Ten Years - Bab 35 Ucapan Selamat Ulang Tahun di balik lensa kamera (1)

“Aurora…… bukan?” Gadis di seberang itu sudah mulai mabuk, , “Apakah kamu akan memasukki ke hati jika aku tulus menegurmu sesuatu?”

"Apa?" Aurora tertegun, sekitarannya sangat bising, dia sedikit telat respon setelah di paksa minum oleh Calvin dan beberapa teman lama Wesley Yan selaku teman sekelasnya dulu.

Hari ini adalah hari reuni teman-teman SMP Calvin dan Wesley Yan, melihatnya bosan di rumah, Wesley Yan menariknya menghadiri acaranya juga.

Awalnya berpikir akan sangat canggung, namun tidak disangka ternyata mereka adalah sekelompok orang yang benar-benar lucu, minum anggur dan mengobrol bersama hingga tidak ada keterasingan diantaranya.

Di samping dan disampingnya lagi ada Wesley Yan dan Calvin yang sedang berbisik, tidak tahu apa yang sedang mereka bicarakan, namun mereka tertawa dengan sangat bahagia.

Duduk di sebelahnya adalah teman semeja Wesley Yan dulunya, seorang gadis cantik dan bersih, bahkan membuat lelucon saja bisa menunjukkan hubungan mereka sangat akrab.

“Jauhilah Wesley Yan.” Gadis itu memandangnya dan menghela nafas.

“Hah?” Aurora sudah mulai mabuk setelah minum beberapa anggur.

"Maksudku ..." Gadis itu membisik di telinganya.

“Apa yang kamu bicarakan padanya, Wanda Lin?” Wesley Yan mengangkat gelasnya sedikit dan memotongnya.

"Bicaralah tentang perbuatan mulia semasa SMP mu, setiap kali kamu melakukan hal-hal buruk, kamu akan melemparkan bukti di atas meja orang lain, dan kemudian berpura-pura polos dan tidak bersalah, membuat orang lain disalahkan oleh ketua beberapa kali!" Wanda Lin menjelaskan.

“Kamu masih ingat saja hal-hal busuk itu!” Wesley Yan tersenyum, “Hei, Wanda Lin, jangan-jangan kamu naksir aku ya! perhatian sekali kamu padaku.”

“Prettt!” Wanda Lin tertawa dan sedikit marah.

Yang lain tertawa: "Teman-teman semua, sejak SMP sangat menyukai lelucon diantara kedua orang ini, sangat pintar menghibur orang."

“Tapi kejadian itu benar-benar ada, Wesley Yan, kamu sangat jahat, siapa yang paling sial dan sering terlibat dalam pemalsuan kenyataan itu?” Seseorang berpikir.

"Omong kosong, siapa lagi jika bukan Calvin?" Seseorang berkata dengan marah.

Wesley Yan menendang mereka berdua: "Hus hus, kalian berdua jangan berpikir aku selalu menindas Calvin Wen, apakah kalian masih ingat surat cinta dari gadis tercantik di sekolah, itu surat sebenarnya buat diriku.......

"Brengsek! Gara-gara surat itu kita bertengkar hampir satu semester, ternyata surat itu untukmu, ayo teman-teman, gebuk dia, bantu masyarakat musnahkan orang jahat ini!"

Sekelompok laki-laki bergulat dan berkumpul menjadi satu.

"Aurora, kamu anggap mereka sedang bercanda saja." Calvin berjalan menghampiri Aurora dan menyerahkan segelas jus padanya.

“Calvin Wen ... Calvin, aku ingin bersulang denganmu dengan segelas anggur.” Wanda Lin berdiri, langkah kakinya sedikit goyah, pipinya sangat merah setelah mabuk.

“Wanda Lin, kamu sudah mabuk,” Calvin tersenyum, memperlihatkan lesung pipinya yang sangat menawan.

“Teman lama mengajakmu minum, kamu ingin minum atau tidak?!” Wanda Lin mengangkat gelas anggur dan menyerahkan kepadanya, matanya melebar dan sedang menebarkan pesona.

"Sudah jam sebelas." Calvin melihat arlojinya, nadanya melambat, "Wanda, kamu pulang dengan keadaan mabuk, ibumu pasti khawatir."

"Bagaimana denganmu? Calvin Wen, bagaimana denganmu?" Wanda Lin tertawa sambil bergumam.

Calvin sedikit mengernyit, tidak berkata apapun.

Aurora memandangi langit, merasa bahwa dia telah mendengar sesuatu yang seharusnya tidak dia dengar.

Embusan angin meniup rambutnya yang hitam, dan dia mengulurkan tangan ingin membelakangi ke telinganya, namun jarinya terasa sedikit dingin.

Saat menoleh ke belakang, dia melihat senyuman Wesley Yan, dia menarik tangannya berjalan ke arah lain, sedikit menundukkan kepalanya, dan berbisik: "Anak kecil, jadi bola lampu bisa tidak disukai orang loh."

Aurora mengangguk dan diam.

Seketika, pria itu tersenyum cerah dan menariknya ke depan sekelompok teman lamanya dengan ekspresi bangga: "Lihat, lihat, ini Aurora, yang terlihat cantik, dan masakannya sangat enak, cara berbicaranya juga sangat lucu, orangnya juga asyik, bagaimana menurut kalian? "

Semua orang tertawa: "Wesley Yan, Wesley Yan, apakah kamu tidak tersedak dengan mengucapkan begitu banyak kata."

Wesley Yan tersenyum sedikit dan berkata: "Sungguh tidak berbudaya kalian, apakah kalian mengerti arti dari pandai berbicara?"

"Hei, bukankah Aurora adalah saudara perempuan Calvin, mengapa bisa jadi bagian dari keluargamu?"

"Pret! Ini jelas-jelas anggota keluargaku!"

Dia menjelaskannya dengan singkat.

Aurora tiba-tiba berteriak, "Ah! Wesley Yan, berisik sekali!"

Wesley Yan tidak melanjutkan lagi dan berbalik dengan ekspresi minta maaf: "Aurora sedikit malu, biasanya anak ini sangat lembut dan baik. Jangan salah paham ya ... hey kamu, jangan terkekeh ... ya, ya, lagi tunjuk kamu, eh gendut, jangan getar lagi, semua lemakmu sedang bergetar. "

Semua orang serentak berkata: "Aurora ... sudah merepotkan dirimu!"

Aurora menjawab dengan lembut: "Tidak apa-apa, semua demi rakyat jelata."

Semua orang tertawa, anak ini benar-benar luar biasa.

Bocah yang dipanggil gendut itu tertawa terbahak-bahak: "Wesley Yan, aku belum pernah tertawa begitu bahagia sejak kamu berhenti dari sekolah tahun itu."

Suasana, tiba-tiba, menjadi sedikit dingin.

Berhenti dari sekolah? Siapa? Wesley Yan?

Aurora bingung dan memandang semua orang, semua orang sepertinya teringat akan sesuatu, dan ekspresinya mulai berubah.

Tapi Wesley Yan tersenyum, "Apakah kalian masih ingat dengan gadis cantik di kelas sebelah? Saat itu dia sangat tergila-gila padaku, namun tidak tahu bagaimana kabarnya saat ini?"

Semua orang bersorak ramai: "Ya, ya, sudah lama tidak bertemu dengannya, tidak tahu kabarnya seperti apa, Tuan Yan selalu saja memesona."

"sama-sama."

Wesley Yan hanya membasa-basi, setelah itu dia membawa Aurora pergi dari suasana kegirangan itu.

Setelah berjalan sampai pintu depan hotel, Calvin dan Wanda Lin sedang mendebatkan sesuatu.

“Calvin, jika kamu terus seperti ini, kamu akan terbebani oleh Wesley Yan, dan hidupmu akan sepenuhnya dihancurkan olehnya!” Kata-kata gadis itu sangat kejam dan juga keras sekali.

“Wanda Lin, kamu tidak mengerti Wesley, jangan bicara sembarangan.” Calvin menatapnya dengan dingin.

“Dia terlihat seperti bom waktu, yang sewaktu-waktu bisa meletus, nantinya dia akan melukai dirimu” Wanda Lin sedikit cemberut, dia menekan kata-katanya.

Wesley Yan berdiri tidak jauh dari mereka dan sedang berpikir keras.

Aurora merapatkan bibirnya kemudian berkata dengan lembut : "Ayo pulang."

“Apakah kamu tidak ingin mendengarkannya lagi?” Suara Wesley Yan terdengar seperti tidak nyata.

"Mendengarkan bisikan orang, sepertinya kurang gentle, iya bukan?" Aurora tertawa.

“Aurora, aku pernah berhenti sekolah sewaktu smp kelas tiga.” Wesley Yan memasukkan tangannya di saku dan melirik kedua orang yang masih fokus pada perselisihan yang tidak jauh darinya sambil berbicara.

Aurora mengangguk.

"Karena ... aku sakit dan aku harus merawat diri di rumah selama beberapa waktu, Wanda Lin pernah tidak sengaja melihat kondisi saat aku sedang sakit." Dia berkata dengan nada yang sangat rendah dan dingin.

“Oh begitu.” Aurora menunduk dan bayangan kedua orang itu terbentang sangat lama di bawah lampu jalan.

"Lalu, kata dokter, penyakit ini akan kambuh lagi."

“Lalu?” Aurora mengangkat kepalanya sedikit.

“Lalu, habis ceritanya.” Wesley Yan menghela nafas.

"Oh," Dia mengangguk, dia teringat pada kakek Yan yang sepertinya mengkhawatirkan sesuatu sebelum pergi, lalu dia mulai berpikir dan mengerutkan kening sebentar kemudian melonggarkannya lagi.

“Aurora, aku tahu, apa yang ingin dikatakan Wanda Lin kepadamu hari ini.” Di bawah lampu jalan, pejalan kaki tidak banyak, dia menatap pada kejauhan dan teringat sesuatu.

“Apa?” Aurora tertawa, sebenarnya, dia tidak ingin tahu banyak.

"Wesley Yan adalah permen yang dibaluti racun, semakin manis permen tersebut menandakan permen tersebut semakin beracun." Ucap Wesley Yan dengan suara yang sangat tenang.

Novel Terkait

Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu