Ten Years - Bab 35 Ucapan Selamat Ulang Tahun di balik lensa kamera (2)

“Bagaimana kamu bisa tahu?” Aurora mendengus.

“Dia memberitahuku sebelum kita mulai makan.” Wesley Yan pelan-pelan mengepalkan tangannya dan meletakkannya di samping bibirnya kemudian sedikit tersenyum.

Aurora menggosok-gosok dadanya sebentar, dia merasa sedikit tidak enak, suara remukan seperti terdengar dari dalam hatinya.

"Kenapa kamu memberitahuku?"

Wesley Yan berbalik dan berhenti, masih dengan mata jernih dan memandang kejauhan.

"Aku yang mengajarimu kata-kata kasar."

Aurora sedikit tertegun, beberapa waktu yang lalu, Rosemary Chen menceritakan kepada Wesley Yan mengenai kata-kata kasar yang dikatakan oleh Aurora.

"Jadi, hanya aku yang boleh memberitahumu hal-hal buruk tentangku."

tertawa.

Ini bukanlah hal-hal yang bisa dibanggakan, dia tidak harus mengatakan dengan begitu berat.

Aurora menggelengkan kepalanya, sedikit pasrah.

Pada bulan Juli, hari sudah sangat panas, dan serangga-serangga kecil mulai berterbangan kesana kemari, diikuti oleh suara jangkrik, seketika merasa sangat ramai.

Awalnya mereka rencana pulang dengan menggunakan taksi, tetapi ketika kedua orang itu mengeluarkan seluruh isi kantong mereka dan ternyata jumlahnya tidak melebihi dua puluh ribu.

Kedua orang tersebut memiliki kebiasaan tidak membawa lembaran uang jika tidak ada kepentingan saat berpergian.

Bagaimana ini?

Wesley Yan mengambil beberapa lembaran uang itu dan menujuk ke arah warung kecil yang masih menyalakan lampu tepat tidak jauh di depan mereka, sambil tertawa:"Ayuk, pergi makan mie."

Aurora bertanya-tanya: "Cukup kah?"

Wesley Yan mengulurkan satu jarinya: "Semangkuk cukup."

Aurora mengangguk, menunjukkan ekspresi "Sudah kuduga": "Kamu makan dan aku melihatnya, kan?"

Wesley Yan mengerurkan kening: "Pandanganku di hatimu seperti itu kah? Bagaimanapun aku adalah seorang pria!"

Aurora tertawa: "Oh? Kalau begitu, aku yang makan, kamu yang melihat dari samping."

Pria tersebut kehilangan ide: "Kita makan bersama."

Aurora merapatkan bibirnya dan tersenyum mengejek, "Tidak mau, kamu suka muncrat kalau makan ..."

Wesley Yan marah: "Kapan aku suka muncrat!"

Aurora mundur sedikit, ekspresinya menjadi sedikit berat: "Sekarang, kamu sebagai pusatnya, molekul-molekul air sedang menyebar ..."

Pria itu merajuk: "Aku seharusnya tidak mengajarimu berbahasa Mandarin, anak yang sudah mati, itu pembicaraan yang lancar!"

Aurora tidak mempedulikannya kemudian merentangkan tangannya: "Tidak ada hubungannya denganmu, semua ini aku yang belajar sendiri. Ya selain kata-kata kasar itu kamu tidak mengajarkanku yang lain......"

Wesley Yan menghempaskan tangannya dengan marah berkata: "Makan mie makan mie, aku sudah lapar!"

Orang yang memasak mie adalah adalah seorang gadis muda yang sepertinya hanya berusia 14 atau 15 tahun.

“Apakah pekerja ini adalah tenaga kerja di bawah umur?” Wesley Yan berbisik kepada Aurora.

"Pei! Tidak sopan ya kamu, kamu yang tenaga kerja di bawah umur, sekeluargamu tenaga kerja di bawah umur!" Gadis kecil merendahkannya.

Wesley Yan cemberut: "Apakah kamu telah berumur delapan belas tahun? Keluarkan Kartu Tanda Penduduk, Kartu Keluarga dan Surat Izin Usaha Perdaganganmu!"

"Kenapa aku harus mengeluarkan itu semua padamu, siapa kamu!"

"Kenapa aku harus memberitahumu, siapa juga dirimu!"

“Ada orang gila di tengah malam ini, apakah kamu sengaja datang untuk membuat keributan !!” Gadis kecil itu mulai emosi.

Aurora melangkah maju dan tersenyum: "Dek, mau semangkuk mie, jangan pakai ebi, daging renyahnya banyakan ya." Selesai berbicara, dia memelototi Wesley Yan.

Gadis ini masih muda, namun disaat bertengkar dengan orang terlihat seperti sangat dewasa.

Wesley Yan mengedipkan matanya lebar dan bersiul dengan polos.

Saat itu juga, gadis itu menatap tajam ke arah Wesley Yan, berbalik, dan mulai memasak mie. Beberapa saat kemudian, mie bercampur dengan bahan pelengkap dimasukkan kedalam panci dan dimasak dengan menggunakan sup tulang yang berada di sampingnya.

“Wangi sekali.” Beberapa saat kemudian, Aurora mencium aroma wangi menebar disekitarannya.

"Bukan aku sombong, mie yang kami masak adalah mie yang paling nikmat di sepanjang jalanan ini." Gadis kecil berbicara dengan bangga dan menghidangkan mie sampai ke depan Aurora.

"Benarkah, jika begitu aku harus mencobanya hari ini." Aurora tersenyum dan menyerahkan sendok dan sumpit kepada Wesley Yan.

Gadis kecil sangat pintar melihat kondisi, dia langsung menyodorkan sepasang sendok dan sumpit kepadaku, sebelum pergi dia juga tidak lupa mendengus kesal pada Wesley Yan.

“Dibenci orang kan?” Aurora mencibir.

Wesley Yan menggulung mie dengan sumpit dan meletakkannya ke sendok satu per satu, mie yang ada di dalam mangkuk terlihat mengkilap.

Dia memberikan sendok kepada Aurora dan berbicara dengan santai: "Gadis kecil ini mirip seperti Wanda Lin ketika masih kecil, sangat jutek."

Aurora tertegun sebentar lalu mengambil sendoknya dan memasukkan ke dalam mulutnya tanpa sadar, aroma mienya sangat wangi dan lezat.

Dia juga menundukkan kepalanya dan menyeruput mienya, cahaya redup menyinar wajahnya dari samping, membuat bayangan yang samar-samar, wajahnya terlihat tidak terlalu jelas..

Aurora tiba-tiba merasa adegan ini terasa akrab.

Oh, iya, ini adalah bayangan yang pertama kali dia lihat saat awal pertama bertemu dengan Wesley ketika makan sarapan di depan pelabuhan..

Hanya saja pada saat itu, dia memiliki rambut panjang yang menutupi lehernya, namun sekarang, rambutnya sudah di potong pendek dan tipis.

“Hei, sudah kena rambutmu lagi.” Aurora menghela nafas sambil mengeluarkan saputangannya, dan menyeka sup yang muncrat di poni Wesley Yan.

“Repot sekali punya rambut yang banyak.” Wesley Yan mengangkat poni nya ke atas dan menunjukkan dahinya yang mulus, sambil tersenyum, dia menjepit daging renyah di samping dan meletakkannya di bibir Aurora, “Makanlah.”

Aurora tertawa mengambil daging itu dengan hati-hati dengan sumpit lain sebelum memasukkannya ke dalam mulut.

"Hei, apakah sumpit aku beracun?"

"... Ada air liur."

"..."

Dalam beberapa hari terakhir, Wesley Yan sepertinya ingin mengatakan sesuatu tetapi tidak mengatakannya, terkesan seperti ekor yang menggantung

“Apakah kamu ingin membicarakan sesuatu?” Aurora berusaha bersikap tenang.

"Aurora ..." Wesley memanggil sambil tersenyum ceria.

“Bicaralah dengan baik!” Aurora merinding.

"Eh ... Aurora, kamu seharusnya tahu lusa adalah hari apa kan?" Serius sebentar.

“Lusa hari apa, tentu saja tahu, lusa adalah hari dimana harus kembali ke sekolah untuk mengambil transkrip nilai!” Kata Aurora.

"Apa? Mengapa aku tidak tahu bahwa aku harus mengambil transkrip nilai lusa nanti?" Wesley Yan kaget.

Aurora mengendus-endus hidungnya, "Aku ingat kamu sedang merobek kertas dan melipat kertas berbentuk pesawat terbang."

"Dunia ini sangat kejam padaku, mengapa membiarkan aku mengetahui hal-hal buruk seperti itu pada hari yang sangat berbahagia....." Wesley Yan hampir menangis.

"Hari yang berbahagia? Apakah kamu bertunangan atau menikah di hari itu?" Aurora mencondongkan tubuh dan bertanya dengan serius.

"Pret! Itu hari ulang tahunku!" Wesley Yan mengusap rambutnya dan menjawab dengan sedikit marah, " Sebagai putriku, kamu bahkan tidak tahu kapan hari ulang tahunku, sungguh membuat diriku sakit hati! "

"Oh, kalau begitu kamu sakitnya di ruang tamu saja ya, jangan ke dapur, bisa panas sekali" Aurora tersenyum ringan.

"Aurora! Putriku yang agung, Aurora dari keluarga Wen!"

"Prett!"

Menerima transkrip nilai, oh, dengar-dengar hari ini adalah hari ulang tahun seseorang, teman-teman sekelas di kelas berkumpul dalam sebuah kelompok dan bergumam: "Hei, menurut kalian, hari ini Wesley Yan terlihat murung, apakah karena tidak lulus ujian atau karena putus cinta, ayo kita bertaruh! cepat!" "

"Menurutku putus cinta, aku bertaruh satu mantou!"

"Tidak lulus ujian, aku bertaruh dengan satu bakpao!"

"Setumpuk permen karena putus cinta!"

"Dua Oreo karena tidak lulus ujian."

"Kalau begitu kami bertiga mempertaruhkan biskuit good times, pasti karena putus cinta. Apakah kalian tidak melihat pandangan yang berbeda antara Wesley Yan dan Rosie?"

Rosie mengenakan sepatu hak tinggi dan mencibir: "Aku mempertaruhkan empat es loli, jadi bandar, makan habis bagain kalian semua!"

"Dasar sekelompok orang yang lalai dan tidak berhati, apakah kalian tidak tahu hari ini adalah hari ulang tahun Bocah Yan (Wesley Yan), apakah dari kalian ada yang tidak memberinya hadiah....." Rosie sengaja menekan kata-kata "ada yang" dan melirik ke arah Aurora dengan sinis.

“Oh.” Semua orang mulai bubar, itu adalah hal diantara mereka yang berhubungan, sebaiknya menghindarinya!

“Aurora, apakah kamu benar tidak menyiapkannya?” Wesley Yan bertanya dengan sedikit marah.

"Oh, maaf, aku tidak sengaja melupakannya." Jawab Aurora lembut.

Evan Xin terkekeh di samping.

Novel Terkait

The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu