Ten Years - Bab 7 Tuan Muda Yan Ketika Gagah (3)

"Namanya diambil dari bahasa kuno, yang mana ada makna menilai yang berat dan ringan, yang salah dan benar, semuanya mengandalkan sebuah pengukur berat, yang mana aritnya adalah orang yang tahu aturan." kata Kakek Wen sambil menatapi cucu wanianya, tatapannya penuh dengan kepintaran.

Graham tertawa terbahak-bahak, "Eh, kamu ini si tua bangka, siapa juga yang mengisyaratkan cucu sendiri sebagai timbangan?"

Kakek Wen mengelengkan kepalanya dan menghempaskan nafas.

Tatapan Aurora bersinar.

Waktu kecil, ayah angkatnya memberikannya nama yang artinyanya bertahan, dan digabungkan dengan nama adiknya yang kebetulan menjadi selalu bertahan, artinya semoga mereka berdua bisa panjang umur, namun kemudian, ketika menulis nama di kartu keluarga, namanya salah dituliskan, barulah sekarang namanya berubah menjadi begini, sebenarnya tidak seperti kata Kakek Wen menggunakan nama dari buku kuno.

Namun, perkataan yang halus ini membuatnya melupakan seluruh rasa kasihan dalam dirinya, dia terus menatapi mata kakeknya juga menjadi senang.

"Tua bangka, kapan makan pangsit, aku lapar, aku lapar!" Wesley awalnya mendengar perkataan orang-orang ini dan tidak ikut berucap, dan sekali lagi kosong, mereka menatapi Graham dengan matanya yang belok.

"Dasar kamu! Apa panggilanmu terhadapku?!" Graham marah, kata kasarnya keluar, dia melepaskan sendalnya dan ingin memukulnya.

Lelaki muda itu malah bersembunyi dibelakang Clairine, dan meledek Graham, dia mengeluarkan lidahnya dan terlihat polos.

Aurora melihatnya berbeda dengan tampang beda pada biasanya, tampangnya ini membuatnya tertawa.

"Kamu lihat ini, adikmu saja menertawakan kamu, sungguh tidak tahu aturan!" Clairine tertawa dan menepuk tangan Wesley, lalu kembali menatapi Graham, "Paman Graham, Anda jangan marah, Wesley hanya adalah sedikit manja saja, apakah kamu tega memukulnya?"

"Karena adikmu ini, aku ampuni kamu hari ini!" Graham melototi Wesley.

"Graham, kamu jangan hanya bisa berkata seperti begitu saja!" Kata kakek Wen.

Graham memanjakan cucunya sudah terkenal diantara mereka para orang tua ini.

Waktu kecil, Wesley bandel dan Graham sangatlah marah, namun sebelum memukulnya, anak itu sudah menangis parah, dan sambil berkata, "Anak kecil yang kasihan, umur tiga tahun tidak mempunyai ayah, umur 5 tahun tidak mempunyai ibu....." para tetangganya juga menangis dan berkata bahwa Graham sungguh sadis, anaknya bisa seperti begini saja sudah karena leluhur keluarga Graham memberkati, jika ada apa-apa, apakah dia tidak bersalah terhadap leluhurnya!

Graham menatapi mata Wesley yang sedikit dipenuhi air mata, semakin melihat semakin tercengang, dia lalu berkata, "Tentu saja, lihatlah ini cucu siapa, anak keluarga mana yang setampan cucuku? Keluarga Wen? Keluarga Lu, keluarga Xin, semuanya ditambahkan juga tidak cukup!"

Tidak disangka bahwa sekali tersebar, kakek Xin langsung tidak setuju, mereka suka membanding-bandingkan, sama-sama mereka tidak suka dengan lawannya, semakin besar jabatan, semakin banyak dendam, membandingkan istri, membandingkan anak, bahkan cucu saja juga dibandingkan.

Kakek Xin memeluk cucunya, Evan, dan berdebat dengan Graham, "Dasar keparat! Mengapa kamu bilang Evan tidak setampan Wesley! Kamu lihat Wesley, mulutnya kecil, bahkan makan mie saja juga mungkin tidak sanggup menghisapnya, sama saja seperti seorang perempuan, dan tidak mempunyai gaya seorang lelaki! Kamu masih punya muka mengatakannya, aku bahkan malu untukmu!"

