Ten Years - Bab 15 Waktu bersama Wesley Yan dan Aurora Wen (3)
“Apa yang kamu lakukan?” Aurora bertanya-tanya.
"Berterima kasih kepadanya atas makanan yang begitu lezat darinya."
Aurora menghisap hidungnya dan mengingatkannya dengan ramah: "Tahu itu, dibuat oleh, Paman Sangzi."
“Makanya, aku menulis nama papan untuknya !” wesley Yan memutar matanya.
“Tapi, kamu tidak, bayar!” kata Aurora.
"Saya telah menulis papan nama untuknya untuk menyatakan rasa terima kasih saya. Meja yang penuh makanan itu, kalau bukan saya yang makan, masih ada orang lain yang aka memakannya! Bukannya saya tidak membayar, dia yang tidak membiarkan saya .. saya benar-benar susah. Sulit menjadi orang, menjadi orang baik bahkan lebih sulit! "
Aurora terkekeh, mengerutkan bibir, dan tersenyum kecil.
“Oke, aku juga juga berdoa.” Aurora juga membungkuk, tangannya dilipat dengan hati-hati: Yah, sumur ah sumur, aku tidak minta terlalu banyak, semoa dunia damai, dan anak-anak Asia, Afrika dan Amerika Latin bisa makan kue gula putih.
Wesley Yan tinggal di keluarga Yun selama beberapa hari lagi, dan itu sudah akhir tahun imlek. Sebelum dia pergi, dia sudah memberi tahu kakeknya bahwa dia pasti akan pulang untuk Tahun Baru Imlek.
Karena itu, pada tanggal dua puluh tujuh kalender Imlek, Wesley Yan meminta untuk pulang.
"Tidak bisakah kamu tinggal selama satu hari lagi? Hanya satu hari." Aurora sedikit kecewa, sampai aksen desa Wushuimy juga keluar.
“Aurora, jangan bodoh!” Sebelum menunggu Wesley Yan menjawab, Ayah Aurora Yun memarahi dan menyela pikiran Aurora.
Aurora menutup mulutnya dan melirik Ibu Aurora Yun dengan sedih. Ibu Aurora Yun menepuk tangannya, dan tidak mengatakan apa-apa, kembali ke kamar untuk membantunya berkemas. Dia mengikuti ibunya ke kamar, dan ketika dia keluar, dia menundukan kepala dan terdiam.
Wesley Yan tidak tahu harus berkata apa, hanya menatapnya dan membiarkan dia mengucapkan selamat tinggal kepada orang tua angkatnya.
Meskipun kedua orang tua angkatnya ini sangat menyayangi Aurora Wen, tapi mereka tetap saja bukan orang tua kandungnya; rumah ini, tempat ini, betapapun hangatnya, tetap saja bukan tempatnya.
Sangatlah sesutau menyesalkan.
Sebelum pergi, Ibu Aurora Yun memanggil Wesley Yan dan mengatakan sesuatu.
Aurora melihatnya dari jauh, tetapi dia tidak sanggup melihat ibunya lagi, setelah mengucapkan selamat tinggal kepada ayahnya, dia pun berjalan keluar dari rumah.
Ketika Wesley Yan keluar, dia menatapnya beberapa kali, dan dia berkata dengan tak berdaya: "memang masih seorang gadis." Merasa sedih dan diam untuk hal-hal yang dianggap sepele di mata anak laki-laki.
Aurora tidak tahu apa yang dikatakan ibunya kepadanya, tetapi tidak akan salah kalau tidak berbicara, jadi dia hanya mengikuti dari belakangnya dengan diam.
Dia melihatnya seperti petualang, dengan tas ransel besar, postur belakangnya yang samar-samar terlihat mapan.
Sudah sore ketika sampai di Stasiun kota S. Mereka mengantri lama sebelum akhirnya mereka membeli tiket untuk jam enam sore punya.
“Kamu duduk di sini menungguku.” Wesley Yan menyerahkan tiketnya, berbalik dan berjalan keluar dari ruang tunggu.
Ekspresi Aurora sedikit terpana, dan ditambah lagi suasana hatinya tidak baik. Setelah Wesley Yan pergi, dia duduk di kursi melamun.
Ketika sada kembali dari pikirannya dan melihat jam, waktu sudah menunjukkan 5:15.
Wesley Yan masih belum kembali.
Dia berdiri dan berjalan bolak-balik di antara kerumunan, berjalan di sekitar kursi. Meskipun sudah hampir waktunya untuk inspeksi tiket, dia bukan mondar-mandir karena khawatir. Udara di ruang tunggu tidak membuatnya nyaman, jadi dia berjalan di sekitar, mencoba menghilangkan masalah dari pikiriannya.
Apa yang dilihat Wesley Yan ketika dia kembali persis pemandangan ini: gadis itu mengerutkan kening dan menundukkan kepalanya, terus berjalan, melakukan sesuatu yang tidak berguna.
Wesley Yan adalah orang yang malas, dan merasa tidak dapat dipercaya dengan apa yang diliatnya ini. Dia berjalan mendekat dan terbatuk sedikit.
Aurora mengangkat kepalanya, hal pertama yang dia perhatikan adalah tas ransel di bahunya, yang sepertinya makin membesar. Aurora menduga bahwa dia mungkin membeli beberapa produk lokal.
Seperti langkah-langkah ketika mereka datang: periksa tiket, naik bus, dan cari tempat duduk.
Namun, Aurora sudah tidak sesenang seperti saat mereka baru datang, bersandaran di kursi, menguap, dan melihat waktu, sudah jam sembilan, dan suasana malam di luar jendela semakin menggelap.
“Aku mengantuk.” Dia menatap Wesley Yan dengan tatapan yang mengantuk.
kata "Mengantuk" orang Cina sama dengan "selamat malam" orang Barat.
"Tidak," Wesley Yan berkata dengan datar.
Aurora menguap, menggosok matanya, dan bertanya, "Kenapa?"
Wesley Yan mengangkat alisnya dan mengetuk jarinya dengan lembut di atas meja kecil: "Bagaimana saya tahu!"
"Oh."
Hei, itu tidak benar, mengapa tidak membiarkanku tidur! Aurora berpikir dengan linglung, dan kesadarannya mulai hilang. Dia merasa seperti bayi yang bersandar di ibunya, hangat dan tenang.
Dunia yang putih, dunia yang murni.
Tiba-tiba, dunia berputar dengan cepat, membuatnya pusing. Ketika dia membuka matanya lagi, dia melihat sepasang mata yang mengagetkan.
“Sudah Bangun?” Remaja itu melepaskan tangannya dan berhenti menggoyangnya.
Aurora memandang ke luar jendela dengan tidak acuh, diluar masih gelap, dan langit belum cerah. Dia menatap Wesley Yan, mengendus hidungnya, dan merasa sedih.
Wesley Yan dengan tampang yang terlihat kasian itu berkata: "Aurora Wen, meskipun aku tidak tahu mengapa kamu memilih untuk lahir di hari ini ..."
Remaja itu berhenti berbicara, mencari barang dari dalam tasnya, lalu mengeluarkan kue ulang tahun kecil yang lucu, memegangnya di tangannya, dan tersenyum, "Namun, mau tidak mau, selamat ulang tahun."
Novel Terkait
Si Menantu Dokter
Hendy ZhangMore Than Words
HannyCinta Dibawah Sinar Rembulan
Denny AriantoHalf a Heart
Romansa UniverseMy Greget Husband
Dio ZhengTen Years×
- Pendahuluan
- Bab 1 Sebaskom air yang disiramkan
- Bab 2 Ibu
- Bab 3 EVE sebelumnya dipanggil Evan Xin
- Bab 4 Sebuah bom yang bernama Zoey
- Bab 5 Pria idaman
- Bab 6 Burung Bernama Nasi Tim
- Bab 7 Tuan Muda Yan Ketika Gagah (1)
- Bab 7 Tuan Muda Yan Ketika Gagah (2)
- Bab 7 Tuan Muda Yan Ketika Gagah (3)
- Bab 8 Yang Lainnya Juga Adalah Satu
- Bab 9 Bola Voli Terlempar Kemari
- Bab 10 Kata-kata yang menyakitkan (1)
- Bab 10 Kata-kata yang menyakitkan (2)
- Bab 10 Kata-kata yang menyakitkan (3)
- Bab 11 Aku Bukan Siapa-Siapa
- Bab 11 Aku Bukan Siapa-Siapa (2)
- Bab 12 Orang yang Tidak Bersedia Jadi Budak (1)
- Bab 12 Orang yang Tidak Bersedia Jadi Budak (2)
- Bab 13 Kejujuran yang Dekat Namun Jauh
- Bab 13 Kejujuran yang Dekat Namun Jauh (2)
- Bab 14 Siapa yang lupa akan gadis keluarga Yun (1)
- Bab 14 Siapa yang lupa akan gadis keluarga Yun (2)
- Bab 14 Siapa yang lupa akan gadis keluarga Yun (3)
- Bab 15 Waktu bersama Wesley Yan dan Aurora Wen (1)
- Bab 15 Waktu bersama Wesley Yan dan Aurora Wen (2)
- Bab 15 Waktu bersama Wesley Yan dan Aurora Wen (3)
- Bab 16 Menjelang Tahun Baru Imlek (1)
- Bab 16 Menjelang Tahun Baru Imlek (2)
- Bab 17 Perkelahian
- Bab 17 Perkelahian (2)
- Bab 17 Perkelahian (3)
- Bab 18 Siapa yang Dimarahi (1)
- Bab 18 Siapa yang Dimarahi (2)
- Bab 19 Kamu Sangat Baik (1)
- Bab 19 Kamu Sangat Baik (2)
- Bab 20 Bukan Sebuah Lelucon (1)
- Bab 20 Bukan Sebuah Lelucon (2)
- Bab 21 Berkeliaran Sendirian (1)
- Bab 21 Berkeliaran Sendirian (2)
- Bab 22 Ada Gadis Cantik Bernama Rosie (1)
- Bab 22 Ada Gadis Cantik Bernama Rosie ( 2)
- Bab 22 Ada Gadis Cantik Bernama Rosie ( 3)
- Bab 23 Susu dan Arak (1)
- Bab 23 Susu dan Arak (2)
- Bab 24 Siapa yang Akan Terlebih Dahulu Mendapatkan Wanita Cantik itu? (Bagian 1)
- Bab 24 Siapa yang Akan Terlebih Dahulu Mendapatkan Wanita Cantik itu? (Bagian 2)
- Bab 25 Joe Kecil yang Bahagia dan Polos (1)
- Bab 25 Joe Kecil yang Bahagia dan Polos (2)
- Bab 26 Masa lalu mengubah masa kini (1)
- Bab 26 Masa lalu mengubah masa kini (2)
- Bab 27 Memainkan sinetron (1)
- Bab 27 Memainkan sinetron (2)
- Bab 28 Teman masa kecil yang saling mempercayai (1)
- Bab 28 Teman masa kecil yang saling mempercayai (2)
- Bab 29 Orang yang berjodoh (1)
- Bab 29 Orang yang berjodoh (2)
- Bab 30 Kegenitan remaja (1)
- Bab 30 Kegenitan remaja (2)
- Bab 31 Tidak Ada Keberuntungan Tidak Panjang Umur Benar-Benar Tampan (1)
- Bab 31 Tidak Ada Keberuntungan Tidak Panjang Umur Benar-Benar Tampan (2)
- Bab 31 Tidak Ada Keberuntungan Tidak Panjang Umur Benar-Benar Tampan (3)
- Bab 32 Selamanya Tidak Melakukan Perbuatan Yang Melukai Perasaan (1)
- Bab 32 Selamanya Tidak Melakukan Perbuatan Yang Melukai Perasaan (2)
- Bab 32 Selamanya Tidak Melakukan Perbuatan Yang Melukai Perasaan (3)
- Bab 33 Tidak Lebih Baik Dari Vampir Dulu (1)
- Bab 33 Tidak Lebih Baik Dari Vampir Dulu (2)
- Bab 33 Tidak Lebih Baik Dari Vampir Dulu (3)
- Bab 34 Aku Mulai Permulaianmu (1)
- Bab 34 Aku Mulai Permulaianmu (2)
- Bab 34 Aku Mulai Permulaianmu (3)
- Bab 35 Ucapan Selamat Ulang Tahun di balik lensa kamera (1)
- Bab 35 Ucapan Selamat Ulang Tahun di balik lensa kamera (2)
- Bab 35 Ucapan Selamat Ulang Tahun di balik lensa kamera (3)
- Bab 36 Momen setelah hujan (1)
- Bab 36 Momen setelah hujan (2)
- Bab 37 Seluruh dunia mengetahuinya (1)
- Bab 37 Seluruh dunia mengetahuinya (2)
- Bab 37 Seluruh dunia mengetahuinya (3)
- Bab 38 Perbedaan Cerita di Atas dan di Bawah Panggung (1)
- Bab 38 Perbedaan Cerita di Atas dan di Bawah Panggung (2)
- Bab 38 Perbedaan Cerita di Atas dan di Bawah Panggung (3)
- Bab 39 Grinch juga Sangat Penting (1)
- Bab 39 Grinch juga Sangat Penting (2)
- Bab 40 Kepalsuan di Balik Topeng (1)
- Bab 40 Kepalsuan di Balik Topeng (2)