Ten Years - Bab 31 Tidak Ada Keberuntungan Tidak Panjang Umur Benar-Benar Tampan (2)

"Aurora, kamu ..." perkataan Calvin pada Aurora kembali berhenti.

Aurora tersenyum. Dia tahu apa yang Calvin ingin katakan. Kenapa tidak menghentikan Wesley Yan? Semua orang merasa ini tidak benar. Semua orang merasa Wesley Yan melewati hari terlalu enak. Setelah makan kenyang bisa pergi nge-band, yang lebih lucu adalah Wesley Yan bahkan mau menjadi artis. Dengan status, kekuasaan, dan posisinya, hal mana yang tidak dapat dia dapati dengan mudah. Untuk apa seperti ini?

Dan juga, Calvin menganggap, Wesley Yan hanya bisa anggun sampai tidak boleh tercemar oleh orang-orang dunia. Seperti salju putih yang diangkat di tangan?

Meskipun, dia juga selalu berharap .... seperti itu.

Tapi, Wesley Yan itu sesuatu yang mandiri. Wesley Yan yang bebas, Wesley Yan-nya Wesley Yan. Bukan Wesley Yan-nya Calvin, juga bukan Wesley Yan-nya Aurora. Hanya ketika dia bersedia menjadi milik seseorang, maka baru mempunyai kemungkinan diikat tapi tetap bahagia.

Tapi, sikapnya begitu bodoh dan kuno, sebelum orang seperti itu muncul, bagaimana bisa menjamin keamanan dan kebahagiaan anak itu?

Tidak boleh lebih, juga tidak boleh kurang. Benar-benar sangat memusingkan.

Ujian akhir semester akhirnya selesai, dan libur musim panas resmi dimulai. Rumah Keluarga Yan berubah menjadi markas. Evan Xin dan Calvin setiap hari menetap di rumah Keluarga Yan, makan, minum, sema sekali terlepas dari pengajaran orang tua.

Wesley Yan setiap hari menyakiti telinga orang-orang. Calvin hanya menetap di lantai atas tidak turun; Evan Xin tidak mempedulikan begitu banyak, begitu Wesley Yan buka mulut, langsung menutup telinga, menandakan dirinya menderita;

Wesley Yan marah, langsung pergi keluar.

Satu hari sebelum hari pemilihan, bahkan Aurora pun merasa Rosie sudah disiksa sampai hanya bisa menghela napas saja. Wesley Yan baru bisa menemukan nada yang benar. Ditambah denngan gerakan, ketika dilihat dengan teliti, sangatlah keren, membuat orang tidak bisa mengalihkan perhatian.

"Aurora." Wesley Yan menatap Aurora, dia sedang mencari kepastian dari Aurora.

Aurora menjilat bibir yang kering, tidak melihat ke arah Wesley Yan, "Besok, harus siapkan air dan permen penyegar tenggorokan."

Wesley Yan menarik napas ringan, menatap Aurora dengan mata besarnya.

Evan Xin melihat dua orang itu, merasa suasana agak canggung, jadi sadar diri dengan mempertahankan diam.

Rosemary di samping hanya tersenyum, dan ujung matanya tajam.

Calvin berdiri di lantai dua, bersender pada pagar dan berkata, "Aurora, siapkan sedikit iga babi."

Aurora tersenyum dan mengangguk, "Oke."

Keesokan paginya jam 6, Rosemary membawa pergi Wesley Yan, katanya ingin pergi menyaloni rambut Wesley Yan, menyuruh Aurora dan yang lainnya pergi dulu ke tempat audisi. Perusahaan C menyewa teater kota, melakukan promosi besar-besaran, ingin melaksanakan dongeng bisa terkenal hanya dalam waktu satu malam saja.

Saat Aurora, Evan Xin, dan Calvin sampai, hanya terlihat kerumunan yang ramai, duduk penuh, bahkan di tempat jalan juga terdapat kursi plastik. Mendengar dari pembicaraan orang-orang sekitar, sepertinya kontestan sudah mendapat urutan tampil. Sudah dibagikan nomor, dan sekarang sedang menunggu di backstage.

Aurora dan yang lain merasa, begitu banyak orang, kalau pergi ke backstage juga belum tentu bisa melihat Wesley Yan, malah akan memberikan tekanan pada Wesley Yan. jadi mereka memutuskan untuk mencari kursi di barisan depan.

Jujur saja, Aurora tidak suka pria melakukan make-up yang terlalu berlebihan. Kalau wajahnya kurang tampan, maka hasil dandanan akan sangat menakutkan, contohnya saja beberapa orang di hadapannya ini. Ekspresi wajah semua orang di dalam ruangan, selain keluarga dan teman para kontestan, orang-orang lain menunjukkan wajah jijik.

Aurora mulai pusing. Dia tahu Wesley Yan tampan, tapi dia juga khawatir dengan sikap angkuh anak muda itu, tidak tahu akan membuat tampilan seperti apa.

Suara musik di dalam ruangan sangat kencang, dan mereka yang duduk di barisan terdepan, Calvin, Evan Xin, dibuat tidak tahan sampai menutup telinga mereka. Sedangkan Aurora, hanya melihat lampu kerlap-kerlip dan mempertahankan diam.

Kemudian muncul juga orang-orang yang tampan dan suaranya bagus, membuat suasana dalam ruangan menjadi semangat. Tapi jika dibandingkan dengan Wesley Yan .... Aurora pelan-pelan menghela napas, dan menutup mata sedikit.

'

Hasil akhirnya sudah jelas.

Apa hanya bisa seperti ini?

Benar-benar ... membuat orang tidak tenang.

Aurora membuka mata lagi. Di atas panggung, anak muda itu sudah berdiri tegap.

Terdengar sorak-sorai orang-orang dari bawah panggung. Sangat-sangat berisik, tapi Aurora malah meletakkan tangannya di atas lutut, tidak ikut bersorak dan membuka telinga lebar-lebar.

Wesley Yan berdiri sendirian di pojok. Tampilan sudah bukan seperti dulu lagi. Didandani dengan sangat mewah dan mencolok, Aurora ingat jelas itu adalah tampilan Ice di konser. Sangat mengejutkan.

Dengan jubah hitam, bentuk tubuh kurus, kemeja putih, tiga kancing terbuka, terlihat kulitnya yang putih.

Rambut yang diikat ke belakang, rambut hitam, dan juga mata yang bersih.

Saat angin bertiup kecil, arah kemeja bergerak .... sama persis.

Aurora sedikit gugup dan telapak tangannya sudah basah. Dia ingat Wesley Yan pernah berkata padanya, Ice di awal tahun 1998, karena memiliki tekanan terlalu besar, melompat bunuh diri dari apartemen setinggi 13 lantai.

Wesley Yan bukannya tidak ingin pergi melihat konser di Jepang, tapi orang itu sudah meninggal.

Aurora ingat, saat kecil, orang tua tetangga berkata, pria yang memiliki wajah seperti wanita, tidak memiliki keuntungan dan umur panjang.

Dia ingat, Kakek Yan sebelum pergi, menyuruhnya bagaimanapun caranya harus menjaga Wesley Yan tumbuh dengan sehat dan senang.

Dia tidak mengerti, apapun tidak mengerti. Memilih percaya pada semua rumor, tapi malah karena keinginan Wesley Yan, tidak bisa berbuat apa-apa.

Tiba-tiba, lampu mati, dan para penonton bersorak.

Ketika lampu sekali lagi menyala, sekeliling gelap, dan lampu hanya menyinari tengah lampu.

Yang berdiri di panggung malah anak muda yang lain, dengan dandanan tebal dan wajah memikat.

Rosemary!

Rosemary membunyikan jari, musik terdengar, dan merupakan lagu Fleeting Time karya Ice yang sudah Wesley Yan latihan jutaan kali.

Kemudian.

Suara anak muda yang kencang terdengar dari atas panggung, dan membuat efek gempa yang tidak dapat dipercaya.

Joseph Chen mengangkat mikrofon, suaranya indah dan kencang, adalah tampang sempurna sesungguhnya dari musik rock.

Joseph Chen tertawa, memandang anak muda yang berdiri di ujung panggung.

Aurora melihat Wesley Yan berdiri di ujung panggung, di bawah lampu gelap. Melihat mata di bawah kegelapan itu, pelan-pelan berubah gelap, dan pelan-pelan kehilangan cahayanya.

Jelas-jelas pandangan semua orang ada di diri Joseph Chen, jelas-jelas semua orang sudah melupakan keberadaan orang yang ada di bawah kegelapan itu, tapi Aurora malah melihat kepanikan tidak berdaya dari Wesley Yan, bahkan jiwa yang sedih sampai marah itu.

Wesley Yan berdiri tegap dengan begitu indah di sana, tapi malah tidak ada orang yang menatapnya, tidak ada lagi.

Novel Terkait

Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
3 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
3 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu