Ten Years - Bab 24 Siapa yang Akan Terlebih Dahulu Mendapatkan Wanita Cantik itu? (Bagian 1)

Kabar berita mengenai Wesley Yan yang sudah berpacaran dengan kekasih yang sangat cantik.

Sudah tersebar ke seluruh penjuru sekolah. Semuanya terkejut.

Perempuan jauh lebih sederhana, mereka hanya sedih karena kehilangan kesempatan untuk mendapatkan Wesley Yan.

Sedangkan laki-laki jauh lebih rumit. Mereka bisa dikatakan merasa iri terhadap Wesley Yan, mereka mendesah karena perempuan cantik itu bukan milik mereka dan ada beberapa hal lainnya sehingga mereka hanya bisa meratapi kesedihan.....

Sejak hari itu dimana Evan Xin menangis kencang, dia bersikap seolah-olah tidak terjadi apa pun. Dia masih bermain dan beradu mulut dengan Wesley Yan seperti biasanya.

Wesley Yan juga bersikap aneh, dia juga bersikap seolah tidak terjadi apa-apa dan tidak memiliki perasaan bersalah terhadap Evan Xin.

Aurora hanya sebagai penonton dan dia berpikir bahwa dia seharusnya tidak ikut campur urusan mereka. Akhirnya dia pun juga bersikap seolah-olah tidak terjadi apa pun dan menjalani hidup seperti biasanya.

Baiklah, yang paling tidak benar melainkan adalah Calvin. Dia setiap hari menarik Aurora dan bertanya banyak macam hal seperti, apa yang terjadi di sekolah, apakah ada yang berkelahi, makan berapa potong tulang iga pada saat jam makan siang dan lain sebagainya. Intinya yang berhubungan dengan Wesley Yan, Evan dan Rosemary Chen, tanpa mempedulikan masalah kecil atau besar, semua dia tanyakan dengan jelas tanpa melewatkan setitik pun.

Aurora dengan sabar menjelaskan semua kejadian yang telah terjadi. Hari ini Evan melototi Wesley Yan, hari ini Wesley Yan selalu mengungkit namamu berkali-kali, hari ini Rosie mengganti syalnya menjadi warna kuning, syalnya sangat cantik.........

Setelah mendengar perkataanya, alis Calvin berkedut-kedut dan tersenyum berkata, "Aurora, apakah kamu mengetahui sesuatu?"

Aurora berkata, "tidak, aku tidak tahu apa-apa."

Calvin menatap Aurora dalam waktu yang cukup lama tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Dia hanya melihat alis mata adik kandungnya yang cantik,

Sebenarnya dia memang tidak mengetahui apa pun. Hanya saja perlakukan Wesley Yan terhadap Rosemary Chen terlihat berpura-pura. Dapat terlihat dengan jelas bahwa dia sengaja melakukan itu agar Evan Xin dapat melihatnya. Sedangkan Rosemary Chen terus mengenakan syal bahkan dalam pelajaran olahraga.

Pihak ketiga merupakan pihak yang paling jelas mengetahui atas apa yang terjadi.

Aurora bukannya menyombongkan dirinya sendiri, tetapi menurut pandangan dia, Wesley Yan jauh lebih tertarik terhadap tulang iga buatannya dibanding dengan Rosemary Chen.

Wesley Yan mempunyai sebuah kebiasaan dalam memakan makanan. Dia selalu menyisakan makanan kesukaannya hingga terakhir. Jadi setiap kali dia makan, dia akan menghabiskan nasi putih dan sayur lainnya terlebih dahulu dan menyisakan tulang iganya hingga terakhir dan menikmatinya.

Aurora merasa, Wesley Yan terlalu protektif dengan tulang iganya, jika ada orang yang menganggu tulang iganya, hasil akhirnya akan sangat mengenaskan.

Pada kenyataannya, apa yang dia pikirkan ini benar.

Suatu hari, Wesley Yan melirik ke arah Evan Xin dan mencubit (melihat ekspresi Rosemary Chen yang kesakitan, sudah pasti dia dicubit) tangan kekasihnya yang lembut itu dan berkata, "Rosie, aku merasa kita berdua ibarat mandarin duck yang tidak mudah dipisahkan walaupun bertemu dengan suatu masalah. Aku sangat mencintai kamu hingga ingin memberikan diri aku sendiri ke kamu, oh, sayangku!"

Ekspresi Rosemary Chen menggelap.

Tangan Evan Xin yang sedang memegang sumpit bergetar.

Aurora tersensyum dan melihat tulang iga yang tersisa di dalam kotak makan, Aurora membuka suara berkata, "Wesley Yan, tulang iga akan mendingin."

Wesley Yan menundukkan kepalanya, dan dia merasa sangat senang ketika melihat tulang iga di dalam kotak makan tersebut, lalu dia menyendoknya ke dalam mulutnya.

Mary memajukan kepalanya dengan penasaran dan berkata,"apakah selezat itu?" Lalu dia menggunakan jarinya menjepit satu potong daging dan menaruh ke dalam mulutnya dan mencicipinya. Meskipun rasanya lumayan enak, tetapi sama saja seperti tulang iga seperti pada umumnya, tidak ada yang spesial.

Dia mendongak lagi dan tanpa sadar menggerakkan pantatnya ke belakang.

Sepasang mata menatapnya dengan tatapan membunuh sambil menggertakkan gigi mengatakan, "siapa yang mengizinkan kamu untuk menyentuh tulang iga aku?"

Mary tertegun dan berkata: "bukannya hanya sepotong tulang iga...."

Bibir Wesley Yan melengkung ke atas, dia tersenyum dengan dingin berkata, "sepotong itu juga milik aku, bukan milikmu!"

Mary cemberut mengatakan, "bukannya tadi kamu mengatakan kamu mencintai aku hingga ingin memberikan semuanya kepada aku!"

Wesley Yan menggebrak meja: "apakah kamu tidak mengerti apa yang dimaksud dengan hiper bola? Dasar orang asing yang tidak memiliki budaya!"

Evan Xin tidak bisa menahannya kembali dan dia juga menggebrak meja: "Wesley Yan, apakah kamu tidak bisa memperlakukan kekasihmu lebih baik sedikit saja!"

Wesley Yan menjawab dengan dingin: "memangnya apa yang telah aku lakukan terhadapnya? Aku bahkan sudah mengatakan aku ingin mempersembahkan diriku sendiri kepadanya!"

Evan Xin terlihat benar-benar marah, dia pun membuang kotak makan yang berisi tulang iga ke lantai dan berkata, "Wesley Yan! Kamu sialan, aku memang ingin menghalangimu untuk memakan tulang iga, memangnya kamu bisa mati?"

Wesley Yan juga marah: "aku tidak masalah jika kamu tidak senang terhadapku, tetapi mengapa kamu melampiaskannya kepada tulang iga!"

Aurora merasa Evan Xin seperti sebuah balon yang setiap harinya 'ditiup' oleh Wesley Yan. Tetapi tingkat kelenturan balon memang tidak begitu bagus, lihat saja sudah meledak sekarang: "aku memang tidak senang terhadapmu, kenapa memangnya!"

Wesley Yan menggulungkan lengan bajunya: "sialan, ayo duel!"

"Kamu mengira aku tidak akan berani bukan? Ayo duel!" Evan Xin meninggikan kepalanya dan juga menggulungkan lengan bajunya.

"Siap-siap!" Wesley Yan menggunakan sebiji kastanye melemparkan ke kepala Evan Xin.

"Wesley Yan, kamu jangan mengira aku tidak berani memukulmu!" Nada bicara Evan Xin begitu keras, tetapi jika didengar dengan baik-baik terdapat nada bergetar ingin menangis.

Aurora tersenyum, jelas-jelas Evan Xin sedang merajuk.

Wesley Yan tersenyum dingin dan menganggap perkataannya dengan serius berkata, "bukannya hanya karena wanita? Apakah aku harus meminjamkan kamu beberapa keberanian?"

Sunyi.

Orang-orang yang berada di dalam kelas saling menatap satu sama lain. Pada akhirnya mereka menatap ke arah dua remaja itu.

Nada yang memojokkan orang seperti ini tentu saja akan membuat siapa saja akan merasa kesal bagi yang mendengarnya.

Aurora terkejut dan menoleh ke arah perempuan yang sedang diperebutkan itu, tetapi dia tersenyum dengan begitu lebar.

Evan Xin menggunakan lengan bajunya menggosok matanya dengan kencang, tangannya mengepal, maju selangkah dan memegang kerah Wesley Yan dengan mata yang memerah melototi Wesley Yan.

Wesley Yan menatap balik tatapan remaja itu, mata hitamnya masih saja berbinar-binar dan menatapnya dengan datar sambil tersenyum mengejek.

Evan Xin menggertakkan giginya, mengangkat kepalan tangannya dan memajukan kepalan tangannya ke sudut mata Wesley Yan lalu berhenti.

Membalikkan badan, membanting pintu dan berlari keluar.

Novel Terkait

Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
4 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu