Ten Years - Bab 22 Ada Gadis Cantik Bernama Rosie ( 3)
Lalu dia pun berpikir jika memang tidak menikah, dia ingin seperti orang zaman dahulu yang memanfaatkan kuas dan tinta untuk menghasilkan uang. Tetapi sejak melihat tulisan Wesley Yan, pemikirannya itu sudah menghilang tanpa jejak.
Sekarang ini Rosemary Chen jauh lebih tinggi dari dia, benar-benar mengesalkan.
Evan Xin merasa tersinggung, sambil melototi Calvin berkata, "aku baru berumur 17 tahun, aku masih dalam proses pertumbuhan!"
"Rosemary Chen baru saja berumur 15 tahun, menurut kamu apakah dia akan bertambah tinggi atau tidak?" Calvin menatapnya.
"Dia baru berumur 15 tahun?" Aurora terkejut.
"Iya, Rosemary Chen masih muda, tetapi dia sudah mendapatkan penghargaan internasional dalam permainan biola." Calvin mengalihkan pembicaraan,
Wesley Yan sudah berjalan sangat jauh, tubuhnya terlihat sangat indah dan hangat di bawah sinar matahari terbenam.
Mata Evan Xin berbinar-binar setelah mendengar perkataan Calvin, dia langsung menarik Calvin dan tidak berhenti bertanya.
Aurora hanya mengangguk-anggukan kepalanya dan melihat kedepan lalu tanpa disadari dia berjalan ke arah Wesley Yan.
"Aurora Wen, besok makan iga bakar ya. Aku sangat ingin memakan iga bakar." Remaja itu tidak menoleh, tetapi dia menguap.
"Baik."
Hehe.
Aurora merasa dirinya seperti mengenal Evan Xin dari awal kembali.
Evan Xin yang biasanya suka berteriak ternyata sudah belajar merendahkan suaranya...........
Evan Xin yang tidak pernah merapikan rambutnya, yang selalu membiarkan rambutnya berantakan ditiup angin, sudah bisa menggunakan pomade untuk merapikan rambutnya........
Evan Xin yang biasanya memakan tulang iga hingga tulangnya juga tidak tersisa satu pun, sekarang sudah bisa memakan dengan gigit-gigitan kecil, ketika sedang minum sup, dia sudah bisa menggunakan sapu tangan untuk menyeka mulutnya.........
Evan Xin yang tidak pernah menyukai kelas musik, biasanya begitu bertemu guru musik, dia akan bersembunyi di balik pintu dan mengeluarkan air liurnya, ternyata dia ikut bernyanyi Yellow River Cantata.........
"Heh, jika kamu bernyanyi kembali, percaya tidak aku akan membunuhmu!" Wesley Yan memukul Evan Xin dengan kotak makan berwana merah muda kesayangannya.
"Aw.........! Sakit! Wesley Yan kamu jangan mengira aku tidak berani membalasnya........Aurora kamu jangan tertawa kembali di sana, bantu aku menghalangi, menghalangi.........."
"Oh."
Aurora mengangguk-anggukan kepalanya dan mengeluarkan satu potong tulang iga dari dalam kotak makannya dan memperlihatkannya di depan Wesley Yan.
Remaja itu menghentikan aksinya, mengigit tulang iga tersebut. Ketika dia menoleh kembali, Evan Xin sudah kabur.
"Saudaraku, terima kasih banyak!" Evan Xin mengucapkan terima kasih kepada Aurora dengan berlinangan air mata.
"Pahlawan, Anda terlalu sungkan!" Aurora menjawab kembali.
Baru saja Wesley Yan memuntahkan tulang-tulang iga dan ingin membuka suara, Aurora kembali menyodorkan sepotong tulang iga ke mulutnya.
Satu kotak makan yang berisi tulang iga sudah masuk ke dalam perutnya, Wesley Yan merasa malu. Dia menyipitkan matanya menatap Evan Xin.
"Heh, kamu jangan mengatakan aku tidak memberimu kesempatan untuk mempertahankan harga dirimu di depan siapa itu. Awas, coba saja jika kedepannya kamu berani meracuni telingaku kembali!"
"Ketika kamu menyanyi saja aku tidak menghinamu......." Evan Xin mengadahkan kepalanya.
"Suara nyanyian aku sangat merdu, apa yang perlu kamu hina!" Wesley Yan melototinya dengan ekspresi tidak percaya.
Keringat Aurora bercucuran. Dia teringat kejadian ketika Wesley Yan menyanyikan lagu nasional dengan nada yang sangat sumbang.
Apakah orang-orang yang tinggal di Kota J begitu tidak tahu malu? Ini membuatnya yang setengah darah Kota J pun merasa malu.
"Suara Wesley Yan sangat merdu ketika bernyanyi?" Mary menoleh dan tersenyum melihat mereka berkata, "kualitas suara Eve juga lumayan bagus, hanya kurang latihan saja."
Wesley Yan menganggukan kepalanya dan ekspresinya terlihat santai.
"Hehe." Evan Xin tersipu malu dan bersembunyi di belakang Wesley Yan.
Wesley Yan menamparnya berkata, "sialan, mengapa kamu tersipu malu! Apakah kamu seorang laki-laki?"
Evan Xin melihat ke arah Weslay Yan dengan sedih.
"Itu, dalam tubuh Eve terdapat banyak sel-sel musik. Waktu masih taman kanak-kanak, kami membuat sebuah grup band dan dia menjadi vokalis! Rosie yang cantik, bukannya Anda mempelajari musik? Apakah kamu bisa berinteraksi lebih banyak dengan Eve? Siapa tahu akan menghasilkan seorang 'Michael Jackson', Bagaimana menurut Anda?"
Wesley Yan dengan merinding melihat ke arah Mary.
Mary tertegun sejenak lalu menganggukan kepalanya dan tersenyum.
Benar-benar cantik.
Evan Xin diam-diam menatap Mary dan wajahnya semakin memerah.
Mary melihat ke arah Evan Xin, dia merasa tertarik melihat remaja ini sedang mempelajari pose anak gadis dan membuat dia tersenyum semakin dalam yang membuatnya sangat mempesona.
"Wesley Yan, aku mendengar dari Calvin bahwa permainan piano kamu sangat hebat. Jika ada waktu luang bisakah berkolaborasi dengan biola aku?" Mary mengeluarkan jempolnya.
Aurora menyadarinya, biasanya ketika Mary sedang berpikir akan sesuatu, dia pasti akan membuat sebuah gerakan kecil.
"Heh, kita bahas di lain waktu saja jika kesempatan itu datang." Wesley Yan mengubur kepalanya di dalam kedua lengannya dan menjawab dengan malas.
Mary berbalik dengan acuh tak acuh.
Sekilas, Aurora merasa bahwa dia melihat penghinaan di matanya. Dia kembali melihat ke arah Wesley Yan, melihat rambut hitam tipis remaja itu, dengan wajah tenang dia tersenyum dan pergi.
Penghinaan ini sangat berbeda dengan yang sudah pernah terjadi. Perbedannya bagaikan api dan air, bagaikan langit dan tanah.
Wesley Yan adalah Wesley Yan, ketika dia bicara pasti tidak akan kekurangan kata-kata dinginnya.
Tetapi dia ini cukup berdiri di sini saja dan tidak marah, itu sudah lebih dari cukup.
Novel Terkait
Si Menantu Dokter
Hendy ZhangMy Superhero
JessiCinta Tapi Diam-Diam
RossieAwesome Husband
EdisonLove and Trouble
Mimi XuDon't say goodbye
Dessy PutriPenyucian Pernikahan
Glen ValoraTen Years×
- Pendahuluan
- Bab 1 Sebaskom air yang disiramkan
- Bab 2 Ibu
- Bab 3 EVE sebelumnya dipanggil Evan Xin
- Bab 4 Sebuah bom yang bernama Zoey
- Bab 5 Pria idaman
- Bab 6 Burung Bernama Nasi Tim
- Bab 7 Tuan Muda Yan Ketika Gagah (1)
- Bab 7 Tuan Muda Yan Ketika Gagah (2)
- Bab 7 Tuan Muda Yan Ketika Gagah (3)
- Bab 8 Yang Lainnya Juga Adalah Satu
- Bab 9 Bola Voli Terlempar Kemari
- Bab 10 Kata-kata yang menyakitkan (1)
- Bab 10 Kata-kata yang menyakitkan (2)
- Bab 10 Kata-kata yang menyakitkan (3)
- Bab 11 Aku Bukan Siapa-Siapa
- Bab 11 Aku Bukan Siapa-Siapa (2)
- Bab 12 Orang yang Tidak Bersedia Jadi Budak (1)
- Bab 12 Orang yang Tidak Bersedia Jadi Budak (2)
- Bab 13 Kejujuran yang Dekat Namun Jauh
- Bab 13 Kejujuran yang Dekat Namun Jauh (2)
- Bab 14 Siapa yang lupa akan gadis keluarga Yun (1)
- Bab 14 Siapa yang lupa akan gadis keluarga Yun (2)
- Bab 14 Siapa yang lupa akan gadis keluarga Yun (3)
- Bab 15 Waktu bersama Wesley Yan dan Aurora Wen (1)
- Bab 15 Waktu bersama Wesley Yan dan Aurora Wen (2)
- Bab 15 Waktu bersama Wesley Yan dan Aurora Wen (3)
- Bab 16 Menjelang Tahun Baru Imlek (1)
- Bab 16 Menjelang Tahun Baru Imlek (2)
- Bab 17 Perkelahian
- Bab 17 Perkelahian (2)
- Bab 17 Perkelahian (3)
- Bab 18 Siapa yang Dimarahi (1)
- Bab 18 Siapa yang Dimarahi (2)
- Bab 19 Kamu Sangat Baik (1)
- Bab 19 Kamu Sangat Baik (2)
- Bab 20 Bukan Sebuah Lelucon (1)
- Bab 20 Bukan Sebuah Lelucon (2)
- Bab 21 Berkeliaran Sendirian (1)
- Bab 21 Berkeliaran Sendirian (2)
- Bab 22 Ada Gadis Cantik Bernama Rosie (1)
- Bab 22 Ada Gadis Cantik Bernama Rosie ( 2)
- Bab 22 Ada Gadis Cantik Bernama Rosie ( 3)
- Bab 23 Susu dan Arak (1)
- Bab 23 Susu dan Arak (2)
- Bab 24 Siapa yang Akan Terlebih Dahulu Mendapatkan Wanita Cantik itu? (Bagian 1)
- Bab 24 Siapa yang Akan Terlebih Dahulu Mendapatkan Wanita Cantik itu? (Bagian 2)
- Bab 25 Joe Kecil yang Bahagia dan Polos (1)
- Bab 25 Joe Kecil yang Bahagia dan Polos (2)
- Bab 26 Masa lalu mengubah masa kini (1)
- Bab 26 Masa lalu mengubah masa kini (2)
- Bab 27 Memainkan sinetron (1)
- Bab 27 Memainkan sinetron (2)
- Bab 28 Teman masa kecil yang saling mempercayai (1)
- Bab 28 Teman masa kecil yang saling mempercayai (2)
- Bab 29 Orang yang berjodoh (1)
- Bab 29 Orang yang berjodoh (2)
- Bab 30 Kegenitan remaja (1)
- Bab 30 Kegenitan remaja (2)
- Bab 31 Tidak Ada Keberuntungan Tidak Panjang Umur Benar-Benar Tampan (1)
- Bab 31 Tidak Ada Keberuntungan Tidak Panjang Umur Benar-Benar Tampan (2)
- Bab 31 Tidak Ada Keberuntungan Tidak Panjang Umur Benar-Benar Tampan (3)
- Bab 32 Selamanya Tidak Melakukan Perbuatan Yang Melukai Perasaan (1)
- Bab 32 Selamanya Tidak Melakukan Perbuatan Yang Melukai Perasaan (2)
- Bab 32 Selamanya Tidak Melakukan Perbuatan Yang Melukai Perasaan (3)
- Bab 33 Tidak Lebih Baik Dari Vampir Dulu (1)
- Bab 33 Tidak Lebih Baik Dari Vampir Dulu (2)
- Bab 33 Tidak Lebih Baik Dari Vampir Dulu (3)
- Bab 34 Aku Mulai Permulaianmu (1)
- Bab 34 Aku Mulai Permulaianmu (2)
- Bab 34 Aku Mulai Permulaianmu (3)
- Bab 35 Ucapan Selamat Ulang Tahun di balik lensa kamera (1)
- Bab 35 Ucapan Selamat Ulang Tahun di balik lensa kamera (2)
- Bab 35 Ucapan Selamat Ulang Tahun di balik lensa kamera (3)
- Bab 36 Momen setelah hujan (1)
- Bab 36 Momen setelah hujan (2)
- Bab 37 Seluruh dunia mengetahuinya (1)
- Bab 37 Seluruh dunia mengetahuinya (2)
- Bab 37 Seluruh dunia mengetahuinya (3)
- Bab 38 Perbedaan Cerita di Atas dan di Bawah Panggung (1)
- Bab 38 Perbedaan Cerita di Atas dan di Bawah Panggung (2)
- Bab 38 Perbedaan Cerita di Atas dan di Bawah Panggung (3)
- Bab 39 Grinch juga Sangat Penting (1)
- Bab 39 Grinch juga Sangat Penting (2)
- Bab 40 Kepalsuan di Balik Topeng (1)
- Bab 40 Kepalsuan di Balik Topeng (2)