Ten Years - Bab 7 Tuan Muda Yan Ketika Gagah (1)
Semenjak burung kecil yang bernama Nasi Tim itu dibawa pergi oleh Wesley, Aurora dan Calvin menjadi lebih santai dalam interaksi, terkadang Calvin akan mengelus rambut Aurora dan bercanda, dan juga tersenyum lembut.
Ini adalah.....rasa dari seorang kakak?
Aurora tidak yakin, namun ketidakyakinan ini memang menghangatkan, dia tidak ingin berdebat lagi dan sangatlah lelah untuk mencari masalah.
Dia mau hidup dengan serius dan benar, dia ingin berkorban perlahan dan mendapatkan imbalan secara perlahan.
Ini adalah sejenis ambisi, ambisi yang penuh rasa tegang.
Hari berlalu bagaikan air deras, dan melewati sebuah sungai kecil yang bernama waktu, daun musim gugur sudah rontok semua dan menggunakan sikapnya ini untuk menjemput musim dingin.
Tidak ada orang yang mengungkit Zoey lagi dihadapannya, orang keluarga Wen sepakat, mereka sedang mencoba untuk menerima Auroram, namun Aurora malah merasa mereka sedang menahan, dan menahan dengan sangat terpaksa, dan pasti akan meletus pada suatu hari.
Jadi, disaat balon yang bernama Zoey itu meletus, dia hanya bisa menunggunya dengan tenang, dan menunggu kehidupan memberikannya kesempatan yang berharga ataupun kebahagiaan.
Zoey memang ada secara objektif, namun nama Wesley malah adalah subjektif.
Objektif dan subjektid, hanya ada benda yang bisa membuktikannya, ini adalah pelajaran yang diajarkan guru politik kepadanya.
Tentu saja, sekolah itu sangatlah lelah, ini adalah sebuah hukum kekal yang tidak bisa dinyangkal oleh objektif maupun subjektif.
Namun juga masih hanya kelas 1 SMA saja, setiap guru mata pelajaran terus saja merampas uang mereka, siapa yang mengatakan itu, uang adalah harta kekayaan.
Meskipun Aurora tidak mengeluh, namun ketika melihat gurunya terus berkata tanpa hanti, "Kita jelaskan 2 menit lagi." dia pasti akan merasa sangatlah lapar dan berkokok tanpa henti.
Ketika pulang, semua orang berlari kearah kantin.
"Duh! Aku salah ambil roti! strawberry, sungguh enek!" Evan mengelus rambutnya dan berteriak, tangga saja seolah sedang gemetaran.
"Si Mesum, ganti dengan aku, aku hanya makan yang abon!" Dia tersenyum dan mendekat keseorang lelaki muda yang kurus kecil.
Aurora menahan tawanya.
Lelaki yang dipanggil Si mesum itu bernama Gael, dia lumayan tampan dan suaranya sangatlah tipis dan kecil, dia suka main main karet dan permainan tendang shuttle cock, Evan terlalu bosan dan memberikan julukan kepada Si Mesum.
Meskipun sifat Evan sangatlah lembut bagaikan wanita, tapi bagaimanapun juga dia adalah seorang laki-laki, ketika mendengar suara Gael yang kencang itu, wajahnya berubah marah dan dia pergi membawa roti dengan isi abonnya.
"Aduh, gawat, si mesum marah, hati-hati hari ini dia membawa seluruh murid wanita untuk menghajarmu!" Para laki-laki disamping tertawa terbahak-bahak.
"Minggir! Siapa juga yang takut dengan para gadis itu!" Gael mencibir, dia tidak peduli, "Siapa yang punya roti dengan isi abon, tukar denganku!"
Para lelaki tidak suka makan makanan manis, ketika mendengar perkataannya, mereka semua pergi.
Aurora melihat roti dengan isi abon ditangannya, dia ragu-ragu sejenak lalu berlari kesampingnya, dia tersenyum sambil mengulurkan roti ditangannya, dan berkata kepada Gael, "Tukar!"
Mata lelaki remaja ini bersinar, tapi ketika melihat Aurora, tatapannya berubah aneh, dia memegang roti ditangannya dan berkata dengan aneh, "Aku sudah tidka lapar lagi!"
Setelah itu, dia melemparkan roti itu kedalam tong sampah dan pergi.
Aurora sedikit tercengang, dia menatapi roti yang kasihan, dia menghempaskan nafasnya dan memungut roti yang kotor itu, dia berkata dengan suara pelan menggunakan logatnya, "Satunya tiga ribu."
"Aurora?" Sebuah suara yang terdengar bingung.
Aurora berbalik, dia melihat Calvin, meskipun Calvin tidak mengerti logat bahasa Wushui, tapi Aurora tetap sedikit merasa malu.
"Kamu beli dua buah roti? kebetulan sekali, berikan aku satu, aku sangatlah kelaparan!" Anak muda itu tersenyum dan mengulurkan tangannya yang bersih dan cantik itu, dia menatapi Aurora dan mengeluh, "Hari ini osis ada rapat, aku sibuk hingga sekarang baru selesai rapat, tadi aku sedikit lapar dan pergi ke kantin, ternyata roti sudah habis terjual."
Aurora sedikit terharu, dia bergegas memberikan roti dengan isi abon ditangannya kepada Calvin.
"Aku ingin makan yang Strawberry." Lesung pipi di bibir Calvin sangatlah terlihat mempesona, dan membuat gadis yang lalu lalang deg-degan melihatnya.
Aurora tersenyum, dia mengelengkan kepalanya, "Kotor."
Calvin tersenyum pertanda dia tidak keberatan, namun Aurora malah menarik tangannya, dia tersenyum.
Aurora mengambil roti isi strawberry itu dan berjalan dikoridor dekat kelas, dia membukanya dan mengigitnya.
Aurora tidak bisa mendeskripsikan dengan jelas perbedaan isi strawberry dengan isi abon, dia hanya merasa rasa manisnya menutup rasa asamnya, ini bukanlah rasa strawberry yang pernah dia coba, tapi namanya roti dengan isi strawberry juga sebenarnya tidak salah, memang aneh.
Tapi, sangat enak.
Hari memasuki musim dingin itu, turun hujan, Bibi Zhang terus saja mengingatkan agar Aurora setelah pulang dari sekolah harus pergi ke keluarga Yan, katanya Tuan Besar Yan mentraktir seluruh keluarga Wen makan pangsit.
Tuan Besar Yan adalah teman lama dari kakek Aurora, mereka pernah sama-sama berada dimedan tempur, dan merupakan sahabat karib yang tidak terpisahkan, ketika mereka muda, mereka satunya adalah kapten tim, satunya lagi adalah politikus, satu dibidang senjata satu dibidang pendidikan, mereka akrab hingga bahkan bisa pakai satu celana yang sama, awalnya mereka mengatakan bahwa jika melahirkan anak akan menikahkan mereka, namun sekali dilahirkan sama-sama adalah anak laki-laki, barulah mereka tidak mengungkitnya lagi.
Calvin awalnya bilang setelah pulang dia akan pergi bersama Aurora, tapi dia disibukkan oleh pekerjaan di osis, Aurora sudah menunggu diluar kantor selama 30 menit, Calvin merasa tidak enakan, dia lalu berpura-pura bilang ada urusan dan mengambil payung cadangan dikantor dan keluar.
"Apakah kamu dingin?" Calvin membuka payung dan bertanya kepada Aurora dengan lembut.
Aurora mengenakan jaket yang menutup kepala, dia terus mengelengkan kepalanya.
Novel Terkait
Adieu
Shi QiMy Lady Boss
GeorgeCinta Yang Tak Biasa
WennieEverything i know about love
Shinta CharityRahasia Istriku
MahardikaTen Years×
- Pendahuluan
- Bab 1 Sebaskom air yang disiramkan
- Bab 2 Ibu
- Bab 3 EVE sebelumnya dipanggil Evan Xin
- Bab 4 Sebuah bom yang bernama Zoey
- Bab 5 Pria idaman
- Bab 6 Burung Bernama Nasi Tim
- Bab 7 Tuan Muda Yan Ketika Gagah (1)
- Bab 7 Tuan Muda Yan Ketika Gagah (2)
- Bab 7 Tuan Muda Yan Ketika Gagah (3)
- Bab 8 Yang Lainnya Juga Adalah Satu
- Bab 9 Bola Voli Terlempar Kemari
- Bab 10 Kata-kata yang menyakitkan (1)
- Bab 10 Kata-kata yang menyakitkan (2)
- Bab 10 Kata-kata yang menyakitkan (3)
- Bab 11 Aku Bukan Siapa-Siapa
- Bab 11 Aku Bukan Siapa-Siapa (2)
- Bab 12 Orang yang Tidak Bersedia Jadi Budak (1)
- Bab 12 Orang yang Tidak Bersedia Jadi Budak (2)
- Bab 13 Kejujuran yang Dekat Namun Jauh
- Bab 13 Kejujuran yang Dekat Namun Jauh (2)
- Bab 14 Siapa yang lupa akan gadis keluarga Yun (1)
- Bab 14 Siapa yang lupa akan gadis keluarga Yun (2)
- Bab 14 Siapa yang lupa akan gadis keluarga Yun (3)
- Bab 15 Waktu bersama Wesley Yan dan Aurora Wen (1)
- Bab 15 Waktu bersama Wesley Yan dan Aurora Wen (2)
- Bab 15 Waktu bersama Wesley Yan dan Aurora Wen (3)
- Bab 16 Menjelang Tahun Baru Imlek (1)
- Bab 16 Menjelang Tahun Baru Imlek (2)
- Bab 17 Perkelahian
- Bab 17 Perkelahian (2)
- Bab 17 Perkelahian (3)
- Bab 18 Siapa yang Dimarahi (1)
- Bab 18 Siapa yang Dimarahi (2)
- Bab 19 Kamu Sangat Baik (1)
- Bab 19 Kamu Sangat Baik (2)
- Bab 20 Bukan Sebuah Lelucon (1)
- Bab 20 Bukan Sebuah Lelucon (2)
- Bab 21 Berkeliaran Sendirian (1)
- Bab 21 Berkeliaran Sendirian (2)
- Bab 22 Ada Gadis Cantik Bernama Rosie (1)
- Bab 22 Ada Gadis Cantik Bernama Rosie ( 2)
- Bab 22 Ada Gadis Cantik Bernama Rosie ( 3)
- Bab 23 Susu dan Arak (1)
- Bab 23 Susu dan Arak (2)
- Bab 24 Siapa yang Akan Terlebih Dahulu Mendapatkan Wanita Cantik itu? (Bagian 1)
- Bab 24 Siapa yang Akan Terlebih Dahulu Mendapatkan Wanita Cantik itu? (Bagian 2)
- Bab 25 Joe Kecil yang Bahagia dan Polos (1)
- Bab 25 Joe Kecil yang Bahagia dan Polos (2)
- Bab 26 Masa lalu mengubah masa kini (1)
- Bab 26 Masa lalu mengubah masa kini (2)
- Bab 27 Memainkan sinetron (1)
- Bab 27 Memainkan sinetron (2)
- Bab 28 Teman masa kecil yang saling mempercayai (1)
- Bab 28 Teman masa kecil yang saling mempercayai (2)
- Bab 29 Orang yang berjodoh (1)
- Bab 29 Orang yang berjodoh (2)
- Bab 30 Kegenitan remaja (1)
- Bab 30 Kegenitan remaja (2)
- Bab 31 Tidak Ada Keberuntungan Tidak Panjang Umur Benar-Benar Tampan (1)
- Bab 31 Tidak Ada Keberuntungan Tidak Panjang Umur Benar-Benar Tampan (2)
- Bab 31 Tidak Ada Keberuntungan Tidak Panjang Umur Benar-Benar Tampan (3)
- Bab 32 Selamanya Tidak Melakukan Perbuatan Yang Melukai Perasaan (1)
- Bab 32 Selamanya Tidak Melakukan Perbuatan Yang Melukai Perasaan (2)
- Bab 32 Selamanya Tidak Melakukan Perbuatan Yang Melukai Perasaan (3)
- Bab 33 Tidak Lebih Baik Dari Vampir Dulu (1)
- Bab 33 Tidak Lebih Baik Dari Vampir Dulu (2)
- Bab 33 Tidak Lebih Baik Dari Vampir Dulu (3)
- Bab 34 Aku Mulai Permulaianmu (1)
- Bab 34 Aku Mulai Permulaianmu (2)
- Bab 34 Aku Mulai Permulaianmu (3)
- Bab 35 Ucapan Selamat Ulang Tahun di balik lensa kamera (1)
- Bab 35 Ucapan Selamat Ulang Tahun di balik lensa kamera (2)
- Bab 35 Ucapan Selamat Ulang Tahun di balik lensa kamera (3)
- Bab 36 Momen setelah hujan (1)
- Bab 36 Momen setelah hujan (2)
- Bab 37 Seluruh dunia mengetahuinya (1)
- Bab 37 Seluruh dunia mengetahuinya (2)
- Bab 37 Seluruh dunia mengetahuinya (3)
- Bab 38 Perbedaan Cerita di Atas dan di Bawah Panggung (1)
- Bab 38 Perbedaan Cerita di Atas dan di Bawah Panggung (2)
- Bab 38 Perbedaan Cerita di Atas dan di Bawah Panggung (3)
- Bab 39 Grinch juga Sangat Penting (1)
- Bab 39 Grinch juga Sangat Penting (2)
- Bab 40 Kepalsuan di Balik Topeng (1)
- Bab 40 Kepalsuan di Balik Topeng (2)