Kamu Baik Banget - Bab 56 Lelucon Jahat
Pagi hari, tidak tahu ada apa dengan Frodo, tidak turun ke lantai bawah untuk sarapan. Sahra juga tidak peduli dengan alasannya, memegang Edo mulai berekspresi patuh dan menyanjung dengan berbagai cara.
Nafsu makan Edo juga dipengaruhi olehnya, dengan wajah dingin makan dua suap, lalu mengambil mantel dan langsung keluar.
Melihat sarapan pagi yang tidak terlalu disentuh, Sahra merasa agak tertekan. Dari awal tahu akan begini, dia tidak akan turun.
Suasana hatinya tidak baik, Frodo tidak akan mendekat.
“Sahra, kenapa kamu bangun begitu pagi?” Karena Sahra tidak bekerja, jadi setiap hari saat sarapan pagi bisa bertemu dengannya. Frodo merasa agak terkejut.
Sahra sedang tidak mood, jadi hanya asal menjawab lalu mengangguk. Dia mengenakan pakaian lengan panjang, ada riasan di wajahnya, jadi tidak khawatir pihak lain bisa melihat sesuatu.
Malah saat Frodo membungkuk dia memperhatikan bagian bawah lehernya menunjukkan sebuah tanda merah. Mata sedikit bergerak, kelihatannya ini provokasi dari Layra lagi.
Selang beberapa hari pasti akan membuat keributan seperti ini, sebenarnya seberapa membosankannya dia.
Baru saja terpikir dengan orangnya, beritanya langsung datang. Sahra mengeluarkan ponsel, melihat pesan transfer uang masuk, kemudian pesan dari penanggung jawab kasino luar negeri juga masuk.
Ternyata dari pihak Layra sudah memberi uang tebusan, kasino mentransferkan bagiannya kemari. Pada saat dia diculik oleh Layra telah meminta sepertiga uang dari Frodo, kali ini dia memberikan uang sepertiga itu kepada kasino sebagai uang kontrak, dan sisanya masuk ke dalam rekeningnya.
“Kenapa?” Frodo mendengar suara lalu mengangkat kepala.
Awalnya Layra ingin pergi, lalu menarik kursi dan duduk: “Bukankah sebelumnya kamu mengatakan bahwa akuisisi Zuper membutuhkan uang? Barusan ayah mentransfer uang padaku, dana sudah masuk ke dalam rekening.”
Mata Frodo seketika langsung bersinar, meletakkan sumpit melihatnya.
“Sebentar lagi aku akan memberikan uangnya padamu, jumlahnya yang terakhir kali itu bukan, tidak akan kurang satu nominal pun.” Tentu tidak akan lebih juga, Sahra diam-diam menambahkannya di dalam hati.
Kemudian, tangannya bergerak sejenak, tidak selang berapa lama suara notif telepon Frodo. Mengeluarkan ponsel melihat berita transfer uang, pertama dia merasa senang, kemudian mengerutkan alisnya.
Sejumlah uang ini adalah jumlah yang dia butuhkan sebelumnya, tapi setelah memberikan uang kepada Layra, sekarang kekurangannya lebih besar dibandingkan sebelumnya.
Mana mungkin Sahra tidak tahu, sejumlah uang yang didapatkan ini adalah jumlah uang yang dia keluarkan dan masih dipotong sepertiga. Dihitung seperti ini, Frodo masih rugi sejumlah uang dibandingkan sebelumnya, uang yang kurang jauh lebih banyak.
Di dalam hatinya sangat jelas sekali, tapi dari luar malah pura-pura tidak mengerti.
Sebelum pihak sana berbicara, dia berkata dengan wajah tulus: “Karena kamu dan aku menikah demi bisnis, tentu saja keluarga Azari kami akan memperlakukanmu dengan tulus. Ayah segera mengirimkan sejumlah uang ini setelah tahu kamu membutuhkannya, kamu juga tahu, butuh upaya untuk mengoperasikan arus kas dalam jumlah besar.”
Awalnya Frodo ingin coba membicarakan bahwa dia butuh uang untuk hal mendesak, tapi saat ini hanya bisa menahannya hingga tidak bisa mengatakan apa pun.
Dan Sahra yang telah mengambil uang orang untuk membantu orang malah tidak ada beban hati sedikit pun. Jarang sekali dia bisa menunjukkan sedikit senyuman, ekspresi polos dan tulus itu membuat orang tidak bisa mengalihkan pandangan: “Frodo, kamu pegang saja uangnya, asalkan bisa mendapatkan Zuper sudah cukup. Mengenai kelak mau membayarnya atau tidak, kita adalah satu keluarga, tidak mempermasalahkan semua ini.”
Mendengar kata-kata ini keluar dari mulut Sahra, ekspresi Frodo sangat rumit sekali.
Dia selalu merasa Sahra sangat acuh tak acuh, tidak bisa membaca pikirannya, tidak menyangka dia sungguh tulus membantu dirinya. Melihat tampangnya yang mengira masalah sudah diselesaikan, di dalam hati merasa sedikit tidak tenang dan bersalah.
Uang untuk membeli Zuper sudah dia berikan pada pacarnya, Layra, untuk menyelamatkan putra Layra, wajah Sahra penuh penantian merasa Zuper sudah berada dalam genggamannya.
Meskipun dia berusaha mengendalikannya, tetapi Sahra tetap bisa membaca pikirannya. Di dalam hati menahan rasa tidak senang dan cibiran, tapi senyuman di wajahnya malah semakin tulus.
Kemunculan Nian Luria menyelamatkan Frodo.
“Tuan muda kedua, ini adalah dokumen yang kamu perlukan untuk negosiasi nanti.” Hari ini Frodo tidak pergi ke perusahaan, lalu menyuruh Nian Luria membawa dokumen ke sini.
Frodo keluar dari perasaan rumit barusan, menerima dokumen, jarang sekali berekspresi baik: “Baik, sudah merepotkanmu.”
Mata Nian Luria berbinar, ekspresi menjadi lebih hormat.
Sekarang saatnya Sahra harus melakukan sesuatu, berdiri dan mengatakan: “Nanti masih ada yang akan aku lakukan, harus bepergian sebentar.”
Frodo tidak terlalu peduli, menganggukkan kepala. Nian Luria malah tertegun, merasa ada yang agak aneh dengan suara ini.
Selalu merasa harus lebih serak dan lebih hancur baru benar.
Hingga Sahra mengambil mantel yang ada di samping, dia baru tiba-tiba membuka lebar mulutnya, termenung dalam waktu lama sekali.
Mantel yang diambil Sahra adalah mantel orang yang pergi ke kantor Edo pada hari itu, kemarin saat dia keluar sambil mengenakan mantel langsung dilihat oleh Nian Luria. Nian Luria tidak mengenali orang yang memakai kaca mata hitam dan topi itu, tapi dia mengenali mantelnya.
Hingga Sahra pergi jauh, Nian Luria tetap berada dalam situasi terkejut.
Hari itu orang yang keluar dari dalam kantor tuan muda pertama Junda adalah Sahra? Pada waktu itu dia masih mengira orang itu adalah pacar tuan muda pertama Junda, berpikir ingin menyelidikinya dengan jelas, jika berguna maka akan minta penghargaan dengan Frodo.
Siapa yang menyangka.
Orang itu ternyata adalah Sahra.
Tetapi, seperti ini tidak benar. Apakah Sahra pergi mencari Edo untuk bertengkar? Bagaimanapun, kedua orang itu tidak seharusnya keluar dari satu ruangan, gaya musuh dengan posisi berbeda adalah jalur yang benar.
Berbagai macam kebimbangan aneh muncul dalam hati, ada sedikit keraguan yang tertinggal dalam hati Nian Luria.
Sahra keluar dari villa, mengendarai mobil pergi ke tempat Jenny .
Jenny mendengar dia menceritakan masalah Layra dan Frodo, dalam sekejap tersenyum sambil mencondongkan tubuh ke depan, terus memberikan acungan jempol padanya, tertawa hingga meneteskan air mata: “Hahaha, kamu juga cukup buruk! Sudah memeras Frondo Junda si brengsek itu, uang yang sudah keluar lalu kembali lagi dan masih ada sejumlah uang yang hilang, malah penuh rasa terima kasih dan kesan baik padamu yang seorang pelopor dalam masalah ini, sungguh sangat lucu sekali!”
“Sudahlah, jangan tertawa lagi, air liur juga sudah muncrat ke diriku.” Sahra memundurkan badannya, agak jijik.
Meskipun dibicarakan seperti ini, tapi Jenny tetap tersenyum agak lama baru kembali normal. Dia masih belum mengatakan apa-apa, tiba-tiba terdengar suara nada notif dari ponsel Sahra.
Dia sekalian membantu buka ponsel, menemukan sebuah email, lalu diberikan pada Sahra. Sahra menerimanya, tidak berpikir banyak langsung membukanya.
Sebuah gambaran mendadak muncul, dalam warna merah tua, ada seorang wanita penuh darah dengan rambut terurai, seolah-olah akan merangkak keluar dari dalam layar pada detik berikutnya.
“Ah--” Jenny berteriak histeris, seluruh tubuhnya langsung jatuh ke lantai.
Sahra juga tertegun, dalam setengah ketukan langsung mematikan gambaran itu. Dia mengerutkan kening, membuka email dan memindainya dengan hati-hati, mulai mengatupkan bibir merah.
“Ini, apa ini?” Jenny menelan air liur, raut wajah agak pucat: “Lelucon jahat?”
“Hmm, bisa dikatakan begitu.”
Sahra bolak-balik beberapa kali melihat informasi pengirim email, kemudian langsung tersenyum.
Novel Terkait
Back To You
CC LennyInnocent Kid
FellaUntouchable Love
Devil BuddyAwesome Guy
RobinMr Huo’s Sweetpie
EllyaMy Superhero
JessiMenunggumu Kembali
NovanThe True Identity of My Hubby
Sweety GirlKamu Baik Banget×
- Bab 1 Aku Adalah Mempelai Wanita Adikmu
- Bab 2 Penikmat Bawah Rok
- Bab 3 Malam Pernikahan
- Bab 4 Frodo Sudah Kembali?
- Bab 5 Ambisi Kamu Cukup Besar
- Bab 6 Telpon Dari Suamimu
- Bab 7 Tidak Mau Disini
- Bab 8 Seorang Budak Murahan
- Bab 9 Mencari-Cari Kesalahan
- Bab 10 Tidak Belajar Patuh
- Bab 11 Akulah Yang Bodoh
- Bab 12 Ketidakpuasan
- Bab 13 Skandal Besar Keluarga Terpandang
- Bab 14 Keterlaluan
- Bab 15 Mandi Dan Menungguku
- Bab 16 Cinta Berbahaya Di Kantor
- Bab 17 Cekik Dia
- Bab 18 Situasi Sulit
- Bab 19 Maaf
- Bab 20 Salah Paham
- Bab 21 Memeriksa
- Bab 22 Menutup Sebelah Mata
- Bab 23 Main-Main Saja
- Bab 24 Hambatan
- Bab 25 Melindungi Makanan
- Bab 26 Jatuh Ke Neraka
- Bab 27 Membalas Dendam
- Bab 28 Identitas
- Bab 29 Pergi Menjaga Di Luar Pintu
- Bab 30 Tidak Patuh
- Bab 31 Bencana
- Bab 32 Teman Dan Bukan Musuh
- Bab 33 Sengaja Mempersulitkan
- Bab 34 Aku Menyuapimu
- Bab 35 Aroma Parfum
- Bab 36 Menawarkan Diri Untuk Bersamanya
- Bab 37 Mencoba Mengetahui Info Orang Lain
- Bab 38 Tengah Malam Memanjat Dinding
- Bab 39 Aku Ingin Tidur Di Sisimu
- Bab 40 Kamu Membuat Aku Jijik
- Bab 41 Kompleks Oidipus
- Bab 42 Dibatasi Dinding
- Bab 43 Tanpa Harapan
- Bab 44 Membakar Diri Sendiri
- Bab 45 Berakting
- Bab 46 Berakting
- Bab 47 Mulutmu Penuh Dengan Bauku
- Bab 48 Serigala Adalah Serigala
- Bab 49 Mainan Kecil
- Bab 50 Tertarik
- Bab 51 Kebencian Terbesar
- Bab 52 Kamu Mencari Mati
- Bab 53 Undangan
- Bab 54 Berbagai Jenis Hitam
- Bab 55 Beruntung Atau Sial
- Bab 56 Lelucon Jahat
- Bab 57 Lebih Baik Berhati-hati
- Bab 58 Merangsang Dengan Kata-kata
- Bab 59 Sebanyak Apa Pun juga Tidak Mau
- Bab 60 Penculikan
- Bab 61 Lebih Baik Putus Saja
- Bab 62 Percaya Atau Tidak Percaya
- Bab 63 Cinta Yang Murahan
- Bab 64 Wajah Tampan Adalah Sebuah Kemenangan
- Bab 65 Jangan Menimbulkan Masalah
- Bab 66 Beraksi Juga
- Bab 67 Siksaan
- Bab 68 Nikamati Baik-Baik
- Bab 69 Hubungan Kakakmu Dan Istrimu Dekat
- Bab 70 Pencuri Yang Meneriaki Pencuri
- Bab 71 Coba Jelaskan
- Bab 72 Orang Yang Menyusahkan
- Bab 73 Masalah Yang Belum Diselesaikan
- Bab 74 Pemerasan
- Bab 75 Simpati
- Bab 76 Ayah dan Putri Keluarga Asnawi
- Bab 77 Manfaatkan Diriku
- Bab 78 Menjamin Ketidakbersalahannya Dengan Kematian
- Bab 79 Musuh Cinta Bertemu
- Bab 80 Orang Jahat Akan Mendapat Ganjarannya
- Bab 81 Masalah Pemakaman
- Bab 82 Hadiah Buruan
- Bab 83 Bunga Liar Sangat Harum
- Bab 84 Terpesona Oleh Pria Tampan
- Bab 85 Kelinci Yang Jatuh Ke Dalam Perangkap
- Bab 86 Menguping
- Bab 87 Pergi Ke Keluarga Junda
- Bab 88 Pesta Kapal Pesiar
- Bab 89 Melarikan Diri
- Bab 90 Penembakan Di Kapal Pesiar
- Bab 91 Chapter Terakhir