Ten Years - Bab 39 Grinch juga Sangat Penting (2)
Aurora tidak berdaya, terpaksa menghela nafas dan menjulurkan tangan. Terlihat dua buah luka memar pada punggung tangannya dan kelupas pada kulit pergelangan tangan.
Lalu, saat Wesley mengangkat kepala, Aurora malah tersenyum lembut padanya.
Seorang laki-laki berpakaian rapi berjalan dari arah belakang, memancarkan wibawa tinggi: “Jadi kamu keluarga gadis ini? Sepedanya baru saja menabrak Mercedes Benz milikku, menurut kamu harus bagaimana!”
Aurora merasa sangat bersalah, membungkukkan badan secara terus-menerus: “Paman, maafkan aku, rem sepeda rusak. Aku bukan sengaja, maaf sekali!”
Laki-laki itu semakin emosi: “Memangnya ada gunanya mengucapkan kata maaf? Rem sepeda rusak? Dijadikan alasan? Kalau rusak jangan keluar berjualan!”
Aurora menarik lengan baju laki-laki itu, berkata dengan sangat hati-hati: “Paman, Paman jangan marah, aku akan ganti rugi.”
Laki-laki itu malah menghempaskan tangannya, melihat Aurora seolah benda kotor dan menjijikkan, berkata dengan nada meremehkan: “Orang miskin sepertimu, memangnya sanggup ganti rugi? Mobilku dibeli dengan harga Miliaran, beda jauh dengan sepeda roda tiga rongsokanmu! Sudahlah jika kalian miskin, bicara saja tidak becus, sama sekali tidak berwawasan, cepat atau lambat seluruh Kota B akan kotor dan bau karena orang-orang seperti kalian!”
Aurora hanya menundukkan kepala tanpa mengatakan apapun.
Polisi muda terbatuk beberapa saat, dalam hati merasa perkataan itu sedikit berlebihan.
Wesley malah menarik leher baju orang itu hingga urat-urat di tangan bermunculan, berteriak keras: “Sial, apa-apaan kamu! Bukankah hanya sebuah mobil Benz! Apa yang kamu pamerkan denganku! Jangankan Benz, sekalipun gadisku menabrak BMW, Rolls-Royce, Bentlet, atau Bugatti Veyron, atau sekaligus menabrak keempatnya, lihat saja aku mampu ganti rugi atau tidak!”
Orang itu sangat terkejut, berkata dengan gugup sambil menunjuk polisi di samping: “Saudara Polisi, lihatlah sikap orang ini, kalian tangani tidak….tangani tidak!”
Wajah Wesley semakin merah, berbicara dengan nafas terengah-engah: “Memang seperti ini sikapku, memangnya kenapa! Ayah, Ayahku, Ayahku adalah orang lokal Kota B, delapan keturunan nenek moyangku juga orang Kota B, memangnya kenapa! Untuk apa kamu mengaku-ngaku orang Kota B, saat Kakek Buyutku berperang membebaskan Kota B, mungkin saja kamu masih terkubur di dalam lumpur!”
Orang itu tercengang, sungguh tidak pernah bertemu yang begitu pandai berdebat sepertinya.
Polisi muda pun ikut terkejut, merasa suasana semakin panas, dia pun berjalan ke tengah keduanya, berkata pada Wesley: “Hei Saudara, tenang, tenang, ini berlebihan!”
Wesley tersenyum dingin, mengepal tangan semakin kuat: “Seorang gadis hanya berangkat untuk buka lapak, tiba-tiba terluka di jalan, kini masih ditindas oleh kalian, darimana aku berlebihan? Darimana aku berlebihan!”
Melihat orang itu hampir sesak dibuat Wesley, polisi muda semakin panik, mengangkat tongkat polisi dan berkata: “Hei, lepaskan, cepat lepaskan!”
Wesley menghempaskan tongkat polisi itu ke lantai, melihatnya dengan remeh, dan berteriak semakin keras, “Hari ini jika tidak meminta maaf pada gadisku, dia tidak akan lolos dariku!”
Polisi muda itu pun mulai kesal: “Kamu ingin menantang polisi?”
“Anggap saja begitu, terserah saja!” Wesley menoleh melihat Aurora sekilas, kedua mata memerah: “Gadisku tidak bisa menerima penindasan ini, tidak bisa menanggung kesedihan ini!”
Aurora semakin panik: “Wesley, lepaskan dia, lepaskan!”
Wesley terdiam beberapa detik, menatap gadisnya dengan serius, lembut dan kesal.
“Wesley, aku tidak sedih, sedikitpun tidak sedih.” Melihat mata Wesley, Aurora berkata dengan pelan, hati terasa pedih, hidung mulai tidak nyaman.
‘Phiaaa----‘, air mata yang berusaha dibendung kini mengalir keluar dengan derasnya.
Wesley tercengang melihatnya, langsung melepaskan tangan dan berjalan ke depan Aurora, memeluknya erat. Lalu, Aurora membenamkan wajah ke dalam pelukan itu, menangis dan melampiaskan suasana hati bagai anak kecil.
Wesley hanya bisa menghapuskan air matanya dengan tangan, menepuk pundaknya sembari menertawakan: “Jika tidak sedih, kenapa kamu menangis?”
Aurora lanjut meneteskan air mata, berkata dengan suara terisak: “Tidak tahu, memang tidak sedih kok. Saat melihatmu tiba-tiba merasa sedih.”
Siapa juga yang tahu, tadinya tidak sedih, begitu melihatmu langsung merasa sedih.
“Aku juga sedih kok. LuMaoguai-ku mati demi kamu!” Wesley tersenyum dengan wajah yang sangat tampan, kedua mata bertambah merah.
Masalah yang begitu kecil, kita begitu kuat, malah dikalahkan dengan sangat mudah.
Saat sedang luang, dia selalu tidak berhenti berpikir.
Selama 10 tahun ini, banyak sekali lika-liku yang dihadapi, sekalipun tidak selalu bersama, mereka selalu bisa bertahan hidup dengan pemahaman dan semangat dalam diri. Bahkan kadangkala merasa senang, sebab saat tidak bersama, cobaan dan masalah sebesar apapun tidak akan mengalahkan diri dengan mudah.
Oleh karena itu, gadis berpakaian abu-abu dan berambut hitam yang selalu hidup di dalam dunianya sendiri adalah sebuah duri, duri dalam mata yang tidak mampu dikeluarkan. Kadangkala karena dia bersedih, menyentuh duri itu, matanya sendiri juga ikut memerah. Ada sebagian hal yang jelas-jelas tidak mampu menyentuh hati Wesley, tetapi karena kesedihan Aurora, barulah dia ikut menjadi sedih secara tidak terkendali.
Seolah Aurora menularkan padanya sambil tersenyum menahannya, tetapi dirinya sendiri tidak kuasa menghadapi rasa pedih yang datang dari mata itu. Hanya dengan cara menagihnya kembali dari orang lain, menghentikan semuanya, meredakannya, barulah bisa membuat dirinya terlepas dari segala kesedihan.
Dan setelah itu, rasa pedih perlahan mereda, matanya kembali seperti semula.
Habis gelap terbitlah terang.
Novel Terkait
Ternyata Suamiku Seorang Milioner
Star AngelCinta Di Balik Awan
KellyThe True Identity of My Hubby
Sweety GirlThe Revival of the King
ShintaMy Beautiful Teacher
Haikal ChandraDark Love
Angel VeronicaTen Years×
- Pendahuluan
- Bab 1 Sebaskom air yang disiramkan
- Bab 2 Ibu
- Bab 3 EVE sebelumnya dipanggil Evan Xin
- Bab 4 Sebuah bom yang bernama Zoey
- Bab 5 Pria idaman
- Bab 6 Burung Bernama Nasi Tim
- Bab 7 Tuan Muda Yan Ketika Gagah (1)
- Bab 7 Tuan Muda Yan Ketika Gagah (2)
- Bab 7 Tuan Muda Yan Ketika Gagah (3)
- Bab 8 Yang Lainnya Juga Adalah Satu
- Bab 9 Bola Voli Terlempar Kemari
- Bab 10 Kata-kata yang menyakitkan (1)
- Bab 10 Kata-kata yang menyakitkan (2)
- Bab 10 Kata-kata yang menyakitkan (3)
- Bab 11 Aku Bukan Siapa-Siapa
- Bab 11 Aku Bukan Siapa-Siapa (2)
- Bab 12 Orang yang Tidak Bersedia Jadi Budak (1)
- Bab 12 Orang yang Tidak Bersedia Jadi Budak (2)
- Bab 13 Kejujuran yang Dekat Namun Jauh
- Bab 13 Kejujuran yang Dekat Namun Jauh (2)
- Bab 14 Siapa yang lupa akan gadis keluarga Yun (1)
- Bab 14 Siapa yang lupa akan gadis keluarga Yun (2)
- Bab 14 Siapa yang lupa akan gadis keluarga Yun (3)
- Bab 15 Waktu bersama Wesley Yan dan Aurora Wen (1)
- Bab 15 Waktu bersama Wesley Yan dan Aurora Wen (2)
- Bab 15 Waktu bersama Wesley Yan dan Aurora Wen (3)
- Bab 16 Menjelang Tahun Baru Imlek (1)
- Bab 16 Menjelang Tahun Baru Imlek (2)
- Bab 17 Perkelahian
- Bab 17 Perkelahian (2)
- Bab 17 Perkelahian (3)
- Bab 18 Siapa yang Dimarahi (1)
- Bab 18 Siapa yang Dimarahi (2)
- Bab 19 Kamu Sangat Baik (1)
- Bab 19 Kamu Sangat Baik (2)
- Bab 20 Bukan Sebuah Lelucon (1)
- Bab 20 Bukan Sebuah Lelucon (2)
- Bab 21 Berkeliaran Sendirian (1)
- Bab 21 Berkeliaran Sendirian (2)
- Bab 22 Ada Gadis Cantik Bernama Rosie (1)
- Bab 22 Ada Gadis Cantik Bernama Rosie ( 2)
- Bab 22 Ada Gadis Cantik Bernama Rosie ( 3)
- Bab 23 Susu dan Arak (1)
- Bab 23 Susu dan Arak (2)
- Bab 24 Siapa yang Akan Terlebih Dahulu Mendapatkan Wanita Cantik itu? (Bagian 1)
- Bab 24 Siapa yang Akan Terlebih Dahulu Mendapatkan Wanita Cantik itu? (Bagian 2)
- Bab 25 Joe Kecil yang Bahagia dan Polos (1)
- Bab 25 Joe Kecil yang Bahagia dan Polos (2)
- Bab 26 Masa lalu mengubah masa kini (1)
- Bab 26 Masa lalu mengubah masa kini (2)
- Bab 27 Memainkan sinetron (1)
- Bab 27 Memainkan sinetron (2)
- Bab 28 Teman masa kecil yang saling mempercayai (1)
- Bab 28 Teman masa kecil yang saling mempercayai (2)
- Bab 29 Orang yang berjodoh (1)
- Bab 29 Orang yang berjodoh (2)
- Bab 30 Kegenitan remaja (1)
- Bab 30 Kegenitan remaja (2)
- Bab 31 Tidak Ada Keberuntungan Tidak Panjang Umur Benar-Benar Tampan (1)
- Bab 31 Tidak Ada Keberuntungan Tidak Panjang Umur Benar-Benar Tampan (2)
- Bab 31 Tidak Ada Keberuntungan Tidak Panjang Umur Benar-Benar Tampan (3)
- Bab 32 Selamanya Tidak Melakukan Perbuatan Yang Melukai Perasaan (1)
- Bab 32 Selamanya Tidak Melakukan Perbuatan Yang Melukai Perasaan (2)
- Bab 32 Selamanya Tidak Melakukan Perbuatan Yang Melukai Perasaan (3)
- Bab 33 Tidak Lebih Baik Dari Vampir Dulu (1)
- Bab 33 Tidak Lebih Baik Dari Vampir Dulu (2)
- Bab 33 Tidak Lebih Baik Dari Vampir Dulu (3)
- Bab 34 Aku Mulai Permulaianmu (1)
- Bab 34 Aku Mulai Permulaianmu (2)
- Bab 34 Aku Mulai Permulaianmu (3)
- Bab 35 Ucapan Selamat Ulang Tahun di balik lensa kamera (1)
- Bab 35 Ucapan Selamat Ulang Tahun di balik lensa kamera (2)
- Bab 35 Ucapan Selamat Ulang Tahun di balik lensa kamera (3)
- Bab 36 Momen setelah hujan (1)
- Bab 36 Momen setelah hujan (2)
- Bab 37 Seluruh dunia mengetahuinya (1)
- Bab 37 Seluruh dunia mengetahuinya (2)
- Bab 37 Seluruh dunia mengetahuinya (3)
- Bab 38 Perbedaan Cerita di Atas dan di Bawah Panggung (1)
- Bab 38 Perbedaan Cerita di Atas dan di Bawah Panggung (2)
- Bab 38 Perbedaan Cerita di Atas dan di Bawah Panggung (3)
- Bab 39 Grinch juga Sangat Penting (1)
- Bab 39 Grinch juga Sangat Penting (2)
- Bab 40 Kepalsuan di Balik Topeng (1)
- Bab 40 Kepalsuan di Balik Topeng (2)