Kamu Baik Banget - Bab 65 Jangan Menimbulkan Masalah
“Nona Besar Azari, aku sangat senang kamu bisa datang.” Safrida berjalan ke depan Sahra, dia berkata dengan bahagia “Saat aku dan Edo menikah, kamu juga harus datang ya!”
Provokasi secara terang-terangan, bahkan kebencian di matanya juga malas untuk menutupinya.
Sahra mengalihkan pandangan ketika mereka mendekat, tentu saja bukan karena Safrida. Dia menjilat bibir merahnya dan sedikit menundukkan kepala "Nona Besar Asnawi, setelah mengalami begitu banyak hal, kamu masih bisa menemukan kebahagiaan, kamu benar-benar harus merasa bahagia. Hanya saja kamu harus menunggu malam ini berlalu dengan lancar, baru bisa mempertimbangkan masalah pernikahan."
“Sahra, apa maksudmu?” Wajah Safrida yang bangga sedikit berubah.
Tidak peduli perkataan Sahra tersebut menyindirkan skandalnya di pagi hari atau petunjuk yang samar-samar di kalimat terakhir, Safrida sangat kesal.
"Aku tidak bermaksud apa-apa, hanya saja aku tidak melihat Frodo dan ayah, aku selalu merasa bahwa malam ini tidak akan berlalu dengan damai!" Sahra mendongak untuk melihat ke arah Safrida dan dengan sengaja tidak melihat ke arah Edo.
Bayangan ramping pria tersebut bisa dilihat dari keramik lantai, Sahra dapat melihat dengan jelas bahwa pria tersebut memegang gelas anggur di tangannya dan tubuhnya tegak.
Jaydo tidak memberi Keluarga Asnawi wajah dan para tamu yang hadir tidak berani menyebutkannya, hanya Sahra yang berani menusuk pisau ke dalam hati Safrida, tidak heran jika wajah Safrida jelek.
Safrida awalnya berpikir bahwa dia bisa pamer dan menampar wajah Sahra, tetapi dia tidak menduga bahwa dirinya akan begitu marah hanya karena beberapa perkataan Sahra.
Safrida menahan kesalnya, dia tersenyum dengan paksa dan mendekati Edo "Setelah mendapatkan apa yang aku inginkan, malam ini berlalu dengan damai atau tidak sudah tidak penting. Situasiku jauh lebih baik daripada menikahi seseorang yang tidak aku cintai dan setiap hari menginginkan pria lain dengan kesepian, benar? "
Sahra menjilat bibirnya dan melihat ke dua bayangan di lantai yang sangat dekat.
Melihat dia tidak berbicara, Safrida akhirnya bangga. Dia mengangkat gelasnya dan mengguncangnya ke arah Sahra "Karena kamu sudah datang, kalau begitu ayo minum anggur, sehingga aku bisa merasakan ketulusanmu?"
Sahra tentu saja tidak akan minum, dia bahkan tidak bisa memegang gelas.
Safrida sepertinya baru saja mengingatnya, dia tersenyum dengan pelan "Aduh, kok aku lupa ya, tanganmu terluka. Seperti kata pepatah, pada awalnya ingin mengambil keuntungan, tetapi akhirnya malah dirugikan dan aku melihatnya hari ini."
“Safrida, sudah cukup!” Jenny akhirnya tidak bisa menahannya, dia mengabaikan Sahra yang menghentikannya, berdiri dan menatap Safrida “Jika kamu berteriak lagi, maka aku akan memainkan video-videomu di layar lebar! "
“Kamu!” Wajah Safrida memerah dan dia gemetar karena marah “Kamu berani!”
Jenny biasanya tidak mematuhi metode keras, dia tertawa dingin "Kamu boleh mencoba apakah aku berani atau tidak?"
Reputasinya sebagai Nona Lubis terkenal di kalangannya, dia melakukan sesuatu hanya berdasarkan pikirannya sendiri dan tidak ada yang tidak berani dia lakukan.
Safrida tentu saja juga mengetahuinya, dia mengertakkan gigi dan menelan amarahnya kembali ke perut, jika tatapan mata bisa membunuh orang, Jenny telah dibunuh olehnya sekarang.
"Edo ..." Dia berbalik untuk menatap Edo, matanya basah dan terlihat sangat sedih.
“Dia yang datang untuk mencari masalah, tetapi sekarang seolah-olah orang lain yang membullynya, wanita munafik.” Jenny menyindirnya saat melihat kondisi seperti ini.
Safrida mengertakkan giginya dengan kuat.
“Nona Lubis, ini adalah perjamuan pertunanganku, jika kamu merasa tidak puas, maka kamu boleh tidak datang.” Edo tiba-tiba berkata, suaranya sangat dingin, seperti es yang memukul tulang manusia.
Jenny yang awalnya masih agresif juga tutup mulut setelah mendengarnya. Ketika Sahra dan Edo masih bersama, dia sudah sangat takut pada pria ini, apalagi aura Edo sekarang lebih menakutkan dari sebelumnya.
Edo memperhatikan kesunyiannya, menundukkan kepala dan berkata kepada Safrida "Ayo kita pergi."
Safrida meraih lengannya dan tersenyum dengan bangga. Ketika dia melewati Sahra, dia dengan sengaja menyentuh tangan Sahra dengan kejam.
"Hiss——" Sahra menarik napas dalam-dalam dan berkeringat dingin.
“Kamu!” Jenny memperhatikan gerakan Safrida dan menjadi marah lagi.
Sahra menghentikannya dan menggelengkan kepala padanya.
Safrida menoleh ke belakang dan mendengus dengan bangga.
“Wanita Sialan!” Jenny mengertakkan gigi, dia sangat marah sekarang.
Hanya ekspresi Sahra yang masih tenang, dia mendongak dan kebetulan Edo melihat ke arahnya.
"Jangan membuat masalah." Edo berkata padanya.
Tatapan Edo penuh dengan ancaman dan peringatan dan Sahra merasa kedinginan dalam sesaat.
Melihat kedua orang tersebut berjalan menjauh, Jenny membuka matanya lebar-lebar, dia tidak bisa mempercayainya "Apaan ini, apa maksud dari jangan membuat masalah? Apakah Edo buta? Apakah dia tidak bisa melihat bahwa sekarang Safrida yang membuat masalah? "
“Dia tidak bermaksud seperti ini.” Sahra terdiam beberapa saat, lalu menjelaskan.
Jenny mengerutkan kening "Kalau begitu dia ..."
Tiba-tiba suara Jenny berhenti, dia menelan ludah dan menatap Sahra.
Sahra mengangguk.
“Brengsek.” Jenny tidak bisa menahan diri dan mengucapkan perkataan kasar, dia sangat tidak puas “Bagaimana dia tahu bahwa kita akan menimbulkan masalah! Aku masih merasa heran, mengapa kamu begitu bersabar ketika Safrida memprovokasimu, apakah kamu sedang memikirkan hal ini?"
“Ya.” Sahra merasa bahwa dia akan dibelah dua oleh dua penjahat.
Melihat Sahra sedang tidak bersemangat, Jenny juga tutup mulut.
Para tamu telah tiba, mereka sedang mengobrol dan saling bersulang dan perjamuan pertunangan juga mencapai puncaknya.
Di panggung utama, Edo dan Safrida berdiri di depan, di bawah pembawa acara yang sangat fasih, suasana di aula mulai hangat setelah beberapa saat.
Di tengah tepuk tangan, Edo mengambil cincin dari pelayan dan selangkah demi selangkah berjalan menuju Safrida.
Sahra tanpa sadar hendak meremas jarinya, tetapi dia menyentuh lukanya dan berkeringat dingin karena kesakitan. Tetapi dia tidak berhenti, dia sepertinya telah menemukan saluran untuk melampiaskannya, dia terus menggerakkan jari-jarinya, sarafnya menarik kulit dan dagingnya dan rasa sakit yang tajam menyebar ke anggota badan, kulit kepalanya juga mati rasa.
Dia sedang menyiksa diri sendiri, menggunakan rasa sakit fisik berulang kali untuk menyiksa diri sendiri. Dengan cara ini, hatinya sepertinya tidak terlalu sakit.
Di atas panggung, Edo berjalan mendekati Safrida, Safrida tersenyum dan mengulurkan tangan padanya.
"Sahra ..." Jenny menemukan keanehan Sahra, dia buru-buru memeluknya. Begitu dia memeluk Sahra, tangannya basah dan dia menyadari bahwa tubuh Sahra basah kuyup, seluruh tubuh Sahra dibasahi oleh keringat dingin.
Dia berseru "Ada apa denganmu!"
Wajah Sahra pucat dan tubuhnya gemetar, tetapi dia dengan keras kepala menggelengkan kepalanya.
Jenny bagaimana mungkin mempercayainya, dia membuka mantel Sahra dan melihat bahwa perban tangan yang tersembunyi di dalam mantel sudah berlumuran darah!
“Sahra, apa yang sedang kamu lakukan!” Jenny tidak tahan lagi dan dia bertanya dengan tegas.
Sahra tidak berbicara, matanya tertuju pada panggung.
Edo memegang tangan Safrida dengan satu tangan, menundukkan kepala dan mencium punggung tangan Safrida, cincin yang dia pegang di tangannya yang satu lagi bersinar di bawah cahaya.
Pria tampan dan wanita cantik, sungguh indahnya pemandangan ini.
Namun, bagi Sahra, adegan ini sangat menusuk matanya, seperti ribuan jarum yang menusuk ke dalam matanya dan darah merah menyembur keluar.
Jenny ketakutan dengan penampilan Sahra dan meraih lengannya erat-erat "Sahra, jangan menakuti aku! Jika kamu tidak menyukainya, aku akan segera bertindak, kita segera bertindak, boleh?"
Novel Terkait
Uangku Ya Milikku
Raditya DikaDiamond Lover
LenaEverything i know about love
Shinta CharityIstri Pengkhianat
SubardiKamu Baik Banget×
- Bab 1 Aku Adalah Mempelai Wanita Adikmu
- Bab 2 Penikmat Bawah Rok
- Bab 3 Malam Pernikahan
- Bab 4 Frodo Sudah Kembali?
- Bab 5 Ambisi Kamu Cukup Besar
- Bab 6 Telpon Dari Suamimu
- Bab 7 Tidak Mau Disini
- Bab 8 Seorang Budak Murahan
- Bab 9 Mencari-Cari Kesalahan
- Bab 10 Tidak Belajar Patuh
- Bab 11 Akulah Yang Bodoh
- Bab 12 Ketidakpuasan
- Bab 13 Skandal Besar Keluarga Terpandang
- Bab 14 Keterlaluan
- Bab 15 Mandi Dan Menungguku
- Bab 16 Cinta Berbahaya Di Kantor
- Bab 17 Cekik Dia
- Bab 18 Situasi Sulit
- Bab 19 Maaf
- Bab 20 Salah Paham
- Bab 21 Memeriksa
- Bab 22 Menutup Sebelah Mata
- Bab 23 Main-Main Saja
- Bab 24 Hambatan
- Bab 25 Melindungi Makanan
- Bab 26 Jatuh Ke Neraka
- Bab 27 Membalas Dendam
- Bab 28 Identitas
- Bab 29 Pergi Menjaga Di Luar Pintu
- Bab 30 Tidak Patuh
- Bab 31 Bencana
- Bab 32 Teman Dan Bukan Musuh
- Bab 33 Sengaja Mempersulitkan
- Bab 34 Aku Menyuapimu
- Bab 35 Aroma Parfum
- Bab 36 Menawarkan Diri Untuk Bersamanya
- Bab 37 Mencoba Mengetahui Info Orang Lain
- Bab 38 Tengah Malam Memanjat Dinding
- Bab 39 Aku Ingin Tidur Di Sisimu
- Bab 40 Kamu Membuat Aku Jijik
- Bab 41 Kompleks Oidipus
- Bab 42 Dibatasi Dinding
- Bab 43 Tanpa Harapan
- Bab 44 Membakar Diri Sendiri
- Bab 45 Berakting
- Bab 46 Berakting
- Bab 47 Mulutmu Penuh Dengan Bauku
- Bab 48 Serigala Adalah Serigala
- Bab 49 Mainan Kecil
- Bab 50 Tertarik
- Bab 51 Kebencian Terbesar
- Bab 52 Kamu Mencari Mati
- Bab 53 Undangan
- Bab 54 Berbagai Jenis Hitam
- Bab 55 Beruntung Atau Sial
- Bab 56 Lelucon Jahat
- Bab 57 Lebih Baik Berhati-hati
- Bab 58 Merangsang Dengan Kata-kata
- Bab 59 Sebanyak Apa Pun juga Tidak Mau
- Bab 60 Penculikan
- Bab 61 Lebih Baik Putus Saja
- Bab 62 Percaya Atau Tidak Percaya
- Bab 63 Cinta Yang Murahan
- Bab 64 Wajah Tampan Adalah Sebuah Kemenangan
- Bab 65 Jangan Menimbulkan Masalah
- Bab 66 Beraksi Juga
- Bab 67 Siksaan
- Bab 68 Nikamati Baik-Baik
- Bab 69 Hubungan Kakakmu Dan Istrimu Dekat
- Bab 70 Pencuri Yang Meneriaki Pencuri
- Bab 71 Coba Jelaskan
- Bab 72 Orang Yang Menyusahkan
- Bab 73 Masalah Yang Belum Diselesaikan
- Bab 74 Pemerasan
- Bab 75 Simpati
- Bab 76 Ayah dan Putri Keluarga Asnawi
- Bab 77 Manfaatkan Diriku
- Bab 78 Menjamin Ketidakbersalahannya Dengan Kematian
- Bab 79 Musuh Cinta Bertemu
- Bab 80 Orang Jahat Akan Mendapat Ganjarannya
- Bab 81 Masalah Pemakaman
- Bab 82 Hadiah Buruan
- Bab 83 Bunga Liar Sangat Harum
- Bab 84 Terpesona Oleh Pria Tampan
- Bab 85 Kelinci Yang Jatuh Ke Dalam Perangkap
- Bab 86 Menguping
- Bab 87 Pergi Ke Keluarga Junda
- Bab 88 Pesta Kapal Pesiar
- Bab 89 Melarikan Diri
- Bab 90 Penembakan Di Kapal Pesiar
- Bab 91 Chapter Terakhir