Ten Years - Bab 21 Berkeliaran Sendirian (1)
Sejak mengetahui bahwa Aurora merupakan adik perempuan dari Calvin, teman perempuan sekelasnya mulai malu-malu, jika bertemu hanya menyapa. Hati Aurora merasa sangat lega.
"Gadis ini kembali tersenyum sendiri, hal apa yang membuat Anda begitu senang?" Evan Xin memegang rambut berwarna hitam yang ada di atas kepalanya.
"Auriel Qian dan aku sudah saling menyapa." Aurora menaikkan alisnya.
Auriel Qian merupakan gadis yang bermusuhan dengan dia.
"Bodoh!" Evan Xin tertawa.
"Sial! Jika kalian berdua tidak ada kerjaan jangan menghabiskan waktu untuk berbicara saja di sana, bantu aku membereskan barang-barang ini! Cepatlah!" Wesley Yan yang berada di samping berteriak.
"Wesley Yan yang tampan, Anda ini mengulang kembali dari SMA kelas 2, jangan mengatakan hal semudah ini kamu tidak bisa melakukannya." Evan Xin berbinar-binar, akhirnya dia bisa menggunakan kesempatan ini untuk mengejek Wesley Yan.
"Aku ini bukannya tidak bisa, hanya malas menulis. Cih kalian si kentang kecil tidak akan mengerti aku."
"Siapa yang menjadi si kentang kecil? Wesley Yan kamu jangan sombong karena kamu sudah makan lebih banyak selama beberapa hari!"
"Ketika aku sudah memakan daging, gigi kamu itu belum tumbuh!" Wesley Yan menguap karena semalam dia bergadang untuk bermain permainan.
Aurora membalik-balikkan buku pekerjaan rumah milik Wesley Yan sambil tersenyum pahit dan sakit kepala. Sebenarnya dia sudah berapa lama mengumpulkan semua tugas pekerjaan rumah? Mengapa begitu banyak tugas yang belum dikerjakan?
"Evan kamu mengerjakan yang kimia, aku mengerjakan yang sejarah politik." Aurora mengambil dua buah buku dari tumpukan empat buku dan memberikannya kepada Evan Xin.
"Kenapa kita harus mengerjakan tugas miliknya!"
"Kenapa kalian tidak boleh membantu mengerjakan tugasku!"
Mereka berdua melompat bersama-sama.
"Apa yang sedang kalian bicarakan? Aku tidak mengerti." Aurora tersenyum dengan tatapannya yang lembut.
"Aurora Wen mengapa kamu selalu menjadi tidak menyambung di saat-saat penting?" Evan Xin gelisah.
"Ya! Jelas-jelas tadi aku berbicara bahasa bumi, mengapa kamu Aurora Wen tidak memahaminya!" Wesley Yan meliriknya.
"Apakah kamu bisa berbicara bahasa planet lainnya?" Evan Xin merasa aneh mendengar perkataan Wesley Yan.
"Oh, bintang tamama-ku akan datang menyelidiki bumi kalian." Wesley Yan menyeringai, giginya yang putih sangat menyilaukan.
"Bintang Tamama itu bintang apa? Apakah lezat jika dimakan?"
Aurora tersenyum. Lihatlah sesuai dugaan dia, tidak membutuhkan dua detik kedua orang ini sudah berbicara asal.
"Sudah waktunya belajar! Evan Xin mengapa kamu berbicara begitu banyak!" Wali Kelas Guo memasuki ruang kelas dan mengetuk papan tulis hitam.
"Wesley Yan juga berbicara!" Evan Xin merasa tidak senang.
Sang wali kelas berpura-pura tidak mendengar dan mulai membahas pelajaran.
Wesley Yan tersenyum dan dengan menendang kaki Evan Xin yang berada di kolong meja.
Evan Xin kesakitan dan berkata, "jika tahu akan seperti ini, aku tidak perlu repot-repot sengaja pindak tempat duduk!"
"Aku juga tidak senang menjadi teman sebangku kamu, aku terlihat memiliki tingkat kepintaran yang sama sepertimu!" Jari tangan Wesley Yan mengetuk dagunya dan ekspresinya terlihat malas.
Aurora menolehkan kepalanya dan melihat ke arah mereka sambil tersenyum, giginya tertata rapi, dia terlihat cantik dan lembut.
"Harus membayar jika menonton pertunjukan!" Wesley Yan tersenyum sambil menjulurkan tangannya yang bersih, setiap jarinya terlihat sangat putih dan kukunya yang rapi.
"Apa yang sedang kamu katakan, aku tidak mengerti......." Aurora menggelengkan kepalanya dan menolehkan kembali kepalanya perlahan-lahan.
"Kembali berpura-pura bodoh." Wesley Yan memandang punggung Aurora, nada bicaranya terdengar penuh keakraban dan lelucon.
"Apakah kalian sangat mengenali satu sama lain?" Evan Xin menyeletuk.
Wesley Yan tersenyum tanpa mengucapkan apa pun.
Tidak banyak tidak kurang, hanya kebetulan mengetahuinya saja.
Tidak dalam tidak dangkal, hanya kebetulan mengenal saja.
Ketika Aurora memanggil Calvin untuk makan malam, dia sedang mengerjakan tugas pekerjaan rumah. Jika dilihat kembali merupakan tugas bahasa inggris SMA 1.
"Milik Wesley Yan?" Aurora mengerutkan keningnya.
"Iya, dia memaksanya, dia memintaku untuk menyelesaikannya hari ini." Calvin dengan cepat menulis.
Tetapi Aurora menjulurkan tangannya dan menarik buku tugas tersebut dari meja.
"Tidak boleh." Dia menggeleng-gelengkan kepalanya, kerutan di keningnya berkurang.
"Hah?" Calvin mengadahkan kepalanya, dia tidak mengerti.
"Tidak boleh terus memanjakannya."
Calvin ragu-ragu berkata, "ini perintah Wesley Yan......"
"Berikan saja kepadaku." Aurora tersenyum hangat dan nada suaranya yang lembut.
Setelah selesai makan malam, Aurora membawa buku tugas ke rumah Keluarga Yan.
Kakek Yan tidak berada di rumah karena memiliki acara di luar. Setelah dia menyapa Petugas Lee, dia segera naik ke lantai atas dan mengetuk pintu. Wesley Yan merasa sangat terkejut ketika melihat dia.
"Masuklah." Wesley Yan meanggukkan kepalanya pelan dan memberi jalan.
Pada awalnya Aurora merasa sedikit canggung, dan dia semakin gugup ketika dia menundukkan kepalanya dan melihat anak remaja ini mengenakan sendal babi berwarna merah muda.
Keringat dinginnya bercucuran ketika dia masuk ke dalam ruangan.
Semuanya berwarna merah muda. Tembok, tirai, rak buku, meja, cermin, dan pakaian berserakan di lantainya semuanya berwarna merah muda. Dindingnya dipenuhi dengan grafiti, benar-benar gaya yang menyeramkan.
Aurora merasa matanya menjadi tidak nyaman karena warna merah muda dan menggosok-gosokan matanya lalu memberikan buku tugas kepada Wesley Yan.
Wesley Yan menaikkan alisnya dan berkata, "seingat aku, aku sudah memberikannya kepada Calvin untuk dikerjakannya."
"Kerjakan sendiri." Aurora tersenyum.
"Tidak sempat." Wesley Yan berbicara dengan datar, lalu mengambil pegangan tangan di lantai berkayu dan duduk di atas lantai sambil melanjutkan permainannya.
"Kerjakan sendiri." Aurora mengulang perkatannya, nadanya lembut dan terdapat kegigihan.
"Oh, taruh saja di atas ranjang. Tunggu aku mengingatnya baru kita bahas kembali." Remaja itu menganggukkan kepalanya dengan malas, pandangannya tetap fokus ke layar televisi. Nada bicaranya sudah ada sedikit tidak senang.
"Kapan akan mengingatnya?" Aurora terus tersenyum.
"Tidak tahu." Wesley Yan merasa kesal.
"Oh." Aurora menganggukkan kepalanya dan diam-diam duduk di samping dan mengeluarkan pena dan menulis sejarah politik yang sudah dia janjikan sebelumnya.
Ibu jari remaja itu mengetuk alat pegangan. Dia tidak bergerak dan bersuara. Tatapannya tidak berpindah sedikit pun. Dia menganggap tidak ada keberadaan Aurora di sana.
Aurora tersenyum dan menatap punggung remaja itu dengan lembut.
Remaja ini mengenakan T-shirt katun, sangat cocok dan rapi. Rambutnya yang lembut. Ujung rambutnya bergerak karena terbawa oleh udara. Dia mencoba memperlakukannya seperti udara, mencoba memperlakukannya seperti gelombang gelap. Mencoba untuk meraih kemenangan.
Aurora mengerti, ini merupakan cara interaksi Wesley Yan dengan orang lain. Dia seperti memiliki duri yang siap bertarung dengan dia kapan saja.
Dia berpikir, saat ini Wesley Yan tidak menganggapnya sebagai wanita yang membutuhkan pria. Melainkan menganggapnya sebagai musuh yang memasuki ke daerahnya yang ingin mengusirnya tanpa mempedulikan jenis kelamin.
Tetapi perlakuannya yang seperti ini membuat dia merasa sangat nyata.
Saat ini barulah merupakan Wesley Yan yang sebenarnya. Tidak lembut, tidak lucu, tidak nakal, tidak sengaja mencari perhatian, tidak sembarangan, dan tidak sombong, melainkan datar dan tenang. Perlakuan Wesley Yan seperti ini hanya ditunjukkan kepada orang-orang tertentu dan saat-saat tertentu saja.
Dia termasuk beruntung, bisa melihat sisi Wesley Yan yang sebenarnya.
Aurora mengangat arlojinya dan melihat jam sudah menunjuk pukul setengah delapan. Dia menundukkan kembali dan lanjut menuliskan pertanyaan.
Saat ini pada layar, jumlah angka penjahat semakin meningkat secara bertahap.
Novel Terkait
Loving The Pain
AmardaMy Charming Wife
Diana AndrikaAnak Sultan Super
Tristan XuWanita Yang Terbaik
Tudi SaktiLoving Handsome
Glen ValoraTen Years×
- Pendahuluan
- Bab 1 Sebaskom air yang disiramkan
- Bab 2 Ibu
- Bab 3 EVE sebelumnya dipanggil Evan Xin
- Bab 4 Sebuah bom yang bernama Zoey
- Bab 5 Pria idaman
- Bab 6 Burung Bernama Nasi Tim
- Bab 7 Tuan Muda Yan Ketika Gagah (1)
- Bab 7 Tuan Muda Yan Ketika Gagah (2)
- Bab 7 Tuan Muda Yan Ketika Gagah (3)
- Bab 8 Yang Lainnya Juga Adalah Satu
- Bab 9 Bola Voli Terlempar Kemari
- Bab 10 Kata-kata yang menyakitkan (1)
- Bab 10 Kata-kata yang menyakitkan (2)
- Bab 10 Kata-kata yang menyakitkan (3)
- Bab 11 Aku Bukan Siapa-Siapa
- Bab 11 Aku Bukan Siapa-Siapa (2)
- Bab 12 Orang yang Tidak Bersedia Jadi Budak (1)
- Bab 12 Orang yang Tidak Bersedia Jadi Budak (2)
- Bab 13 Kejujuran yang Dekat Namun Jauh
- Bab 13 Kejujuran yang Dekat Namun Jauh (2)
- Bab 14 Siapa yang lupa akan gadis keluarga Yun (1)
- Bab 14 Siapa yang lupa akan gadis keluarga Yun (2)
- Bab 14 Siapa yang lupa akan gadis keluarga Yun (3)
- Bab 15 Waktu bersama Wesley Yan dan Aurora Wen (1)
- Bab 15 Waktu bersama Wesley Yan dan Aurora Wen (2)
- Bab 15 Waktu bersama Wesley Yan dan Aurora Wen (3)
- Bab 16 Menjelang Tahun Baru Imlek (1)
- Bab 16 Menjelang Tahun Baru Imlek (2)
- Bab 17 Perkelahian
- Bab 17 Perkelahian (2)
- Bab 17 Perkelahian (3)
- Bab 18 Siapa yang Dimarahi (1)
- Bab 18 Siapa yang Dimarahi (2)
- Bab 19 Kamu Sangat Baik (1)
- Bab 19 Kamu Sangat Baik (2)
- Bab 20 Bukan Sebuah Lelucon (1)
- Bab 20 Bukan Sebuah Lelucon (2)
- Bab 21 Berkeliaran Sendirian (1)
- Bab 21 Berkeliaran Sendirian (2)
- Bab 22 Ada Gadis Cantik Bernama Rosie (1)
- Bab 22 Ada Gadis Cantik Bernama Rosie ( 2)
- Bab 22 Ada Gadis Cantik Bernama Rosie ( 3)
- Bab 23 Susu dan Arak (1)
- Bab 23 Susu dan Arak (2)
- Bab 24 Siapa yang Akan Terlebih Dahulu Mendapatkan Wanita Cantik itu? (Bagian 1)
- Bab 24 Siapa yang Akan Terlebih Dahulu Mendapatkan Wanita Cantik itu? (Bagian 2)
- Bab 25 Joe Kecil yang Bahagia dan Polos (1)
- Bab 25 Joe Kecil yang Bahagia dan Polos (2)
- Bab 26 Masa lalu mengubah masa kini (1)
- Bab 26 Masa lalu mengubah masa kini (2)
- Bab 27 Memainkan sinetron (1)
- Bab 27 Memainkan sinetron (2)
- Bab 28 Teman masa kecil yang saling mempercayai (1)
- Bab 28 Teman masa kecil yang saling mempercayai (2)
- Bab 29 Orang yang berjodoh (1)
- Bab 29 Orang yang berjodoh (2)
- Bab 30 Kegenitan remaja (1)
- Bab 30 Kegenitan remaja (2)
- Bab 31 Tidak Ada Keberuntungan Tidak Panjang Umur Benar-Benar Tampan (1)
- Bab 31 Tidak Ada Keberuntungan Tidak Panjang Umur Benar-Benar Tampan (2)
- Bab 31 Tidak Ada Keberuntungan Tidak Panjang Umur Benar-Benar Tampan (3)
- Bab 32 Selamanya Tidak Melakukan Perbuatan Yang Melukai Perasaan (1)
- Bab 32 Selamanya Tidak Melakukan Perbuatan Yang Melukai Perasaan (2)
- Bab 32 Selamanya Tidak Melakukan Perbuatan Yang Melukai Perasaan (3)
- Bab 33 Tidak Lebih Baik Dari Vampir Dulu (1)
- Bab 33 Tidak Lebih Baik Dari Vampir Dulu (2)
- Bab 33 Tidak Lebih Baik Dari Vampir Dulu (3)
- Bab 34 Aku Mulai Permulaianmu (1)
- Bab 34 Aku Mulai Permulaianmu (2)
- Bab 34 Aku Mulai Permulaianmu (3)
- Bab 35 Ucapan Selamat Ulang Tahun di balik lensa kamera (1)
- Bab 35 Ucapan Selamat Ulang Tahun di balik lensa kamera (2)
- Bab 35 Ucapan Selamat Ulang Tahun di balik lensa kamera (3)
- Bab 36 Momen setelah hujan (1)
- Bab 36 Momen setelah hujan (2)
- Bab 37 Seluruh dunia mengetahuinya (1)
- Bab 37 Seluruh dunia mengetahuinya (2)
- Bab 37 Seluruh dunia mengetahuinya (3)
- Bab 38 Perbedaan Cerita di Atas dan di Bawah Panggung (1)
- Bab 38 Perbedaan Cerita di Atas dan di Bawah Panggung (2)
- Bab 38 Perbedaan Cerita di Atas dan di Bawah Panggung (3)
- Bab 39 Grinch juga Sangat Penting (1)
- Bab 39 Grinch juga Sangat Penting (2)
- Bab 40 Kepalsuan di Balik Topeng (1)
- Bab 40 Kepalsuan di Balik Topeng (2)