Ten Years - Bab 33 Tidak Lebih Baik Dari Vampir Dulu (3)

Aurora mengangkat seember air, menyiram ke dahi Wesley Yan, "Aku tidak keberatan untuk berbakti."

Wesley Yan sekali lagi bangun dari alam mimpi.

Aurora menarik Wesley Yan, menyuruh Wesley Yan menemaninya membeli sayur di pasar pagi.

"Kenapa aku harus pergi? Aku bangun pagi karena ingin menggambar matahari pagi, bukan pergi ke pasar yang bau." Wesley Yan menatap Aurora dengan serius.

"Pergilah, pergilah. Hanya sekali ini saja." Aurora melatakkan tangan di belakang punggung dan bersemu merah. Dia tidak terbiasa manja pada orang lain. Di kenyataan, mana ada orang yang perlu dia bermanja-manja untuk mendapatkan sesuatu.

"Ya, baiklah. Merepotkan sekali." tapi anak muda ini, malah menengadahkan kepala dengan sombong, harga dirinya sebagai kakak kembali muncul.

Pasar pagi seperti ini, sayurannya masih mengandung embun pagi, tersusun rapi di atas meja, segar dan sehat.

Tapi matahari belum terbit, masih ditutupi dengan kabut tipis, tidak bisa dilihat apakah ada cacing atau tidak. Aurora mengangkat satu sayuran, melihatnya luar dan dalam, dan kakek yang menjual sayuran mengerutkan dahi, "Nona tidak perlu begitu hati-hati. Aku sudah menjual sayuran bertahun-tahun lamanya, mana ada sayuran yang tidak baik dan murah?"

Aurora tertawa, "Kakek jangan salahkan aku. Aku tidak ada alasan lain, hanya saja membeli sayur, harus memeriksanya."

Wesley Yan memonyongkan bibir dan menghela napas, "Anak ini, kenapa begitu tidak besar hati? Aneh, ajaran keluargaku, jelas-jelas sangat baik."

Aurora pura-pura tidak mendengarnya.

Semua pengajaran di rumah, bukankah setiap hari menariknya bermain game, di saat dia sedang belajar pada Wesley Yan untuk belajar keterampilan, bagaimana pria itu memarahinya?

Aurora memilih sayuran, menatap kejauhan, malah tidak sengaja menydari ada satu orang yang berjongkok, dan juga sebuah baskom di sampingnya, terdapat benda-benda bulu-bulu di dalam kandang. Aurora menarik kerah baju Wesley Yan, mendekat ke arah sana dan berjongkok.

"Kakak, kamu mau beli Gerry?" seorang anak kecil di berjongkok di sana, kira-kira berumur 8 sampai 9 tahun. Gendut dan mengenakan kaus singlet putih serta celana pendek.

"Apa Gerry adalah dia?" Aurora tertawa, menunjuk anjing kecil abu-abu di dalam kandang. Warna seperti itu, kelihatannya kotor.

Anjing kecil itu seperti bisa mendengar percakapan mereka, dan sedikit menengadahkan kepala. Kelihatannya biasa tapi mata kirinya ada bulatan hitam, kelihatan sedikit bodoh. Hanya saja, mata yang ketakutan dan hati-hati itu, membuat orang merasa sayang.

"Ibuku tidak memperbolehkanku memeliharanya, menyuruhku menjualnya. Tapi, dia masih sangat kecil. Kalau tidak ada yang menyuapinya, dia pasti akan mati kelaparan." anak itu menatap Aurora, dan bicara dengan nada bicara sedih, "Kakak, aku sudah beberapa hari di sini, tapi tidak ada orang yang bersedia menerima Gerry."

Aurora menatap anjing itu, mengulurkan tangan ke dalam kandang, dan anjing itu menjilat jari telunjuknya lalu mengeluarkan suara merengek.

Aurora tidak bisa tidak mempedulikan, jadi memutuskan untuk menggendong anjing dalam kandang, berbalik dan tersenyum pada Wesley Yan, "Wesley, Nasi Tim membutuhkan teman, ya 'kan?" menengadahkan kepala, malah melihat wajah Wesley Yan sudah berubah kaku.

"Aurora, aku alergi terhadap anjing." Wesley Yan berkata dengan kaku, menatap mata Aurora dan tidak tahu harus berbuat apa.

Aurora berkata "oh", pelan-pelan meletakkan anjing kembali ke kandang.

"Kakak, Gerry sangat patuh, makan juga sangat sedikit, tidak kencing sembarangan. Kamu taruh dia di depan pintu, memelihara di kotak kertas juga boleh ...." anak itu berkata dengan serius, dan nada memohon.

Aurora menatap anak kecil itu dengan kasihan, lalu melihat lagi anjing itu dengan tidak tega.

Karena pandangan anjing itu, pasti familiar sampai tidak perlu melihat kaca lagi. Sefamiliar itu, malah tidak ingin melihatnya ....

Di saat Aurora sedang sembarangan berpikir, sebuah tangan terletak di atas rambutnya. Anak muda itu tersenyum kecil, menepuk kecil kepalanya dan menghela napas, "Aurora, kamu tidak boleh membiarkan dia mendekati kamarku, tidak boleh membiarkan dia tertidur di kotak susuku, tidak boleh sampai membiarkan dia memiliki konflik tubuh dengan Nasi Tim, tidak boleh membuat dia merebut iga babiku, tidak boleh membiarkan dia kencing sembarangan. Apa semua itu bisa kamu lakukan?"

Apa semua itu bisa aku lakukan?

Tidak perlu berkata-kata manis pada Wesley Yan, apakah bisa?

Apakah bisa memelihara binatang ini dengan sungguh-sungguh?

Aurora terus menganggukan kepala, tapi tidak mengangkat kepalanya.

Aurora menggendong anjing itu dengan pelan-pelan, meletakkannya ke pelukannya. Di saat dia berdiri, cahaya matahari bersinar melewati kerumunan awan-awan.

"Wesley, cepat lihat." Aurora menarik lengan baju Wesley Yan, lalu menunjuk ke arah matahari.

Wesley Yan menengadahkan kepala, melihat ke arah langit. Tatapannya polos dan berapi-api, seiring dengan matahari terbit, seperti memancarkan

"Pagi itu aku masih belum berubah menjadi vampir, adalah terakhir kalinya aku melihat matahari terbit. Aku ingat sekali kejelasannya, tapi aku sudah lupa terbitnya matahari sebelumnya. Terakhir kali aku melihat pemandangan ini, seperti aku pertama kali melihatnya. Kemudian aku pun berpamitan dengan matahari, berubah menjadi seperti sekarang ini." Wesley Yan buka mulut, membalikkan badan, lalu tersenyum pahit. Sama persis seperti ekspresi dan nada bicara vampir Louise yang ada di film Interview with the Vampire.

Aurora dibuat terkejut sampai bengong.

Wesley Yan membelakangi matahari, begitu membalikkan badan lagi, ekspresinya berubah menjadi senang, "Kalau aku menjadi vampir, maka vampir ...."

Wesley Yan memanjangkan kedua tangannya ke depan, berjalan seperti cara jalan zombie, melompat-lompat ke depan Aurora.

Vampir gabungan timur dan barat? Apa-apaan ini!

"Ah, stadium akhir gila bukan hanya satu dua hari saja ..." Aurora pusing, tanpa sadar menjadikan anjing di pelukannya sebagai bantal dan melempar ke arah Wesley Yan.

Wesley Yan kehabisan kata-kata. Sebenarnya apa yang salah ....

Anjing kehabisan kata-kata. Tuhan kalau berikan aku satu kesempatan lagi, aku pasti tidak akan berpura-pura kasihan di depan wanita ini, mencari rasa simpatinya. Ganti tuan, aku mau ganti tuan ....

Hari itu, matahari bersinar terik.

Novel Terkait

CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
4 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu