Ten Years - Bab 1 Sebaskom air yang disiramkan
Ketika Aurora Yun bertemu dengan Wesley Yan untuk pertama kalinya, matanya seakan disengat oleh sesuatu.
Sebelum datang ke Kota B, segala sesuatu yang berkaitan dengan kemakmuran kota ini tersimpan di dalam sebuah kotak hitam yang paling berharga di rumah mereka. Seiring dengan datangnya musim hujan yang tidak teratur, suara petir yang samar-samar membuat suara perempuan yang jernih terdengar sangat hangat.
Dia sering memindahkan bangku bambu dan duduk di depan tungku obat sambil mengayunkan kipas, di ranjang kayu yang tidak jauh berbaring Andrew yang lembut dan pemalu, matanya jernih dan indah seperti bola kaca yang pernah dia mainkan sewaktu dia masih kecil, Andrew mengedipkan bulu matanya, lalu bertanya dengan lembut: "Kakak, obat hari ini tidak pahit, kan?"
Aurora memperlambat gerakan tangannya yang sedang mengipasi obat, hidungnya penuh dengan bau obat yang kuat, dalam hati dia merasa serba salah, dia tidak berani menoleh ke belakang, dia hanya menjawab dengan suaranya yang lembut: "Hmm... tidak pahit ..."
“Kalau kakak bilang tidak pahit, aku percaya.” Andrew menatapnya sambil tersenyum dengan lembut, matanya yang jernih penuh dengan senyuman, wajahnya yang kurus terlihat lebih bersemangat.
Oleh karena itu, ketika dia memberikan obat yang hangat ke bibirnya, Aurora sedikit enggan menatapnya.
Dia tidak baik, ketika dia dihadapkan dengan masalah yang tidak dapat diselesaikan, dia selalu memilih untuk melarikan diri
Kemudian, saat dia pergi meninggalkan rumahnya dan dibawa ke rumah lain, secara naluriah mengabaikan mengucapkan selamat tinggal.
Dari selatan ke utara, dari miskin menjadi kaya, Aurora Wen menolak bertransisi. Jika dikatakan dengan halus "memiliki kepribadian yang tenang, dan mudah beradaptasi"; jika dikatakan dengan kasar,"dingin dan egois, kejam dan jahat".
Orang-orang di desa tidak mengerti, dia telah tinggal di kediaman Yun selama 16 tahun, dan memanggil Ayah Yun dan Ibu Yun " Ayah dan Ibu" dengan tulus dan sepenuh hati, tapi kenapa begitu dia memiliki orang tua kandung dia langsung melupakan jasa orang tua yang membesarkannya?
Menantu kepala desa yang membuka toko teh herbal mengangkat alisnya sambil tertawa dengan sinis: "Sayang keluarga Yun hanya memiliki sebuah tungku obat dan dua rumah terbuka, jika ayah asuhnya ini tinggal di perumahan yang ditempati anggota pemerintahan, jangankan menghidupi Bodhistva yang sakit, dia bahkan bisa memelihara kawanan harimau, kalian lihat apakah gadis itu akan pergi atau tetap tinggal! "
Ini benar, di Kota B kakek kandung dan ayah kandung Aurora tinggal di perumahan yang ditempati oleh anggota pemerintahan, bagaimana pun mereka adalah pejabat besar pemerintahan yang dengan hanya satu hentakkan kaki, bisa menghancurkan Desa Wushui ini!
Tentu saja, Aurora tidak mendengar kata-kata ini. Saat itu, dia sedang mengatupkan mulutnya dengan erat sambil menatap ke luar jendela, dia takut begitu dia membuka mulutnya dia akan mengacaukan dan mengotori mobil mahal ini!
Tanpa sadar beberapa saat telah berlalu, pemandangan yang berlalu dengan cepat diluar jendela tidak berhenti melintas di depan matanya. Isi kepala Aurora kosong, tatapan matanya tertuju ke lampu neon yang perlahan-lahan menjadi terang, dia merasa pusing, dan di telinganya terdengar suara angin yang kencang .
Tapi ketika semuanya lenyap, dan begitu dia membuka mata, pintu mobil terbuka dengan perlahan-lahan, buku-buku jari yang agak melengkung yang sedikit beraroma seperti sinar matahari di musim panas muncul di depannya .
Aurora Yun mengaku saat itu kedua tangan itu memberikan harapan yang sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata kepadanya, kemudian setelah dipikir-pikir lagi, dia rasa mungkin dirinya seperti anak ayam yang baru pertama kali menetas yang akan mengenali segala sesuatu sebagai induknya.
"Selamat datang, Aurora Yun ."
"Aku Calvin Wen ," pemuda itu menekankan kata "Wen". Suaranya sangat menenangkan, "Kakek memintaku menjemputmu."
Calvin Wen ... Calvin ...
Aurora mengucapkan namanya di dalam hati. Dia ingat Sekretaris Lee , yang pergi ke Desa Wushui untuk menjemputnya, mengatakan di keluarga Wen ada seorang anak lelaki yang merupakan kakak laki-lakinya.
Dia mengangkat kepalanya dengan lembut, dan menatap mata pemuda itu dengan bersungguh-sungguh, lalu karena merasakan sesuatu, dia langsung membuang muka dan menundukkan kepalanya dengan sedikit dengan canggung.
Calvin tersenyum tipis, dia menganggapnya malu, dan tidak mempermasalahkannya. Calvin melambaikan tangannya dan dengan sopan mengucapkan sampai jumpa kepada sekretaris kakek, lalu dengan santai dia mengambil koper dari tangan Aurora.
Aurora menatap punggung Calvin, tubuhnya tinggi dan tegap, jaraknya tidak jauh darinya, hanya berjarak satu lengan.
Meskipun anak pedalaman yang baru pertama kali datang ke kota, memiliki watak yang naif, tapi juga selalu memiliki kepekaan. Dia bisa melihat Calvin memiliki ganjalan dihatinya, penolakannya sangat jelas, semuanya tersembunyi di dalam matanya, hal ini membuat Aurora merasa canggung dan tidak punya pilihan lain dan hanya bisa mengabaikannya.
Jantungnya berdebar-debar selama beberapa sesaat, tanpa bersuara dia mengambil nafas dalam-dalam, tapi dadanya masih terasa sesak.
Mengikuti langkah kaki Calvin, matanya perlahan mengamati "perumahan yang ditempati oleh anggota pemerintahan ini".
Bangunan-bangunan berwarna putih berbaris dengan rapi di kedua sisi jalan yang rata dan lebar, tempat ini terlihat terang dan bersih, tapi tidak berlapis emas dan perak seperti bayangannya, kemewahan mudah menunjukkan keinginan yang tersembunyi di dalam hati seseorang.
Saat itu sedang musim panas, dan pepohonan sangat rimbun, beberapa vila yang indah bersembunyi di antara pepohonan yang hijau dan bayangan yang teduh.
Saat Aurora masih sedang melamun, Calvin sudah berjalan memasuki jalan bebatuan, dan perlahan-lahan sosoknya ditutupi oleh pohon besar. Begitu Aurora sadar dari lamunannya, dia sudah tidak bisa menemukan sosok Calvin.
Dia berdiam di tempat, dan menatap jalan bebatuan yang bercabang itu dengan bodoh, dia tidak tahu harus ke kiri atau kekanan.
Untung saja, dia memiliki kepribadian yang tenang, jadi dia tidak panik, dia yakin jika Calvin tidak dapat menemukannya, Calvin akan kembali ke jalan yang sama. Jika Calvin tidak kembali, dia juga pasti akan bertemu dengan seseorang yang bisa dia tanyai jalan. Carter Wen, adalah nama Kakek, Sekretaris Lee pernah mengatakan hal ini kepadanya.
Begitu senja tiba, cahaya dari bangunan putih indah yang berada di belakang pohon menyoroti wajah Aurora, dan terasa sedikit hangat.
Tanpa sadar, dia mengangkat wajahnya, dan menyipitkan matanya yang disinari oleh cahaya matahari yang terbenam, menyusuri celah pepohonan yang setengah teduh, dia melihat sebuah jendela yang keemasan.
Ada sosok seseorang di dalam jendela.
Tangannya sangat indah, biolanya juga sangat indah, dan suara biolanya sangat tajam.
Matanya sangat besar, sorot matanya sangat arogan.
Sejauh mata memandang, tidak ada dirinya.
Ini pertama kalinya dia melihat seseorang yang langsung membuat jantungnya berdebar seperti drum.
Jelas-jelas hanya sosok seseorang yang samar-samar, tetapi dia tidak bisa mengalihkan pandangannya. Dia seakan tersihir, dia hanya bisa tetap berdiri ditempat sambil menengadahkan kepalanya, dan dengan suasana hati yang gugup dan sulit untuk diartikan dia menatapnya dari celah pohon.
Seorang pria tampan dan berbakat berdiri yang dengan tenang di dalam jendela, meskipun hanya potongan siluetnya tapi sejak Aurora melihatnya pemuda itu tidak terhapuskan dari ingatannya.
