Ten Years - Bab 19 Kamu Sangat Baik (1)
Tidak tahu apa yang dikatakan oleh Wesley Yan kepada Evan Xin, sejak hari itu, Evan Xin memperlakukan Aurora dengan baik, setidaknya dia akhirnya berbicara dengan dia.
Namun, mereka menjadi teman, karena ada hubungannya dengan makanan
Makanan di kantin Xilin University terkenal sangat tidak enak. Orang-orang di luar mengatakan bahwa, siswa Xilin University tidak hanya belajar dengan giat, tetapi mereka juga berbicara dengan arogan. Mereka tidak pernah berbicara tentang makanan, mereka sering berkata "Apakah kamu sudah berkencan dengan kecoak hari ini?"; mereka tidak mengatakan irisan daging kentang goreng sebagai irisan daging kentang goreng, mereka semua mengatakan "kentang goreng kentang"; telur tomat orak-arik mereka tidak mengatakan orak-arik telur tomat, tetapi "tomat goreng tomat" ".
Tentu saja, murid-murid sudah terbiasa, mereka makan nasi sambil mengertakkan gigi, biasanya mereka tidak berteriak, mereka biasanya menyeringai dan berjalan ke hadapan koki, dan berkata, "Kalian sangat kelewatan hari ini, sampai ada nasi di dalam pasir, membuat gigiku kesakitan."
Sebenarnya ini bukan apa-apa, yang paling dibenci adalah makanannya mahal, sangat mahal, dan porsi makanan yang diberikan seringkali tidak cukup. Sama sekali tidak menjadi masalah bagi anak perempuan, tetapi anak laki-laki biasanya merasa tidak kenyang.
Karena itu anak laki-laki sudah terbiasa, membawa makanan dari rumah, kemudian dipanaskan dalam microwave kantin, lalu memakannya.
Aurora biasa memasak sehari sebelumnya, dan membawanya ke sekolah keesokan harinya.
Wesley Yan tidak pernah membawa bekal, dia selalu melihat makanan temannya, dan akan mengambil makanan yang enak. Akhir-akhir ini targetnya adalah Calvin.
“Kemampuan memasak Bibi Zhang telah meningkat, dan rasanya tidak asin seperti sebelumnya.” Wesley Yan memegang kotak bekal Calvin, dia makan sampai ada minyak di seluruh mulutnya, dan dengan puas berbicara kepada Evan Xin.
"Rasa makanan Bibi Zhang bisa tidak asin? Setiap kali sehabis aku makan di rumah Calvin, aku harus minum 1 tangki air!" Evan Xin memasukkan mukanya ke dalam kotak bekal dia, dan suaranya tidak jelas.
Aurora terkekeh di seberangnya.
"Hei, apakah di dalam kotak bekalmu ada tulang iga rebus?" Wesley Yan menghirup aroma makanannya, dan dengan senang menatap Evan Xin.
"Tidak ada!" Evan Xin memegang kotak bekalnya, dan menatap Wesley Yan dengan waspada.
"Evan, hubungan kita sedekat ini. Bukankah itu hanya beberapa tulang iga, apakah aku akan mencurinya darimu? Haha, biarkan aku melihatnya....." Wesley Yan tertawa, lesung pipinya terlihat.
"Kamu kemarin juga berkata seperti ini, dan dalam sekejap tulang igaku sudah habis!" kata Evan Xin dengan tegas.
Wesley Yan menghampirinya dan bergantung di tubuh Evan Xin, tangannya mengulur ke arah kotak bekal dia. Evan Xin pantang menyerah, dia memegang kotak bekalnya dengan erat, dia terlihat seperti Dong Cun Rui yang memegang tas peledak.
"Guru Guo!" ekspresi Wesley Yan tiba-tiba berubah, dengan tegak menyapa di belakang tubuh Evan Xin.
Evan Xin bingung, dia berbalik, Wesley Yan tersenyum jahat, dia langsung mengulurkan tangan untuk mengambil kotak bekalnya ketika bocah itu tidak memperhatikan. Tetapi, tangannya berminyak, karena dia baru saja makan sayap ayam, dan kotak bekalnya terbuat dari besi, tangannya licin, dan kotak bekalnya jatuh di tanah.
Evan Xin menoleh, lalu berjongkok, dan air matanya hampir mengalir turun: "Dagingku, makananku....."
"Ternyata benar ada tulang iga......" Wesley Yan menunjuk tulang iga yang berceceran di atas tanah.
"Wesley Yan, ganti rugi!" Evan Xin marah.
"Nah.....buatmu." Wesley Yan menatapnya dengan mata yang besar, satu tangan berada di belakang kepalanya, satu tangan yang lain mengambil kotak bekal Calvin dan memberikannya kepada remaja itu.
Evan Xin mengambil kotak bekalnya, air matanya mengalir turun: "Satu batang sayur saja tidak ada, aku makan apa!"
Wesley Yan memegang tusuk gigi, mengangkat bahu, merentangkan tangannya dan berkata: "Kalau begitu aku tidak bisa membantumu....."
"Aku akan memukulmu!" kata Evan Xin dengan marah.
Aurora yang sedang makan, telinganya terus mendengar teriakan mereka, dia menghela nafas, meletakkan sumpitnya, berbalik dan meletakkan kotak bekalnya di depan Evan Xin, memberikan sebagian besar makanannya ke dalam kotak bekalnya yang kosong: "Ini, buat kamu. "
"Aku tidak mau makan makanan Bibi Zhang, sangat asin!" Evan Xin menatap Wesley Yan.
Wesley Yan menatapnya dengan polos.
"Aku yang buat, bukan, Bibi Zhang." jawab Aurora.
"Kamu bisa memasak?" mereka berdua bertanya bersamaan.
Aurora mengangguk, wajahnya tenang. Jika gadis yang sudah mencapai umurnya seperti dia, tidak bisa memasak, maka bagaimana dia bisa menikah?
"Kalau begitu, kamu yang memasak makanan Calvin?" Wesley Yan mengangkat alisnya.
Aurora mengangguk lagi.
Evan Xin menatapnya, awalnya dia tidak ingin memakannya, tetapi, perutnya berbunyi. Dia ragu, sialan, jika Calvin dan Wesley Yan memakannya maka dia juga akan memakannya, dan dia mengambil kotak bekalnya.
Terong rebus, daging babi parut, telur tomat orak-arik, meskipun ini adalah makanan sederhana, tetapi mereka terlihat sangat indah, dan menarik.
Pria remaja itu menggaruk kepalanya dan mengambil sumpitnya. Pada awalnya, terasa biasa di mulut, tetapi semakin lama rasanya semakin lezat, dia kecanduan, pada suapan terakhir, dia bersendawa, sebelum meletakkan sumpit.
"Ha.....dasar anak bodoh, lihatlah kelakukanmu!" Wesley Yan lebih tua daripada Calvin dan Evan, dari kecil dia sudah suka mengejek mereka.
Aurora tertawa, bibir tipisnya melengkung ke atas.
Evan Xin menggunakan lengan bajunya untuk menyeka mulutnya, menatap Aurora, lalu berkata setelah beberapa saat: "Aurora Wen, jangan tertawa seperti itu di masa depan, sangat mengganggu!"
"Hehe."
"Awalnya aku tidak ingin memedulikanmu, setiap hari tertawa seperti ini, terlihat palsu. Tetapi aku telah memakan masakanmu, lain kali, jangan tersenyum seperti ini di hadapan kami, apakah kamu mengerti?"
"Hehe."
"Apakah kamu tidak mengerti perkataanku!" Evan Xin mengerutkan bibirnya.
"Hehe."
"Apakah pipimu tidak sakit?" Wesley Yan tersenyum.
"Sakit." Aurora memegang pipinya, dan menjawab dengan malu.
Dia menunjukkan kebaikannya kepada dunia ini, jelas-jelas mengetahui sifat orang-orang yang keras kepala, dan dia tidak mengantisipasi apa yang bisa dia lakukan untuk mengubah hal-hal itu, hanya berharap, ketika orang tersebut berbalik, dia bisa melihat senyumannya.
Novel Terkait
His Soft Side
RiseLoving Handsome
Glen ValoraAfter Met You
AmardaMenantu Hebat
Alwi GoRahasia Istriku
MahardikaGadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku
Rio SaputraMy Greget Husband
Dio ZhengTen Years×
- Pendahuluan
- Bab 1 Sebaskom air yang disiramkan
- Bab 2 Ibu
- Bab 3 EVE sebelumnya dipanggil Evan Xin
- Bab 4 Sebuah bom yang bernama Zoey
- Bab 5 Pria idaman
- Bab 6 Burung Bernama Nasi Tim
- Bab 7 Tuan Muda Yan Ketika Gagah (1)
- Bab 7 Tuan Muda Yan Ketika Gagah (2)
- Bab 7 Tuan Muda Yan Ketika Gagah (3)
- Bab 8 Yang Lainnya Juga Adalah Satu
- Bab 9 Bola Voli Terlempar Kemari
- Bab 10 Kata-kata yang menyakitkan (1)
- Bab 10 Kata-kata yang menyakitkan (2)
- Bab 10 Kata-kata yang menyakitkan (3)
- Bab 11 Aku Bukan Siapa-Siapa
- Bab 11 Aku Bukan Siapa-Siapa (2)
- Bab 12 Orang yang Tidak Bersedia Jadi Budak (1)
- Bab 12 Orang yang Tidak Bersedia Jadi Budak (2)
- Bab 13 Kejujuran yang Dekat Namun Jauh
- Bab 13 Kejujuran yang Dekat Namun Jauh (2)
- Bab 14 Siapa yang lupa akan gadis keluarga Yun (1)
- Bab 14 Siapa yang lupa akan gadis keluarga Yun (2)
- Bab 14 Siapa yang lupa akan gadis keluarga Yun (3)
- Bab 15 Waktu bersama Wesley Yan dan Aurora Wen (1)
- Bab 15 Waktu bersama Wesley Yan dan Aurora Wen (2)
- Bab 15 Waktu bersama Wesley Yan dan Aurora Wen (3)
- Bab 16 Menjelang Tahun Baru Imlek (1)
- Bab 16 Menjelang Tahun Baru Imlek (2)
- Bab 17 Perkelahian
- Bab 17 Perkelahian (2)
- Bab 17 Perkelahian (3)
- Bab 18 Siapa yang Dimarahi (1)
- Bab 18 Siapa yang Dimarahi (2)
- Bab 19 Kamu Sangat Baik (1)
- Bab 19 Kamu Sangat Baik (2)
- Bab 20 Bukan Sebuah Lelucon (1)
- Bab 20 Bukan Sebuah Lelucon (2)
- Bab 21 Berkeliaran Sendirian (1)
- Bab 21 Berkeliaran Sendirian (2)
- Bab 22 Ada Gadis Cantik Bernama Rosie (1)
- Bab 22 Ada Gadis Cantik Bernama Rosie ( 2)
- Bab 22 Ada Gadis Cantik Bernama Rosie ( 3)
- Bab 23 Susu dan Arak (1)
- Bab 23 Susu dan Arak (2)
- Bab 24 Siapa yang Akan Terlebih Dahulu Mendapatkan Wanita Cantik itu? (Bagian 1)
- Bab 24 Siapa yang Akan Terlebih Dahulu Mendapatkan Wanita Cantik itu? (Bagian 2)
- Bab 25 Joe Kecil yang Bahagia dan Polos (1)
- Bab 25 Joe Kecil yang Bahagia dan Polos (2)
- Bab 26 Masa lalu mengubah masa kini (1)
- Bab 26 Masa lalu mengubah masa kini (2)
- Bab 27 Memainkan sinetron (1)
- Bab 27 Memainkan sinetron (2)
- Bab 28 Teman masa kecil yang saling mempercayai (1)
- Bab 28 Teman masa kecil yang saling mempercayai (2)
- Bab 29 Orang yang berjodoh (1)
- Bab 29 Orang yang berjodoh (2)
- Bab 30 Kegenitan remaja (1)
- Bab 30 Kegenitan remaja (2)
- Bab 31 Tidak Ada Keberuntungan Tidak Panjang Umur Benar-Benar Tampan (1)
- Bab 31 Tidak Ada Keberuntungan Tidak Panjang Umur Benar-Benar Tampan (2)
- Bab 31 Tidak Ada Keberuntungan Tidak Panjang Umur Benar-Benar Tampan (3)
- Bab 32 Selamanya Tidak Melakukan Perbuatan Yang Melukai Perasaan (1)
- Bab 32 Selamanya Tidak Melakukan Perbuatan Yang Melukai Perasaan (2)
- Bab 32 Selamanya Tidak Melakukan Perbuatan Yang Melukai Perasaan (3)
- Bab 33 Tidak Lebih Baik Dari Vampir Dulu (1)
- Bab 33 Tidak Lebih Baik Dari Vampir Dulu (2)
- Bab 33 Tidak Lebih Baik Dari Vampir Dulu (3)
- Bab 34 Aku Mulai Permulaianmu (1)
- Bab 34 Aku Mulai Permulaianmu (2)
- Bab 34 Aku Mulai Permulaianmu (3)
- Bab 35 Ucapan Selamat Ulang Tahun di balik lensa kamera (1)
- Bab 35 Ucapan Selamat Ulang Tahun di balik lensa kamera (2)
- Bab 35 Ucapan Selamat Ulang Tahun di balik lensa kamera (3)
- Bab 36 Momen setelah hujan (1)
- Bab 36 Momen setelah hujan (2)
- Bab 37 Seluruh dunia mengetahuinya (1)
- Bab 37 Seluruh dunia mengetahuinya (2)
- Bab 37 Seluruh dunia mengetahuinya (3)
- Bab 38 Perbedaan Cerita di Atas dan di Bawah Panggung (1)
- Bab 38 Perbedaan Cerita di Atas dan di Bawah Panggung (2)
- Bab 38 Perbedaan Cerita di Atas dan di Bawah Panggung (3)
- Bab 39 Grinch juga Sangat Penting (1)
- Bab 39 Grinch juga Sangat Penting (2)
- Bab 40 Kepalsuan di Balik Topeng (1)
- Bab 40 Kepalsuan di Balik Topeng (2)