Ten Years - Bab 29 Orang yang berjodoh (2)
“Kakek dan Ibu Lee akan pergi ke Amerika Serikat, apakah kamu bersedia pindah ke rumahku?” Suara pemuda itu terdengar canggung.
Semua orang sudah pergi, apakah dia mencarinya untuk menjaga rumah? Tinggal dimana pun sama saja.
“Baik.” Dia menguap sambil menggosok matanya, tetapi dia salah memahami apa yang dimaksud pemuda itu.
"Kakek, kakek, kamu sudah mendengarnya kan, kamu tidak perlu khawatir. Setelah kamu pergi, masih ada makanan yang bisa aku makan. He he, bukankah Aurora jago memasak! ..." Wesley berkata dengan senang.
Bang, teleponnya langsung di tutup.
Aurora merasa dia seperti sedang berjalan sambil tidur, dalam kegelapan dia kembali ke tempat tidurnya lalu menutup matanya.
Keesokan paginya setelah bangun, Aurora bergumam pada dirinya, kemarin dia mengalami mimpi yang aneh, Wesley memintanya datang ke rumahnya untuk menjaga rumahnya, dan dia menyetujuinya. Wajahnya langsung memerah, setelah berdeham, dia menundukkan kepalanya dan memakan buburnya.
Saat dia mengangkat kepalanya, dia melihat raut wajah Calvin terlihat baik dan kemerahan, sejak bangun lesung pipi terus bergantung di wajahnya dan Calvin terlihat bersemangat dan segar. Pemuda itu tidak terlihat sengaja menghindari tatapan matanya seperti biasanya, sebaliknya dia malah menatapnya sambil tersenyum dengan ramah.
Aurora sedikit bergidik, dia mengalihkan pandangannya, dan memakan buburnya yang harum.
"Aurora , kapan kamu akan berkemas, aku akan membantumu." nada bicara Calvin terdengar lembut dan akrab.
Tangannya bergetar, dan bubur mengenai lehernya, dan membuatnya kepanasan hingga air mata mulai muncul di matanya.
Apakah dia akan dikembalikan dan diusir dari rumah?
“Kenapa?” Aurora kebingungan
"Kenapa? Bukankah kemarin kamu berjanji kepada Wesley kamu akan pindah ke rumahnya ? Bukankah Kakek Yan sudah mengalah?" Calvin memberikan senyuman yang bahkan lebih bersinar dari sinar matahari pagi.
Kakek Wen berkata, "Aurora , Kakek Yan sudah mengatakan mengatakan hal ini kepadaku. Wesley benar-benar tidak ingin pergi, tetapi tidak ada yang memasak di rumahnya, kalau mempekerjakan pembantu dia takut anak itu rewel, kebetulan dia sudah terbiasa memakan masakanmu, kalau kamu pindah ke sana Graham Yan bisa merasa tenang. Aku lihat hubungan kalian juga baik, hubungan kedua keluarga juga baik, bisa dikatakan seperti saudara kandung. Bagaimana kalau begini saja, kalau kamu tidak terbiasa tinggal disana kamu bisa pulang kembali ke sini.
Aurora termangu. Yang terjadi semalam bukan mimpi?
Tapi kenapa sikap kakek berubah begitu cepat? Dari nada bicaranya kemarin sepertinya dia sangat ingin Wesley pergi, tapi hari ini, kenapa bisa langsung berubah?
Kali ini, sebaliknya, Ibu Wen mengangkat kepalanya dan mengerutkan dahinya: "Tidak boleh, Aurora adalah seorang gadis. Tidak leluasa jika dia tinggal bersama Wesley!"
Kakek Wen menatap Aurora sebentar lalu dia berkata, "Clairine, Graham Yan membicarakan hal ini langsung kepadaku."
"Ayah, aku tahu, tetapi sebelum Jose pergi dia memberitahuku, dia tidak setuju ..." Ibu Wen panik.
Kakek Wen menyela kata-kata menantunya sambil menatapnya dengan serius: "Beberapa tahun yang lalu, jika bukan karena bantuan Graham Yan, keluarga kita pasti tidak bisa selamat dari krisis itu! Tanpa Graham Yan , Keluarga Wen tidak mungkin memiliki hari ini!"
"Tapi ..." Ibu Wen menatap Zoey , tapi Zoey malah menatap Calvin .
Calvin mengerjap matanya kepadanya, dalam hati dia mengerti, dan ekspresi wajahnya yang aneh telah memudar dan senyuman yang santai muncul di wajahnya.
Dia ... tidak perlu meninggalkan rumah ini lagi ...
“Terlebih lagi dulu ketika aku dikepung, Graham Yan yang memimpin beberapa orang untuk menyelamatkan aku! Seumur hidup Keluarga Wen tidak akan sanggup membayar dua hutang ini.” Suara Kakek Wen yang tenang dan berwibawa membuat ibu Wen tidak sanggup membantah ucapannya.
“Kakek, aku akan kesana.” kata Aurora, hanya masalah sepele, apakah perlu mengatakannya sampai ke tahap balas budi dan kehancuran keluarga?
Tentu saja, nantinya fakta membuktikan dia melalukannya demi dirinya sendiri ...
Di hari Graham Yan dan Petugas Lee pergi ke luar negeri, Aurora dan barang-barangnya dibuang ke Kediaman Yan.
"Wesley , kami menyerahkan Aurora kepadamu, tolong kamu berbelas kasihan ..." Calvin membawa barang bawaannya sambil berbicara dengan ragu.
Wesley mengambil koper itu lalu menendangnya: "Barang bawaannya dan orangnya sudah tiba di sini, kamu sudah boleh pergi!"
Segera setelah itu pintu langsung ditutup.
"Cih! kamu pikir aku tukang siksa!" geram Wesley sambil menatapnya dengan galak, setelah itu dia menoleh dan menatap Aurora sambil tersenyum dengan indah.
Aurora bergidik lalu dia mengambil langkah mundur ke belakang: "Wesley , ekspresi wajah yang normal, sudah cukup."
Wesley mencibikkan bibirnya: "Apakah aku begitu tidak sedap di pandang? Ketika aku masih kecil, semua orang di perumahan ini mengakui aku adalah bayi imut, bayi imut ..."
Aurora tidak bisa berkata apa-apa, ketika dia masih kecil, ada yang mengatakan dia pemalu.
“Ayo, kita lihat kamarmu.” Wesley meletakkan tangannya di sakunya, sambil tersenyum lebar. “Aku sudah membereskannya selama beberapa hari dan menyuruh orang membeli beberapa perabotan.”
Kamar itu jauh dari koridor, dan berjarak dua kamar dari kamar Wesley . Tapi, karena posisi rumah Keluarga Yan dan Keluarga Wen berbeda, jadi kamar yang Wesley pilihkan untuk Aurora adalah kamar yang penuh dengan cahaya matahari.
“Aurora , kamu suka sinar matahari.” Dia membuka pintu, dan jari-jarinya yang putih dan indah memperlihatkan kamar yang penuh dengan cahaya keemasan, dengan nada bicaranya sangat yakin.
Aurora teridam, dia pikir semua orang mengira dia suka gelap.
Karena, di Kediaman Wen, dia memilih kamar dengan bayangan pohon paling banyak. Dia pikir tidak akan ketahuan, tapi ketakutan di dalam kegelapan ruang penyimpanan arak secara tidak sengaja diingat oleh seseorang.
“Kamu suka warna hitam dan putih yang dingin, dan benci warna merah muda dan merah yang hangat, dan kebetulan berkebalikan denganku.” Wesley sedikit menyipitkan matanya dan tersenyum seperti tahu benar akan sesuatu.
Rak buku berwarna hitam, lemari pakaian berwarma putih, dinding berwarna putih susu, perabotan yang memancarkan aroma kayu yang samar-samar, memiliki warna yang lembut dan tegas.
Aurora mendongak, dan menatap lukisan di dinding putih yang menarik perhatian.
Wesley mengikuti tatapan matanya, sambil berdeham, lalu dia bergumam dengan pelan: "Maaf, kesukaan pribadi, sesaat tanganku gatal jadi tidak bisa menahan diri, jadi tolong kamu menolerirnya." kamar yang mirip dengan kamarnya penuh dengan gambar anak kecil berkuping kelinci yang berlengan dan kaki ramping dan bermata besar ...
Aurora tersenyum sambil menatap Wesley, lalu dia mengernyitkan hidungnya dan berkata, "Bagus."
Wesley terkekeh lalu menepuk kepala Aurora : "Anak bodoh, kenapa hanya bisa mengatakan bagus."
Aurora berpikir keras dalam waktu yang lama, lalu dia berkata dengan bersungguh-sungguh : "Terima kasih."
Wesley menutupi bibirnya dengan punggung tangannya, mata besarnya berbinar dan diam-diam dia tertawa, lalu dia berbicara dengan nada bicara anak-anak: "Aku pikir kamu akan marah karena aku memaksamu pindah dari Kediaman Wen."
“Kamu adalah Wesley, siapa yang berani?” jawab Aurora.
“Kamu benar-benar tidak tulus, apakah kamu tidak bisa berbohong.” Wesley mengangkat alisnya lalu dengan lembut dia menghalangi sinar matahari di luar jendela dengan tangannya.
Setelah memikirkannya selama beberapa saat, pemuda bercanda dengannya: "Aish, dikarenakan kamu adalah Auroa Wen, mana mungkin kamu bisa berbohong."
Novel Terkait
Back To You
CC LennyKamu Baik Banget
Jeselin VelaniCinta Dibawah Sinar Rembulan
Denny AriantoPredestined
CarlyMy Cold Wedding
MevitaYou're My Savior
Shella NaviMr Huo’s Sweetpie
EllyaTen Years×
- Pendahuluan
- Bab 1 Sebaskom air yang disiramkan
- Bab 2 Ibu
- Bab 3 EVE sebelumnya dipanggil Evan Xin
- Bab 4 Sebuah bom yang bernama Zoey
- Bab 5 Pria idaman
- Bab 6 Burung Bernama Nasi Tim
- Bab 7 Tuan Muda Yan Ketika Gagah (1)
- Bab 7 Tuan Muda Yan Ketika Gagah (2)
- Bab 7 Tuan Muda Yan Ketika Gagah (3)
- Bab 8 Yang Lainnya Juga Adalah Satu
- Bab 9 Bola Voli Terlempar Kemari
- Bab 10 Kata-kata yang menyakitkan (1)
- Bab 10 Kata-kata yang menyakitkan (2)
- Bab 10 Kata-kata yang menyakitkan (3)
- Bab 11 Aku Bukan Siapa-Siapa
- Bab 11 Aku Bukan Siapa-Siapa (2)
- Bab 12 Orang yang Tidak Bersedia Jadi Budak (1)
- Bab 12 Orang yang Tidak Bersedia Jadi Budak (2)
- Bab 13 Kejujuran yang Dekat Namun Jauh
- Bab 13 Kejujuran yang Dekat Namun Jauh (2)
- Bab 14 Siapa yang lupa akan gadis keluarga Yun (1)
- Bab 14 Siapa yang lupa akan gadis keluarga Yun (2)
- Bab 14 Siapa yang lupa akan gadis keluarga Yun (3)
- Bab 15 Waktu bersama Wesley Yan dan Aurora Wen (1)
- Bab 15 Waktu bersama Wesley Yan dan Aurora Wen (2)
- Bab 15 Waktu bersama Wesley Yan dan Aurora Wen (3)
- Bab 16 Menjelang Tahun Baru Imlek (1)
- Bab 16 Menjelang Tahun Baru Imlek (2)
- Bab 17 Perkelahian
- Bab 17 Perkelahian (2)
- Bab 17 Perkelahian (3)
- Bab 18 Siapa yang Dimarahi (1)
- Bab 18 Siapa yang Dimarahi (2)
- Bab 19 Kamu Sangat Baik (1)
- Bab 19 Kamu Sangat Baik (2)
- Bab 20 Bukan Sebuah Lelucon (1)
- Bab 20 Bukan Sebuah Lelucon (2)
- Bab 21 Berkeliaran Sendirian (1)
- Bab 21 Berkeliaran Sendirian (2)
- Bab 22 Ada Gadis Cantik Bernama Rosie (1)
- Bab 22 Ada Gadis Cantik Bernama Rosie ( 2)
- Bab 22 Ada Gadis Cantik Bernama Rosie ( 3)
- Bab 23 Susu dan Arak (1)
- Bab 23 Susu dan Arak (2)
- Bab 24 Siapa yang Akan Terlebih Dahulu Mendapatkan Wanita Cantik itu? (Bagian 1)
- Bab 24 Siapa yang Akan Terlebih Dahulu Mendapatkan Wanita Cantik itu? (Bagian 2)
- Bab 25 Joe Kecil yang Bahagia dan Polos (1)
- Bab 25 Joe Kecil yang Bahagia dan Polos (2)
- Bab 26 Masa lalu mengubah masa kini (1)
- Bab 26 Masa lalu mengubah masa kini (2)
- Bab 27 Memainkan sinetron (1)
- Bab 27 Memainkan sinetron (2)
- Bab 28 Teman masa kecil yang saling mempercayai (1)
- Bab 28 Teman masa kecil yang saling mempercayai (2)
- Bab 29 Orang yang berjodoh (1)
- Bab 29 Orang yang berjodoh (2)
- Bab 30 Kegenitan remaja (1)
- Bab 30 Kegenitan remaja (2)
- Bab 31 Tidak Ada Keberuntungan Tidak Panjang Umur Benar-Benar Tampan (1)
- Bab 31 Tidak Ada Keberuntungan Tidak Panjang Umur Benar-Benar Tampan (2)
- Bab 31 Tidak Ada Keberuntungan Tidak Panjang Umur Benar-Benar Tampan (3)
- Bab 32 Selamanya Tidak Melakukan Perbuatan Yang Melukai Perasaan (1)
- Bab 32 Selamanya Tidak Melakukan Perbuatan Yang Melukai Perasaan (2)
- Bab 32 Selamanya Tidak Melakukan Perbuatan Yang Melukai Perasaan (3)
- Bab 33 Tidak Lebih Baik Dari Vampir Dulu (1)
- Bab 33 Tidak Lebih Baik Dari Vampir Dulu (2)
- Bab 33 Tidak Lebih Baik Dari Vampir Dulu (3)
- Bab 34 Aku Mulai Permulaianmu (1)
- Bab 34 Aku Mulai Permulaianmu (2)
- Bab 34 Aku Mulai Permulaianmu (3)
- Bab 35 Ucapan Selamat Ulang Tahun di balik lensa kamera (1)
- Bab 35 Ucapan Selamat Ulang Tahun di balik lensa kamera (2)
- Bab 35 Ucapan Selamat Ulang Tahun di balik lensa kamera (3)
- Bab 36 Momen setelah hujan (1)
- Bab 36 Momen setelah hujan (2)
- Bab 37 Seluruh dunia mengetahuinya (1)
- Bab 37 Seluruh dunia mengetahuinya (2)
- Bab 37 Seluruh dunia mengetahuinya (3)
- Bab 38 Perbedaan Cerita di Atas dan di Bawah Panggung (1)
- Bab 38 Perbedaan Cerita di Atas dan di Bawah Panggung (2)
- Bab 38 Perbedaan Cerita di Atas dan di Bawah Panggung (3)
- Bab 39 Grinch juga Sangat Penting (1)
- Bab 39 Grinch juga Sangat Penting (2)
- Bab 40 Kepalsuan di Balik Topeng (1)
- Bab 40 Kepalsuan di Balik Topeng (2)