Ten Years - Bab 13 Kejujuran yang Dekat Namun Jauh

"Dimana ada perempuan cantik?!" Wesley mencari kesana kemari di atas kapal. Wajahnya cemberut, tangannya menggenggam erat sudut pakaian Aurora, memutuskan dia akan membencinya sampai ke ujung dunia, dia tidak akan mengampuni delapan generasi keluarga Wen meskipun dia menjadi seorang hantu.

Aurora menatapi mata besar Wesley yang penuh dengan kedinginan, dia menyentuh hidungnya.

Dia tidak bersalah.

Di kapal memang ada banyak 'perempuan cantik', hanya saja bukan perempuan cantik sebenarnya, namun adalah sejenis ikan berwarna hitam, ikan itu kecil dan gemuk, terlihat sangat jelek, tapi rasanya sangat enak, oleh karena itu diberi nama panggilan 'perempuan cantik' oleh para nelayan, jadi, Aurora tidak bisa dibilang berbohong.

Tapi, ketika Wesley melihat 'perempuan cantik' yang ada di atas meja makan, dia seperti terong yang dipukul, mulutnya tertutup, memelototi Aurora dengan mata besarnya yang cantik.

"Adik kecil, ayo beri kakakmu coba ikan, hasil tangkapanku yang paling baru, sangat segar." yang berbicara adalah seorang nelayan tua, dia sedang merokok sambil duduk di samping, berkata dengan ramah.

"Kakek, aku tahu." Aurora tertawa dan mengangguk, kemudian dia mengulangi kata-kata kakek tua itu untuk Wesley.

Wesley melihat ember yang dipenuhi dengan ikan hitam kecil, dia menusuk-nusuk dengan sumpit, ekspresinya jelek dan nafsu makannya kurang. Dia baru saja mabuk laut, setelah muntah-muntah, lambungnya terasa sangat tidak enak.

Aurora menghela nafas, bertanya kepada kakek tua: "Kakek, apakah kamu punya daun mint?" Aurora tahu, nelayan mempunyai kebiasaan memetik daun mint dan mengemutnya di mulut, agar mereka tetap segar.

Kakek tua itu berjalan ke arah kepala kapal, membawa sebuah toples kecil dan menyerahkannya kepada Wesley sambil tertawa.

Wesley membuka tutup toples, aroma mint yang segar dan manis tercium oleh hidungnya, di dalam toples adalah buah beri berwarna merah tua, terlihat sangat menggoda.

"Bayberry." Aurora menaikkan alisnya.

"Sudah direndam dengan daun mint, beri beberapa untuk kakakmu, maka dia akan membaik." Kakek tua berkata dengan logat yang pekat, kemudian dia menghisap rokoknya, ujung rokok pun menyala dan kemudian padam kembali.

Wesley mengunyah beberapa bayberry, awalnya merasa rasanya sangat aneh, pedas dan asam, sama sekali tidak manis, tapi setelah makan beberapa, dia merasa meskipun rasanya tidak cukup, tapi unik, rasa tidak enak di lambungnya juga perlahan-lahan menghilang.

Aurora tersenyum, dia mengambil sepotong ikan, dan memilih tulangnya keluar, kemudian menaruhnya di mangkuk Wesley.

Wesley di rumah selalu menikmati pelayanan bak keluarga kerajaan, Petugas Lee selalu menyiapkan semuanya untuknya, dia tidak pernah mengkhawatirkan masalah makan.

Saat ini Aurora mengambilkan ikan untuknya, bahkan membantunya menyingkirkan tulang ikan, karena kebiasaan, Wesley pun langsung makan, namun tidak merasa ada yang tidak pantas; Sedangkan Aurora, tidak berpikir begitu banyak, dia melakukannya hanya karena ingin, sama sekali tidak sadar bahwa perbuatan ini sangat penuh dengan kasih sayang dan kemesraan.

Ketika mereka berdua menganggap hal ini adalah hal biasa, maka hal ini memang bukanlah masalah besar. Selesai makan, mengelap mulut, kamu jadi Wesley, aku jadi Aurora, tidak berhubungan sama sekali.

Ikan hitam kecil ini dimasak dengan air danau dan cabai merah, seratus persen natural, rasanya juga sangat wangi dan lembut. Wesley makan dengan puas, ketidaksenangan di matanya juga perlahan-lahan menghilang, dia keringatan karena pedas, flunya juga membaik.

Langit semangin gelap, di permukaan danau terpantul cahaya bulan, bersinar terang dan melambai.

Nelayan tua itu membereskan kasur untuk mereka berdua, Wesley dan Aurora duduk di kepala kapal, sedikit tidak sadar melihat pemandangan gunung dan air ini.

Musim dingin di bagian selatan tidak sedingin bagian utara, hanya terasa sedikit sejuk. Angin bertiup lembut, ombak berjalan mengikuti satu arah, bergulung membentuk bulatan, satu persatu, ditemani dengan lewatnya waktu, dengan cara yang asal dan juga hangat, namun membuat orang tenggelam dan tidak bisa bangun.

Kaki panjang Wesley melipat, pose duduknya nyaman dan terlihat sedikit kekanakan.

Saat ini, sudut bibirnya membentuk senyuman.

Dia bersenandung satu bait nada.

Aurora tidak pernah mendengar melodi ini, melodi ini terdengar sedikit malas, namun terasa kenyamanan, sangat cocok dengan Wesley.

Tapi, kagetnya, melodi ini lumayan bagus.

Kemudian, tiba-tiba, Aurora baru sadar, melodi ini adalah melodi lagu ternama G.L, [Kerelaan]

Cinta pada dasarnya adalah sebuah kerelaan.

Liriknya ditulis dengan sangat bagus, Wesley asal bersenandung, tidak cocok dengan situasi sekarang, namun kebetulan, cocok dengan situasi Aurora di beberapa tahun kemudian.

Wesley berdiri dan berbalik ke kabin, ketika di keluar, dia memeluk papan gambar dan lampu minyak.

"Kamu mau menggambar?" Aurora memiringkan kepalanya dan bertanya.

Wesley mengangguk, rambut hitamnya tertiup angin, menunjukkan keningnya yang bersih.

"Gambar apa?" Aurora tertawa.

Wesley menunjuk ke arah gunung hijau yang dikelilingi danau. Dia duduk di papan kapal, membengkokkan lututnya dan menaruh papan lukisan di kakinya, di samping tangan putih, terletak sekotak cat minyak.

Aurora membantu mencari sebuah piring hitam dari kabin kapal. Wesley menyuci piring itu dengan air danau, kemudian seperti pesulap, dibawah sinar lampu yang berwarna kuning gelap, dia mengambil beberapa botol cat, dengan tangannya mencampur warna biru kehijauan.

Dia mengambil kuas, ekspresinya bukanlah ekspresi asal seperti biasa, namun ekspresi serius dan fokus, seluruh fokusnya tertuju pada papan lukisan di depannya. Dia memegang kuas di antara jari telunjuk dan jari tengahnya, dan dengan ringan mengukur posisi kuas, bibirnya mengerucut, dan tidak ada emosi di mata hitamnya.membuatnya tampak dingin dan serius.

Ketika Aurora melihat Wesley mencetak danau dan gunung dengan perlahan ke atas kertas putih, selain merasa kaget, dia juga merasa terharu.

Alam telah membuat begitu banyak keindahan, namun keindahan seperti ini selalu diabaikan oleh kedinginan, bertahan disini dengan penuh kesepian. Orang-orang mungkin melihatnya dengan penuh pujian dan kekaguman, namun keindahan ini tidak berdaya melawan pertumbuhan, membiarkan keinginan dan nafsu menyiksa jiwa.

Tapi ketika Aurora melihat kelanjutan dari keindahan ini------hanya sebuah kertas lukisan yang tipis, seluruh waktunya di dalam kesepian hanyalah sekilas, seluruh keinginannya terhadap keindahan ini berhenti seluruhnya, yang membuatnya kaget adalah keahlian Wesley, namun terharu adalah karena pemandangan di depannya ini telah menemukan melodi yang cocok.

Aurora tersenyum pahit.

Ketika Wesley kembali sadar, sudah subuh, muncul kabut tipis di permukaan danau.

Dia menggerakkan jarinya dengan ringan, ingin bangun namun merasa tubuhnya sangat berat.

Selapis selimut, dua lapis selimut, kemudian......satu orang.

Wesley menaikkan alisnya, bermaksud mendorong perempuan itu, namun menyadari tangan perempuan itu menggenggam erat tangan kirinya, seketika, Wesley terdiam di tempat.

Dia mengerutkan kening, setelah lewat beberapa saat, kerutan di keningnya pun menghilang, dia tersenyum dan dengan ringan mendorong tangan perempuan itu, dengan hati-hati turun dari kasur.

Wesley meregangkan tubuhnya, merasa dia tidur dengan sangat nyenyak, sayangnya, tubuhnya terasa lengket oleh keringat.

Wesley dengan jijik mencium bajunya, hidungnya sangat ingin menjauh 8 meter dari tubuhnya, namun sayangnya tidak mungkin, kaki panjangnya pun melangkah keluar dari kabin kapal, dia berteriak ke arah kepala kapal: "Aaaaaaahhh, aku ingin ke darat, tuan muda ini ingin mandi!"

Nelayan tua yang memakai topi jerami pun tertawa, melambaikan tangannya ke arah Wesley.

Aurora juga tertawa. Dia tadi sudah bangun, namun takut Wesley merasa canggung, dia pun pura-pura tertidur.

Tapi, saat ini, dia benar-benar ngantuk.

Novel Terkait

Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu