Ten Years - Bab 8 Yang Lainnya Juga Adalah Satu

Bulan dua belas, sudah ada penyaluran udara hangat, didalam rumah terasa hangat, sungguh berbeda dengan diluar rumah, sekali masuk kedalam rumah, Aurora langsung merasa tangannya hangat.

Dekorasi keluarga Yan mempunyai ciri khas yang menonjol di foto diatas dinding, satu demi satu bagaikan lukisan yang sangat jelas dan indah, namun anehnya, tokoh-tokoh diatas dinding itu seperti diberi jiwa baru, terus menerus menyebarkan rasa hangat dan juga .......dingin.

“Ini dipotret oleh Wesley." Calvin melihat Aurora terus menatapinya, dia lalu tersenyum dan ikut melihat karya-karya itu, tatapannya bersinar, "Wesley sangatlah berbakat, ketika sedang ada waktu, dia sering berlarian kesana kemari, menulis, memotret, semuanya unggul."

"Foto dipojok itu, dipotret ketika tahun lalu kami pergi main bersama." Calvin menunjuk kearah sebuah foto dipojok dan bertanya, "Kamu tebak, ini dipotret dimana?"

Aurora serius menatapi foto itu, semakin lihat dia semakin bingung, jelas bahwa itu berasap seperti diatas awan, namun malah ada beberapa batu disampingnya, bentuknya sangatlah aneh.

Aurora lalu mengelengkan kepalanya.

Wesley lalu menepuk Calvin dan pergi ke dapur.

"Ketika berada dipemandian air panas, dia memotret disana sambil jongkok." Calvin menatapi foto itu dan tersenyum, "Dia sering bisa terpikiran banyak hal yang aneh."

Aurora juga tertawa, dia menatapi foto-foto itu, dan mendekat, dia mengulurkan tangannya dan memegang asap, batu yang berada didalam foto, tatapannya tenang, namun terlihat sedikit menginginkan dan rasa iri.

"Lain kali bawa aku bersama kalian, boleh tidak?" Aurora menatapi Calvin dan berkata.

Ayahnya mengajarinya, mempunyai pengalaman yang banyak lebih bagus dari pada membaca buku yang banyak, ketika muda harus punya citacita, Aurora mengharapkan kehangatan, dia lebih mengharapkan berkelana lagi, dan ini adalah sebuah pemikiran yang keterlaluan, namun ini bukanlah masa perlawanan terhadap orang tua ketika remaja.

Baik menjadi Aurora yang dulu maupun sekarang, dia tetaplah menaati aturan, namun kebebasan adalah sifat dasar dari seorang anak muda, Aurora juga ingin sesekali pergi dan mengubah keadaan yang tidak berubah sama sekali.

Tentu saja, ketika melihat mata Calvin, Aurora mengerti bahwa ini menyulitkan Calvin.

"Baik." Terdengar suara yang tidak jelas dari belakang.

Aurora memutarkan badannya dan terlihat Wesley tengah berada disampingnya, dan tengah memegang sebuah mangkok putih, didalam mulutnya masih penuh dengan pangsit, alisnya tidak bisa terlihat jelas karena rambutnya menutupinya, namun bibirnya terlihat merah merona.

"Terima kasih." Tangan Aurora keringatan dingin, dia akhirnya lega.

"Iya." Wesley tidak sempat menghiraukannya, dia melihat pangsit-pangsit itu, rasanya puas baginya.

Calvin sedikit kaget, namun dia tetap tersenyum, jika ini adalah keputusan dari Wesley, maka dirinya juga tidak berhak untuk mencampurinya.

"Makan pangsit, anak-anak!" Didalam dapur, ada seorang lelaki paruh baya yang keluar sambil membawa pangsit, dia tersenyum menatapi anak-anak muda ini.

"Wesley, makan di ruang makan, mengapa makan disini!" Lelaki itu menegur Wesley, dia menatapi Wesley dan sedikit menendangnya.

"Ah, paman Lee, bagaimana boleh anda yang membawanya keluar." Calvin bergegas maju dan dengan sopannya menerimanya.

