Ten Years - Bab 35 Ucapan Selamat Ulang Tahun di balik lensa kamera (3)
“Apa yang kamu tertawakan!” Wesley Yan marah.
Evan Xin tidak marah: "Yah! Kamu sangat tidak berguna, mengapa kamu tidak meneriaki Aurora? Aku bahkan memberikanmu video game console dengan menghabiskan uang jajanku yang bisa di pakai dua bulan."
Wesley Yan dengan tenang membalasnya: "Tolong kamu memperhatikan kata-kata yang tepat untuk berbicara, jelas-jelas kamu yang merusaki video game consoleku, ini namanya kamu "ganti rugi" bukanlah "memberi", mengerti?"
“Dasar pelit.” Evan Xin tiba-tiba memikirkan sesuatu dan berkata, “Ibu Nova Liu telah menyiapkan makanan di Restoran Shangri-La untuk merayakan ulang tahunmu hari ini dan menyuruhmu pergi lebih awal.”
Segera, Wesley Yan menoleh: "Tidak, Aurora telah membuat makanan siang untukku."
Aurora berkata: "Beras di rumah telah habis, jadi aku tidak memasak hari ini ..."
Calvin baru saja menerima transkrip nilainya, tersenyum dan menghampiri mereka: "Ayolah, Wesley Yan, Bibi Lin sudah mempersiapkannya berhari-hari."
Aurora melirik Wesley Yan sebentar dan mengikuti Calvin ke depan.
Wesley Yan diam, lalubergerak dengan enggan.
Acara yang diadakan di Shangri-La tidak kalah dengan jamuan terakhir pada waktu itu, bahkan bisa dikatakan lebih mewah lagi. Ivonny Lin tetap mengenakan cheongsam putih dengan hiasan plum blossom berwarna merah, dilengkapi dengan anting mutiara putih, kesannya lembut dan mulia.
“Orang spesial sudah hadir.” dia berdiri sambil tersenyum dan menyapa Wesley Yan.
Aurora baru saja mengangkat kaki kirinya, tetapi Wesley Yan menghalanginya dan tersenyum ringan: "Bibi Lin, aku telah merepotkanmu hari ini."
Calvin dan Evan Xin sedikit terkejut.
Ivonny Lin menatap Wesley Yan, dan kebetulan melirik sekilas ke arah Aurora: "Hari ini kamu berulang tahunmu, Paman Yan pergi ke Amerika Serikat, bibi takut kalian berdua tidak sempat menyiapkan makanan di rumah, jadi menyuruh koki di sini memasak beberapa makanan kesukaan kalian."
Kalian berdua? Wesley Yan melirik Calvin, dan Calvin membisik: Ibuku yang memberitahunya.
Evan Xin melihat sekeliling dan tersenyum: "Wah, Bibi Lin, hanya pergi makan saja, bibi sampai harus membawa pengawal."
Ivonny Lin tersenyum dan melambaikan tangannya, seketaris selaku pemimpin itu membawa sekelompok pengawal berbaju dan berkacamata hitam itu pergi meninggalkan tempat tersebut. Seketaris yang kelihatan polos itu sepertinya bermarga Chen, sebelum pergi dia menatap lekat Wesley Yan sebentar.
Aurora tanpa sadar menunduk, posisi kaki Wesley Yan masih menyilang dengan baik.
Semua orang sudah menempati tempat duduk, disaat pelayan selesai menghidangkan makanan, Ivonny Lin tersenyum dan berkata kepada Calvin, "Lihat, lihat, Aurora benar-benar cantik sekali, penampilannya benar-benar diwariskan oleh kedua orang tuamu."
Calvin memandangi adik perempuannya dan tersenyum, "Ya, kakek, ibu dan ayah semuanya sangat amat menyayanginya."
Aurora tersenyum: "Pujian Bibi Lin sudah berlebihan."
Disaat kue dikeluarkan, Calvin dan Evan menyalakan lilin, dan Wesley Yan menutup mata dan berdoa.
Ivonny Lin tersenyum dan berkata:"Sayang, beri tahu bibi apa yang kamu doakan."
Wesley Yan mengambil krim dan menlemparkan pada wajah Ivonny Lin, dan tersenyum mengejek: "Aku, aku berharap, semoga aku bisa hidup beberapa tahun lagi sebelum aku gila. Bibi Lin, apakah permintaanku baik?"
Calvin dan Evan Xin tertegun, menatap wajah Ivonny Lin yang anggun namun diolesin penuh dengan krim, merasa lucu dan konyol.
"Sayang, permintaan ini kurang baik." Ivonny Lin tersenyum tanpa adanya kemarahan, dengan lembut menyeka krim dan menjawab, "Kamu sejak kecil sudah gila."
Sayang, perilakumu ini sungguh kekanak-kanakan, sungguh jahil dan iseng.
Calvin melihat Ivonny Lin tidak marah, sesuatu yang dia tekan terus menerus di dalam hati menjadi kesempatan yang baik untuk membuatnya mulai mengambil krim dan melemparkan ke semua orang.
Evan Xin adalah anak yang suka bermain, jadi dalam waktu singkat seluruh ruangan dipenuhi dengan krim yang dilempar kesana kemari.
Wesley Yan adalah orang spesial hari ini, jadi kue tartnya juga terdiri dari tiga lapis, sampai akhirnya dirinya hampir ditumpuk seperti snowman, seluruh rambut dan juga bulu matanya juga penuh dengan krim.
Aurora tertawa terbahak-bahak, tetapi Wesley Yan malah menyeka wajahnya dengan sesuatu yang lengket dan manis.
Ruangan dibuka kembali dan Asisten Chen masuk dengan membawa sebuah kamera berwarna hitam.
“Chandra Chen, lihatlah semua anak-anak ini, sudah membuat kerusuhan di seluruh ruangnan, cepat memotret beberapa foto, agar mereka bisa simpan sebagai kenangan.” Ivonny Lin tersenyum, menyalakan sebatang rokok wanita dan menunjuk ke semua orang.
Chandra Chen agak bingung dan memandang ke arah Ivonny Lin, ragu-ragu selama beberapa detik sebelum menjawab: "Baik, CEO Lin."
“Ah, Wesley Yan, sepertinya aku sudah lama tidak berfoto denganmu, iya bukan?” Evan Xin merangkul bahu Wesley Yan.
Calvin sedikit mengernyit, "Wesley sepertinya sudah dua tahun tidak pernah foto, namun selalu membantu orang lain melakukan pemotretan."
Wesley Yan tertawa: "Sudah dua tahun dan tujuh bulan. Ingin potret dengan gaya apa?"
Dia berdiri di sana, krim yang meleleh menetes jatuh, menutupi wajahnya dan hanya tersisa satu garis kecil yang samar-samar, terlihat sangat kosong dan pucat.
“Posisi duduk ya?” Dia duduk di sofa, sedikit mengangkat kepalanya, dan tersenyum, “Seperti ini, bisa?”
"Chandra Chen, teknik pemotretanmu selalu bagus, kamu harus memotret dengan jelas pemandangan hari ini, jangan sia-siakan penampilan baik dari Wesley Yan ya." Ivonny Lin menghembuskan asap rokoknya yang berbentuk lingkaran.
Tangan Chandra Chen memegang kamera sambil bergetar.
“Serahkan pada ku.” Aurora berbicara dengan pelan, berdiri di hadapan Chandra Chen.
“Apa?” Lelaki itu berpura-pura tenang, dan Aurora yang berdiri di sampingnya bisa merasakan hawa yang tidak enak.
“Sini, aku yang memegang kamera.” Kata Aurora dengan datar.
Chandra Chen memandang Ivonny Lin, tetapi Ivonny Lin tersenyum dan membuat sikap acuh tak acuh: "Serahkan padanya."
Aurora mengambil kamera, dan sedikit mendesah setelah melihat isi dibalik lensa kamera.
Pria muda itu, sedikit terpaku di dalam lensa tersebut, kaki kiri dan kaki kanannya saling tertimpa, apakah dia merasa lebih nyaman dengan aksi begitu? Seharusnya ini yang paling sulit baginya, sehingga dia menginjak kaki kanannya dengan kaki kirinya tetapi tidak berani dengan mudah mempercayai orang lain.
"Wesley Yan, lihat ke atas."
Pria muda itu meluruskan leher dengan susah payah, yang dilihatnya hanyalah lubang lensa kamera yang sepertinya sedang menertawakan dirinya.
Gadis itu hanya tersenyum lembut.
Dia sedikt bingung.
Dia menatap matanya dan masih tersenyum dengan lembut: "Wesley Yan, lihat kamera, lihat kamera, ya, tahan posisinya."
Wesley Yan tersenyum sejenak, pandangannya menuju ke arah gadis tersebut.
Dia berkedip dan pada saat yang sama, dia dengan cepat menekan tombol shutter.
Kamera mengambil foto bertulisan "Wesley Yan, Selamat Ulang tahun" yang tertera pada kue yang berlapis krim yang sangat banyak.
Setelah itu, Aurora mencuci fotonya, kemudian menyerahkannya kepada Wesley Yan: "Nah, ini hadiah ulang tahun yang terlambat."
Wesley Yan yang tiba-tiba muncul, Wesley Yan yang selalu mengucapkan kata-kata aneh, Wesley Yan yang selalu menggertakan orang lain ketika ada yang mengganggunya, yang bisa tiba-tiba berkata "aku mengerti" dengan lembutnya padanya...
Karena aku akan terus bahagia, jadi aku tidak ingin memberinya ucapan pada waktu itu, Wesley Yan ...
Selamat ulang tahun.
Apakah kamu puas dengan hadiah ulang tahun ini?
Kue tart dilapisi krim yang sudah tidak utuh bentuknya, dan tulisan di atas kue krim itu karena di perbesar juga tidak terlihat jelas seperti ucapan yang dia simpan selama ini. Apakah dia akan merasa puas dengan hadiah ini?
Novel Terkait
Loving Handsome
Glen ValoraLove And Pain, Me And Her
Judika DenadaLelah Terhadap Cinta Ini
Bella CindyEverything i know about love
Shinta CharityGadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku
Rio SaputraTen Years×
- Pendahuluan
- Bab 1 Sebaskom air yang disiramkan
- Bab 2 Ibu
- Bab 3 EVE sebelumnya dipanggil Evan Xin
- Bab 4 Sebuah bom yang bernama Zoey
- Bab 5 Pria idaman
- Bab 6 Burung Bernama Nasi Tim
- Bab 7 Tuan Muda Yan Ketika Gagah (1)
- Bab 7 Tuan Muda Yan Ketika Gagah (2)
- Bab 7 Tuan Muda Yan Ketika Gagah (3)
- Bab 8 Yang Lainnya Juga Adalah Satu
- Bab 9 Bola Voli Terlempar Kemari
- Bab 10 Kata-kata yang menyakitkan (1)
- Bab 10 Kata-kata yang menyakitkan (2)
- Bab 10 Kata-kata yang menyakitkan (3)
- Bab 11 Aku Bukan Siapa-Siapa
- Bab 11 Aku Bukan Siapa-Siapa (2)
- Bab 12 Orang yang Tidak Bersedia Jadi Budak (1)
- Bab 12 Orang yang Tidak Bersedia Jadi Budak (2)
- Bab 13 Kejujuran yang Dekat Namun Jauh
- Bab 13 Kejujuran yang Dekat Namun Jauh (2)
- Bab 14 Siapa yang lupa akan gadis keluarga Yun (1)
- Bab 14 Siapa yang lupa akan gadis keluarga Yun (2)
- Bab 14 Siapa yang lupa akan gadis keluarga Yun (3)
- Bab 15 Waktu bersama Wesley Yan dan Aurora Wen (1)
- Bab 15 Waktu bersama Wesley Yan dan Aurora Wen (2)
- Bab 15 Waktu bersama Wesley Yan dan Aurora Wen (3)
- Bab 16 Menjelang Tahun Baru Imlek (1)
- Bab 16 Menjelang Tahun Baru Imlek (2)
- Bab 17 Perkelahian
- Bab 17 Perkelahian (2)
- Bab 17 Perkelahian (3)
- Bab 18 Siapa yang Dimarahi (1)
- Bab 18 Siapa yang Dimarahi (2)
- Bab 19 Kamu Sangat Baik (1)
- Bab 19 Kamu Sangat Baik (2)
- Bab 20 Bukan Sebuah Lelucon (1)
- Bab 20 Bukan Sebuah Lelucon (2)
- Bab 21 Berkeliaran Sendirian (1)
- Bab 21 Berkeliaran Sendirian (2)
- Bab 22 Ada Gadis Cantik Bernama Rosie (1)
- Bab 22 Ada Gadis Cantik Bernama Rosie ( 2)
- Bab 22 Ada Gadis Cantik Bernama Rosie ( 3)
- Bab 23 Susu dan Arak (1)
- Bab 23 Susu dan Arak (2)
- Bab 24 Siapa yang Akan Terlebih Dahulu Mendapatkan Wanita Cantik itu? (Bagian 1)
- Bab 24 Siapa yang Akan Terlebih Dahulu Mendapatkan Wanita Cantik itu? (Bagian 2)
- Bab 25 Joe Kecil yang Bahagia dan Polos (1)
- Bab 25 Joe Kecil yang Bahagia dan Polos (2)
- Bab 26 Masa lalu mengubah masa kini (1)
- Bab 26 Masa lalu mengubah masa kini (2)
- Bab 27 Memainkan sinetron (1)
- Bab 27 Memainkan sinetron (2)
- Bab 28 Teman masa kecil yang saling mempercayai (1)
- Bab 28 Teman masa kecil yang saling mempercayai (2)
- Bab 29 Orang yang berjodoh (1)
- Bab 29 Orang yang berjodoh (2)
- Bab 30 Kegenitan remaja (1)
- Bab 30 Kegenitan remaja (2)
- Bab 31 Tidak Ada Keberuntungan Tidak Panjang Umur Benar-Benar Tampan (1)
- Bab 31 Tidak Ada Keberuntungan Tidak Panjang Umur Benar-Benar Tampan (2)
- Bab 31 Tidak Ada Keberuntungan Tidak Panjang Umur Benar-Benar Tampan (3)
- Bab 32 Selamanya Tidak Melakukan Perbuatan Yang Melukai Perasaan (1)
- Bab 32 Selamanya Tidak Melakukan Perbuatan Yang Melukai Perasaan (2)
- Bab 32 Selamanya Tidak Melakukan Perbuatan Yang Melukai Perasaan (3)
- Bab 33 Tidak Lebih Baik Dari Vampir Dulu (1)
- Bab 33 Tidak Lebih Baik Dari Vampir Dulu (2)
- Bab 33 Tidak Lebih Baik Dari Vampir Dulu (3)
- Bab 34 Aku Mulai Permulaianmu (1)
- Bab 34 Aku Mulai Permulaianmu (2)
- Bab 34 Aku Mulai Permulaianmu (3)
- Bab 35 Ucapan Selamat Ulang Tahun di balik lensa kamera (1)
- Bab 35 Ucapan Selamat Ulang Tahun di balik lensa kamera (2)
- Bab 35 Ucapan Selamat Ulang Tahun di balik lensa kamera (3)
- Bab 36 Momen setelah hujan (1)
- Bab 36 Momen setelah hujan (2)
- Bab 37 Seluruh dunia mengetahuinya (1)
- Bab 37 Seluruh dunia mengetahuinya (2)
- Bab 37 Seluruh dunia mengetahuinya (3)
- Bab 38 Perbedaan Cerita di Atas dan di Bawah Panggung (1)
- Bab 38 Perbedaan Cerita di Atas dan di Bawah Panggung (2)
- Bab 38 Perbedaan Cerita di Atas dan di Bawah Panggung (3)
- Bab 39 Grinch juga Sangat Penting (1)
- Bab 39 Grinch juga Sangat Penting (2)
- Bab 40 Kepalsuan di Balik Topeng (1)
- Bab 40 Kepalsuan di Balik Topeng (2)