Ten Years - Bab 16 Menjelang Tahun Baru Imlek (1)
Ketika Aurora berdiri di depan gerbang rumah keluarga Wen, dia merasa sedikit gelisah, Memikir kembali rencana perjalanan selama beberapa hari terakhir, memang sedikit keterlaluan.
“Kenapa kamu tidak masuk?” Wesley Yan mengulurkan tangannya dari sarung tangan yang tebal lalu menekan bel pintu.
Aurora mundur selangkah dengan hati-hati, menahan keinginan untuk melarikan diri.
Bibi Zhang yang membuka pintu.
“Kebetulan sekali, aku baru saja berbicara dengan Ibu Aurora Wen barusan apa hari ini mau masak untuk kalian juga, eh kalian malah sudah kembali,” bibi Zhang berkata sambil tersenyum, menoleh kembali ke ruang tamu.
"Semua orang tahu, kita ..." Aurora bertanya dengan lembut.
"Kan bukan melarikan diri dari rumah. Aku sudah bilang sama Kakek Wen sebelum pergi." Wesley Yan tidak bersemangat, dan berjalan menuju pintu masuk dengan kakinya yang panjang. Tiba tiba dia berhenti dan bertanya kepada bibi Zhang," Bibi Zhang, apa keluarga saya sudah datang juga? "
Bibi Zhang mengangguk dan mengambil tangan Aurora sambil tersenyum dan berkata, "Tentu saja, setiap tahun punya Imlek kan keluarga kita selalu merayakannya bersama. kebiasaan yang sudah lama ini, mana bisa diubah?"
Aurora menghela nafas, tadinya dia berpikir memang untuk melarikan diri dari rumah, tetapi sayangnya ada yang bocorin. Kalau begitu, Wesley Yan Xi sduah sadar dari awal pemikirannya ini, tapi hanya malas untuk membicarakannya.
Auroran digandeng oleh Bibi Zhang, dengan sedikit kesal mengganti sandal. Dia tadinya berpikir bahwa ketika dia kembali, akan ada polisi di rumah yang sedang mencari cara untuk menemukannya, kakek akan mendesah, ibu akan sedih, Calvin akan mengerutkan alisnya yang indah karena khawatir atas keselamatannya, dan Zoey akan menangis, dan hasilnya ...
Oh, dia sangat kecewa ...
“Apa yang kamu sedang pikirkan?” Wesley Yan memandangnya sambil tersenyum.
Aurora tersipu.
Di ruang tamu, suasana sangatlah ramai. Kakek Wen dan Kakek Yan sedang bermain catur, dan pion sudah berjatuhan di sebelah mereka, melihat mereka yang baru pulang hanya menyapa dengan buru-buru lalu melanjutkan perang catur mereka lagi. Ibu dan Paman Li sedang membuat dumpling di dapur. Paman Li melihat Wesley Yan, saking senangnya dia tidak bisa menutup mulutnya. Dia mengambil dua potong iga yang sedang dimasak dari panci, lalu satu di di suapkan ke mulut Wesley Yan Xi, dan satu lagi untuk Aurora.
Ibu Aurora Wen menanyakan tentang perjalanan Aurora dan setelah mengetahui bahwa dia kembali ke desa Wushui, dia tidak mengatakan apa-apa. ketika berbicara dengan Wesley Yan, dia terlihat jauh lebih lebih dekat, memegang tangan Wesley Yan dan bertanya tanpa berhenti.
Aurora melihat sekeliling, tetapi tidak melihat Calvin dan Zoey. Dia pergi dan jalan ke depan pintu Calvin, pintunya tertutup rapat, Aurora ragu-ragu sejenak, tetapi masih mendorong pintu masuk.
Calvin sedang duduk di depan meja, membaca buku yang tebal. Dia berbalik dan melihat Aurora, ekspresinya sedikit cemberut, kemudian dia berkata dengan tidak nyaman: "sudah kembali? Apakah perjalanannya lancar?"
Aurora mengangguk, awkward. Dia berjalan di depan Calvin, dengan lembut menundukkan kepalanya, melirik buku yang sedang dibacanya itu, dan bertanya kepadanya sambil tersenyum, "Apa yang sedang kamu lihat?"
Calvin sedikit cemberut, tapi nadanya lembut dan sopan: "bukan apa-apa, hanya iseng saja."
Keduanya membeku di sana, tidak tahu harus berkata apa untuk meringankan suasana yang awkward itu.
“Aku membawa kue gula putih kembali,” Aurora dengan pelan-pelan mengeluarkan kantong kertas dari sakunya. Sebelum dia kembali, dia sengaja membelikannya untuk Calvin, berpikir bahwa Calvin akan suka apa yang Wesley Yan suka makan.
Calvin Wen terkejut dan menatap kue itu.
Aurora menatap telapak tangannya, ekpresi wajahnya mulai tidak baik. Kue gula putih sudah di dalam kantong seharian, dan digencet menjadi bentuk yang tidak karuan, dan minyaknya sudah merembes keluar, tampang sudah tidak terlihat enak.
"Mungkin, masih bisa dimakan ..." Suara Aurora menjadi semakin kecil dan rendah, dan kepalanya tertunduk.
Calvin mengerutkan kening, raut wajahnya tidak bagus, tapi dia masih sabar: "Sudah hampir waktunya makan siang. Sebaiknya kamu simpan dulu kueya."
Aurora menarik kembali tangannya, tangannya penuh minyak, lengket, dan sangat tidak nyaman. Dia memiliki keinginan untuk membuang kue gula putihnya, mencuci tangannya, dan berpura-pura tidak ada apapun yang terjadi.
"Aurora Wen, kamu benar-benar tidak baik." Tawa ringan terdengar di ruangan. "masih untung aku tidak tidur tadi malam untuk menemanimu di hari ulang tahunmu, tetapi kamu malah memberikan kue gula putih ke orang lain."
Itu Wesley Yan. Dia bersandar di kusen pintu dan mencibir.
Wajah Aurora pun menjadi semakin awkward.
Ha ha ... ketahuan.
“bawa kesini.” Wesley Yan menggerakan jari telunjuknya dengan malas.
"sudah tidak bisa ... dimakan," Aurora memeluk kue gula putih dengan malu.
Sepasang tangan yang putih ramping dan proporsional terulur dan mengambilnya. Menggunakan kedua tangan, dia membuka kantong kertas dengan cepat, dan benda seperti kue kempes yang kusut muncul
Aurora menjadi semakin malu.
Wesley Yan merobek sepotong, berjalan ke depan Calvin, dan berbicara dengan sedikit agresif: "Buka mulutmu."
Calvin terkejut, tetapi dia masih membuka mulutnya dengan patuh, dia yang sudah biasa dibully Wesley Yan, dan tidak memiliki kesadaran untuk melawan.
"Diam dan kunyah."
Calvin memaksa dirinya untuk tetap tenang dan mengunyah dengan pipinya yang tegang.
Wesley Yan Xi mengelap minyak di tangannya di jaket Calvin, dan memerintahkan: "Satu, dua, tiga, telan. Bagaimana? tidak ada racunnya kan?" Yan Xi mencibir dan meletakkan tangannya di sakunya, melihat Calvin, tatapannya sangatlah dingin.
Calvin dengan tegang tidak berbicara apa-apa.
“dasar bocah, tidak tahu sopan.” Wesley Yan meredakan ekspresinya yang dingin, menghela nafas, dan memegang pundaknya dan berkata dengan nada seperti anak kecil:"Kue gula putih kan enak!"
Aurora merasa bersalah, mengangkat tangannya dengan lemah, menghisap hidungnya, dan berkata dengan malu: "Wesley Yan, aku, ada menyimpan sepotong untuk diam-diam makan sendiri. Apakah kamu mau?"
Calvin tidak bisa menahan untuk tidak tertawa, memandangnya dengan tatapan lembut bagai cahaya matahari di pagi musim dingin, melelehkan kedinginan
Aurora juga tertawa.
Wesley Yan memutar bola matanya.
Semua orang di Keluarga Wen seperti anak-anak.
Semennjak Aurora pulang dia belum melihat Zoey, dan baru tahu dari Bibi Zhang bahwa setelah Zoey sembuh, dia dibujuk oleh Kakek Yan untuk kembali ke tempat tinggal asalnya.
Kenapa Kakek Yan? ... Aurora sedikit bingung.
Tapi Tidak heran kelakuan Calvin begitu tadi saat melihatnya kembali.
Tahun 1999 adalah Tahun Baru Imlek pertama yang Aurora rayakan dengan keluarga Wen.
Malam Tahun Baru Imlek adalah waktu memasang couplet, orang-orang dewasa sibuk bermain mahjong, memasak, dan menonton TV, jadi meminta mereka yang menempelkannya.
Wesley Yan terlalu malas untuk bergerak, dia sendiri tidak cukup tinggi, jadi pekerjaan itu jatuh pada Calvin.
“kerendahan, terlalu rendah.” Wesley Yan membuka mulutnya dan Calvin merentangkan tangannya lebih tinggi lagi.
"ketinggian, terlalu tinggi," Wesley Yan menyipitkan matanya, dan Calvin menurunkan lengannya.
“miring,miring, ke kiri sedikit,” Calvin pun bersandar ke kiri.
"Ah! Kenapa kamu begitu bodoh, terlalu kiri!" Wesley Yan menyipit dengan kesal.
Aurora sudah lama memperhatikan mereka, sudah menahan lama, dan akhirnya berkata: "Wesley Yan, kamu sendiri yang berdiri menyamping. Jadi dari awalnya, Calvin, itu benar."
Kalau Berdiri miring, ya tampaknya juga terlihat miring.
Calvin memandang Wesley Yan dengan kesal.
Novel Terkait
My Perfect Lady
AliciaLove In Sunset
ElinaMendadak Kaya Raya
Tirta ArdaniIstri kontrakku
RasudinThe Sixth Sense
AlexanderHabis Cerai Nikah Lagi
GibranTen Years×
- Pendahuluan
- Bab 1 Sebaskom air yang disiramkan
- Bab 2 Ibu
- Bab 3 EVE sebelumnya dipanggil Evan Xin
- Bab 4 Sebuah bom yang bernama Zoey
- Bab 5 Pria idaman
- Bab 6 Burung Bernama Nasi Tim
- Bab 7 Tuan Muda Yan Ketika Gagah (1)
- Bab 7 Tuan Muda Yan Ketika Gagah (2)
- Bab 7 Tuan Muda Yan Ketika Gagah (3)
- Bab 8 Yang Lainnya Juga Adalah Satu
- Bab 9 Bola Voli Terlempar Kemari
- Bab 10 Kata-kata yang menyakitkan (1)
- Bab 10 Kata-kata yang menyakitkan (2)
- Bab 10 Kata-kata yang menyakitkan (3)
- Bab 11 Aku Bukan Siapa-Siapa
- Bab 11 Aku Bukan Siapa-Siapa (2)
- Bab 12 Orang yang Tidak Bersedia Jadi Budak (1)
- Bab 12 Orang yang Tidak Bersedia Jadi Budak (2)
- Bab 13 Kejujuran yang Dekat Namun Jauh
- Bab 13 Kejujuran yang Dekat Namun Jauh (2)
- Bab 14 Siapa yang lupa akan gadis keluarga Yun (1)
- Bab 14 Siapa yang lupa akan gadis keluarga Yun (2)
- Bab 14 Siapa yang lupa akan gadis keluarga Yun (3)
- Bab 15 Waktu bersama Wesley Yan dan Aurora Wen (1)
- Bab 15 Waktu bersama Wesley Yan dan Aurora Wen (2)
- Bab 15 Waktu bersama Wesley Yan dan Aurora Wen (3)
- Bab 16 Menjelang Tahun Baru Imlek (1)
- Bab 16 Menjelang Tahun Baru Imlek (2)
- Bab 17 Perkelahian
- Bab 17 Perkelahian (2)
- Bab 17 Perkelahian (3)
- Bab 18 Siapa yang Dimarahi (1)
- Bab 18 Siapa yang Dimarahi (2)
- Bab 19 Kamu Sangat Baik (1)
- Bab 19 Kamu Sangat Baik (2)
- Bab 20 Bukan Sebuah Lelucon (1)
- Bab 20 Bukan Sebuah Lelucon (2)
- Bab 21 Berkeliaran Sendirian (1)
- Bab 21 Berkeliaran Sendirian (2)
- Bab 22 Ada Gadis Cantik Bernama Rosie (1)
- Bab 22 Ada Gadis Cantik Bernama Rosie ( 2)
- Bab 22 Ada Gadis Cantik Bernama Rosie ( 3)
- Bab 23 Susu dan Arak (1)
- Bab 23 Susu dan Arak (2)
- Bab 24 Siapa yang Akan Terlebih Dahulu Mendapatkan Wanita Cantik itu? (Bagian 1)
- Bab 24 Siapa yang Akan Terlebih Dahulu Mendapatkan Wanita Cantik itu? (Bagian 2)
- Bab 25 Joe Kecil yang Bahagia dan Polos (1)
- Bab 25 Joe Kecil yang Bahagia dan Polos (2)
- Bab 26 Masa lalu mengubah masa kini (1)
- Bab 26 Masa lalu mengubah masa kini (2)
- Bab 27 Memainkan sinetron (1)
- Bab 27 Memainkan sinetron (2)
- Bab 28 Teman masa kecil yang saling mempercayai (1)
- Bab 28 Teman masa kecil yang saling mempercayai (2)
- Bab 29 Orang yang berjodoh (1)
- Bab 29 Orang yang berjodoh (2)
- Bab 30 Kegenitan remaja (1)
- Bab 30 Kegenitan remaja (2)
- Bab 31 Tidak Ada Keberuntungan Tidak Panjang Umur Benar-Benar Tampan (1)
- Bab 31 Tidak Ada Keberuntungan Tidak Panjang Umur Benar-Benar Tampan (2)
- Bab 31 Tidak Ada Keberuntungan Tidak Panjang Umur Benar-Benar Tampan (3)
- Bab 32 Selamanya Tidak Melakukan Perbuatan Yang Melukai Perasaan (1)
- Bab 32 Selamanya Tidak Melakukan Perbuatan Yang Melukai Perasaan (2)
- Bab 32 Selamanya Tidak Melakukan Perbuatan Yang Melukai Perasaan (3)
- Bab 33 Tidak Lebih Baik Dari Vampir Dulu (1)
- Bab 33 Tidak Lebih Baik Dari Vampir Dulu (2)
- Bab 33 Tidak Lebih Baik Dari Vampir Dulu (3)
- Bab 34 Aku Mulai Permulaianmu (1)
- Bab 34 Aku Mulai Permulaianmu (2)
- Bab 34 Aku Mulai Permulaianmu (3)
- Bab 35 Ucapan Selamat Ulang Tahun di balik lensa kamera (1)
- Bab 35 Ucapan Selamat Ulang Tahun di balik lensa kamera (2)
- Bab 35 Ucapan Selamat Ulang Tahun di balik lensa kamera (3)
- Bab 36 Momen setelah hujan (1)
- Bab 36 Momen setelah hujan (2)
- Bab 37 Seluruh dunia mengetahuinya (1)
- Bab 37 Seluruh dunia mengetahuinya (2)
- Bab 37 Seluruh dunia mengetahuinya (3)
- Bab 38 Perbedaan Cerita di Atas dan di Bawah Panggung (1)
- Bab 38 Perbedaan Cerita di Atas dan di Bawah Panggung (2)
- Bab 38 Perbedaan Cerita di Atas dan di Bawah Panggung (3)
- Bab 39 Grinch juga Sangat Penting (1)
- Bab 39 Grinch juga Sangat Penting (2)
- Bab 40 Kepalsuan di Balik Topeng (1)
- Bab 40 Kepalsuan di Balik Topeng (2)