"Ini Aurora kan ya?" Lelaki itu menatapi Aurora.

"Aurora, ini adalah paman Lee, dia adalah petugas keamanan kakek yan." bisik Calvin kepada Aurora.

"Paman Li." Aurora berkata dengan suara pelan.

"Baik, baik!" Lelaki itu menganggukkan kepalanya, dia merasa terharu bahkan air matanya hampir menetes, lalu dia berjalan kehadapan Aurora dan mengelus rambutnya, dia berkata, "Anak baik, baguslah jika sudah pulang, kamu pasti menderita."

Aurora sedikit tercengang, Calvin juga tercengang, hanya Wesley saja yang terus makan pangsit.

"Petugas Lee!" Terdengar suara panggilan Graham dari ruang tamu.

"Hadir!" PAman Lee memberi hormat dengan suara lantang.

"Aduh, kalian berdua, apakah masih biarkan aku makan dengan baik atau tidak!" Wesley kaget dan batuk-batuk, dia tersedak oleh pangsit hingga mengalirkan air mata, wajahnya merah bagaikan persik.

Petugas Lee bergegas menepuk punggung Wesley, hingga Wesley memuntahkan pangsit yang tersangkut di tenggorokannya.

"Wesley, kamu ini sudah mendengarkannya setiap hari dan masih tidak terbiasa?" Calvin memberikan air kepadanya dan tertawa.

"Dasar!" Wesley menyemburkan air kewajah Calvin.

"Aurora makanlah dengan banyak, hari dingin telinga juga akan sakit." bibi Zhang menatapi gadis disampingnya dan mengomel, "ini dibuat olehku dan paman Lee, ini enak lho!"

Aurora bergegas menganggukkan kepalanya, dia mencoba pangsitnya yang masih berasap.

"Apakah kalian bisa mengetahui apa isinya?" Petugas Lee tersenyunm dan menatapi semua orang dimeja makan, dia paling ahli untuk membawa suasana.

"Hmm, ada udang, daging babi, sama trepang," Setelah mencobanya, Calvin terus menebaknya, lesung pipinya sungguh memesona.

"labu putih, rebung." kata kakek Wen.

"Bubuk jahe, daun bawang, arak masak, esensi ayam, dan kuah daging." ibu wen mencoba kuahnya dan mengatakannya.

"Masih kurang sedikit." Petugas Lee tersenyum.

Semua orang terus mencobanya, mereka saling menatapi, semuanya terlihat bingung, apa lagi yang kurang? Orang duduk disini semuanya lihai dibidang makanan, sudahlah jika ada satu yang tidak bisa menebaknya, namun semua orang juga tidak bisa maka ini adalah kemampuan dari petugas Lee.

"Bibi Lee, kamu sungguh tidak baik, barang sesusah ini, siapa juga yang bisa menebaknya?" Wesley bersendawa, dia menghapus mulutnya menggunakan tisu, matanya berputar, dia tadi masuk duluan kedalam dapur, jadi dia tahu apa isinya.

"Mana susah? Ini adalah barang yang sering ditemui semua orang kok." Petugas Lee mendengar kata Wesley, dia tidak marah, dia sudah terbiasa dengan ucapan anak ini.

Anak yang dibesarkan olehnya tentu saja sangatlah diketahui jelas oleh dirinya sendiri.

"Aurora, kamu coba tebak." Graham menatapi Aurora dari tadi diam, dia ingin membuatnya berkata.

Aurora mengangkat kepalanya, dia berbisik, "Kulit jeruk." Lalu dia kembali menundukkan kepalanya dan memakan pangsitnya.

Semua orang tercengang, mereka semua menatapi petugas Lee.

Petugas Lee tersenyum dengan bijaksana, "Aurora benar, daging babi hari ini sedikit terlalu berlemak, aku takut Wesley tidak suka, jadi aku menambahkan kulit jeruk kedalamnya, menghilangkan rasa enek dan juga menghilangan bau tidak sedap, cocok sekali."

"Aduh! Bibi Lee, kamu tahu aku tidak makan lemak, kamu masih saja menganiaya aku! Aku mau memotong gajimu! Segera potong! Sekarang juga! Tidak boleh diganggu gugat!" Wesley mencibir, tangannya terus memainkan remote tv.

"aduh, Tuan Muda tidak perlu khawatir, gaji aku tidak diatur olehmu." Petugas Lee tersenyum.

Ketika perang, karena berjasa baik, dia mendapatkan tunjangan dari pemerintah, menjaga Wesley dirumahnya hanya saja karena ketua dulunya saja makanya dia bekerja tanpa digaji.

Orang lain melayani banyak orang, dia hanya melayani satu orang saja, dan apesnya ini, ini adalah seorang bocah kecil yang setengah gila dan setengah stress!

Wesley merasa bahwa ini adalah sebuah kebajikan jika berbakti kepadanya, dia lalu diam dan kembali meletakkan kepalanya disofa.

Aurora makan hingga sangat kenyang, namun kakek yan terus menyuruhnya, oleh karena itu dia hanya bisa mengikuti Calvin untuk minum teh, itu sopan dan juga menguras waktu.

Terkadang, dia melihat lelaki itu tengah duduk diatas sofa dan menonton, rambutnya bertebaran, berbaju merah, sungguh sangatlah enak dilihat.

Ketika bertamu dirumah Yan, Aurora tidak melihat orang tua Wesley, awalnya dia mengira bahwa pekerjaannya sibuk, namun terakhir dia mendengar perbincangan dari kakek dan ibunya, dia menebaknya barulah dia sedikit tahu.

Ternyata orang tua Calvin adalah duta perwakilan yang menetap di amerika, mereka sudah keluar negeri semenjak Wesley belum cukup umur satu tahun.

Demikian perkataan kakek kepada ibunya, "Wesley memang sedikit nakal. namun orang tuanya tidak berada disampingnya, Graham juga tidak pintar membawa anak, bisa tumbuh besar saja sudah adalah sebuah keajaiban, meskipun baik jika Calvin main bersama dia, namun sifat buruknya itu tidak boleh dipelajari."

Aurora mendengarnya hatinya sedikit terasa tidak nyaman, dia juga tidak tahu entah kenapa merasa tidak nyaman, dia naik keatas dengan diam dan terus saja mengerjakan tugas inggris.

Lucu juga sebenarnya, Aurora tidak mahir dibidang bahasa lokal, namun bahasa inggrisnya sangatlah hebat sekali, sesuai perkataan Calvin, Aurora sangatlah punya potensi untuk mengkhianati negara.

Calvin punya seorang teman yang tumbuh dewasa bersamanya dari kecil, dia bermarga Lu, dan sekarang sekolah di Vienna, ketika mereka menelepon, mereka sering mengobrol menggunakan bahasa inggris untuk melatih pronounciationnya.

Ada sekali, ketika telepon berbunyi, Calvin kebetulan sedang sibuk urusan lain, dan tidak punya waktu untuk mengangkatnya, dia menyuruh Aurora untuk menjawabnya, Aurora ingin berkata apa kabar dengan bahasa lokal, namun saking lamanya dia juga tidak mengucapnya, namun lawan bicaranya tiba-tiba berkata, "Hi, Siwan?"

"No, Siwan has something at hand, this is his sister, please wait a minute."

Aurora sedikit senang, dia berpikir dalam hati, ini adalah pertama kalinya dia berkata selancar ini semenjak datang ke kota B.

Calvin sedang sibuk, namun matanya tidak sibuk, ketika melirik ekspresi Aurora, dia tertawa terbahak-bahak.

"Zoey?" Sisi lain dari telepon berkata dengan bahasa lokal.

Aurora terdiam, sejenak kemudian, dia berkata dengan sangat serius kepada orang itu, "Another, another...."

Calvin mendengarkannnya dan tercengang.

Sesaat kemudian dia tertawa dan menatapi Aurora, tawanya sangatlah tulus dan enak dilihat.

Hmm, lainnya?

Sepertinya.......juga bukan tidak bisa diterima juga.

Novel Terkait

Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
5 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
4 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu