Ten Years - Bab 37 Seluruh dunia mengetahuinya (2)

Aurora menyeringai dan menarik lengan baju Wesley Yan dengan wajah yang datar: "Kamu duduk diam disini selama lima menit, aku akan memberimu daging iga nanti."

“Oke.” Wesley Yan tersenyum memperlihatkan sepasang mata besarnya, dia duduk diam sembari tersenyum memamerkan giginya.

Mary menggigil: "Astaga, apakah ini masih Bocah Yan yang aku kenal?"

Calvin tersenyum: "Apakah kamu masih belum terbiasa? Wesley dapat menari heboh ketika dia sedang tergila-gila, namun ketika dia sedang diam, dia bisa juga seperti anak bayi yang sangat taat."

Zoey mendengus: "Aku sudah mengenal Kak Wesley Yan selama enam belas atau bahkan tujuh belas tahun saja belum terbiasa dengannya, apalagi Mary, jika langsung terbiasa maka bisa dikatakan tidak normal."

Evan Xin mengangguk setuju.

Wesley Yan sedikit canggung menatap Zoey, sama sekali tidak ada tanda-tanda marah, hanya tersenyum paksa.

Semua orang membawa banyak makanan, duduk di bawah pohon rindang dan dipenuhi dengan bayangan pohon. Evan Xin dan Mary beradu mulut, mereka seperti bumbu yang bisa membahagiakan suasana saat acara makan berlangsung.

Sedikit terlambat ketika mereka tiba di puncak gunung, setelah selesai makan, matahari sudah terbenam di bagian barat dan tergantung di atas Gunung Ming kemudian perlahan-lahan turun ke bawah dan menunggu munculnya kehangatan yang bisa membuat kita tidur nyenyak.

"Carilah sedikit kayu." Calvin mengangkat kepalanya dan menatap ke atas langit.

Enam orang, dibagi menjadi tiga kelompok, Evan Xin, Mary, Wesley Yan, Zoey, Calvin, Aurora.

Aurora melirik Calvin sekilas, meskipun terasa aneh pada pembagian kelompok tersebut, namun dia hanya diam mengikutinya ke arah timur.

Gunung Ming pernah hujan beberapa hari yang lalu, ranting pohon terjatuh memenuhi lantai tanah, setelah menginjaknya terasa sangat lunak dan nyaman, tetapi sebagian besar rantingnya masih basah sehingga sulit untuk mengambilnya.

"Aurora, coba lihat ke depan," Calvin teringat sesuatu dan menunjuk ke arah depan sambil tersenyum.

"Apa?" Aurora tertegun, melihat dengan hati-hati, "Oh, sungai ya?"

Saat daun berjatuhan, terdengar suara aliran sungai yang lembut.

Calvin mengangguk: "Dua tahun yang lalu Wesley Yan yang menemukan sungai tersebut saat perjalanan perpisahan dengan teman-teman SMP nya."

Aurora menggosok daun kering yang jatuh di atas kayu kering, dia menyipitkan matanya dan tersenyum: "Saat itu dia sudah pulang?"

“Hmm?” Mata Calvin sedikit terbelalak, alisnya sedikit berkerut karena sedang kebingungan.

"Dia berhenti sekolah."

"Oh, itu ... Benar ... Wesley Yan sudah pulang." Calvin tersenyum, menundukkan kepalanya, ujung jari kanannya perlahan menyentuh bagian dadanya.

Mereka terdiam, setelah mengambilnya, semua orang sudah kembali berkumpul.

Yang diambil oleh Evan dan Mary sebagian besar dapat digunakan. Namun yang diambil Wesley Yan dan Zoey berkebalikan yaitu sebagian besar tidak dapat digunakan.

"Sudah diduga." Calvin tersenyum pada mereka, "Jadi, dengan mengelompokkan mereka berdua menjadi satu kelompok adalah pilihan yang tepat sehingga tidak akan menimbulkan masalah."

Satunya mencibir, satunya meremehkan, kelihatannya sangat mirip.

Rata-rata orang yang terlahir dengan latar belakang orang kaya akan memiliki sikap manja dengan tidak mahir melakukan apa pun.

Aurora memikirkannya dan tertawa.

Langit semakin gelap, bulan bersinar terang, terdengar suara daun berguncang akibat angin kencang.

Setelah mendapatkan batu api, Aurora mengurus semuanya. Ketika dia masih kecil, dia sering menginap di atas gunung dengan ayahnya sehingga sudah terbiasa dengan semuanya ini.

Aurora meminta semua orang untuk mematahkan kayu kering dan menumpuknya menjadi satu, setelah mengambil batu api dan menggosoknya beberapa kali kemudian meletakkannya pada tumpukan kayu. Percikan api muncul dalam sekejap sehingga menerangi puncak gunung dan wajah-wajah anak muda yang berada disana.

Evan Xin dan Wesley Yan bersorak ria, keduanya berpegangan tangan berteriak-teriak dan mulai menari tarian hula.

Bergerak, tangan gurita.

Mengayun, bergerak, tangan gurita.

Mengayun, mulutnya mengikuti suara Tarzan.

Sisanya, garis hitam.

Sial, sangat berantakan.

“Aku berani bertaruh bahwa Tarzan tidak sehebat anak perempuanku.” Wesley Yan membuka tangannya dan tersenyum dengan sedikit sombong.

"Bukan kamu! Ayo, penonton di bawah sedang menanti, terus lanjutkan!" Evan Xin memamerkan giginya dengan senyuman cerah, menarik Wesley Yan melanjutkan tariannya.

Calvin dan Zoey tertawa.

Aurora tidak punya pilihan selain menyembunyikan wajahnya.

“Seperti sepasang autis!” Rosemary Chen cemberut, tetapi senyuman di matanya penuh kehangatan.

Kedua orang itu sudah selesai bermain, semua orang duduk di sekitar api unggun dan duduk melingkar, Evan Xin bersemangat: "Hehe, mari kita bercerita kisah hantu di bawah suasana yang baik seperti ini."

Calvin dan Rosemary Chen adalah orang yang berani, meskipun Zoey agak lemah dan sering sakit sejak kecil, namun kepribadiannya tidak lemah, jadi semua orang mengangguk dan setuju.

Aurora juga tidak berkomentar, hanya menoleh melihat Wesley Yan sepertinya tidak bisa menerimanya karena tubuhnya terasa kaku.

"Kak Wesley Yan, biasanya takut pada hantu." Zoey tertawa.

Wesley Yan sangat marah: "Siapa bilang aku takut!"

"Jika begitu aku akan memulainya!" Evan Xin tertawa, "Hari ini aku akan menceritakan sesuatu yang benar-benar terjadi di Gunung Ming."

Gemetaran, tubuh Wesley Yan terus bergetar, bergetar, dan tidak berhenti ...

"Tiga tahun lalu, ada sekelompok siswa seperti kita datang berkemah di Gunung Ming, kemudian mereka kembali keesokan harinya dan naik bus, seorang gadis dengan rambut kepang sangat panjang terperangkap di pintu mobil ketika dia naik bus, kemudian mobilnya mulai jalan ... "

“Lalu?” Wesley Yan menyeka keringat dingin di kepalanya.

Evan Xin sengaja menakuti Wesley Yan dan menurunkan nada bicaranya: "Lalu, gadis dengan rambut kepang panjang diseret mati oleh bus tersebut."

Wesley Yan takut sehingga kepalnya dipenuhi keringat.

Aurora mengerutkan kening, dia merasa cerita itu tidak asing baginya ...

Semua orang sangat serius mendengarkannya dengan napas yang tertahan.

"Setelah beberapa tahun, terdapat sekelompok siswa yang tidak takut ketika mendengar bahwa Gunung Ming ada hantu yang berambut kepang panjang, sehingga saat acara perpisahan, mereka melakukan perjalanan ke Gunung Ming untuk menemukan hantu tersebut. Salah satu dari mereka yang bahkan sangat berani tanpa ditemani seorang pun mulai mencari sendiri, terakhir dia juga tidak menemukannya ... "Evan berbicara intonasi lebih kuat, saat bercerita pada sisi yang sedikit menakutkan, dia sengaja menguatkan suaranya dan menciptakan efek suara.

Wesley Yan bingung menatap Evan Xin, keringatnya bercucuran.

Aurora tersenyum, dia mengaitkan jari kelingkingnya pada jari kelingking Wesley Yan, memberi isyarat jangan berbicara, kemudian membungkuk dengan hati-hati.

Perhatian semua orang tertuju pada Evan, tidak ada yang memperhatikan Aurora.

"Kemudian seseorang menepuk bahu siswa tersebut dari belakang, dia seketika merinding, terdengar suara di belakangnya ..." Evan Xin sangat bersemangat.

“Apakah kamu mencari aku?” Terdengar suara yang sangat pelan.

Novel Terkait

Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
3 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
3 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
3 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
4 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu