Ten Years - Bab 10 Kata-kata yang menyakitkan (3)
Bagaimana jika Calvin tidak berada di gereja Sudong?
Bagaimana jika Calvin tidak pulang bersamanya?
Bagaimana jika Calvin bersama dengan Zoey dan merasa canggung ketika melihatnya?
Aurora terus menopang pohon, dan akhirnya menemukan rambu jalanan, hingga setelah dia tiba di Sudong, seluruh tubuhnya sudah basah dengan keringat dan salju, rasanya lengket dan tidak enak.
Gereja Sudong, desainnya sangatlah menarik, bersih dan menghangatkan, sama seperti rasanya Aurora melihat nenek dari foto, namun gereja ini sudah hampir tidak diurus, bagaimanapun juga ini juga sedikit jauh dari kota, dan tidak sebesar gereja lain juga.
Lampu di gereja terus menyala, oh, bukan lampu, berkedip-kedip, sepertinya adalah lilin.
Aurora ingin masuk kedalam, namun dia mendengar suara yang familiar, itu adalah Calvin.
Aurora tersenyum, dia lega.
"Zoey, apakah menurutmu nenek bisa mendengar perkataaan kita?"
nada bicaranya terdengar sangatlah mempercayai lawan bicaranya itu.
"Bisa, arwah nenek berada disini, dia terus melihat kita."
suaranya terdengar hangat dan nyaman.
apakah itu Zoey?
Tangan Aurora yang ingin mendorong pintu ditarik kembali, jika masuk saat ini sungguh terlalu tiba-tiba, biarkan mereka berbincang dulu saja.
"iya, ketika hidup, nenek paling menyukai tempat ini, Silent Night setiap tahunnya, dia pasti akan membawa kita kesini."
Lelaki muda itu tersenyum.
Aurora merasa sedikit menyayangkan, dia juga ingin melihat nenek, di Wushui, anak-anak memanggil nenek dengan sebutan Nek, entah apakah nenek akan tidak senang jika dipanggil begitu?
Kakek memberitahunya bahwa asal nenek memang dari Wushui.
Aurora tersenyum, tatapannya menjadi semakin lembut, jika dia juga punya nenek yang menyayanginya akan bagus sekali, dia pasti akan menjadi seorang cucu yang berbakti, dia akan memijit untuk neneknya, mencuci kakinya, membuatkan masakan enak untuknya.
Oh iya, buat masakan dari Wushui, nenek pasti akan sangat senang, nenek mungkin juga akan membuatkan gantungan jimat yang cantik untuknya, akan tersenyum bijaksana kepadanya, akan memukul orang jahat menggunakan sapu ketika ada yang membully dirinya, akan menceritakan dongeng dan legenda yang sangat kuno.....hahaha
"Kakak, jika nenek masih hidup, apakah dia juga akan tidak menginginkan aku?" suara gadis didalam gereja terdengar sedikit sedih.
Hmm, jika nenek masih hidup, apakah dia akan senang akan kedatangan dirinya?
Suara lelaki itu sedikit gemetaran dia berkata, "Tidak akan, tidak ada orang yang tidak menginginkanmu! Nenek paling menyayangimu, apakah kamu lupa? Dulu jika aku bertengkar denganmu, nenek terus saja berpihak padamu, benar kan?"
"Tapi dulu kakek juga sangatlah menyayangiku, tapi sekarang dia juga tetap tidak menginginkanku."
Calvin melanjutkan, "Zoey, sebelum meninggal, nenek pernah memberitahuku bahwa dia sama seperti kakek, dia tahu faktanya, dia tahu bahwa kamu bukanlah cucu kandungnya, disaat kita masih sangatlah kecil, dia pernah meneliti mengenai dimana Aurora berada, namun dia tidak menjemputnya pulang, bahkan hingga setelah meninggal juga tidak bertemu dengannya sekalipun juga, bukankah begitu?"
"Dor" Aurora merasa ada sesuatu yang meledak didadanya, dimalam yang sedingin ini, luka yang sesakit ini.......
Aurora perlahan terduduk dilantai yang penuh dengan salju, seluruh tubuhnya kedinginan.
Aurora, Aurora, dia terus saja memanggil namanya sendiri, matanya basah.
Sungguh tidak enak, sungguh tidak mengenakan dihati.
Mengapa, mengapa setiap orang tidak menginginkan dia?
Mengapa.....
Dia menjadi Aurora Yun dengan rajin, ketika dia dibilang adalah anak liar dia tidak bisa membantah, karena mereka tidak bersalah, perkataan mereka benar.
Dia berusaha menjadi Aurora Wen dengan rajin, dia terus di lupakan didendami oleh semua orang yang mencintai Zoey Wen, namun dirinya tidak bisa berbuat apa-apa, karena mereka benar, Aurora Wen merebut semuanya milik Zoey Wen.
Bagaimanapun juga, didunia ini ada Zoey duluan baru ada Aurora.
Dia tidak pernah begitu mendendami dirinya sendiri.
Mengapa harus ada?.....
Mengapa harus ada dengan terang-terangan begini?!
Dia punya kehidupan, dia dibesarkan, namun......tidak ada yang menginginkannya.
Mereka boleh menyukainya, boleh baik terhadapnya, namun selain dia, mereka selalu ada orang yang lebih suka, lebih ingin dibaik-baikan.
Demi orang-orang itu, dia dilempar kepojokan dengan seenaknya saja.
Begitu tidak diurus layaknya sampah, dibuang juga tidak akan diingat kah?......
"Aurora Wen?" Sebuah tangan yang dingin ditaruh dikepalanya, suaranya terlihat sedikit penuh suara hidung.
Aurora mengangkat kepalanya, dia melihat Wesley.
Lelaki itu mengenakan pakaian yang tebal, topi, sarung tangan, masker, syal, semuanya lengkap.
ketika Aurora melihatnya, dia sedikit canggung, dia menundukkan kepalanya dan menyamar ekspresinya.
"Calvin berada didalam?" Lelaki muda itu menunjuk kearah gereja.
Aurora menganggukkan kepalanya.
"oh." Lelaki muda itu sedikit menganggukkan kepalanya, topinya bergoyang, matanya yang besar itu terlihat lucu sekali.
"Ayo kita pergi." Suara Wesley terdengar lewat masker, sedikit tidak jelas.
"Kemana?" Aurora tercengang.
"Pulang." jawab lelaki muda itu dengan singkat, dia mengulurkan tangannya dan menarik Aurora dari lantai.
"Bagaimana dengan Calvin dan Zoey?" Kata Aurora.
"Aku telepon kakek Wen, nanti suruh supir untuk menjemput mereka, kamu ikut aku dulu saja." wesley meregangkan pinggangnya, dia meletakkan kedua tangannya dibelakang kepala.
Aurora menganggukkan kepalanya, dia berputar dan melihat kearah gereja, dia berkata, "Selamat tinggal Nek."
Wesley berkata, "Dia tidak bisa mendengarkannya."
"Mengapa?" Suara Aurora sangatlah terasa lemas.
Pamitan ini sudah menghabiskan seluruh tenaganya.
"Dia sudah tidak berada didunia ini lagi."
"Dia berada, disisi Tuhan?" Aurora mengangkat kepalanya dan melihat dengan tatapan buram.
Lelaki muda itu tersenyum dia berkata, "Jika Tuhan ada, maka dia pasti berada disisimu."
Aurora menatapinya dengan tercengang.
Lelaki muda itu tidak lagi berkata, dia berjalan diantara salju tampangnya tidak peduli dengan apapun.
Aurora melihat sosok belakangnya, disaat ini dia merasa bahwa lelaki muda ini bahkan lebih kesepian dari pada dirinya.
Wesley tiba-tiba berhenti, dia mengenakan pakaian yang sangat tebal, dia sedikit susah untuk melepaskan sarunga tangannya kepada Aurora, dan berkata, "Tuhan tidak pernah menolong orang, tapi manusia bisa menolong manusia. Sama seperti biasanya lelaki biasanya akan dengan normalnya terlihat baik."
Novel Terkait
My Charming Wife
Diana AndrikaLove at First Sight
Laura VanessaMbak, Kamu Sungguh Cantik
Tere LiyeYour Ignorance
YayaCinta Adalah Tidak Menyerah
ClarissaCantik Terlihat Jelek
SherinTen Years×
- Pendahuluan
- Bab 1 Sebaskom air yang disiramkan
- Bab 2 Ibu
- Bab 3 EVE sebelumnya dipanggil Evan Xin
- Bab 4 Sebuah bom yang bernama Zoey
- Bab 5 Pria idaman
- Bab 6 Burung Bernama Nasi Tim
- Bab 7 Tuan Muda Yan Ketika Gagah (1)
- Bab 7 Tuan Muda Yan Ketika Gagah (2)
- Bab 7 Tuan Muda Yan Ketika Gagah (3)
- Bab 8 Yang Lainnya Juga Adalah Satu
- Bab 9 Bola Voli Terlempar Kemari
- Bab 10 Kata-kata yang menyakitkan (1)
- Bab 10 Kata-kata yang menyakitkan (2)
- Bab 10 Kata-kata yang menyakitkan (3)
- Bab 11 Aku Bukan Siapa-Siapa
- Bab 11 Aku Bukan Siapa-Siapa (2)
- Bab 12 Orang yang Tidak Bersedia Jadi Budak (1)
- Bab 12 Orang yang Tidak Bersedia Jadi Budak (2)
- Bab 13 Kejujuran yang Dekat Namun Jauh
- Bab 13 Kejujuran yang Dekat Namun Jauh (2)
- Bab 14 Siapa yang lupa akan gadis keluarga Yun (1)
- Bab 14 Siapa yang lupa akan gadis keluarga Yun (2)
- Bab 14 Siapa yang lupa akan gadis keluarga Yun (3)
- Bab 15 Waktu bersama Wesley Yan dan Aurora Wen (1)
- Bab 15 Waktu bersama Wesley Yan dan Aurora Wen (2)
- Bab 15 Waktu bersama Wesley Yan dan Aurora Wen (3)
- Bab 16 Menjelang Tahun Baru Imlek (1)
- Bab 16 Menjelang Tahun Baru Imlek (2)
- Bab 17 Perkelahian
- Bab 17 Perkelahian (2)
- Bab 17 Perkelahian (3)
- Bab 18 Siapa yang Dimarahi (1)
- Bab 18 Siapa yang Dimarahi (2)
- Bab 19 Kamu Sangat Baik (1)
- Bab 19 Kamu Sangat Baik (2)
- Bab 20 Bukan Sebuah Lelucon (1)
- Bab 20 Bukan Sebuah Lelucon (2)
- Bab 21 Berkeliaran Sendirian (1)
- Bab 21 Berkeliaran Sendirian (2)
- Bab 22 Ada Gadis Cantik Bernama Rosie (1)
- Bab 22 Ada Gadis Cantik Bernama Rosie ( 2)
- Bab 22 Ada Gadis Cantik Bernama Rosie ( 3)
- Bab 23 Susu dan Arak (1)
- Bab 23 Susu dan Arak (2)
- Bab 24 Siapa yang Akan Terlebih Dahulu Mendapatkan Wanita Cantik itu? (Bagian 1)
- Bab 24 Siapa yang Akan Terlebih Dahulu Mendapatkan Wanita Cantik itu? (Bagian 2)
- Bab 25 Joe Kecil yang Bahagia dan Polos (1)
- Bab 25 Joe Kecil yang Bahagia dan Polos (2)
- Bab 26 Masa lalu mengubah masa kini (1)
- Bab 26 Masa lalu mengubah masa kini (2)
- Bab 27 Memainkan sinetron (1)
- Bab 27 Memainkan sinetron (2)
- Bab 28 Teman masa kecil yang saling mempercayai (1)
- Bab 28 Teman masa kecil yang saling mempercayai (2)
- Bab 29 Orang yang berjodoh (1)
- Bab 29 Orang yang berjodoh (2)
- Bab 30 Kegenitan remaja (1)
- Bab 30 Kegenitan remaja (2)
- Bab 31 Tidak Ada Keberuntungan Tidak Panjang Umur Benar-Benar Tampan (1)
- Bab 31 Tidak Ada Keberuntungan Tidak Panjang Umur Benar-Benar Tampan (2)
- Bab 31 Tidak Ada Keberuntungan Tidak Panjang Umur Benar-Benar Tampan (3)
- Bab 32 Selamanya Tidak Melakukan Perbuatan Yang Melukai Perasaan (1)
- Bab 32 Selamanya Tidak Melakukan Perbuatan Yang Melukai Perasaan (2)
- Bab 32 Selamanya Tidak Melakukan Perbuatan Yang Melukai Perasaan (3)
- Bab 33 Tidak Lebih Baik Dari Vampir Dulu (1)
- Bab 33 Tidak Lebih Baik Dari Vampir Dulu (2)
- Bab 33 Tidak Lebih Baik Dari Vampir Dulu (3)
- Bab 34 Aku Mulai Permulaianmu (1)
- Bab 34 Aku Mulai Permulaianmu (2)
- Bab 34 Aku Mulai Permulaianmu (3)
- Bab 35 Ucapan Selamat Ulang Tahun di balik lensa kamera (1)
- Bab 35 Ucapan Selamat Ulang Tahun di balik lensa kamera (2)
- Bab 35 Ucapan Selamat Ulang Tahun di balik lensa kamera (3)
- Bab 36 Momen setelah hujan (1)
- Bab 36 Momen setelah hujan (2)
- Bab 37 Seluruh dunia mengetahuinya (1)
- Bab 37 Seluruh dunia mengetahuinya (2)
- Bab 37 Seluruh dunia mengetahuinya (3)
- Bab 38 Perbedaan Cerita di Atas dan di Bawah Panggung (1)
- Bab 38 Perbedaan Cerita di Atas dan di Bawah Panggung (2)
- Bab 38 Perbedaan Cerita di Atas dan di Bawah Panggung (3)
- Bab 39 Grinch juga Sangat Penting (1)
- Bab 39 Grinch juga Sangat Penting (2)
- Bab 40 Kepalsuan di Balik Topeng (1)
- Bab 40 Kepalsuan di Balik Topeng (2)