Setelah itu, Aurora sering berpikir, dengan pemuda itu sebagai titik tolaknya, sebenarnya apa arti dari semua yang telah dia alami selama sepuluh tahun ini. Sebagian besar waktu dia gunakan untuk diam-diam naksir kepada pemuda itu. Pahit dan manis yang dia rasakan, waktunya yang berhenti semuanya karena pemuda itu, tetapi waktu itu malah tidak ada hubungannya dengan pemuda itu.
Matahari menyinari kepang duanya, Aurora mendongak dan tersenyum.
Tadinya dia bisa mendengar suara biola, tetapi sekarang di telinganya hanya tersisa keheningan, hanya tersisa suara deru nafasnya, perlahan-lahan, dirinya seolah-olah ditenggelam oleh seseorang di dalam air, dia kehilangan kesadarannya dan dia tidak sanggup untuk melawannya.
Calvin yang entah sejak kapan sudah kembali ke sisinya, meletakkan kedua telapak tangannya di kedua sisi mulutnya dan berteriak ke jendela: "Wesley, kenapa kamu merusak telinga orang lagi? Nada yang kamu mainkan salah!"
Aurora Yun dibuat terkejut oleh Calvin, begitu dia mengangkat kepalanya lagi, pemuda itu sudah menghilang, dan hanya tersisa jendela yang kosong.
Dia belum sempat bereaksi, detik itu, tirai jendela ditarik setengah, dalam sekejap mata, sebaskom air langsung disiramkan ke tubuh Calvin dengan tepat sasaran dan tidak ada setetes pun air yang sia-sia.
Setelah itu, dengan cepat tangan putih itu menarik kembali baskom plastik merah muda ke dalam jendela, lalu dia menutup jendela dengan erat, dan langsung menarik tirai jendela. Dia seperti sedang mengusir setan, dan semuanya langsung berjalan dengan lancar.
Tahun ini adalah tahun 1998.
Aurora tidak bisa lari dari takdir. Pada usia lima belas tahun, dia akhirnya bertemu dengan Wesley Yan .
Setelah beberapa saat, ada seseorang bertanya kepadanya: "Aurora, katakan dengan jujur, apakah saat itu kamu langsung jatuh cinta kepada ‘Si cantik’?" Aurora Yun mulai tersenyum: "Mana mungkin?"
Pada saat itu, dia masih kecil, dan sangat bodoh,dia tidak memiliki pemikiran yang bukan-bukan. Dia hanya merasa orang-orang di ibukota berbeda dengan orang pada umumnya, bahkan gaya saat menyiramkan air sangat angkuh, sangat arogan, sangat... menawan...
Novel Terkait
1001Malam bersama pramugari cantik
andrian wijayaSi Menantu Dokter
Hendy ZhangI'm Rich Man
HartantoMi Amor
TakashiThick Wallet
TessaYour Ignorance
YayaPredestined
CarlySomeday Unexpected Love
AlexanderTen Years×
- Pendahuluan
- Bab 1 Sebaskom air yang disiramkan
- Bab 2 Ibu
- Bab 3 EVE sebelumnya dipanggil Evan Xin
- Bab 4 Sebuah bom yang bernama Zoey
- Bab 5 Pria idaman
- Bab 6 Burung Bernama Nasi Tim
- Bab 7 Tuan Muda Yan Ketika Gagah (1)
- Bab 7 Tuan Muda Yan Ketika Gagah (2)
- Bab 7 Tuan Muda Yan Ketika Gagah (3)
- Bab 8 Yang Lainnya Juga Adalah Satu
- Bab 9 Bola Voli Terlempar Kemari
- Bab 10 Kata-kata yang menyakitkan (1)
- Bab 10 Kata-kata yang menyakitkan (2)
- Bab 10 Kata-kata yang menyakitkan (3)
- Bab 11 Aku Bukan Siapa-Siapa
- Bab 11 Aku Bukan Siapa-Siapa (2)
- Bab 12 Orang yang Tidak Bersedia Jadi Budak (1)
- Bab 12 Orang yang Tidak Bersedia Jadi Budak (2)
- Bab 13 Kejujuran yang Dekat Namun Jauh
- Bab 13 Kejujuran yang Dekat Namun Jauh (2)
- Bab 14 Siapa yang lupa akan gadis keluarga Yun (1)
- Bab 14 Siapa yang lupa akan gadis keluarga Yun (2)
- Bab 14 Siapa yang lupa akan gadis keluarga Yun (3)
- Bab 15 Waktu bersama Wesley Yan dan Aurora Wen (1)
- Bab 15 Waktu bersama Wesley Yan dan Aurora Wen (2)
- Bab 15 Waktu bersama Wesley Yan dan Aurora Wen (3)
- Bab 16 Menjelang Tahun Baru Imlek (1)
- Bab 16 Menjelang Tahun Baru Imlek (2)
- Bab 17 Perkelahian
- Bab 17 Perkelahian (2)
- Bab 17 Perkelahian (3)
- Bab 18 Siapa yang Dimarahi (1)
- Bab 18 Siapa yang Dimarahi (2)
- Bab 19 Kamu Sangat Baik (1)
- Bab 19 Kamu Sangat Baik (2)
- Bab 20 Bukan Sebuah Lelucon (1)
- Bab 20 Bukan Sebuah Lelucon (2)
- Bab 21 Berkeliaran Sendirian (1)
- Bab 21 Berkeliaran Sendirian (2)
- Bab 22 Ada Gadis Cantik Bernama Rosie (1)
- Bab 22 Ada Gadis Cantik Bernama Rosie ( 2)
- Bab 22 Ada Gadis Cantik Bernama Rosie ( 3)
- Bab 23 Susu dan Arak (1)
- Bab 23 Susu dan Arak (2)
- Bab 24 Siapa yang Akan Terlebih Dahulu Mendapatkan Wanita Cantik itu? (Bagian 1)
- Bab 24 Siapa yang Akan Terlebih Dahulu Mendapatkan Wanita Cantik itu? (Bagian 2)
- Bab 25 Joe Kecil yang Bahagia dan Polos (1)
- Bab 25 Joe Kecil yang Bahagia dan Polos (2)
- Bab 26 Masa lalu mengubah masa kini (1)
- Bab 26 Masa lalu mengubah masa kini (2)
- Bab 27 Memainkan sinetron (1)
- Bab 27 Memainkan sinetron (2)
- Bab 28 Teman masa kecil yang saling mempercayai (1)
- Bab 28 Teman masa kecil yang saling mempercayai (2)
- Bab 29 Orang yang berjodoh (1)
- Bab 29 Orang yang berjodoh (2)
- Bab 30 Kegenitan remaja (1)
- Bab 30 Kegenitan remaja (2)
- Bab 31 Tidak Ada Keberuntungan Tidak Panjang Umur Benar-Benar Tampan (1)
- Bab 31 Tidak Ada Keberuntungan Tidak Panjang Umur Benar-Benar Tampan (2)
- Bab 31 Tidak Ada Keberuntungan Tidak Panjang Umur Benar-Benar Tampan (3)
- Bab 32 Selamanya Tidak Melakukan Perbuatan Yang Melukai Perasaan (1)
- Bab 32 Selamanya Tidak Melakukan Perbuatan Yang Melukai Perasaan (2)
- Bab 32 Selamanya Tidak Melakukan Perbuatan Yang Melukai Perasaan (3)
- Bab 33 Tidak Lebih Baik Dari Vampir Dulu (1)
- Bab 33 Tidak Lebih Baik Dari Vampir Dulu (2)
- Bab 33 Tidak Lebih Baik Dari Vampir Dulu (3)
- Bab 34 Aku Mulai Permulaianmu (1)
- Bab 34 Aku Mulai Permulaianmu (2)
- Bab 34 Aku Mulai Permulaianmu (3)
- Bab 35 Ucapan Selamat Ulang Tahun di balik lensa kamera (1)
- Bab 35 Ucapan Selamat Ulang Tahun di balik lensa kamera (2)
- Bab 35 Ucapan Selamat Ulang Tahun di balik lensa kamera (3)
- Bab 36 Momen setelah hujan (1)
- Bab 36 Momen setelah hujan (2)
- Bab 37 Seluruh dunia mengetahuinya (1)
- Bab 37 Seluruh dunia mengetahuinya (2)
- Bab 37 Seluruh dunia mengetahuinya (3)
- Bab 38 Perbedaan Cerita di Atas dan di Bawah Panggung (1)
- Bab 38 Perbedaan Cerita di Atas dan di Bawah Panggung (2)
- Bab 38 Perbedaan Cerita di Atas dan di Bawah Panggung (3)
- Bab 39 Grinch juga Sangat Penting (1)
- Bab 39 Grinch juga Sangat Penting (2)
- Bab 40 Kepalsuan di Balik Topeng (1)
- Bab 40 Kepalsuan di Balik Topeng (2)