Ten Years - Bab 33 Tidak Lebih Baik Dari Vampir Dulu (1)

Meskipun Aurora dan Wesley Yan tinggal di satu atap yang sama, tapi kebiasaan hidup mereka terlalu berbeda jauh. Selain makan, mereka berdua rata-rata tidak bertemu.

Wesley Yan pada awalnya adalah makhluk hidup yang tidak membedakan pagi dan malam. Ditambah dengan liburan, semakin tidak mempedulikan sekitarnya. Ketika suasana hatinya baik, akan memutarkan lagu rock, membuat tetangga berisik sampai datang mengetok pintu; Kalau suasana hati tidak baik, akan menarik tirai jendela, diam seharian di kamar.

Sedangkan Aurora, tidur jam sembilan malam, bangun jam 6 pagi, adalah bayi yang bangun tepat waktu. Membeli sayur, masak, mencuci baju, membersihkan kamar, menonton kartun, dan satu hari berlalu begitu saja. Tentu saja, kalau sebelum tidur mendengar pengajaran dari kakak di recorder, maka hidup akan setidaknya sempurna tanpa kekurangan.

Wesley Yan suka makan iga babi, suka makan makanan yang rasanya aneh-aneh; Sementara Aurora suka makan sayuran, terbiasa makan makanan sederhana yang rasanya agak tawar.

Wesley Yan suka minum Coca-cola, Fanta, susu coklat, champagne, vodka, minuman yang mempunyai warna beragam; Aurora hanya minum air putih, teh tawar, bir biasa, yang tidak ditambahkan dengan cairan berwarna lain.

Wesley Yan suka melakukan suatu hal dengan tidak fokus, mendengar musik rock, menggambar matahari, sambil makan makanan tidak sehat, sambil mencari tahu berbedanya alasan wanita menangis, kemudian menentukan yang mana yang membuatnya kesal; Sedangkan Aurora tidak pintar dan kreatif, hanya tahu bagaimana duduk tegap baru bisa menulis kaligrafi yang bagus, hanya tahu bagaimana meletakkan tangan di atas lutut dan tertawa bodoh, dengan mudah melupakan perubahan yang terjadi di sekeliling.

...............................

Selalu berinteraksi di bawah atap yang sama, baru mengetahui ada keberadaan orang lain dalam dunia sendiri. Oleh karena itu, mau menemukan penemuan baru apapun, tapi penemuan baru itu tidak mampu memecahkan ruang sempurna masing-masing. Karena itu baru bisa lanjut menoleransi keberadaan orang lain, pelan-pelan memasukkan orang lain ke dalam kebiasaan diri sendiri.

"Aurora ..." Wesley Yan masih kurang sadar dari tidurnya, mengenakan pakaian tidur bergambar kucing dan tikus berjalan di dapur.

"Sudah bangun?" Aurora mengambil sendok, mengetes rasa sup ayam, tidak membalikkan kepala.

Cukup Aurora mengetahui keberadaan Wesley Yan saja.

"Susu ada di microwave, ambil sendiri. Jangan minum terlalu banyak, sebentar lagi sudah akan makan." rasanya pas. Aurora tersenyum lalu meletakkan sendok.

"Oh." Wesley Yan menguap dan mengucek-ucek mata. Suaranya masih mengandung suara hidung efek baru bangun, "Aku tadi sudah memasukkan baju ke dalam mesin cuci, hanya saja tidak tahu detergennya cukup atau tidak."

Aurora mempunyai firasat yang buruk. Dia pun mematikan api, pergi ke kamar mandi, membuka tutup mesin cuci, dan wajahnya langsung pucat.

"Detergen yang kamu taruh ...."

Wesley Yan menunjuk benda yang berbentuk bubuk di samping mesin cuci.

"Itu adalah kaporit." Aurora berkata dengan sulit.

Wesley Yan terkejut, memandang ke arah mesin cuci, baju-baju itu sudah tidak berbentuk lagi.

"Aurora, kenapa kamu menaruh kaporit di samping mesin cuci?" Wesley Yan mencabut colokan dan mengangkat baju-baju yang warnanya sudah pudar, tidak bisa berbuat apa-apa.

"Aaa, ini adalah kemeja kotak-kotak pink Armani yang musim lalu baru aku beli, celana putih Calvin Klein-ku, kemeja hitam Givenchy-ku, ...."

"Bahasa inggrismu begitu bagus. Ada tulisan 'Bleach' besar di kotak itu, kamu tidak melihatnya?" Aurora memutuskan perkataan Wesley Yan, nada bicaranya lembut tapi mengandung penghinaan kecil.

"Bleach, bulu?" mata Wesley Yan besar dan kelihatan sangat kasihan.

"Kaporit." Aurora menatap langit-langit dengan tidak berdaya.

"Aurora, kalau begitu .... bagaimana?" mata Wesley Yan berkaca-kaca, kelihatan tidak berdaya.

"Bisa bagaimana lagi. Buang." Aurora berkata ringan.

Ini adalah hukuman bagi pria yang tidak boleh dapur dan ruang cuci.

"Armani-ku, Calvin Klein-ku, Givenchy-ku, Versace-ku ..." Wesley Yan menutupi wajahnya, hanya terlihat rambut pendeknya, dan mengomel.

Aurora tidak mempedulikan Wesley Yan, hanya terus berjalan ke dapur. Wesley Yan ikut di belakangnya, terus mengomel.

Saat makan, menangisi kemeja bunga-bunga-ku yang kasihan; Saat menonton TV, menangisi celana santai putih-ku yang kasihan; Saat makan snack, menangisi kaos hitam indahku ....

Sore hari, Aurora menonton Detektif Conan, di tengah-tengah kasus, di dalam perpustakaan tua yang gelap, muncul mayat di dalam lift yang pelan-pelan naik, sangatlah mengerikan.

Di belakang, ada orang yang berkata dengan sedih, "Kemeja kotak-kotak merahku yang sangat kusayangi ..."

Aurora terkejut dan menoleh, ternyata Wesley Yan lagi.

"Iya tahu, tahu. Berisik sekali!" Aurora berteriak terhadap Wesley Yan, "Beli yang baru. Sudah bisa bukan!"

Tujuan Wesley Yan sudah tercapai dan merasa sangat senang.

Kakek Yan takut Wesley Yan memboroskan uang dengan sembarangan, jadi uang setiap bulannya ditransfer secara pasti ke rekening Aurora. Semua pengeluaran, ditentukan secara sepihak oleh Aurora.

Wesley Yan meskipun sangat tidak bersedia, tapi uang menentukan segalanya. Karena itu, hanya bisa berakting. Kalau setiap hari menyiksa Aurora, membuat kepala Aurora pusing, maka benda yang diinginkan tentu bisa didapatkan.

Tapi, mempunyai uang tentu juga tidak bisa dihabiskan begitu saja. Kalau beli sekali lagi, beberapa puluh juta akan hilang begitu saja.

Aurora membolak-balikkan tubuh di tengah malam. Tidak bisa tidur, dan berpikir semalaman. Dia berlari lagi ke depan tempat sampah, mengambil kembali setumpuk baju itu, memasukkan ke dalam mesin cuci, mencuci sekali lagi, menyetrika tiga kali, sangat teliti sampai tidak melupakan satu sudutpun. Meskipun tetap seperti palet yang warna-warnanya campur-campur, tapi masih terlihat seperti baju yang baru. Oleh karena itu, Aurora kembali ke kamar dengan puas.

Keesokan harinya, begitu Aurora bangun, menaksir waktu, kira-kira sudah pas dan mulai menelepon.

"Halo? Aurora?" orang di seberang menguap, kelihatannya seperti baru bangun.

"Evan, kemarin Kakek Yan mengirimkan beberapa baju Armani edisi terbatas. Hasilnya, setelah dipakai Wesley, sedikit sempit. Setelah dipikir-pikir lagi, lebih baik diberikan padamu." Aurora tersenyum kecil.

Wesley Yan kemarin minum terlalu banyak susu dan bangun karena kebelet. Melihat Aurora menelepon di ruang tamu, berjalan menghampirinya dengan ngantuk.

"Aurora, apa yang kamu lakukan?"

Aurora meletakkan jari telunjuk di atas bibirnya, dan mengatakan "shuut".

"Iya, nanti kamu ke sini sebentar, bajunya sudah kusiapkan." Aurora tersenyum standar seperti bunga.

Wesley Yan merinding.

Novel Terkait

Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu