Kamu Baik Banget - Bab 27 Membalas Dendam

Ada perubahan nama Proyek Yan = Zuper 6/9/20

“Hebat, aku masih mau, berikan padaku..... ehm.....”

Cahaya di ruang istirahat sangat terang, dapat melihat dengan jelas dari pintu. Safrida duduk di atas tubuh Frodo dan wajahnya memerah.

Mata Jenny hampir jatuh keluar, ketika ingin berkata, Sahra malah menutup mulutnya. Sahra menariknya ke ruang istirahat di seberang, tidak menutup pintu, hanya menyembunyikan sosok mereka.

Sahra menggelengkan kepalanya pada Jenny, Jenny mengangguk dan memberi isyarat bahwa dirinya tidak akan berbicara, Sahra barulah melepaskan mulutnya. Keduanya melihat keluar dari pintu yang setengah terbuka, sedangkan Edo telah memasuki ruangan di seberang.

"Kakak benar-benar semangat." Kedua lengan Edo saling berpelukan di depan dadanya, dia tersenyum dan tidak memiliki reaksi apapun terhadap sesuatu yang terjadi di depannya.

Frodo mengangkat kepalanya, pandangannya jelas lebih jernih dari pada Safrida. Melihat Edo, wajahnya menjadi sangat jelek dan gerakan di bawah tubuhnya terhenti.

Tapi Safrida tidak menyadarinya sama sekali. Ketika Frodo berhenti bergerak, dia segera mengayunkan pinggangnya dengan kuat.

Frodo membiarkannya bergerak, matanya memelototi Edo dan berkata dengan suaranya yang serak "Kamu jangan mengharapkan keluarga Asnawi lagi."

“Tanpa Keluarga Asnawi, masih ada keluarga GE, keluarga Yanji, keluarga Onsu...... Kenapa, apakah kakak berencana ingin menidurinya satu per satu?" Edo berkata dengan penuh ironis "Kakak benar-benar kuat."

Wajah Frodo menegang sejenak, tapi dia mengertakkan gigi dan tidak ingin menunjukkan kelemahan. Wajahnya sangat merah, tubuhnya tegang dan keringatnya mengalir deras.

Seiring gerakan Safrida, selain tidak merasa nyaman, ekspresinya malah menjadi semakin menyakitkan, tetesan keringat menetes dari dahinya.

Edo merasa menarik, dia dapat menebak Frodo telah diberi obat. Tetapi karena Frodo ingin pura-pura kuat, jadi dia cukup menonton pertunjukan seru.

Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki dari luar dan hiruk pikuk orang berjalan ke arah sini.

Frodo membuka lebar matanya, wajahnya berubah panik. Dia segera mendorong Safrida yang menjeratnya, mencoba ingin berdiri tegak dan pergi.

Tapi sebelum menegakkan tubuhnya, dia telah jatuh lemas di ranjang pada detik berikutnya. Dia terengah-engah dan menatap pintu kamar seolah-olah terlihat raja kematian sedang perlahan-lahan mendekatinya.

“Kakak, ada apa denganmu?” Edo berkata dengan nada dingin, tidak menyembunyikan perasaan senang mencelakainya, sudut bibirnya terangkat.

Frodo tiba-tiba menatapnya dan berkata dengan suara lemah "Tolong aku."

"Apakah kamu sedang bercanda?" Edo mengedipkan mata, ekspresinya acuh tak acuh "Apa keuntungan bagiku untuk membantumu."

“Anggap saja aku berhutang budi padamu.” Kalau di lain waktu, Frodo tidak akan begitu panik. Tapi sekarang dia baru saja menikah dengan Sahra, kalau terjadi sesuatu pada saat ini, keluarga Azari tidak akan melepaskannya.

Dia tidak boleh kehilangan dukungan dari keluarga Azari.

Edo tentu dapat menebak pikirannya, dia tidak menahan diri mendengus dalam hati. Frodo khawatir akan diketahui Sahra, tetapi dia sama sekali tidak tahu bahwa semua ini direncanakan Sahra.

Edo memandang ke sekeliling lalu mengangkat bahu dan berkata "Ingat kata-katamu."

Dia melangkah maju dan menyeret Frodo dari atas ranjang, tanpa mempedulikan penampilannya yang buruk, dia membuka pintu kamar mandi dan melemparkan orang itu ke dalam. Setelah mendengar suara langkah kaki mendekat, dia juga ikut masuk ke kamar mandi dan mengunci pintunya.

Pada saat yang hampir bersamaan, sekumpulan orang muncul di pintu masuk ruang istirahat.

Di bawah cahaya terang, penampilan Safrida di ranjang besar terlihat jelas. Dia membuka matanya sedikit, seluruh tubuhnya telanjang, dengan tanda merah yang mesra dan cairan lengket berlumuran di kakinya.

Semua orang tertegun.

“Safrida !” Ayah Asnawi juga berada di tengah kerumunan, dia yang duluan bereaksi dan bergegas masuk, mengambil seprai dan menutupinya. Melihat putrinya yang tidak sadar diri, ekspresinya jelek dan mengerikan "Siapa yang melakukannya, kami keluarga Asnawi tidak akan melepaskannya!"

Safrida yang digendong oleh ayahnya, merasakan tubuh pria, dia langsung menjeratnya lagi. Dia memeluk ayahnya, ada nafsu di dalam matanya "Berikan padaku, aku masih ingin......"

Ekspresi semua orang kembali tertegun.

Di bawah pandangan begitu banyak orang, wajah Ayah Asnawi menjadi pucat. Tidak berani tinggal terlalu lama, Ayah Asnawi segera membawa Safrida pergi.

Jaydo berdiri di baris depan kerumunan, dia segera berkata "Hal seperti ini terjadi di keluarga Rongsi, aku akan menyelidiki dan memberikan penjelasan kepada keluarga Asnawi."

Ayah Asnawi mengangguk, memeluk Safrida dan bergegas pergi.

Sekumpulan orang memiliki ekspresi yang luar biasa, tidak ada yang menyangka akan melihat adegan yang begitu menarik. Jaydo menutup rapat bibirnya, berbalik dan duluan pergi dan lainnya juga segera mengikutinya.

Ketika semua orang pergi, Sahra keluar bersama Jenny. Dia berjalan ke ruang istirahat yang berantakan dan mengambil sesuatu dari sudut yang tersembunyi.

Jenny melihat lebih dekat, ternyata itu adalah kamera lubang jarum.

Pintu kamar mandi terbuka, Edo keluar dari dalam juga melihat apa yang ada di tangan Sahra. Melihatnya keluar, ketenangan Sahra menghilang, tatapannya menjadi panik.

"Hobi Nona Azari benar-benar spesial." Edo berkata dengan penuh ironis "Sebelumnya aku pernah mendengar beberapa orang suka melihat pasangan mereka berhubungan seks dengan orang lain, tapi ini adalah pertama kalinya aku melihat orang seperti ini."

Sahra menutup rapat bibirnya, melihat ke sekeliling, tapi tidak berani memandangnya. Edo tidak terlalu mempedulikannya, dia langsung pergi begitu saja.

Melihat dia pergi, Sahra menghela nafas lega dan juga menarik Jenny pergi. Frodo di kamar mandi sudah lama tidak sadarkan diri, tetapi tidak ada yang mengingatnya sama sekali.

Setelah tiba di aula depan, Jenny diam-diam menarik tangan Sahra dengan ekspresi canggung "Sahra, apakah kamu benar-benar memiliki hobi seperti ini?"

Sahra hampir saja memuncrat keluar cairan di dalam mulutnya dan memelototinya dengan ganas. Dia mengeluarkan ponsel, mengetik dan melemparkan padanya.

"Aku membantumu membalas dendam. Safrida menjebakmu ditiduri, jadi aku akan menjebaknya juga! Ini ada rekaman videonya, dia tidak bisa kabur."

Setelah mendengar, Jenny sangat terharu dan memepuk Sahra "Sahra, kamu benar-benar sangat baik padaku! Sekarang aku akan memposting video ini agar semua orang dapat melihat penampilan Safrida yang murahan!"

Sahra menggelengkan kepala dan mengetik di ponselnya "Itu terlalu mudah baginya, yang aku inginkan adalah membuat Frodo berurusan dengannya, itu akan membuatnya hidup lebih susah daripada mati."

“Ya benar, Safrida masih ingin menikah ke keluarga Junda, sekarang dia tidak perlu mengharapkannya lagi!” Mata Jenny berbinar, kemudian teringat sesuatu dan mendekati Sahra “Sahra, seharusnya lebih dari itu, kan? Apa yang kamu inginkan sebenarnya?"

“Aku ingin membuat keluarga Asnawi bertentangan dengan Frodo, dengan begini bisa menghabiskan sebagian kekuatan Frodo.” Sahra menurunkan matanya, jari tangannya menyentuh ponselnya “Jenny, aku ingin membantu Edo.”

Akuisisi Zuper bukanlah rahasia, dia juga tahu betapa pentingnya hal itu bagi Edo. Dengan bantuan keluarga Azari, Frodo memiliki peluang yang lebih besar untuk menang, jadi dia hanya bisa memikirkan cara lain.

“Sahra, apa yang ingin kamu lakukan?” Jenny menatapnya dengan tatapan mendalam dan sedikit bingung “Kalau ingin membantunya, kamu bisa langsung menikah dengannya, dengan begini keluarga Azari akan menjadi miliknya. Tapi kamu malah menikah dengan Frodo, memberikan keluarga Azari pada Frodo, bukankah kamu bertentangan dengan dirimu sendiri?"

“Kamu tidak mengerti.” Sahra menutup bibirnya, tatapannya menjadi suram.

Kalau sesederhana itu, dia telah melakukannya sejak lama.

Jenny menggaruk kepalanya dan menghela nafas "Aku benar-benar tidak mengerti, tapi karena kita adalah sahabat baik, tidak peduli apa yang ingin kamu lakukan, aku pasti akan mendukungmu!"

Sahra tersenyum dan memeluknya. Jenny agak segan dan wajahnya memerah.

Setelah berpelukan, wajah Jenny tiba-tiba berubah dan tubuhnya mulai bergetar "Sahra, itu dia, si bajingan itu!"

Sahra melihat ke sana, orang yang menghampiri mereka adalah pria yang meniduri Jenny.

Novel Terkait

The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu