Ten Years - Bab 39 Grinch juga Sangat Penting (1)
Hari itu adalah akhir pekan di puncak musim gugur, sekalipun ada sedikit cahaya matahari, angin dingin tetap saja membuat daun-daun berjatuhan.
Wesley meletakkan stick game, mengangkat telepon, kemudian menutupnya, mengambil mantel kuning dan keluar terburu-buru.
“Untuk apa buru-buru seperti itu, bahkan nasi pun tidak makan?” Calvin sedikit bengong. Dia dan Wesley sudah bermain game berjam-jam hingga kepala terasa berputar, baru saja Bibi Zhang sudah memburu-burui mereka turun makan siang berkali-kali, hanya saja pertandingan sedang berlangsung sangat sengit.
“Makan!” Wesley berteriak.
Calvin terkejut setengah mati mendengar teriakan Wesley.
Lalu, anak itu pun berlari turun sambil mengomel: “Menyebalkan sekali, Grinch-ku baru saja melewati level 18, malah hancur begitu saja karena telepon darinya. Calvin, bawa pulang gadis rumahmu, aku mau kembalikan, kembalikan!”
Memakai sandal dengan tergopoh-gopoh, lalu berlari lebih cepat dari kelinci, dalam sekejap tidak meninggalkan jejak apapun.
Telepon itu mungkin saja berasal dari Aurora, memintanya pulang untuk makan. Calvin berkata-kata sendiri: “Kembalikan? Memangnya kamu rela?”
Kehidupan mereka berdua sama seperti dulu, tidak baik dan tidak buruk. Meski senyuman kecil Aurora adalah tema utama pada cerita, tetapi Wesley yang bermain game hingga sayur mendingin memang pantas dimarahi.
“Hari ini akhir pekan, nanti sore aku akan memberikan tambahan belajar untuk Joe.” Selesai memanaskan makanan, Aurora mengambil tas dan berjalan ke arah pintu.
“Kapan pulang?” Wesley berkata dengan mulut penuh makanan: “Jam 4 lagi?”
Aurora melihat jam tangan, mengerutkan kening dan berkata: “Belum tentu. Hari ini aku ingin membantu Kakek He menjaga lapak. Tetapi pasti akan pulang sebelum jam makan malam.” Tanpa menunggunya menjawab, dia pun pergi terburu-buru.
Wesley melihat Aurora pergi dengan rapi dan bersih.
Setelah itu, Wesley terus merasa menyesal. Jika saja, jika saja aku tidak terus menerus berpikir dan berusaha agar berhasil melewati level 18. Jika saja, aku bisa pergi ke lapak Kakek He lebih awal.
Meski dia tahu emosinya labil, tetapi pada kenyataannya sangat jarang marah. Hanya saja entah kenapa hari itu rasanya ingin sekali melampiaskan semuanya pada diri orang itu.
Sore hari, sebelum jam 4, dia menerima sebuah telepon, terdengar suara yang sedikit tegas: “Apakah kamu keluarga Aurora Wen, dia mengalami kecelakaan……”
Saat itu dia masih sedang bermain game,mengakibatkan konsentrasi tidak terpusat: “Apa, apa, apa yang kamu katakan?” Setelah tersadar, otaknya serasa berhenti berputar, sekujur tubuh seperti disirami air es. Dia berteriak pada orang itu: “Sialan, coba kamu katakan sekali lagi!”
Orang itu terkejut: “Eh…. Saat dia sedang membuka lapak, rem sepedanya rusak, lalu menabrak sebuah mobil Benz.
Wesley sama sekali tidak sadar kemampuan imajinasinya begitu tinggi, dia bahkan bisa membayangkan situasi tertabraknya sepeda roda tiga Kakek He yang dikendarai Aurora bersama sebuah mobil beroda empat dengan kecepatan tinggi: Sebuah mobil datang, sebuah mobil pergi, dua mobil pheng pheng, Aurora tertabrak.
Semua terbayang seperti film, terulang berkali-kali.
“Rumah sakit mana?”
“Ha?” Orang itu terheran-heran.
“Aku sedang menanyakan dimana Aurora dirawat.” Dia menggenggam handphone yang telah basah oleh keringat.
“Mohon sekarang juga Anda datang ke kantor polisi XX, dia ada disini.” Merasa suasana mulai tidak benar, orang itu hanya berkata dengan singkat padat dan jelas, kemudian mematikan telepon dan mengelap keringat dingin.
Saat Wesley tiba di kantor polisi, gadisnya sedang berjongkok di sudut ruangan, wajah putih itu telah kotor oleh debu. Melihatnya datang, dia pun merasa sangat sedih, kemudian tersenyum dengan penuh rasa bersalah padanya.
Datanglah seorang polisi muda, “Kamu Wesley kan? Gadis ini memintaku memberitahuku.Sepedanya telah menabrak mobil seorang laki-laki. Suara itu memang suara orang yang meneleponnya saat masih di rumah.
Aurora sedikit kewalahan, merasa telah merepotkan Wesley: “Wesley, maaf, maafkan aku……”
“Berdiri.” Murni mengabaikan kehadiran polisi itu, dia langsung menatap Aurora dengan dua mata terbuka lebar.
Setelah bimbang sesaat, Aurora pun segera berdiri.
“Terluka dimana saja?” Dia melihat Aurora sembari berkata dengan nada datar, tidak marah sama sekali.
Aurora tersenyum manis, segera menggelengkan kepala dan menyembunyikan tangan ke belakang badan.
“Julurkan tangan.” Kata Wesley, dia tidak mungkin percaya sebelum melihatnya langsung.
Dia tersenyum kecil: “Hanya luka kecil kok, tidak apa-apa.”
Setelah itu Wesley melihatnya, dua mata indah terus menatapnya dengan ekspresi keras kepala.
Novel Terkait
Someday Unexpected Love
AlexanderPria Misteriusku
LylyAnak Sultan Super
Tristan XuMenunggumu Kembali
NovanBaby, You are so cute
Callie WangAsisten Bos Cantik
Boris DreyCintaku Pada Presdir
NingsiTen Years×
- Pendahuluan
- Bab 1 Sebaskom air yang disiramkan
- Bab 2 Ibu
- Bab 3 EVE sebelumnya dipanggil Evan Xin
- Bab 4 Sebuah bom yang bernama Zoey
- Bab 5 Pria idaman
- Bab 6 Burung Bernama Nasi Tim
- Bab 7 Tuan Muda Yan Ketika Gagah (1)
- Bab 7 Tuan Muda Yan Ketika Gagah (2)
- Bab 7 Tuan Muda Yan Ketika Gagah (3)
- Bab 8 Yang Lainnya Juga Adalah Satu
- Bab 9 Bola Voli Terlempar Kemari
- Bab 10 Kata-kata yang menyakitkan (1)
- Bab 10 Kata-kata yang menyakitkan (2)
- Bab 10 Kata-kata yang menyakitkan (3)
- Bab 11 Aku Bukan Siapa-Siapa
- Bab 11 Aku Bukan Siapa-Siapa (2)
- Bab 12 Orang yang Tidak Bersedia Jadi Budak (1)
- Bab 12 Orang yang Tidak Bersedia Jadi Budak (2)
- Bab 13 Kejujuran yang Dekat Namun Jauh
- Bab 13 Kejujuran yang Dekat Namun Jauh (2)
- Bab 14 Siapa yang lupa akan gadis keluarga Yun (1)
- Bab 14 Siapa yang lupa akan gadis keluarga Yun (2)
- Bab 14 Siapa yang lupa akan gadis keluarga Yun (3)
- Bab 15 Waktu bersama Wesley Yan dan Aurora Wen (1)
- Bab 15 Waktu bersama Wesley Yan dan Aurora Wen (2)
- Bab 15 Waktu bersama Wesley Yan dan Aurora Wen (3)
- Bab 16 Menjelang Tahun Baru Imlek (1)
- Bab 16 Menjelang Tahun Baru Imlek (2)
- Bab 17 Perkelahian
- Bab 17 Perkelahian (2)
- Bab 17 Perkelahian (3)
- Bab 18 Siapa yang Dimarahi (1)
- Bab 18 Siapa yang Dimarahi (2)
- Bab 19 Kamu Sangat Baik (1)
- Bab 19 Kamu Sangat Baik (2)
- Bab 20 Bukan Sebuah Lelucon (1)
- Bab 20 Bukan Sebuah Lelucon (2)
- Bab 21 Berkeliaran Sendirian (1)
- Bab 21 Berkeliaran Sendirian (2)
- Bab 22 Ada Gadis Cantik Bernama Rosie (1)
- Bab 22 Ada Gadis Cantik Bernama Rosie ( 2)
- Bab 22 Ada Gadis Cantik Bernama Rosie ( 3)
- Bab 23 Susu dan Arak (1)
- Bab 23 Susu dan Arak (2)
- Bab 24 Siapa yang Akan Terlebih Dahulu Mendapatkan Wanita Cantik itu? (Bagian 1)
- Bab 24 Siapa yang Akan Terlebih Dahulu Mendapatkan Wanita Cantik itu? (Bagian 2)
- Bab 25 Joe Kecil yang Bahagia dan Polos (1)
- Bab 25 Joe Kecil yang Bahagia dan Polos (2)
- Bab 26 Masa lalu mengubah masa kini (1)
- Bab 26 Masa lalu mengubah masa kini (2)
- Bab 27 Memainkan sinetron (1)
- Bab 27 Memainkan sinetron (2)
- Bab 28 Teman masa kecil yang saling mempercayai (1)
- Bab 28 Teman masa kecil yang saling mempercayai (2)
- Bab 29 Orang yang berjodoh (1)
- Bab 29 Orang yang berjodoh (2)
- Bab 30 Kegenitan remaja (1)
- Bab 30 Kegenitan remaja (2)
- Bab 31 Tidak Ada Keberuntungan Tidak Panjang Umur Benar-Benar Tampan (1)
- Bab 31 Tidak Ada Keberuntungan Tidak Panjang Umur Benar-Benar Tampan (2)
- Bab 31 Tidak Ada Keberuntungan Tidak Panjang Umur Benar-Benar Tampan (3)
- Bab 32 Selamanya Tidak Melakukan Perbuatan Yang Melukai Perasaan (1)
- Bab 32 Selamanya Tidak Melakukan Perbuatan Yang Melukai Perasaan (2)
- Bab 32 Selamanya Tidak Melakukan Perbuatan Yang Melukai Perasaan (3)
- Bab 33 Tidak Lebih Baik Dari Vampir Dulu (1)
- Bab 33 Tidak Lebih Baik Dari Vampir Dulu (2)
- Bab 33 Tidak Lebih Baik Dari Vampir Dulu (3)
- Bab 34 Aku Mulai Permulaianmu (1)
- Bab 34 Aku Mulai Permulaianmu (2)
- Bab 34 Aku Mulai Permulaianmu (3)
- Bab 35 Ucapan Selamat Ulang Tahun di balik lensa kamera (1)
- Bab 35 Ucapan Selamat Ulang Tahun di balik lensa kamera (2)
- Bab 35 Ucapan Selamat Ulang Tahun di balik lensa kamera (3)
- Bab 36 Momen setelah hujan (1)
- Bab 36 Momen setelah hujan (2)
- Bab 37 Seluruh dunia mengetahuinya (1)
- Bab 37 Seluruh dunia mengetahuinya (2)
- Bab 37 Seluruh dunia mengetahuinya (3)
- Bab 38 Perbedaan Cerita di Atas dan di Bawah Panggung (1)
- Bab 38 Perbedaan Cerita di Atas dan di Bawah Panggung (2)
- Bab 38 Perbedaan Cerita di Atas dan di Bawah Panggung (3)
- Bab 39 Grinch juga Sangat Penting (1)
- Bab 39 Grinch juga Sangat Penting (2)
- Bab 40 Kepalsuan di Balik Topeng (1)
- Bab 40 Kepalsuan di Balik Topeng (2)