Ten Years - Bab 32 Selamanya Tidak Melakukan Perbuatan Yang Melukai Perasaan (3)
Aurora terdiam lama, teringat sesuatu, dan berkata dengan santai seperti berkata mengenai cuaca, "Kamu sudah makan siang?"
"Belum." Joseph Chen juga merupakan orang yang pintar. Mendengar perkataan itu, matanya langsung bersinar, dan langsung mengambil kesempatan yang ada.
Wesley Yan berwajah masam, tapi memandang Aurora tidak marah-marah, hanya bisa diam-diam kembali ke tempat duduk. Dia makan dengan sendok yang besar, terus sodok, sodok, sodok ... Rosie makan daging, dia merebut piring; Roise minum sup, dia merebut mangkuk; Rosie makan nasi, dia merebut ... penanak nasi.
"Makanan di rumahku sudah habis, kamu sudah boleh pergi bukan!" Wesley Yan makan sampai mulutnya penuh, sampai tidak ada satu butir nasi yang tersisa di mangkuk, lalu memelototi Joseph Chen dengan mata besar.
Joseph Chen terkejut dan hanya bisa menghela napas.
Aurora tertawa. Tadi masih seperti pria dewasa menahan diri. Hasilnya tidak lama kemudian, sikap anak kecilnya sudah kelihatan. Benar-benar menyusahkan Wesley Yan.
Aurora tersenyum, berdiri dan pergi ke dapur untuk mangambil sup iga babi dan menyodorkannya pada Wesley Yan, "Minum sup dulu baru bicara."
"Aurora, aku sudah bosan minum sup iga babi. Apa besok boleh masak iga pedas ..." Wesley Yan minum sambil mengeluh.
Aurora tersenyum sambil menggelengkan kepala, "Tidak bisa. Kamu tidak boleh makan makanan pedas, kalau tidak kulit kepalamu akan radang."
Rosie canggung dan diam.
Pantas saja digunting sampai botak seperti ini. Tapi seluruh orang dunia tahu, kalau dia tidak berbuat jahat di salon.
"Sudah kenyang bukan, Rosie." setelah Wesley Yan minum habis sup, dia langsung memelototi Joseph Chen dan melambaikan tangan dengan tidak sabar, "Cepat pergi, cepat pergi!"
"Benar-benar menyakiti persahabatan sesama teman." Rosie mengelus hidung dan mengangkat bahu.
Aurora tersenyum, "Wesley, kamu pergi cuci rambut dulu, sudah waktunya mengoleskan obat."
"Mana ada rambut lagi?" Wesley Yan mengelus kepala dengan kesal, lalu mengepalkan tangan. Tapi pada akhirnya dia tetap berdiri dengan patuh, memelototi Joseph Chen, lalu berkata dengan suara yang dikira kecil di samping telinga Aurora, "Aurora, usir dia!"
Joseph Chen kehabisan kata-kata. Berkata begitu kencang, sebenarnya mau didengar olehnya ... atau didengar olehnya .....
"Mary, ada perkataan apa, katakan saja." setelah Wesley Yan pergi, Aurora langsung menyimpan kembali senyumannya.
Joseph Chen tertawa, "Aurora, kamu sudah pukul, juga sudah memarahi, ada apa? Amarahmu belum hilang?"
Aurora berkata dengan serius, "Mary, aku hanya orang luar, tidak perlu seperti ini. Wesley memiliki emosi seperti anak kecil, belum tentu menganggap masalahmu penting."
"Aku tahu." Joseph Chen menaikkan alis.
"Kalau begitu kamu?" Aurora menatap Joseph Chen dengan tenang.
"Aurora, kalau aku bilang, aku sangat suka kamu dan Wesley, selalu ingin menjadi teman dengan kalian. Apa kamu masih bisa sekali lagi percaya padaku?" Joseph Chen sedikit malu.
Aurora terkejut, tidak tahu harus menjawab apa. Tiba-tiba, dari suara kamar mandi, terdengar nyanyian Wesley Yan yang fales.
Aduh, aduh, benar-benar satu detikpun tidak bisa membuat orang santai.
Aurora tidak berdaya, melihat kejauhan, menundukkan kepala, dan berkata ringan, "Joseph, kamu hari ini baru berumur 15 tahun, lebih kecil dua tahun dari Wesley bukan?"
Sejak hari itu, setelah memarahi Joseph Chen dengan kencang, mau bahasa Mandarin-nya sebagus atau sejelek apapun, dia sepertinya sudah mulai inisiatif bicara.
Joseph Chen terdiam dan menganggukan kepala.
"Joseph, Wesley meskipun lebih besar sedikit darimu, tapi dunianya begitu sempit. Selain Calvin dan Evan, tidak ada begitu banyak teman. Apakah kamu mengerti?" Aurora mengetuk meja dan bertanya dengan lembut.
Joseph Chen menganggukan kepala lagi dan menarik kembali senyum di wajah.
"Kalau begitu, Joseph, Wesley tidak pernah bicara dengan orang yang tidak dia suka, tidak mudah bertengkar dengan orang lain selain temannya, tidak percaya selain pada temannya. Apa kamu juga tahu ini?"
Aurora menengadahkan tatapan, berkata dengan hangat tapi tatapannya sangatlah rumit.
Wesley, selalu menganggap Joseph Chen sebagai teman sesungguhnya.
Joseph Chen terkejut dan tertawa pahit, "Maaf."
"Joseph, umurku lebih besar sedikit darimu, memiliki lebih banyak pengalaman darimu. Meskipun sejak kecil aku tumbuh di daerah kecil, tidak mengerti benda-benda yang mahal, tapi juga tahu, menyukai satu orang, meski tidak bisa bersama dengan orang itu, meskipun tidak bisa mendoakan orang itu, tapi juga harus bersikap baik, jujur, tidak melakukan masalah yang melukai perasaan. Umurmu masih kecil, masih ada waktu untuk menyesal. Kalau tidak, lain hari, kalau sudah melewati waktu itu, harus pergi kemana untuk mengembalikkannya?"
Joseph Chen menghela napas kecil, "Aurora, aku mengerti apa yang kamu katakan. Tapi, saat itu, begitu tidak rela, meskipun menenangkan perasaan, juga memerlukan waktu ...."
Aurora tidak memutuskan perkataannya, hanya menatap Joseph Chen dalam diam.
"Di mata Wesley, selalu ada satu hal, yang membuat orang lain tidak rela." Joseph Chen menghela napas.
"Apa itu?" meskipun Aurora sangat penasaran, tapi tidak memutus perkataan Joseph Chen.
"Jujur dan polos. Aku menganggap wajahku tidak kurang dari orang-orang lain. Hanya saja, melihat mata Wesley itu, sangat tidak rela, seperti ada perasaan iri." Joseph Chen menjelaskan, matanya memancarkan perasaan rumit.
"Orang itu, adalah penyebab aku benci pada Wesley. Aku kira tidak ada orang yang layak baginya, sedangkan aku, asalkan mencintai dan percaya saja sudah bisa. Tapi, keberadaan Wesley, dan keberadaan orang itu sama kuat dan berada dalam status yang sama. Seperti ketika mereka berdiri bersama, adalah kesepian yang sempurna, kesempurnaan yang sepi, baru merupakaan model sesungguhnya dari kerjasama dan keserasiaan."
"Kenapa mengatakan ini?"
Joseph Chen tertawa, "Aurora, apa kamu tidak bisa melihatnya? Aku sedang mencari penghiburan darimu. Orang yang putus cinta sangat lemah bukan?"
"Apa kamu juga mau sambil nangis sambil lari?" Aurora tersenyum dan merasa lega dalam hati. Dia tahu, perkataan itu, menandakan Joseph Chen sudah mulai melupakan masalah itu.
"Hah?" Joseph Chen terdiam, "Siapa yang begitu tidak seru?"
"Evan." Aurora tersenyum, mengingat tampang sedih Evan Xin dulu.
Joseph Chen tiba-tiba berdiri, tertawa hebat dan berreaksi berlebihan, "Iya! Evan adalah pria yang begitu tidak seru, memalukan sekali, hahaha....."
"Apa kamu perlu seheboh ini?" Aurora bertanya tenang.
Aurora mengakui dia sedikit jahat, sengaja mengungkit ulang kenangan Joseph Chen, mengungkit kelemahan pria itu.
Wajah Joseph Chen memerah, "Siapa yang heboh? Aurora, aku berkata seperti ini padamu karena menganggapmu temanku. Pria itu sama sekali tidak gentle. Menghadapi orang secantikku, beraninya menggigitku, kalau bukan Calvin yang menahanku, aku, putri, pasti akan membalas dendam padanya!"
"Kamu boleh memanggilmu sendiri pangeran, tapi tidak usah dengan putri." Aurora tertawa ringan.
Apalagi, bibir Evan Xin juga sudah kamu gigit sampai hancur.
Aurora tertawa kecil.
Ada beberapa jodoh, yang kelihatannya sudah ditetapkan sejak awal. Tapi orang-orang ini, masih belum melihatnya.
Novel Terkait
Innocent Kid
FellaMy Perfect Lady
AliciaLoving Handsome
Glen ValoraAir Mata Cinta
Bella CiaoLelah Terhadap Cinta Ini
Bella CindyRahasia Istriku
MahardikaMy Tough Bodyguard
Crystal SongHusband Deeply Love
NaomiTen Years×
- Pendahuluan
- Bab 1 Sebaskom air yang disiramkan
- Bab 2 Ibu
- Bab 3 EVE sebelumnya dipanggil Evan Xin
- Bab 4 Sebuah bom yang bernama Zoey
- Bab 5 Pria idaman
- Bab 6 Burung Bernama Nasi Tim
- Bab 7 Tuan Muda Yan Ketika Gagah (1)
- Bab 7 Tuan Muda Yan Ketika Gagah (2)
- Bab 7 Tuan Muda Yan Ketika Gagah (3)
- Bab 8 Yang Lainnya Juga Adalah Satu
- Bab 9 Bola Voli Terlempar Kemari
- Bab 10 Kata-kata yang menyakitkan (1)
- Bab 10 Kata-kata yang menyakitkan (2)
- Bab 10 Kata-kata yang menyakitkan (3)
- Bab 11 Aku Bukan Siapa-Siapa
- Bab 11 Aku Bukan Siapa-Siapa (2)
- Bab 12 Orang yang Tidak Bersedia Jadi Budak (1)
- Bab 12 Orang yang Tidak Bersedia Jadi Budak (2)
- Bab 13 Kejujuran yang Dekat Namun Jauh
- Bab 13 Kejujuran yang Dekat Namun Jauh (2)
- Bab 14 Siapa yang lupa akan gadis keluarga Yun (1)
- Bab 14 Siapa yang lupa akan gadis keluarga Yun (2)
- Bab 14 Siapa yang lupa akan gadis keluarga Yun (3)
- Bab 15 Waktu bersama Wesley Yan dan Aurora Wen (1)
- Bab 15 Waktu bersama Wesley Yan dan Aurora Wen (2)
- Bab 15 Waktu bersama Wesley Yan dan Aurora Wen (3)
- Bab 16 Menjelang Tahun Baru Imlek (1)
- Bab 16 Menjelang Tahun Baru Imlek (2)
- Bab 17 Perkelahian
- Bab 17 Perkelahian (2)
- Bab 17 Perkelahian (3)
- Bab 18 Siapa yang Dimarahi (1)
- Bab 18 Siapa yang Dimarahi (2)
- Bab 19 Kamu Sangat Baik (1)
- Bab 19 Kamu Sangat Baik (2)
- Bab 20 Bukan Sebuah Lelucon (1)
- Bab 20 Bukan Sebuah Lelucon (2)
- Bab 21 Berkeliaran Sendirian (1)
- Bab 21 Berkeliaran Sendirian (2)
- Bab 22 Ada Gadis Cantik Bernama Rosie (1)
- Bab 22 Ada Gadis Cantik Bernama Rosie ( 2)
- Bab 22 Ada Gadis Cantik Bernama Rosie ( 3)
- Bab 23 Susu dan Arak (1)
- Bab 23 Susu dan Arak (2)
- Bab 24 Siapa yang Akan Terlebih Dahulu Mendapatkan Wanita Cantik itu? (Bagian 1)
- Bab 24 Siapa yang Akan Terlebih Dahulu Mendapatkan Wanita Cantik itu? (Bagian 2)
- Bab 25 Joe Kecil yang Bahagia dan Polos (1)
- Bab 25 Joe Kecil yang Bahagia dan Polos (2)
- Bab 26 Masa lalu mengubah masa kini (1)
- Bab 26 Masa lalu mengubah masa kini (2)
- Bab 27 Memainkan sinetron (1)
- Bab 27 Memainkan sinetron (2)
- Bab 28 Teman masa kecil yang saling mempercayai (1)
- Bab 28 Teman masa kecil yang saling mempercayai (2)
- Bab 29 Orang yang berjodoh (1)
- Bab 29 Orang yang berjodoh (2)
- Bab 30 Kegenitan remaja (1)
- Bab 30 Kegenitan remaja (2)
- Bab 31 Tidak Ada Keberuntungan Tidak Panjang Umur Benar-Benar Tampan (1)
- Bab 31 Tidak Ada Keberuntungan Tidak Panjang Umur Benar-Benar Tampan (2)
- Bab 31 Tidak Ada Keberuntungan Tidak Panjang Umur Benar-Benar Tampan (3)
- Bab 32 Selamanya Tidak Melakukan Perbuatan Yang Melukai Perasaan (1)
- Bab 32 Selamanya Tidak Melakukan Perbuatan Yang Melukai Perasaan (2)
- Bab 32 Selamanya Tidak Melakukan Perbuatan Yang Melukai Perasaan (3)
- Bab 33 Tidak Lebih Baik Dari Vampir Dulu (1)
- Bab 33 Tidak Lebih Baik Dari Vampir Dulu (2)
- Bab 33 Tidak Lebih Baik Dari Vampir Dulu (3)
- Bab 34 Aku Mulai Permulaianmu (1)
- Bab 34 Aku Mulai Permulaianmu (2)
- Bab 34 Aku Mulai Permulaianmu (3)
- Bab 35 Ucapan Selamat Ulang Tahun di balik lensa kamera (1)
- Bab 35 Ucapan Selamat Ulang Tahun di balik lensa kamera (2)
- Bab 35 Ucapan Selamat Ulang Tahun di balik lensa kamera (3)
- Bab 36 Momen setelah hujan (1)
- Bab 36 Momen setelah hujan (2)
- Bab 37 Seluruh dunia mengetahuinya (1)
- Bab 37 Seluruh dunia mengetahuinya (2)
- Bab 37 Seluruh dunia mengetahuinya (3)
- Bab 38 Perbedaan Cerita di Atas dan di Bawah Panggung (1)
- Bab 38 Perbedaan Cerita di Atas dan di Bawah Panggung (2)
- Bab 38 Perbedaan Cerita di Atas dan di Bawah Panggung (3)
- Bab 39 Grinch juga Sangat Penting (1)
- Bab 39 Grinch juga Sangat Penting (2)
- Bab 40 Kepalsuan di Balik Topeng (1)
- Bab 40 Kepalsuan di Balik Topeng (2)