Graham juga marah, "Kamu yang keparat! Apakah Evan tampan? Rambutnya berantakan, jika tidak tahu bakal dikira memeluk seekor monyet, anak monyet yah anak monyet, dan juga adalah seorang bisu, kita sama-sama teman, aku bahkan malu untuk mengatakannya!"

Waktu itu, Evan sudah hampir 3 tahun dan masih tidak bisa berkata, sedangkan Wesley, ketika dua tahun sudah bisa memanggil paman tampan tante cantik untuk menipu permen untuk dimakan, ketiga tiga tahun, nada tingginya bahkan sudah mendekati penyanyi nada tinggi, meskipun tidak ada satupun tepat di tone musik.

Ini sangatlah menyakiti hati Kakek Xin, setiap hari dia terus saja membawa Evan untuk mencaci maki keluarga Yan, dan Evan mendengarkannya dengan serius.

Akhirnya, ketika berumur tiga tahu tiga bulan dan tiga hari, kalimat pertama yang diucapkan oleh Evan adalah, "Wesley, dasar keparat kamu!"

Perkataan ini membuat semua orang tertawa selama berbulan-bulan.

Namun harga diri Wesley sewaktu kecil terluka, dia terus mencari Evan dan sekali bertemu langsung memakinya, "Evan, dasar ayah kamu keparat, ibumu keparat, kakekmu keparat, nenekmu keparat, seluruh keluargamu keparat!"

Dan ini menjadi klasik kembali.

Wesley ini, tidak diikat aturan, sejak kecil, dia terus akan membalas dendam apapun, ada yang membullynya sedikit, dia pasti akan membalaskannya 10 kali lipat, sekalipun hari ini kurang, besok juga akan membalasnya kembali lagi.

Oleh karena itu, Kakek Wen sebenarnya tidak menyukai Wesley, namun karena teman lamanya, dia tetap saja menganggap ini adalah anak keluarganya sendiri, yang paling dikhawatirkannya adalah Calvin dan Wesley terlalu dekat, dan akan menjadi jahat karena diajarin oleh Wesley.

"Tantelah yang paling menyayangiku." Ini, Wesley sungguh seperti berakting, dia hiperbola dan berlutut dengan satu kaki dan memegang tangan Clairine lalu menciumnya, dia tersenyum licik, "Tante, kamu begitu baik terhadapku, apakah kamu suka denganku? Aduh, aku sungguh malu, kalau begitu tante, kamu campakkan paman Wen saja, dan menikahlah denganku, aduh!"

"Anak yang masih kecil saja sudah tidak serius, jika didengar oleh paman Wen, kamu pasti akan dipukul lagi!" Clairine mengetuk kening anak muda ini dan nada bicaranya lembut.

"Bukankah dia tidak ada disini!" Wesley tidak peduli, dia menatap kearah Calvin.

Calvin tidak punya cara lain, Wesley hanya lebih besar setengah tahun daripada dirinya sendiri namun semenjak kecil sudah menyuruh Calvin harus memanggilnya kakak, Calvin tidak mau, dan entah sudah dihajar berapa kali oleh Wesley.

Hingga terakhir, dia berkata, "Kamu tidak memanggilku kakak, aku tidak keberatan! Setelah aku menikahi tante Clairine, aku suruh kamu panggil aku ayah!"

Oleh karena itu, dia bermimpi ingin menjadi ayah Calvin selama belasan tahun.

Aurora menatapi Wesley, dia tercengang, mengapa orang ini terus saja seperti begini? Sungguh labil!

"Eh bocah, jangan berbuat onar lagi!" Graham marah hingga wajahnya merah, dia membawa Wesley kehadapan Aurora, "Beritahu adikmu, siapa namamu!"

Graham tidak tahu bahwa Aurora dan Wesley sudah pernah bertemu beberapa kali.

Nama Wesley sudah terukir didalam hatinya dan tidak bisa dilupakan.

"Wesley Yan." Wesley menatapi Aurora, mata hitam, rambut hitam dan bibir yang bagus.

"Aurora Wen." Aurora tersenyum.

Disaat itu, akhirnya Aurora bisa memanggil namanya dengan jelas.

Pertemuan mereka selama beberapa kali ini akhirnya saling mengenal.

Dan ini tidak pernah dibayangkan oleh Aurora dan tidak pernah direncanakan oleh Wesley.

Satunya berumur 17 satunya lagi berumur 15 tepat berada pada masa paling mudanya.

Dan kebetulan bertemu, sebuah acara menarik.

Novel Terkait

Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
4 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
5 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu