Ten Years - Bab 22 Ada Gadis Cantik Bernama Rosie ( 2)
Calvin dan Evan belum bereaksi apa pun, tetapi pipi Aurora sudah bersemu merah.
Calvin dan Evan yang memiliki wajah begitu tampan saja tidak pantas untuk Wesley Yan. Bagaimana dengan dia......
"Wesley Yan apakah kamu bisa jangan begitu membanggakan dirimu sendiri?" Evan Xin merasa kesal dan berkata, "siapa yang menghina wajahku? Wajah aku ini merupakan wajah-wajah seperti idola-idola di luar sana!"
"Idola yang berada di Afrika?" Wesley Yan mengejeknya.
"Kamu ini rasis!" Evan Xin marah.
"Wesley Yan, Tuhan mengatakan semua anak-anaknya merupakan malaikat, tidak membeda-bedakan warna kulit." Ekspresi tulus pada wajah Calvin.
Mata Wesley Yan bersinar dan berkata, "Calvin, apakah Tuhan-mu pernah memberitahumu bahwa dia memiliki sebuah anak malaikat yang tidak memiliki sayap sejak lahir?"
"Tidak pernah mendengar." Calvin tertegun dan bertanya, "kenapa?"
Wesley Yan melihat ke arah rahang Evan Xin sambil tersenyum jahat dan berkata, "karena penampilan dia sangat jelek, sang sayap tidak tahu harus tumbuh di bagian mana!"
Evan Xin tertegun dengan lama, barulah menggertakkan giginya berkata, "Wesley Yan! Perkataanmu ini memang sangat tajam!"
Wesley Yan tertawa terbahak-bahak dan berkata, "aduh anakku yang begitu polos, aduh duh, lihatlah wajahnya yang begitu putih seperti kulit pangsit, mana mungkin berasal dari Afrika? Maaf ya teman tadi aku salah berbicara."
"Wesley Yan, aku akan bertarung denganmu!" Air mata Evan Xin mengalir, wajahnya memerah, dia menggulungkan lengan bajunya dan melangkah ke arah Wesley Yan.
"Mary, maaf membuat kamu melihat sebuah lelucon. Teman masa kecilku yang tidak tahu aturan." Wesley Yan melihat ke arah remaja yang berjalan kemari, membuka mulut dan mengucapkan "teman masa kecil" sambil menggertakkan giginya.
Evan Xin bergegas menghentikan langkahnya, sambil menatap ke arah Mary berkata, "benar, benar, hubungan kami sangat baik, kami tidak pernah berkelahi."
"Yo, Eve, ada apa dengamu? Senyuman kamu mengapa terlihat seperti menangis?" Wesley Yan mengkedipkan matanya dan memukul pelan pundak remaja itu dengan perhatian.
Aurora yang berdiri di samping sangat bersimpati kepada Evan Xin. Dalam hatinya mengatakan bahwa Wesley Yan sangatlah jahat, tetapi dia berusaha menahan ketawa dengan susah payah.
Mary tertawa hingga sulit menutup mulutnya. Dia sangat terbuka, tidak terlihat adanya kepura-puraan dalam menjaga harga dirinya sendiri ketika berinteraksi dengan orang yang baru saja dikenalnya.
Mendengar suara tertawaan Mary, Evan Xin melototi Wesley Yan dengan matanya yang berlinangan air mata.
Wesley Yan berjalan jauh sambil membawa tasnya dengan senang, seolah-olah tidak terjadi apa pun.
Calvin menghampiri Aurora dan bertanya dengan suara pelan, "bagaimana interaksi di antara Wesley Yan dengan Mary hari ini?"
Aurora sedikit ragu dan berkata, "dia memujinya cantik, dan tidak berbicara lebih lanjut."
Calvin menghela nafas dengan lega.
"Kenapa?" Aurora penasaran
Calvin sedikit ragu, terdiam sejenak dan berkata, "kamu tidak tahu, sejak kecil Wesley Yan memiliki satu kebiasaan yaitu dia tidak menerima ada orang yang lebih cantik darinya. Aku takut dia akan menyusahkan Rosemary Chen."
Aurora menatap Calvin dengan lembut. Dia tersenyum tanpa mengatakan apa pun.
Rumah Mary sangat dekat dengan sekolah, kedua orangtuanya tidak ikut kemari, sehingga hanya dia seorang diri tinggal di sebuah apartemen, tempatnya terasa sangat kosong. Jadi dia mengajak Calvin dan yang lainnya untuk bertamu ke rumahnya, tetapi karena mereka baru saja mengenal satu sama lain, mereka semua pun menolak ajakannya dengan halus.
"Wesley Yan, apakah kamu bisa memberiku kesempatan untuk terlihat sedikit memiliki harga diri di depan Rosemary Chen?" Evan Xin tidak bisa menahanya setelah jalan beberapa langkah dan berbicara ke arah Wesley Yan.
Wesley Yan menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah Evan Xin dengan kebingungan, "sejak kapan aku tidak memberikan kamu kesempatan itu?"
"Kamu jelas-jelas tadi membicarakan aku hingga aku tidak lagi memiliki harga diri di depan dia. Apa yang harus lakukan jika bertemu dengannya kembali?"
"Aku tidak mengerti perkataanmu apa yang dimaksud dengan apa yang harus kamu lakukan jika bertemu dengannya kembali? Kenapa? Ketika tidak ada dia, berarti kamu selama ini tidak menjadi orang?" Wesley Yan berkata dengan datar.
"Wesley Yan, kamu jangan berpura-pura tidak mengerti, kamu bukan orang bodoh. Bagaimana mungkin kamu tidak mengerti apa yang aku maksud." Evan Xin mulai panik.
Aurora kebingungan. Dia jarang melihat Evan Xin yang berbicara serius dengan Wesley Yan. Remaja ini yang biasanya sangat heboh sedangkan Wesley Yan terbiasa menyembunyikan segala sesuatu di dalam hatinya, sehingga kejadian hari ini merupakan sesuatu yang sangat langka.
Wesley Yan tersenyum, menghela nafas dan melambai-lambaikan tangannya berkata, "iya, iya, iya, aku sudah mengetahuinya. Bukannya hanya karena kamu ingin mengejarnya. Lihatlah nyalimu itu"
Calvin yang sejak tadi berdiam diri pun berkata, "tidak boleh!"
"Apanya yang tidak boleh?" Wesley Yan melihat ke arahnya.
"Evan, tidak boleh Mary!" Calvin mengerutkan keningnya.
Evan Xin tertegun dan berkata, "atas dasar apa kamu melarang aku? Bahkan Wesley Yan saja sudah menyetujuinya!"
"Pokoknya tidak boleh!" Calvin berbicara dengan penuh penekanan dan merasa jengkel.
"Apakah kamu juga menyukai Mary?" Evan Xin menggaruk-garukan kepalanya
Evan Xin menyukai Mary pada pandangan pertama. Perasaan ini sangatlah aneh, seperti setelah memakan dua mangkok nasi dan tubuhnya dipenuhi oleh sesuatu yang tidak bisa dijelaskan.
Sejak kecil, dia berinteraksi lebih banyak dengan laki-laki. Selain berinteraksi dengan Zoey Wen dan siswi perempuan yang datang beberapa kali saja ke dalam kelasnya, dia tidak pernah berinteraksi dengan perempuan lain. Zoey Wen pun dia anggap seperti adik perempuannya sendiri. Perasaan yang timbul ini merupakan pertama kali selama hidupnya.
Tetapi dia juga tidak bisa menyalahkannya, jika temannya sendiri menyukai wanita yang dia sukai.
"Tentu saja bukan!" Tentu saja kenyataannya bukan seperti itu. Calvin menjawab tidak selancar biasanya dan sangat emosional.
"Kalau begitu karena apa?" Wesley Yan tertegun, dan menatap Calvin dengan datar.
Calvin membuka mulutnya dan berkata, "tinggi badan Mary berkisar 180 CM yang jauh lebih tinggi daripada Aurora. Sedangkan tinggi badan Evan hanya 179 CM. Apakah kalian tidak merasa mereka tidak cocok?"
Pipi Aurora bersemu merah, 173 CM sebagai ukuran wanita sudah terhitung tinggi. Waktu kecil dia berpikir dirinya tidak akan bisa menikah karena terlalu tinggi.
Novel Terkait
Anak Sultan Super
Tristan XuMy Greget Husband
Dio ZhengMy Tough Bodyguard
Crystal SongPejuang Hati
Marry SuMy Lady Boss
GeorgeRahasia Istriku
MahardikaHis Soft Side
RiseMr Huo’s Sweetpie
EllyaTen Years×
- Pendahuluan
- Bab 1 Sebaskom air yang disiramkan
- Bab 2 Ibu
- Bab 3 EVE sebelumnya dipanggil Evan Xin
- Bab 4 Sebuah bom yang bernama Zoey
- Bab 5 Pria idaman
- Bab 6 Burung Bernama Nasi Tim
- Bab 7 Tuan Muda Yan Ketika Gagah (1)
- Bab 7 Tuan Muda Yan Ketika Gagah (2)
- Bab 7 Tuan Muda Yan Ketika Gagah (3)
- Bab 8 Yang Lainnya Juga Adalah Satu
- Bab 9 Bola Voli Terlempar Kemari
- Bab 10 Kata-kata yang menyakitkan (1)
- Bab 10 Kata-kata yang menyakitkan (2)
- Bab 10 Kata-kata yang menyakitkan (3)
- Bab 11 Aku Bukan Siapa-Siapa
- Bab 11 Aku Bukan Siapa-Siapa (2)
- Bab 12 Orang yang Tidak Bersedia Jadi Budak (1)
- Bab 12 Orang yang Tidak Bersedia Jadi Budak (2)
- Bab 13 Kejujuran yang Dekat Namun Jauh
- Bab 13 Kejujuran yang Dekat Namun Jauh (2)
- Bab 14 Siapa yang lupa akan gadis keluarga Yun (1)
- Bab 14 Siapa yang lupa akan gadis keluarga Yun (2)
- Bab 14 Siapa yang lupa akan gadis keluarga Yun (3)
- Bab 15 Waktu bersama Wesley Yan dan Aurora Wen (1)
- Bab 15 Waktu bersama Wesley Yan dan Aurora Wen (2)
- Bab 15 Waktu bersama Wesley Yan dan Aurora Wen (3)
- Bab 16 Menjelang Tahun Baru Imlek (1)
- Bab 16 Menjelang Tahun Baru Imlek (2)
- Bab 17 Perkelahian
- Bab 17 Perkelahian (2)
- Bab 17 Perkelahian (3)
- Bab 18 Siapa yang Dimarahi (1)
- Bab 18 Siapa yang Dimarahi (2)
- Bab 19 Kamu Sangat Baik (1)
- Bab 19 Kamu Sangat Baik (2)
- Bab 20 Bukan Sebuah Lelucon (1)
- Bab 20 Bukan Sebuah Lelucon (2)
- Bab 21 Berkeliaran Sendirian (1)
- Bab 21 Berkeliaran Sendirian (2)
- Bab 22 Ada Gadis Cantik Bernama Rosie (1)
- Bab 22 Ada Gadis Cantik Bernama Rosie ( 2)
- Bab 22 Ada Gadis Cantik Bernama Rosie ( 3)
- Bab 23 Susu dan Arak (1)
- Bab 23 Susu dan Arak (2)
- Bab 24 Siapa yang Akan Terlebih Dahulu Mendapatkan Wanita Cantik itu? (Bagian 1)
- Bab 24 Siapa yang Akan Terlebih Dahulu Mendapatkan Wanita Cantik itu? (Bagian 2)
- Bab 25 Joe Kecil yang Bahagia dan Polos (1)
- Bab 25 Joe Kecil yang Bahagia dan Polos (2)
- Bab 26 Masa lalu mengubah masa kini (1)
- Bab 26 Masa lalu mengubah masa kini (2)
- Bab 27 Memainkan sinetron (1)
- Bab 27 Memainkan sinetron (2)
- Bab 28 Teman masa kecil yang saling mempercayai (1)
- Bab 28 Teman masa kecil yang saling mempercayai (2)
- Bab 29 Orang yang berjodoh (1)
- Bab 29 Orang yang berjodoh (2)
- Bab 30 Kegenitan remaja (1)
- Bab 30 Kegenitan remaja (2)
- Bab 31 Tidak Ada Keberuntungan Tidak Panjang Umur Benar-Benar Tampan (1)
- Bab 31 Tidak Ada Keberuntungan Tidak Panjang Umur Benar-Benar Tampan (2)
- Bab 31 Tidak Ada Keberuntungan Tidak Panjang Umur Benar-Benar Tampan (3)
- Bab 32 Selamanya Tidak Melakukan Perbuatan Yang Melukai Perasaan (1)
- Bab 32 Selamanya Tidak Melakukan Perbuatan Yang Melukai Perasaan (2)
- Bab 32 Selamanya Tidak Melakukan Perbuatan Yang Melukai Perasaan (3)
- Bab 33 Tidak Lebih Baik Dari Vampir Dulu (1)
- Bab 33 Tidak Lebih Baik Dari Vampir Dulu (2)
- Bab 33 Tidak Lebih Baik Dari Vampir Dulu (3)
- Bab 34 Aku Mulai Permulaianmu (1)
- Bab 34 Aku Mulai Permulaianmu (2)
- Bab 34 Aku Mulai Permulaianmu (3)
- Bab 35 Ucapan Selamat Ulang Tahun di balik lensa kamera (1)
- Bab 35 Ucapan Selamat Ulang Tahun di balik lensa kamera (2)
- Bab 35 Ucapan Selamat Ulang Tahun di balik lensa kamera (3)
- Bab 36 Momen setelah hujan (1)
- Bab 36 Momen setelah hujan (2)
- Bab 37 Seluruh dunia mengetahuinya (1)
- Bab 37 Seluruh dunia mengetahuinya (2)
- Bab 37 Seluruh dunia mengetahuinya (3)
- Bab 38 Perbedaan Cerita di Atas dan di Bawah Panggung (1)
- Bab 38 Perbedaan Cerita di Atas dan di Bawah Panggung (2)
- Bab 38 Perbedaan Cerita di Atas dan di Bawah Panggung (3)
- Bab 39 Grinch juga Sangat Penting (1)
- Bab 39 Grinch juga Sangat Penting (2)
- Bab 40 Kepalsuan di Balik Topeng (1)
- Bab 40 Kepalsuan di Balik Topeng (2)