Ten Years - Bab 28 Teman masa kecil yang saling mempercayai (2)
Pemuda itu menatapnya, dalam kegelapan matanya seperti batu giok hitam kuno yang tersimpan dalam batu kristal putih.
“Arak putih Fenjiu?” Tanya Aurora .
Wesley mengangguk lalu menyerahkan botol yang ada di tangannya: "Coba yang ini."
Aurora mencicipinya, hidungnya penuh dengan aroma pedas tapi di dalam mulutnya terasa hangat dan manis.
"Arak putih Yanghe?"
Mata Wesley berbinar: "Bagaimana kamu bisa tahu?"
Wajah Aurora sedikit memerah: "Ketika aku masih kecil, saat ayahku minum, aku diam-diam meminumnya. Arak share jar, meskipun tidak murni tapi sangat murah."
Pemuda itu mengangkat bibirnya dan bergumam, suaranya sangat rendah: "Kenapa dulu aku menyadari kamu adalah sebuah harta karun?"
Harta karun? Aurora terdiam. Setelah beberapa saat, dia menertawakan dirinya. Mungkin, hanya Wesley yang akan berbicara seperti ini.
Dengan nada bicara Wesley yang seperti itu, dia masih tidak tahu apakah itu hal baik atau buruk jadi lebih baik jangan membuat kesimpulan sebelum semuanya di pastikan.
Hari itu, saat sinar matahari senja memenuhi seluruh halaman, dua anak remaja itu minum arak sambil bersembunyi di tempat penyimpanan anggur yang gelap.
Ketika keluar, wajah pemuda itu sudah sangat merah.
“Aurora , kalau ada orang dewasa yang bertanya, apa yang akan kamu katakan?” Dia yang mabuk bertanya dengan mata setengah tertutup.
“Minum jus, bersama Wesley, rasanya sangat enak.” Aurora tersenyum, ekspresi wajahnya tenang, rona wajahnya cerah, bibir serta jari-jarinya beraroma manis dan harum.
“Pintar.” Dia menepuk kepalanya lagi, sambil tersenyum seperti anak-anak.
"Aurora , lain kali saat kamu punya waktu luang, kita minum jus bersama lagi." Pemuda itu tertawa, dan memperlihatkan gusi yang berada diatas giginya, dia menjulurkan jari kelingkingnya yang ramping dan imut, "janji."
Aurora tertawa, dan dengan lembut mengaitkan jari kelingkingnya dengan jari kelingking pemuda itu, kemudian dia berkata: "Baik."
Setiap kali dia membuat janji, dia pasti akan menepatinya. Ini adalah sebuah dedikasi, tetapi juga sesuatu yang mengerikan.
Dia menjadi teman minum jus Wesley, dan sampai akhrinya dia menjadi teman minum araknya.
Saat akrab seperti ini; saat jauh, juga seperti ini.
Pada awal bulan Juni, cuaca sudah sangat panas, dan AC sentral di rumah mulai beroperasi. Suhunya netral 26 derajat celcius, tidak panas dan tidak dingin, sangat nyaman sehingga membuat Aurora sedikit sumpek.
Dia tidak menyukai lingkungan yang terlalu nyaman, terutama lingkungan yang nyaman secara buatan, oleh karena itu, pada akhir pekan, dia pergi ke rumah Joey. Semua orang dewasa sedang sibuk, sepulang sekolah, sering kali hanya ada Calvin dan Zoey yang ada di rumah.
Sejak kecil Zoey bertubuh lemah, dan dirawat dengan penuh perhatian oleh keluarganya, oleh karena itu dia telat masuk sekolah satu tahun, musim panas tahun ini dia baru masuk SMA. Saat ini, dia sedang mempersiapkan ujian kenaikan kelas ke SMA, Calvin berusaha membantu Zoey belajar agar dia berhasil masuk ke Xilin University.
Hari senin kembali tiba, jam biologis Aurora selalu stabil, begitu waktunya tiba dia selalu membuka matanya tepat waktu. Tapi kali ini, secara tidak sengaja dia meminjam bantuan luar dan dia terbangun oleh suara lonceng yang menganggu dan tidak enak didengar. Saat dia membuka tirai jendelanya, di bawah pohon paulownia, berdiri pemuda berbaju merah, dia sedang bersandar di sebuah sepeda bobrok, sambil tersenyum, dia mendongkak dan melihat ke arah jendela, lalu dia kembali menekan lonceng sepedanya dengan keras.
“Aurora , lihat!” Dia sedikit bersemangat.
“Apa?” Aurora menggosok matanya.
“Hei gadis, lihat, cepat lihat, sepedaku, ada tiang penyangganya!” jari Wesley menari.
Sepeda ini?
Aurora tersenyum: "Dari mana kamu mendapatkannya?"
Pemuda itu berkata: "Kemarin aku ambil dari ruang penyimpanan. Ini sepeda kakek dulu. Barang antik yang sudah berusia dua puluh tahun, sekarang sudah jarang kelihatan, kalau kepada orang biasa aku tidak akan membiarkan dia melihatnya!"
Aurora menghela nafas: "Sudah makan?"
“Semangkuk susu kedelai dan semangkuk sup pedas dan tiga bakpao termasuk tidak?” Wesley berkata dengan gembira.
Aurora bersandar di jendela ambil tersenyum. Biasanya Wesley hanya sarapan sedikit saja, dia hanya meminum semangkuk susu kedelai, hari ini sepertinya suasana hatinya sangat baik.
"Aku akan berkeliling di halaman dulu. Kamu cepat sedikit, nanti aku akan mengantarmu ke sekolah!" Pemuda itu berbalik lalu dia melambaikan tangannya, dia mengayuh sepedanya dengan sedikit lucu dan seperti orang tua. Sepedanya bergoyang kesana kemari, sepertinya tak lama lagi sepeda ini akan menjadi barang rongsokan
Saat Aurora sedang mengigit mantou dan fokus memakan sarapannya, seseorang mengetuk pintu dengan marah.
Bibi Zhang membuka pintu, ternyata yang mengetuk pintu adalah Wesley, di wajahnya ada beberapa noda hitam .
“Ada apa?” Calvin tertegun.
“Belum menaikinya setengah putaran, rantai sepedanya langsung lepas, dan tidak bisa dipasang kembali!” Wesley mendudukkan bokongnya ke atas kursi, matanya melebar dan setengah dari wajahnya kotor.
“Rantai sepeda apa?” Calvin kebingungan.
Aurora tersenyum: "Wajahmu kotor."
Wesley bergumam sambil berlari ke kamar mandi. Aurora menaruh mantounya lalu dia berjalan keluar sambil membawa kotak peralatan. Ternyata benar, di depannya dia melihat sepeda yang hampir rongsok.
Dia mengerutkan keningnya, sambil melihat rantai sepeda yang umurnya lebih tua dari usianya, dia meletakkan obeng dan tang di atas lantai dan menggunakan peralatan yang dia rasa cocok!
Tung tang tung tang.
Aurora memasang kembali rantai itu ke posisi semula, dia merasa dirinya benar-benar bertalenta. Kapan-kapan, dia akan bertanya kepada Kakek He, apakah dia membutuhkan orang atau tidak ...
“Bagaimana kamu memasangnya?” Wesley terkejut.
Aurora berpikir, ini prinsip fisika atau prinsip matematika? Atau keduanya? Saat dia mendongak, dia melihat Wesley tersenyum.
Aurora tahu wajahnya pasti tidak jauh lebih baik dari pada wajah Wesley barusan, dia menyembunyikan wajahnya yang merah dengan ekspresi wajah serius: "Aku rasa, seharusnya kamu berterima kasih kepadaku."
Ekspresi wajah Wesley juga serius: "Aku rasa seharusnya kamu mempertimbangkan suasana hati orang yang suka dengan komedi."
Aurora memelototinya, satu, dua, tiga, dia tidak bisa menahan diri dan tertawa.
Wesley juga tertawa, dan jari telunjuknya dengan lembut mengusap dahi gadis itu yang hitam: "Hari ini aku bisa naik sepeda ini, terima kasih CCTV, terima kasih MTV, terima kasih Rolling Stone, terima kasih Sony, terima kasih Aurora, sudah puas kan?"
Aurora mengangguk dan diam-diam merasa gembira.
Hari ini, Aurora duduk di atas sepeda, seperti menaiki tandu yang ada di dalam TV, dia merasa pusing dan terombang- ambing.
Sepeda bobrok itu bergoyang setiap detik, dan di tengah jalan mereka kebetulan bertemu dengan Evan Xin. Dan jelas sekali Evan belum pernah melihat dunia, Evan kaget, dan mulutnya terbuka, Evan mengamati sepeda itu dengan penuh minat di sepanjang jalan.
Wesley marah, dia langsung menoleh dan langsung menabrak Evan Xin. Meskipun itu adalah sepeda bobrok, tapi masih memiliki kekuatan yang mematikan.
Dengan tatapan meremehkan Wesley menatap Evan Xin yang jatuh ke lantai, lalu dengan sombong dia meninggalkan jejak di kaki pemuda itu dengan roda sepedanya, lalu dia pergi dengan santai seiring dengan angin.
Wajah Aurora memerah, dia menutupi wajahnya, dan memutuskan untuk membohongi dirinya: tidak ada yang melihat ada yang orang di kursi belakang sepeda, tidak ada yang melihat, tidak ada yang melihat.
Tapi bagaimanapun, jelas-jelas dia tahu Wesley gampang merasa menyesal, gampang tidak menyadari kesalahan, dan gampang sok kuat. Aurora merasa malu dan canggung di sepanjang jalan, tetapi dia tetap menemani pemuda ini di sepanjang jalan.
Hanya saja, perlu waktu lama bagi Wesley untuk menyadari orang yang menemaninya ini sangat berharga.
Terkadang, meskipun sudah mengorbankan segalanya dan memberikan segalanya juga sangat sulit melacaknya kembali.
Novel Terkait
CEO Daddy
TantoHusband Deeply Love
NaomiBack To You
CC LennyUnperfect Wedding
Agnes YuThat Night
Star AngelLove And War
JaneTen Years×
- Pendahuluan
- Bab 1 Sebaskom air yang disiramkan
- Bab 2 Ibu
- Bab 3 EVE sebelumnya dipanggil Evan Xin
- Bab 4 Sebuah bom yang bernama Zoey
- Bab 5 Pria idaman
- Bab 6 Burung Bernama Nasi Tim
- Bab 7 Tuan Muda Yan Ketika Gagah (1)
- Bab 7 Tuan Muda Yan Ketika Gagah (2)
- Bab 7 Tuan Muda Yan Ketika Gagah (3)
- Bab 8 Yang Lainnya Juga Adalah Satu
- Bab 9 Bola Voli Terlempar Kemari
- Bab 10 Kata-kata yang menyakitkan (1)
- Bab 10 Kata-kata yang menyakitkan (2)
- Bab 10 Kata-kata yang menyakitkan (3)
- Bab 11 Aku Bukan Siapa-Siapa
- Bab 11 Aku Bukan Siapa-Siapa (2)
- Bab 12 Orang yang Tidak Bersedia Jadi Budak (1)
- Bab 12 Orang yang Tidak Bersedia Jadi Budak (2)
- Bab 13 Kejujuran yang Dekat Namun Jauh
- Bab 13 Kejujuran yang Dekat Namun Jauh (2)
- Bab 14 Siapa yang lupa akan gadis keluarga Yun (1)
- Bab 14 Siapa yang lupa akan gadis keluarga Yun (2)
- Bab 14 Siapa yang lupa akan gadis keluarga Yun (3)
- Bab 15 Waktu bersama Wesley Yan dan Aurora Wen (1)
- Bab 15 Waktu bersama Wesley Yan dan Aurora Wen (2)
- Bab 15 Waktu bersama Wesley Yan dan Aurora Wen (3)
- Bab 16 Menjelang Tahun Baru Imlek (1)
- Bab 16 Menjelang Tahun Baru Imlek (2)
- Bab 17 Perkelahian
- Bab 17 Perkelahian (2)
- Bab 17 Perkelahian (3)
- Bab 18 Siapa yang Dimarahi (1)
- Bab 18 Siapa yang Dimarahi (2)
- Bab 19 Kamu Sangat Baik (1)
- Bab 19 Kamu Sangat Baik (2)
- Bab 20 Bukan Sebuah Lelucon (1)
- Bab 20 Bukan Sebuah Lelucon (2)
- Bab 21 Berkeliaran Sendirian (1)
- Bab 21 Berkeliaran Sendirian (2)
- Bab 22 Ada Gadis Cantik Bernama Rosie (1)
- Bab 22 Ada Gadis Cantik Bernama Rosie ( 2)
- Bab 22 Ada Gadis Cantik Bernama Rosie ( 3)
- Bab 23 Susu dan Arak (1)
- Bab 23 Susu dan Arak (2)
- Bab 24 Siapa yang Akan Terlebih Dahulu Mendapatkan Wanita Cantik itu? (Bagian 1)
- Bab 24 Siapa yang Akan Terlebih Dahulu Mendapatkan Wanita Cantik itu? (Bagian 2)
- Bab 25 Joe Kecil yang Bahagia dan Polos (1)
- Bab 25 Joe Kecil yang Bahagia dan Polos (2)
- Bab 26 Masa lalu mengubah masa kini (1)
- Bab 26 Masa lalu mengubah masa kini (2)
- Bab 27 Memainkan sinetron (1)
- Bab 27 Memainkan sinetron (2)
- Bab 28 Teman masa kecil yang saling mempercayai (1)
- Bab 28 Teman masa kecil yang saling mempercayai (2)
- Bab 29 Orang yang berjodoh (1)
- Bab 29 Orang yang berjodoh (2)
- Bab 30 Kegenitan remaja (1)
- Bab 30 Kegenitan remaja (2)
- Bab 31 Tidak Ada Keberuntungan Tidak Panjang Umur Benar-Benar Tampan (1)
- Bab 31 Tidak Ada Keberuntungan Tidak Panjang Umur Benar-Benar Tampan (2)
- Bab 31 Tidak Ada Keberuntungan Tidak Panjang Umur Benar-Benar Tampan (3)
- Bab 32 Selamanya Tidak Melakukan Perbuatan Yang Melukai Perasaan (1)
- Bab 32 Selamanya Tidak Melakukan Perbuatan Yang Melukai Perasaan (2)
- Bab 32 Selamanya Tidak Melakukan Perbuatan Yang Melukai Perasaan (3)
- Bab 33 Tidak Lebih Baik Dari Vampir Dulu (1)
- Bab 33 Tidak Lebih Baik Dari Vampir Dulu (2)
- Bab 33 Tidak Lebih Baik Dari Vampir Dulu (3)
- Bab 34 Aku Mulai Permulaianmu (1)
- Bab 34 Aku Mulai Permulaianmu (2)
- Bab 34 Aku Mulai Permulaianmu (3)
- Bab 35 Ucapan Selamat Ulang Tahun di balik lensa kamera (1)
- Bab 35 Ucapan Selamat Ulang Tahun di balik lensa kamera (2)
- Bab 35 Ucapan Selamat Ulang Tahun di balik lensa kamera (3)
- Bab 36 Momen setelah hujan (1)
- Bab 36 Momen setelah hujan (2)
- Bab 37 Seluruh dunia mengetahuinya (1)
- Bab 37 Seluruh dunia mengetahuinya (2)
- Bab 37 Seluruh dunia mengetahuinya (3)
- Bab 38 Perbedaan Cerita di Atas dan di Bawah Panggung (1)
- Bab 38 Perbedaan Cerita di Atas dan di Bawah Panggung (2)
- Bab 38 Perbedaan Cerita di Atas dan di Bawah Panggung (3)
- Bab 39 Grinch juga Sangat Penting (1)
- Bab 39 Grinch juga Sangat Penting (2)
- Bab 40 Kepalsuan di Balik Topeng (1)
- Bab 40 Kepalsuan di Balik Topeng (2)