Ten Years - Bab 14 Siapa yang lupa akan gadis keluarga Yun (1)

Akhirnya sampai ke tepi danau, kabut-kabut juga pelan-pelan menghilang.

Wesley berkata:"Aku sudah memberikanmu lukisan, kamu jadi model latar belakangku ya?"

Aurora mengangguk dan berkata:" oke ok." dia tersipu dan berpikir dengan gugup, ternyata dirinya bisa jadi model latar belakangnya Wesley.

Tapi Wesley malah berkata:"nanti pas jadi bermodel di belakang pohon itu, kamu tidak perlu gugup, pura-pura menjadi orang yang cuma lewat saja."

"Oh." Aurora pun kesal.

Dia mengikuti permintaan Wesley dan jalan ke arah pohon plum, tapi dia merasa sangat awkward. Tapi, kalau sudah menerima barang dari orang, pasti akan merasa tidak enak dengannya.

"Majulah dua langkah lagi dan menjauhlah dari pohon." Wesley itu sambil mengangkat kamera dan melihat dari lensa.

"oh." Aurora pun melangkah ke samping.

"Majulah dua langkah lagi."

Sambil melihat pohon plum yang bermekaran dengan indah, Aurora pun melangkah lagi kedepan.

Dia sedang menjadi latar belakang untuk sebatang pohon.

"Majulah dua langkah lagi kedepan." Wesley sambil mengangkat kamera dan terus menyuruhinya.

Satu langkah, dua langkah, Aurora menghitung langkah sesambil berjalan, seperti sedang main engklek.

"Terus maju." Suara Wesley sudah semakin menjauh.

Dia menunduk dan melangkah maju.

"oke oke. stop!" suaranya seperti berhembus bersama angin.

"jangan melihat ke belakang."katanya

"kamu bilang apa?" dia menoleh ke belakang, dengan bingung melihat Wesley.

Wesley yang berdiri di tengah angin itu, tersenyum dengan cerah.

"klik"

Waktu membeku.

13 Januari 1999.

Beberapa tahun sudah berlalu, sebuah foto dipajang di sudut sebuah galeri pameran.

Gadis yang yang terlihat polos, memakai mantel abu-abu dan dengan tatapannya yang lembut. Dia menjadi latar belakang yang terlihat elegan.

Banyak fotografer muda yang datang untuk mengagumi karyanya ini, tapi berakhir sedikit kecewa. Wesley yang sangat berbakat ini, malah meninggalkan sebuah karya yang tidak berpesona.

"Kenapa ya?" Mereka masih muda, jadi mereka masih banyak waktu untuk bertanya mengapa.

"Orang yang dia lihat, adalah aku." Wesley tersenyum, tampangnya sudah menua. Tapi tatapannya terlihat dalam."aku bisa menyangkal dunia ini, tapi aku tidak bisa menyangkal diriku ada di dalam tatapannya."

---

"Apa kamu mau pergi ke desa Wushui?" saat Wesley bertanya, gadis itu sedang minum air.

Jadi model itu melelahkan, apalagi seperti dia yang hanya seorang pelewat saja. Menjadi latar untuk sebatang pohon, sebuah payung, langit, dan perahu.....

Aurora terlihat tidak fokus, saat sadar dia sudah menyemprotkan air dari mulutnya.

Wesley menyipitkan matanya yang indah itudan tersenyum:"kamu tidak mau pergi?"

Aurora menelan air, dan bertanya dengan hati-hati:"apa aku boleh pergi?"

Wesley pun menjawab:"Aurora Yun,'Wen' kamu memang punya keluarga Wen, tapi 'Yun' kamu adalah punya keluarga yun."

Tidak pernah ada yang mengatakan hal seperti itu kepadanya. Mereka menuyuruhnya untuk memakai pakaian terterntu, berkating menjadi orang tertentu, tapi tidak ada yang peduli tentang masa lalunya apalagi masa depannya.

Mata Aurora mulai basah, dengan sedih menatap kejauhan.

Sesuatu yang berwarna pink menghalangi penglihatannya, Wesley dengan santai berkata:"Apa yang sedang kamu lihat?"

Dia pun tak tahu mau berkata apa.

Weslen Yan tertawa:"kalau tidak terus melangkah kedepan mana bisa tahu!" tanpa menoleh dia terus melangkah kedepan dengan tegak, seperti sesorang yang datang untuk menemaninya.

Dia dan Wesley kembali ke mobil, sepertinya dari perjalanan mereka kali ini, dua pertiga waktunya akan dihabiskan dalam mobil. Orang China memiliki sebuah tradisi-tidur di mobil dan turun untuk ke toilet, Aurora yang yang depan dan Wesley Yun yang belakang.

Aurora tidur sepanjang jalan, Wesley turun dari mobil, menarik Aurora bersamanya untuk mencari toilet. Bagi Wesley disaat ini menemukan toilet lebih penting daripada pemandangan cantik dengan jembatan dibawah langit yang penuh dengan bintang.

"Wesley, di desa ini, tidak ada, toilet umum." dia mengataknnya dengan penuh simpati yang tulus.

"Jadi bagaiman ini?!" Wesley mulai tidak sabaran dan mirip seperti monster.

"kalau gitu kira ke rumahku, di rumah ku ada."Aurora berkata dengan serius seperti sedang membicarakan tentang topik akademik.

"rumah kamu dimana?" dengan kesal Wesley menatapnya.

Aurora menghisap udara, menarik tangannya Wesley, lalu berlari .

Wesley yang ikut berlari sampai tidak sanggup lagi, duh, aku...tak tahan lagi...

Kotanya sangatlah kecil, saat Aurora dan Wesley dengan terengah-engah lari kembali ke rumah keluarga Yun, Ibu Aurora sedang mengobrol dengan nenek Huang.

"bu, cepat ambil tisu!"Auora sudah seperti angin, dengan cepat mendorong Wesley ke dalam toilet.

Ibu Aurora Yun pun tertegun:"Nenek Huang, barusan itu anak saya kan?"

"Ampun, saya kira saya berhalusinasi!" nenek Huang mengeluarkan saputangan dan mengelap air matanya yang tidak ada itu.

"bu, tisu!" Aurora teriak.

Wesley melihat meja yang penuh dengan makanan lezat, lalu tersenyum puas:"Ibu Aurora, anda memang hebat!"

Novel Terkait

Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu