Ten Years - Bab 32 Selamanya Tidak Melakukan Perbuatan Yang Melukai Perasaan (2)

"Calvin."

"Kalau aku dan Evan?" telinga Wesley Yan sudah berdiri.

"Evan."

"Kalau aku dan nasi tim?!" Wesley Yan mulai kesal.

"Kamu."

Wesley Yan membalikkan kepala dengan cepat, memelototi Aurora dengan kesal. Hal itu mengejutkan Aurora, dia segera menarik kembali gunting, takut mengenai Wesley Yan.

"Aurora, meskipun aku tahu Calvin adalah kakak kandungmu, Evan dekat denganmu, tapi kamu juga tidak perlu sejujur ini kali!"

Aurora menundukkan kepala, menatap Wesley Yan, mempunyai rasa menatap dari ketinggian. Lama kemudian, dia merasa wajah itu terlalu cantik dan tidak ada kekurangan sedikitpun, mata terlalu polos bersih. Karena bibir Wesley Yan dimonyongkan, Aurora langsung tertawa.

Dia tidak bisa melihat tampang Wesley Yan yang tidak senang, lebih terbiasa melihat wajah sombongnya.

Oleh karena itu, dia menyerah dan tertawa, seperti sedang memiliki perputaran dengan Wesley Yan. Air mata adalah awalnya, maka senyum tentu menjadi akhirannya.

"Karena kamu sudah tahu, kenapa masih mengatakannya?" Aurora menatap Wesley Yan dengan lembut dan tidak berdaya, "Dengan begitu, kamu masih lebih jujur dariku."

Wesley Yan memonyongkan bibir, kemudian menundukkan kepala dan berkata dengan suara kecil, "Kamu yang menyuruhku jujur 'kan ..."

Wesley Yan tidak henti mengeluh, hanya memikirkan sikap mengakui kesalahannya ini tidak disadari oleh Aurora. Kalau begitu, untuk apa dia membiarkan rambutnya dipotong oleh Aurora seperti ini?

"Sudah menyimpan cukup lama." Wesley Yan buka mulut dengan ringan, tapi lupa cukup lama itu berapa lama, juga sejak kapan.

Aurora terdiam. Sesaat kemudian bisa menyadari sesuatu. Dan wajahnya bersemu, menyesal dalam hati.

Beberapa hari ini, Aurora tanpa sadar bertindak sesuai perasaannya, melampiaskan amarah kepada orang lain, begitu tidak terkontrol, begitu ... membuat orang lain kesulitan.

"Wesley, aku meminta maaf. Beberapa hari ini, begitu bersikap seenaknya." Aurora buka mulut dan mengatakan alasannya.

Wesley Yan menganggukan kepala, "Iya, iya, begitu seenaknya, menyuruhmu membantuku membuatkan susu saja berwajah masam. Jelek sekali!"

Perkataan "jelek sekali" itu, disesuaikan dengan nada sombong Aurora hari itu.

Aurora malu, terbatuk kecil, dan mengalihkan perhatian.

Tapi, tiba-tiba, Wesley Yan diam-diam tertawa, membalikkan badan, dan memeluk gadis yang kelihatan bingung itu.

"Aurora, aku benar-benar sangat tidak suka wanita. Tapi, seumur hidup ini, ini pertama kalinya aku memeluk seorang gadis dengan rela. Jadi coba kamu lihat, seberapa beruntungnya kamu."

Aurora tidak tahu harus berbuat apa dan tubuhnya kaku. Sesaat kemudian, Aurora menjadi santai, dan menepuk-nepuk bahu Wesley Yan, tersenyum lembut.

"Sebenarnya, kamu tidak menganggap aku wanita bukan?"

"Iya, iya, kamu adalah adik laki-lakiku."

"Iya, tahu, tahu, panas sekali!" Aurora berpura-pura jijik, mendorong Wesley Yan dan membenarkan posisi duduknya.

"Apa yang sedang kalian lakukan?" dari kejauhan terdengar suara seseorang yang familiar.

Aurora menoleh, terlihatlah Calvin. Ekspresi Calvin tidak natural, dan melihat berulang-ulang dari diri Wesley Yan dan Aurora.

Calvin dan Evan Xin karena menyadari ada suasana aneh di antara Aurora dan Wesley Yan, merasa sadar diri, dan tidak lagi numpang makan di rumah Keluarga Yan. Aurora sudah beberapa hari tidak bertemu dengan mereka.

Wesley Yan menengadahkan kepala, melihat beberapa buku yang ada di tangan Calvin, "Pergi ke perpustakaan tadi?"

Calvin menganggukan kepala dan berkata dengan ekspresi tidak terlalu senang, "Kalian sedang ...."

Wesley Yan menundukkan kepala, meletakkan tangan di atas lutut, "Simpan kembali pikiran-pikiranmu itu."

Calvin menghentikan sepeda dan berdiri, "Wesley, kamu jelas-jelas tahu, aku hanya khawatir ..."

Wesley Yan tertawa, tapi matanya malah memancarkan cahaya gelap, "Jadi, berencana mengingatkanku tiga kali sehari?"

Suara yang kecil, masuk ke hati siapa, berubah menjadi kasar.

"Kakak Wesley ..." wajah Calvin berubah masam, dan berdiri kaku.

Aurora memegang gunting dan bingung mendengar percakapan mereka.

Apa tindakannya tadi dengan Wesley Yan disalahpahami oleh Calvin?

Sesaat kemudian, Aurora ingin menjelaskan, tapi Wesley Yan malah memejamkan mata dan berkata dengan nada menyindir yang tajam.

"Calvin, hanya di saat kamu membuatku marah, baru bersedia memanggilku kakak."

"Wesley!" Calvin benar-benar sudah marah. Dengan alis terkerut, seperti ada ratusan ikatan di wajahnya.

"Hanya seperti ini saja, sudah marah?" Wesley Yan bertanya.

"Kamu!" Calvin dibuat benar-benar kesal. Dia menendang pohon beringin sekali, memeluk buku, mendorong sepeda dan langsung berbalik pergi.

Aurora malah dibuat terkejut. Kapan dia pernah melihat Calvin menghadapi Wesley Yan seperti ini. Benar-benar sangat aneh.

"Aurora, coba lihat seberapa kakakmu perhatian padaku?" Wesley Yan menunjuk rambutnya yang sudah terpotong banyak dan berkata kecil, "Tidak dapat melihat ini saja, masih berani marah-marah, sembarangan mencurigai, seperti anak kecil saja ..."

Anak kecil?

Tapi syaratnya adalah di hadapanmu.

Aurora berpikir sebentar, tapi tidak dapat menemukan jawabannya. Ide sudah melayang jauh, tidak berpikir untuk hal yang tidak dia mengerti lagi. Karena ini memang tidak ada hubungannya dengannya.

Akhirnya selesai juga.

Rambut Wesley Yan dipotong pendek rata, menjadi jauh lebih tampan dan matanya kelihatan lebih besar dan bersih dari biasanya.

Aurora menghela napas, akhirnya bisa percaya. Karena, kalau berdasarkan apa yang Wesley Yan katakan, maka dari umur dua tahun, Wesley tidak pernah membotakkan kepala lagi.

Keesokan harinya di saat makan siang, datanglah tamu yang tidak diundang.

"Kenapa kamu datang?" Aurora melihat Wesley Yan pergi membuka pintu, tidak mengatakan apa-apa untuk waktu yang lama, jadi pergi melihatnya, ternyata adalah Rosemary.

"Jangan tanyakan pertanyaan yang sama seperti Wesley." anak muda itu sudah memakai pakaian pria lagi.

Kemeja ungu yang kelihatan segar, celana putih santai, wajahnya lebih cantik daripada saat menjadi wanita, tapi mempunyai kharisma dan kewibaan pria, bukan sikap melambai yang sengaja dilakukan saat menjadi wanita.

Hanya saja, berada dua sisi berbeda dari Wesley Yan, dan saling bermusuhan satu sama lain.

"Ada apa, takut aku tidak ingat, jadi sengaja datang ke sini, menyuruhku jangan melupakannya?" Wesley Yan membelalakkan mata, dan tatapannya seperti mau membunuh Mary, giginya juga bergemeretak.

"Wesley, kalau aku bilang aku datang untuk meminta maaf padamu, kamu percaya tidak?" Joseph Chen menyentuh hidungnya, dan berbicara dengan malu.

"Kamu kira aku bodoh!" Wesley Yan menatap Rosemary dengan aneh.

"Tidak percaya." Aurora tersenyum dan bersiap menutup pintu.

"Tunggu dulu ..." senyum di wajah cantik Joseph Chen menjadi kaku dan segera menahan pintu, "Kita pernah menjadi teman, apa perlu sekejam ini?"

"Ok. Karena kita pernah menjadi teman, tidak perlu mengatakan apapun lagi. Berlutut dan minta maaf atau potong perut bunuh diri, kamu pilih saja salah satu." Wesley Yan tersenyum palsu.

Rosie mundur satu langkah, dan berkeringat dingin.

Novel Terkait

Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
4 tahun yang lalu