Ten Years - Bab 7 Tuan Muda Yan Ketika Gagah (2)
Mereka berdua berjalan dibawah payung dengan tenang, satu dikiri dan satu dikanan, jarak mereka hanya satu tangan saja.
Udara musim dingin sedikit menusuk, hujan terus turun, gang yang sudah lama tidak diperbaiki ini sulit dijalan, disepanjang jalan becek penuh dengan tanah.
Mereka berdua berjalan menghindar dari lumpur, namun apa yang tidak diinginkan malah datang dengan sendirinya, mereka kecipratan lumpur oleh sepeda yang lewat.
Anak muda dan gadis cilik itu mengeluarkan sapu tangan dan terburu-buru saling membersihkan, mereka sudah basah parah karena hujan.
"Berlarilah!" Calvin tersenyum, "Lagipula baju juga sudah basah."
Aurora tumbuh dewasa di kampung, dulu ketika kecil dia bandel dan suka main diair dan menangkap ikan, dan sering mandi hujan, oleh karena itu, dia tidak terbiasa untuk menggunakan payung, dan sekarang saran dari Calvin malah cocok dengan selera dia, dia menganggukka kepalanya terhadap Calvin dan berlari diantara hujan.
Aurora berlari didalam hujan, namun rasa air hujan disini sungguh berbeda dengan di desa Wushui.
Air hujan disana lembut namun hujan disini sangatlah menusuk.
Dua jenis rasa yang sungguh berbeda, sungguh membuat orang terpikiran dengan kampung halaman.
Calvin berjalan diantara hujan, dia menatapi sosok belakang Aurora dengan lembut.
Diwajahnya masih ada air hujan yang meluncur lewat pipinya, matanya perlahan basah karena air hujan, adegan film mulai jelas diingatannya.
Yang pernah dilihatnya, satu demi satu adegan, bayangan putih dan hitam, ada seorang gadis cilik yang dengan bandelnya membuang payung ditangannya dan memegang tangannya, sambil berlari diantara hujan, Calvin terbiasa untuk terpaksa untuk berlari dibelakang gadis itu, dia terbiasa ada sepasang tangan yang berada didalam gengamannya, dia terbiasa melihat sosok gadis yang tumbuh lebih dewasa itu, dia terbiasa memanggilnya, "Zoey".
Zoeynya, suara tertawa didalam hujan itu, sungguh mirip dengan kicauan burung.
Calvin adalah kakak dari Zoey, kakak kandung yang dikira dulu, namun dalam semalam saja, dia menjadi orang asing dengan adiknya yang paling dekat.
Terkadang, dia bingung dengan kakeknya sudah tahu kenyataannya, sudah tahu Zoey bukanlah adiknya, mengapa masih membiarkan mereka begitu dekat? Dan membiarkan mereka seolah mengabungkan darah mereka dan barulah memberitahunya bahwa orang yang bersama dengannya paling dekat dengannya itu tidak ada hubungan darah dengannya.
Aurora yang berada dihadapannya ini melambaikan tangan kepadanya sambil tersenyum, namun Calvin tidak bisa tersenyum kepadanya, bahkan untuk berpura-pura saja juga tidak kuat.
Semuanya sudah tiada, bunga baru mekar, namun bukanlah seindah yang dulu.
Setelah kembali kerumah, didalam rumah sudah kosong, Kakek Wen meninggalkan sebuah pesan, dia bilang akan pergi ke Keluarga Yan dulu dan menyuruh mereka setelah pulang segera pergi kesana.
Aurora dan Calvin bergegas menganti pakaian basah dan meninggalkan rumah.
Disaat ini. hujan sudah reda.
"Keluarga Yan, ada dimana?" TAnya Aurora dengan penasaran.
"Kamu pernah melihatnya." Calvin tersenyum, dia membawa Aurora melewati taman bunga dan masuk kedalam gedung putih dibelakang pohon besar itu.
"Sudah sampai, ini adalah rumah dari Wesley." Calvin mencibir, jarinya yang panjang menunjuk kerah gedung itu.
"Kebetulan sekali, kakek Yan, bermarga Yan." Aurora tercengang.
Calvin tidak hanya sopan pada hari biasa saja, ketika tertawa, matanya juga terlihat bersemangat.
Kebetulan dimana? Kakek Yan tidak bermarga Yan, apakah harus bermarga Wen seperti mereka?
"Wen, si adik ketiga, gadis dirumahmu ini sungguh menarik sekali!" suara tertawanya sangatlah senang dan puas, nada bicaranya sangatlah besar dan mengetarkan telinga.
Aurora memperhatikannya dan menyadari bahwa pintunya sudah terbuka, dan ada Wesley dan segerombongan orang tua, wajahnya langsung merah.
Kakek menatapinya dan tersenyum, dikirimnya ada Ibu Aurora Wen, dikanannya ada seorang orang tua yang tinggi, dia sedikit gendut, kepalanya penuh dengan uban, alisnya tebal dan matanya bersemangat, dia tidak marah namun terlihat gagah.
Wesley sangatlah tampan, wajahnya dengan orang tua ini sungguh berbeda jauh, namun tatapannya mirip dengannya, sama-sama bangga dan sama-sama sombong.
"Apa kabar kakek Yan." Calvin menyapa dengan sopan, dia tersenyum dan berdiri disamping Wesley, ketika anak muda itu mulai berbisik.
"Aurora, beri salam, ini adalah Kakek Yan." Ibu Aurora Wen menatapi Aurora dan diwajahnya ada senyuman yang sangat jarang muncul, mungkin dia juga merasa lucu dengan putrinya.
Semenjak Aurora ke keluarga Wen, ini adalah pertama kalinya Ibu Aurora Wen menatapi putrinya dengan serius.
Dia adalah seorang wanita yang penuh perasaan, sepenuh rasa cinta dirinya kepada anak tirinya jika tidak bisa ditarik maka tinggal dilanjutkan saja, sedangkan gadis dihadapannya ini membuat hatinya sedikit gemetaran namun tidak berani mendekat.
"Kakek Yan." bahasa Aurora masih saja sangatlah jelek, namun gerakan menundukkan badannya sangatlah teratur.
"Aurora, Aurora Wen, Bagus! Nama bagus!" Orang tua itu tersenyum, dia menatapi Aurora dan merasa sayang, kejadian waktu itu disebabkan olehnya, dia penuh rasa bersalah dan menyayangi terhadap gadis ini.
"Graham, kamu bilang dulu saja, apa bagusnya nama ini?" Kakek Wen tersenyum.
"Bagus iya bagus, aku bilang bagus sudah cukup!" Graham melirik kearah kakek Wen, alisnya dikerutkan, rasanya sedikit seperti anak-anak.
"Sungguh tidak beraturan!" ledek Kakek Wen.
"Eh, kamu jangan terus saja bermain trik beginian denganku, aku adalah orang kasar, aku sudah memakai senjata api seumur hidup, aku tidak pernah menggunakan pulpen!" Graham melotot dan nada bicaranya kasar.
Novel Terkait
Nikah Tanpa Cinta
Laura WangUangku Ya Milikku
Raditya DikaCinta Yang Paling Mahal
Andara EarlyAnak Sultan Super
Tristan XuThe Winner Of Your Heart
ShintaMeet By Chance
Lena TanHusband Deeply Love
NaomiTen Years×
- Pendahuluan
- Bab 1 Sebaskom air yang disiramkan
- Bab 2 Ibu
- Bab 3 EVE sebelumnya dipanggil Evan Xin
- Bab 4 Sebuah bom yang bernama Zoey
- Bab 5 Pria idaman
- Bab 6 Burung Bernama Nasi Tim
- Bab 7 Tuan Muda Yan Ketika Gagah (1)
- Bab 7 Tuan Muda Yan Ketika Gagah (2)
- Bab 7 Tuan Muda Yan Ketika Gagah (3)
- Bab 8 Yang Lainnya Juga Adalah Satu
- Bab 9 Bola Voli Terlempar Kemari
- Bab 10 Kata-kata yang menyakitkan (1)
- Bab 10 Kata-kata yang menyakitkan (2)
- Bab 10 Kata-kata yang menyakitkan (3)
- Bab 11 Aku Bukan Siapa-Siapa
- Bab 11 Aku Bukan Siapa-Siapa (2)
- Bab 12 Orang yang Tidak Bersedia Jadi Budak (1)
- Bab 12 Orang yang Tidak Bersedia Jadi Budak (2)
- Bab 13 Kejujuran yang Dekat Namun Jauh
- Bab 13 Kejujuran yang Dekat Namun Jauh (2)
- Bab 14 Siapa yang lupa akan gadis keluarga Yun (1)
- Bab 14 Siapa yang lupa akan gadis keluarga Yun (2)
- Bab 14 Siapa yang lupa akan gadis keluarga Yun (3)
- Bab 15 Waktu bersama Wesley Yan dan Aurora Wen (1)
- Bab 15 Waktu bersama Wesley Yan dan Aurora Wen (2)
- Bab 15 Waktu bersama Wesley Yan dan Aurora Wen (3)
- Bab 16 Menjelang Tahun Baru Imlek (1)
- Bab 16 Menjelang Tahun Baru Imlek (2)
- Bab 17 Perkelahian
- Bab 17 Perkelahian (2)
- Bab 17 Perkelahian (3)
- Bab 18 Siapa yang Dimarahi (1)
- Bab 18 Siapa yang Dimarahi (2)
- Bab 19 Kamu Sangat Baik (1)
- Bab 19 Kamu Sangat Baik (2)
- Bab 20 Bukan Sebuah Lelucon (1)
- Bab 20 Bukan Sebuah Lelucon (2)
- Bab 21 Berkeliaran Sendirian (1)
- Bab 21 Berkeliaran Sendirian (2)
- Bab 22 Ada Gadis Cantik Bernama Rosie (1)
- Bab 22 Ada Gadis Cantik Bernama Rosie ( 2)
- Bab 22 Ada Gadis Cantik Bernama Rosie ( 3)
- Bab 23 Susu dan Arak (1)
- Bab 23 Susu dan Arak (2)
- Bab 24 Siapa yang Akan Terlebih Dahulu Mendapatkan Wanita Cantik itu? (Bagian 1)
- Bab 24 Siapa yang Akan Terlebih Dahulu Mendapatkan Wanita Cantik itu? (Bagian 2)
- Bab 25 Joe Kecil yang Bahagia dan Polos (1)
- Bab 25 Joe Kecil yang Bahagia dan Polos (2)
- Bab 26 Masa lalu mengubah masa kini (1)
- Bab 26 Masa lalu mengubah masa kini (2)
- Bab 27 Memainkan sinetron (1)
- Bab 27 Memainkan sinetron (2)
- Bab 28 Teman masa kecil yang saling mempercayai (1)
- Bab 28 Teman masa kecil yang saling mempercayai (2)
- Bab 29 Orang yang berjodoh (1)
- Bab 29 Orang yang berjodoh (2)
- Bab 30 Kegenitan remaja (1)
- Bab 30 Kegenitan remaja (2)
- Bab 31 Tidak Ada Keberuntungan Tidak Panjang Umur Benar-Benar Tampan (1)
- Bab 31 Tidak Ada Keberuntungan Tidak Panjang Umur Benar-Benar Tampan (2)
- Bab 31 Tidak Ada Keberuntungan Tidak Panjang Umur Benar-Benar Tampan (3)
- Bab 32 Selamanya Tidak Melakukan Perbuatan Yang Melukai Perasaan (1)
- Bab 32 Selamanya Tidak Melakukan Perbuatan Yang Melukai Perasaan (2)
- Bab 32 Selamanya Tidak Melakukan Perbuatan Yang Melukai Perasaan (3)
- Bab 33 Tidak Lebih Baik Dari Vampir Dulu (1)
- Bab 33 Tidak Lebih Baik Dari Vampir Dulu (2)
- Bab 33 Tidak Lebih Baik Dari Vampir Dulu (3)
- Bab 34 Aku Mulai Permulaianmu (1)
- Bab 34 Aku Mulai Permulaianmu (2)
- Bab 34 Aku Mulai Permulaianmu (3)
- Bab 35 Ucapan Selamat Ulang Tahun di balik lensa kamera (1)
- Bab 35 Ucapan Selamat Ulang Tahun di balik lensa kamera (2)
- Bab 35 Ucapan Selamat Ulang Tahun di balik lensa kamera (3)
- Bab 36 Momen setelah hujan (1)
- Bab 36 Momen setelah hujan (2)
- Bab 37 Seluruh dunia mengetahuinya (1)
- Bab 37 Seluruh dunia mengetahuinya (2)
- Bab 37 Seluruh dunia mengetahuinya (3)
- Bab 38 Perbedaan Cerita di Atas dan di Bawah Panggung (1)
- Bab 38 Perbedaan Cerita di Atas dan di Bawah Panggung (2)
- Bab 38 Perbedaan Cerita di Atas dan di Bawah Panggung (3)
- Bab 39 Grinch juga Sangat Penting (1)
- Bab 39 Grinch juga Sangat Penting (2)
- Bab 40 Kepalsuan di Balik Topeng (1)
- Bab 40 Kepalsuan di Balik Topeng (2)