannya.
Sahra merasa bersalah karena dilihat oleh Edo, dia bergumam "Wanita itu bodoh, jika kamu mengalami kecelakaan, Kakek Junda tidak akan begitu mudah menyerah pada masalah ini dan Perusahaan Junda akan berantakan."
Jika hanya perlu membunuh Edo, Frodo sudah melakukannya sejak awal.
"Pantas yang satu adalah perselingkuhan dan yang satunya lagi adalah istri, kesadaran kalian berbeda." Edo berkomentar.
Nada sinis tersebut membuat Sahra merasa sangat tidak nyaman, dia menjilat bibirnya dan mengalihkan pandangannya.
Sinar matahari masuk ke bangsal, Edo mendongak dan dapat melihat telinga Sahra yang cantik dan jernih, bahkan bulu lembut di atasnya juga dapat terlihat dengan jelas.
“Aku akui bahwa aku tidak ingin kamu menjalin hubungan pernikahan dengan Keluarga Asnawi, tetapi aku tidak akan melukaimu.” Ketika Sahra berbicara, dia masih melihat ke luar jendela.
Edo tersenyum "Jadi?"
“Aku akan memulai dari sisi Safrida.” Sahra akhirnya berbalik, matanya sangat serius.
Edo akhirnya tidak bisa menahan tawa, dia tertawa dengan sangat ironis "Kamu mengatakan ini kepadaku, apakah kamu ingin aku mengucapkan terima kasih padamu?"
“Tidak, aku hanya ingin memberitahumu, kamu tidak perlu mewaspadaiku.” Sahra tidak akan pernah menyakitinya.
"Oh." Edo mengangguk dan mengucapkan kata demi kata "Kalau begitu, aku juga memberitahu kamu, aku tidak akan percaya satu kata pun dari perkataanmu."
Sahra segera mengerutkan kening, menggigit bibirnya dan menatapnya dengan sedih.
Tatapan Edo berhenti di tangan Sahra, matanya tidak ada suhu sama sekali, kemudian dia berdiri dan menatap Sahra dari atas.
"Sahra, apakah kamu menyukaiku?"
Sahra tercengang dan mulai mencurigakan apakah dirinya mengalami halusinasi pendengaran.
Mata Edo menatap wajah Sahra dengan erat dan tidak melewatkan sedikit pun ekspresi wajah Sarah, jari-jarinya bahkan menggulung seutas rambut panjang Sahra untuk bermain-main "Kamu sekarang masih menyukaiku, benar?"
Pikiran Sahra langsung terlihat dengan jelas, jika berada di depan orang lain, Sahra bisa menyembunyikannya dengan sempurna, tetapi di bawah tatapan Edo, dia bahkan tidak tahu di mana harus meletakkan tangannya.
Napasnya tidak teratur, tatapannya panik dan tubuhnya yang kurus hampir berdiri dari tempat tidur.
Dia tidak perlu menjawab dan Edo sudah bisa mendapatkan jawaban dari tanggapannya.
Edo menekan Sahra yang tanpa sadar ingin berdiri, membiarkannya duduk di tempat tidur, kemudian Edo mencondongkan tubuh ke dekat telinga Sahra dan menjulurkan lidah untuk menjilat ujung telinga Sahra. Sebenarnya, dia ingin melakukan tindakan ini sejak lama.
Tubuh Sahra bergetar dengan hebat.
Edo sangat puas dengan reaksi Sahra, dia berdiri tegak lagi "Aku telah memastikan bahwa kamu benar-benar menyukaiku, tetapi aku masih tidak percaya apa yang kamu katakan."
"Edo..." Sahra menatapnya dengan bodoh, pikirannya yang selalu tajam dan cepat berubah menjadi lamban hanya dengan satu pandangan Edo dan dia sama sekali tidak bisa berpikir.
Edo berdiri membelakangi sinar matahari, dia sedikit tersenyum pada Sahra, senyumnya membuat fajar di ruangan kehilangan warnanya "Kecuali kamu sedikit demi sedikit membuktikannya kepadaku."
Sahra tiba-tiba membuka matanya lebar-lebar dan dia telah tergoda olehnya.
Jika bukan karena Safrida tiba-tiba muncul, Sahra mungkin bisa bingung dalam cahaya warna-warni tersebut sepanjang hari.
“Edo, kamu harus percaya padaku!” Safrida berkata pada Edo, tatapannya sangat panik.
Edo meraih tangan yang memegang lengan bajunya "Ada apa?"
"Kamu..." Safrida sedikit terkejut, apakah Edo masih belum tahu?
Edo melihat penampilan Safrida, dia tidak bertanya lagi dan langsung mengeluarkan ponselnya. Dia menelepon seseorang, tiga menit kemudian, dia meletakkan ponselnya dan wajahnya tidak ada fluktuasi dari awal sampai akhir.
Melihat Safrida yang cemas, dia mengangguk "Aku sudah tahu, aku tidak keberatan dengan masalah video dan foto, Keluarga Asnawi lebih baik segera menjelaskannya, kalau tidak akan mempengaruhi Perusahaan Asnawi."
“Apakah kamu benar-benar tidak keberatan?” Mata Safrida sedikit bersinar, namun dia masih sedikit khawatir.
Edo mengangguk "Ini adalah hal-hal yang terjadi sebelum kita bertunangan, selama tidak difoto setelah kita bertunangan, aku tidak akan keberatan."
Tidak masalah jika tidak difoto, benar?
Perasaan di dalam hati susah untuk diungkapkan, Safrida menjilat bibirnya dan tidak tahu harus berkata apa untuk sementara waktu.
“Apakah ada hal lain?” Ketika Edo berkata dengan nada rendah, suaranya akan menjadi sangat menawan.
Karena Safrida sangat dekat dengan Edo, sehingga suara tersebut seolah-olah berputar di ujung telinganya, Safrida bahkan muncul ilusi kelembutan, dia tiba-tiba mendongak dan meraih tangan Edo "Edo, kamu percaya padaku, aku tidak akan melakukan hal seperti ini di masa depan! Aku akan menjadi istrimu yang baik dan hanya bersamamu, kamu percaya padaku!"
“Aku percaya padamu.” Suara Edo datar dan mengangguk tanpa ragu-ragu.
Mata Safrida tiba-tiba memerah dan dia sangat terharu.
Edo mengambil kesempatan untuk menarik kembali tangannya, dia mengingatkan lagi "Kamu kembali dan biarkan Presdir Asnawi untuk menjelaskannya, masalah ini bukan hanya akan mempengaruhi reputasimu, tetapi juga akan mempengaruhi harga saham Perusahaan Asnawi."
"Ya, aku tahu." Safrida mengangguk, ketika dia memikirkan video tersebut, ekspresinya sedikit berubah "Ayahku sudah menyelidikinya, kami sudah tahu siapa yang melakukannya, kamu tidak perlu khawatir."
Sambil berbicara, Safrida memeloti ke arah Sahra dengan ganas.
Sahra sepertinya tidak merasakannya, dia bersandar di kepala tempat tidur dengan malas dan mengutak-atik ponsel di tangannya.
Safrida datang dan pergi dengan tergesa-gesa, dia bahkan tidak tertarik untuk mengatakan apapun kepada Sahra dan bergegas keluar lagi.
“Apakah kamu ingin melihatnya?” Melihat Safrida sudah pergi, Sahra mengambil ponselnya dan menunjukkannya ke Edo.
Di layar ponsel, ada adegan Safrida yang sedang bermain dengan dua pria dan masih dalam versi HD.
Edo tidak berbicara, Sahra menghentikan video dan mengeluarkan banyak file "Kalau kamu tidak suka ini, apakah kamu ingin melihat video lain? Masih ada berbagai macam trik."
Sebelum dia membuka video lagi, pergelangan tangannya diraih oleh seseorang dan ponselnya jatuh ke lantai.
Lukanya tersentuh, Sahra merasa sakit dan wajahnya menjadi pucat, dia menjilat bibirnya dan bertatapan dengan mata Edo.
“Apakah ini yang kamu katakan tentang memulai dari sisi Safrida?” Wajah Edo tidak menunjukkan kegembiraan atau kemarahan, bahkan suaranya juga tidak terdengar nada naik atau turun.
Dalam semalam, berbagai video Safrida menjadi viral di Internet, videonya bahkan lebih mengasyikkan daripada video porno, hal seperti ini sangat jelas sengaja dilakukan oleh orang lain.
Sahra menggerakkan tangannya, tetapi dia tidak bisa bergerak, sehingga dia hanya bisa berkata "Jika aku yang melakukannya, tadi Safrida bukan hanya memelototiku."
“Keluarga Asnawi kira Frodo yang melakukan hal tersebut.” Nada suara Edo sangat datar, dia tahu semua yang perlu dia ketahui melalui panggilan tadi. Frodo tidak akan duduk diam dan melihat Edo mendapatkan bantuan Keluarga Asnawi, hal seperti ini sangat cocok dengan gayanya dalam melakukan sesuatu.
Hal tersebut bukan hanya dapat merusak pernikahan antara Edo dan Safrida, tapi juga bisa menyebabkan kerusakan parah pada Perusahaan Asnawi.
Begitu Sahra hendak tertawa, Edo terus berkata "Tapi aku tahu kamu yang melakukannya."
Novel Terkait
Meet By Chance
Lena TanSang Pendosa
DoniMy Cute Wife
DessyThe Sixth Sense
AlexanderUnplanned Marriage
MargeryLove Is A War Zone
Qing QingAnak Sultan Super
Tristan XuMy Beautiful Teacher
Haikal ChandraKamu Baik Banget×
- Bab 1 Aku Adalah Mempelai Wanita Adikmu
- Bab 2 Penikmat Bawah Rok
- Bab 3 Malam Pernikahan
- Bab 4 Frodo Sudah Kembali?
- Bab 5 Ambisi Kamu Cukup Besar
- Bab 6 Telpon Dari Suamimu
- Bab 7 Tidak Mau Disini
- Bab 8 Seorang Budak Murahan
- Bab 9 Mencari-Cari Kesalahan
- Bab 10 Tidak Belajar Patuh
- Bab 11 Akulah Yang Bodoh
- Bab 12 Ketidakpuasan
- Bab 13 Skandal Besar Keluarga Terpandang
- Bab 14 Keterlaluan
- Bab 15 Mandi Dan Menungguku
- Bab 16 Cinta Berbahaya Di Kantor
- Bab 17 Cekik Dia
- Bab 18 Situasi Sulit
- Bab 19 Maaf
- Bab 20 Salah Paham
- Bab 21 Memeriksa
- Bab 22 Menutup Sebelah Mata
- Bab 23 Main-Main Saja
- Bab 24 Hambatan
- Bab 25 Melindungi Makanan
- Bab 26 Jatuh Ke Neraka
- Bab 27 Membalas Dendam
- Bab 28 Identitas
- Bab 29 Pergi Menjaga Di Luar Pintu
- Bab 30 Tidak Patuh
- Bab 31 Bencana
- Bab 32 Teman Dan Bukan Musuh
- Bab 33 Sengaja Mempersulitkan
- Bab 34 Aku Menyuapimu
- Bab 35 Aroma Parfum
- Bab 36 Menawarkan Diri Untuk Bersamanya
- Bab 37 Mencoba Mengetahui Info Orang Lain
- Bab 38 Tengah Malam Memanjat Dinding
- Bab 39 Aku Ingin Tidur Di Sisimu
- Bab 40 Kamu Membuat Aku Jijik
- Bab 41 Kompleks Oidipus
- Bab 42 Dibatasi Dinding
- Bab 43 Tanpa Harapan
- Bab 44 Membakar Diri Sendiri
- Bab 45 Berakting
- Bab 46 Berakting
- Bab 47 Mulutmu Penuh Dengan Bauku
- Bab 48 Serigala Adalah Serigala
- Bab 49 Mainan Kecil
- Bab 50 Tertarik
- Bab 51 Kebencian Terbesar
- Bab 52 Kamu Mencari Mati
- Bab 53 Undangan
- Bab 54 Berbagai Jenis Hitam
- Bab 55 Beruntung Atau Sial
- Bab 56 Lelucon Jahat
- Bab 57 Lebih Baik Berhati-hati
- Bab 58 Merangsang Dengan Kata-kata
- Bab 59 Sebanyak Apa Pun juga Tidak Mau
- Bab 60 Penculikan
- Bab 61 Lebih Baik Putus Saja
- Bab 62 Percaya Atau Tidak Percaya
- Bab 63 Cinta Yang Murahan
- Bab 64 Wajah Tampan Adalah Sebuah Kemenangan
- Bab 65 Jangan Menimbulkan Masalah
- Bab 66 Beraksi Juga
- Bab 67 Siksaan
- Bab 68 Nikamati Baik-Baik
- Bab 69 Hubungan Kakakmu Dan Istrimu Dekat
- Bab 70 Pencuri Yang Meneriaki Pencuri
- Bab 71 Coba Jelaskan
- Bab 72 Orang Yang Menyusahkan
- Bab 73 Masalah Yang Belum Diselesaikan
- Bab 74 Pemerasan
- Bab 75 Simpati
- Bab 76 Ayah dan Putri Keluarga Asnawi
- Bab 77 Manfaatkan Diriku
- Bab 78 Menjamin Ketidakbersalahannya Dengan Kematian
- Bab 79 Musuh Cinta Bertemu
- Bab 80 Orang Jahat Akan Mendapat Ganjarannya
- Bab 81 Masalah Pemakaman
- Bab 82 Hadiah Buruan
- Bab 83 Bunga Liar Sangat Harum
- Bab 84 Terpesona Oleh Pria Tampan
- Bab 85 Kelinci Yang Jatuh Ke Dalam Perangkap
- Bab 86 Menguping
- Bab 87 Pergi Ke Keluarga Junda
- Bab 88 Pesta Kapal Pesiar
- Bab 89 Melarikan Diri
- Bab 90 Penembakan Di Kapal Pesiar
- Bab 91 Chapter Terakhir