Ten Years - Bab 23 Susu dan Arak (1)

Pada musim semi yang indah ini, Evan Xin terkena alergi lalu dia sendirian menjadi penjaga rumah.

"Eve sedang alergi dan beristirahat di rumah?" Rosie bertanya kepada Wesley Yan. Jelas-jelas sedang menanyakan kabarnya tetapi dari nadanya terdengar sedikit senang.

Aurora bersimpati sambil menatap Mary, dia tahu gadis ini sudah bertahan hingga batasannya.

Evan Xin merupakan anak yang polos. Aurora sudah menyadari hal ini dengan jelas sejak dulu. Tetapi jika terlewat polos akan menjadi suatu hal yang menakutkan.

Ketika seseorang bersembunyi di belakang Wesley Yan sambil diam-diam melihat wanita cantik dan bersemu merah. Semuaan merahnya seperti merahnya matahari dari timur hingga barat.........

Ketika seseorang merebut kotak makan Gadis dari Keluarga Wen, dan diam-diam menyembunyikan tulang iga tersebut tanpa sepengetahuan Wesley Yan dan memasukkannya ke dalam lidah buaya yang akan digunakan oleh Rosie untuk program kecantikannya.........

Ketika seseorang tidak lagi menemani Wesley Yan untuk bermain bersama dan setiap malam terus menatapi bulan di langit lalu keesokkan harinya bertanya kepada Rosie: "Mary, apakah kamu teringat biskuit yang dijual di gerbang barat sekolah? Mary apakah kamu merasa sangat lapar? Mary jika kamu merasa sangat lapar, beritahu kepada aku Eve, aku akan membuat semangkuk mi untukmu...........

Ketika Rosie pulang ke rumahnya, di belakang sudut ruangan tersebut selalu ada seseorang yang tidak jelas asalnya dan menutupi mukanya........

Ketika Rosie berpura-pura elegan, berpura-pura melankolis, berpura-pura genit dan berpura-pura tersenyum, di sisinya selalu ada orang yang akan tertawa bodoh seperti orang yang memiliki kelainan psikis............

Ketika Rosie yang mengenakan sepatu hak tinggi tidak sengaja dan memandang rendah makhluk-makhlu itu, begitu menundukan kepalanya, selalu ada orang yang terus memohonnya seperti seekor anjing......

Memang perlu menahannya.......apa yang tidak bisa ditahan!

"Kalau begitu, sepertinya Eve tidak akan datang ke sekolah selama beberapa waktu bukan?" Mary bertanya kepada Weslay Yan, sudut bibirnya melengkung ke atas.

Wajah Wesley Yan berkedut tanpa disadari dan berkata, "dia tidak mengatakannya."

"Mary apakah kamu sedang merindukan aku? Hehe."

Seluruh siswa di kelas berkeringat dingin.

Pada awalnya mengira akan tenang selama beberapa hari......

Semuanya menatap pintu dengan terpaksa, dan melihat, beruang? Otaknya dua kali lebih besar dari biasanya, seperti bakpao yang dikukus. Matanya membengkak hingga tersisa satu garis saja. Hanya dapat melihat rambut hitamnya yang berantakan dan senyuman bodoh pada bibirnya.

Meskipun tidak ingin mengakuinya, tetapi orang ini memang benar merupakan Evan Xin.

"Kamu kenapa datang kemari?" Pada awalnya, Wesley Yan sedang minum air putih, tetapi dia memuntahkannya ketika melihat remaja ini.

"Hehe, aku merasa lemas di rumah, akhirnya aku pun kemari untuk melihat kalian. Halo kawan-kawan! Kawan-kawan sudah bekerja keras!" Evan Xin melambaikan tangannya seperti seorang pemimpin. Dia pun menghadap Mary, mata kecilnya berusaha mengumpulkan cahaya dan memberikan kode kepadanya.

Mary mengigil.

"Sial! Wajahmu itu sudah membengkak seperti babi dan kamu masih berani berkeliaran di sini! Cepatlah pulang! Jangan sampai aku memukulmu!" Wesley Yan membelalakkan matanya dan melemparkan buku itu ke kusen pintu.

Evan Xin berhasil menghindarinya dan menatap Wesley Yan dengan tatapan memohon berkata, "Wesley Yan, aku hanya ingin berbicara satu kalimat saja, hanya satu kalimat saja. Setelah selesai berbicara aku akan pergi, apakah boleh?"

Nada perkatannya ini tidak seperti Evan Xin yang biasanya, suaranya terdengar seperti anak kecil.

Wesley Yan melamba-lambaikan tangannya dan memutar matanya. Dia tidak bisa berbuat apa-apa.

Evan Xin berlari ke depan meja Mary dan menggaruk-garukan kepalanya sambil tersipu malu. Dia menyipitkan matanya dan mengangkat kepalanya yang seperti babi dengan hati-hati dan menatap Mary sambil tersenyum bodoh mengatakan, "aku sepertinya sudah sedikit merindukan kamu, Rosemary Chen."

Ini pertama kalinya dia mengucapkan nama wanita dengan begitu dalam, wajah bengkaknya seketika menjadi seperti kepiting rebus.

Mary tertegun sejenak lalu dia tersenyum tipis dan menjawab dengan sopan, "terima kasih."

Nada suaranya sangat tenang.

Evan Xin menggaruk-garukan kepalanya dan menundukkan kepalanya.

"Ehm itu, Wesley Yan, Aurora, Mary dan kawan-kawan, aku pergi terlebih dahulu ya!" Dia tersenyum bodoh dengan wajah yang membengkak dan berjalan keluar kelas dengan cepat.

Sedangkan Aurora menghela nafasnya, dia dengan jelas melihat mata remaja itu memerah ketika membalikkan badannya.

Evan sepertinya serius untuk kali ini.

Setelah selesai makan malam, Aurora, Calvin dan Wesley Yan membuat janji untuk menjenguk Evan Xin di kediaman Keluarga Xin.

Ketika sampai pada kamar di lantai atas, Evan Xin mengenakan piyama dan mengayunkan kakinya di atas ranjang, bersenandung dan berkicau, dengan walkman di sampingnya memutar trek biola.

Wesley Yan dan Calvin menatap satu sama lain dan terkekeh bersama, berjongkok dan memanfaatkan Evan yang sedang terlena dengan musik yang diputar, meraih selimut di ranjang dan membungkus remaja itu ke dalam selimut.

"Siapa? Siapa yang menyerangku?!" Orang di dalam selimut melakukan perlawanan dengan seluruh tenaga.

Aurora tertawa.

"Hah! Aku mendengar suara tertawaan Aurora....." Suara remaja di dalam selimut itu terdengar aneh dan berkata, "hehe, Wesley Yan, Calvin, kalian berdua berhati-hatilah! Aku akan segera keluar!"

Baru saja selesai berbicara, dia menggunakan seluruh tenaga membuka selimut tersebut. Begitu dia melihat Calvin dan Wesley Yan, dia langsung menabrak mereka dengan kepalanya.

Calvin menggosok-gosok kepalanya dan tertawa berkata, "tenagamu masih saja begitu besar, padahal kamu sedang sakit."

Jari telunjuk Wesley Yan yang ramping menusuk wajah Evan Xin yang membengkak dan berkata: "dulu adalah biskuit, sekarang ini adalah pancake!"

"Sebuah kebetulan, tinggal membungkus pangsit saja." Aurora terkekeh.

"Aurora, aku merasa kamu akhir-akhir ini menjadi semakin jahat! Aku ini sedang sakit, kamu bahkan tidak bersimpati sedikit pun!"

Aurora menatapnya dengan hangat, sambil tersenyum, dia mengangkat kotak makannnya dan tersenyum lebar ke arah Evan XIn berkata, "Evan, aku membuat sup ayam, apakah kamu ingin meminumnya?"

"Aku ini alergi bukan sedang menjalankan masa nifas, untuk apa minum sup ayam!" Evan Xin mengadahkan kepalanya.

"Aku menambahkan ginseng, untuk mengeluarkan racun dari tubuhmu." Aurora menjelaskan.

Ginseng memiliki khasiat yang baik untuk menyembuhkan alergi. Dulu ketika berada di Desa Wushui, ayahnya pernah menjelaskan mengenai obat itu.

"Aurora merebusnya selama 3 jam, bahkan aku dan Wesley Yan saja belum minum satu teguk pun. Kamu masih memilih......." Calvin menatap remaja di hadapannya dengan sedih.

"Siapa yang memilih-milih! Aku minum, hehe, aku minum. Aku merasa tenang jika Aurora yang memasaknya." Evan Xin menggaruk-garuk kepalanya, memeluk kotak makan tersebut dan duduk di depan meja, menggunakan sendok dan meminumnya.

"Apa yang dikatakan dokter?" Wesley Yan bertanya.

"Alergi sebuk sari!" Evan Xin menjawabnya dengan cepat, menundukkan kepala dan meminum sup dengan cepat.

Wesley Yan memutarkan matanya dan tersenyum dingin. Dia menyusuri ruangan dengan teliti, lalu mengeluarkan sebuah kotak rahasia dari lemari di ujung ranjang. Keringat dingin Evan Xin bercucuran, dia ingin berjalan ke arah sana tetapi sudah telat.........Wesley Yan sudah membuka kotak tersebut.

Banyak bungkusan susu, yang awalnya satu kotak penuh, sekarang hanya tersisa satu per empat kotak saja, dapat terlihat dengan jelas dia meminumnya dalam jumlah cukup banyak.

"Apa yang ingin kamu jelaskan?" Wesley Yan melempar kotak itu ke hadapan Evan Xin dan bertanya dengan dingin.

Keringat dingin Evan Xin bercucuran dan berkata, "ehm itu, pada televisi selalu mengatakan bahwa minum susu dapat meninggikan badan."

"Evan, seingat aku kamu alergi susu. Dulu waktu kecil, kamu minum sekali kamu akan segera masuk ke dalam rumah sakit. Kenapa masih tidak berubah?" Ekspresi Calvin menjadi muram.

Sejak kecil Wesley Yan selalu meminum susu seperti meminum air. Evan Xin melihatnya, dengan jelas dia mengetahui dia akan alergi setelah meminumnya, tetapi dia tetap saja meminumnya. Dia bersembunyi di sudut ruangan dan meminumnya diam-diam. Akhirnya, dia muntah dan bersekresi terus menerus, seluruh tubuhnya memanas dan menangis di rumah sakit. Setelah sembuh, Wesley Yan memukulnya dengan kencang dan tidak pernah meminum susu di depannya.

"Awalnya aku tidak apa-apa ketika meminumnya, siapa tahu ternyata susu ini sama seperti arak, setelah meminumnya........" Evan Xin merasa bersalah dan suaranya mengecil.

"Yo, maksud Anda itu jika sekarang aku membeli arak dan susu lalu menuangnya di sini. Tidak sampai satu tahun, aku juga bisa menjadi orang kaya?" Wesley Yan tersenyum datar.

Novel Terkait

Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu