Ten Years - Bab 36 Momen setelah hujan (1)

"Sunside" karya Wesley Yan sudah berakhir.

Kemudian dia menyimpannya di rak paling atas.

“Untuk mencegah sesuatu yang buruk?” Aurora tersenyum.

Wesley Yan tidak peduli: "Lukisan itu sangat aneh, sepertinya di luar topik."

Saat itu, Gerry sedang terlentang di atas sandal Aurora, tidur di bawah sinar matahari yang cerah.

Gerry terlentang menyusut seperti handuk yang berbentuk bulat. Dia sangat menyukai Wesley Yan, selalu diam-diam menyelinap masuk ke dalam kamar tidurnya, ketika dia bangun pagi-pagi dan membuka matanya, dia selalu melihat sesuatu yang jelek, kemudian tegang dan menjerit panik seolah bisa menghancurkan seluruh atap rumah.

Kemudian Gerry yang berbentuk seperti handuk, akan menangis ketika dilempar keluar dari kamarnya.

Bamp, pintunya terkunci.

"Aurora, jaga anjingmu baik-baik!"

Aurora mendengus dan memeluk Gerry: "Dia tidak menyukaimu, kenapa kamu terus mendekatinya, anjing bodoh ..."

Beberapa hari telah berlalu sejak ulang tahun Wesley Yan, ketika Aurora pulang, Calvin mengungkit: "Aurora, waktu itu kamu bersikap tidak sopan kepada Bibi Lin."

Aurora tertegun menyipitkan matanya: "Apa yang aku katakan?"

Calvin tertawa: "Apakah kamu tidak merasa karena kamu tidak mengatakan apapun, maka kamu secara tidak langsung menunjukkan rasa tidak sukamu padanya dengan begitu jelas?"

Aurora pura-pura bodoh: "Bahasa Mandarinku tidak bagus, aku khawatir aku salah berbicara."

"Aurora, kamu selalu mengatakan bahwa bahasa Mandarinmu tidak baik saat berada di posisi tidak nyaman seperti ini." Calvin tertawa, apel di tangannya belum selesai dipotong kemudian menyerahkannya kepada Aurora, "Kamu mungkin tidak tahu bahwa bawahan Kakek sebelumnya yang mengundurkan diri sebagian besar terkait dengan Keluarga Lu ... Paman Lu jatuh sakit dan meninggal lebih awal, Keluarga Lu sekarang diatur oleh Bibi Lin... "

Dia mengatakannya dengan cukup jelas. Dia memikirkan prinsip kejujuran kakek selama dirinya masih hidup dan tidak bisa menyingkirkan kerinduan padanya. Tetapi selama kita adalah manusia, bagaimana mungkin tidak mempunyai keinginan? Lagipula setelah kepergian kakek, dia masih harus menjaga posisi keberadaan Keluarga Wen.

Aurora mengambil apel dan mengangguk kepalanya.

"Dibandingkan dengan Zoey, kamu lebih cocok menjadi anak perempuan dari Keluarga Wen." Intonasi Calvin sangat tenang.

Ini ... Apakah dikarenakan dia menerima sesuatu dengan asal? Apakah ini merupakan pujian atau sindiran?

Calvin melihat bahwa Aurora telah berpikir cukup lama, dia takut Aurora banyak berpikir kemudian bergegas berkata: "Jika kamu tidak bisa bergaul dengannya maka kamu tidak perlu mendekatinya. Bibi Lin adalah orang sibuk, dia memang jarang berhubungan dengan kita."

“Apa yang akan Zoey lakukan?” Awalnya Aurora hanya memikirkan hal itu di dalam hatinya, namun tidak sengaja mengucapkannya.

"Apa?" Calvin terkejut.

"Saat menghadapi orang yang tidak disukainya."

Calvin memandang Aurora dengan sedikit tidak nyaman: "Zoey ya, jika dia tidak menyukainya, dia akan menunjukkannya secara langsung."

"Oh."

Sangat jelas, seperti ketika menghadapi dia dan Wesley Yan?

Dia tidak mengerti mengapa Zoey sangat membenci Wesley Yan, sepertinya tidak mengerti mengapa Wesley Yan selalu mengalah pada Zoey dan terlihat seperti memanjakannya.

Sekitar bulan Agustus, negara bagian utara seharusnya berada dalam cuaca yang panas, namun curah hujan juga melimpah.

Pada malam hari itu, cuaca terasa sangat kering dan panas, tetapi warna langit berubah gelap dalam sekejap, angin sangat kencang, tidak lama kemudian disertai hujan deras.

Aurora awalnya pergi ke toko buku untuk membeli bahan ulasan, namun ketika dia sedang mencari bahannya, dia menemukan beberapa novel yang menarik kemudian membacanya. Saat dia mengangkat kepalanya lagi, cuaca di luar jendela telah berubah, hujan mulai turun di luar sana dengan langit yang sangat gelap.

Tempat ini sangat terpencil, jarang ada taksi, apalagi ditambah hujan deras seperti ini.

Dia kebingungan bagaimana caranya untuk pulang ...

Dia melihat waktu yang menunjukkan pukul tujuh malam, belum terlalu malam. Dia sudah selesai memasak makan malam ketika dia keluar, seharusnya tidak apa-apa jika pulang agak malam, setidaknya Wesley Yan tidak lapar.

Setelah itu, Aurora kembali membaca buku yang baru saja dibacanya, dia memutuskan akan kembali setelah hujan reda.

Lagu Michael Jackson berjudul You Are Not Alone sedang berputar di dalam toko buku, Aurora sangat nyaman dengan suasananya dan turut bersenandung beberapa kalimat lirik lagu tersebut.

Hujan deras, aroma buku, lagu asmara, kesepian seperti apa lagi yang akan membuat orang merasa lebih nyaman daripada sekarang? Hehe, jika ditambah hidangan teh akan lebih sempurna lagi, dia telah dimanjakan oleh teh enak yang ditinggalkan oleh Kakek Yan. Wesley Yan mungkin sedang bermain game, apakah dia tidak takut akan terkena rabun jauh?

Kadang-kadang dia terkejut karena suara petir, saat mengangkat kepala, hujannya semakin deras terlihat dari arah jendela.

Situasi yang sama terulang beberapa kali, langit sungguh gelap, Aurora mengerutkan kening, sepertinya dia salah perhitungan.

Setelah menunggu sekian lama, jam dinding di dinding toko buku berdentang sebanyak sebelas kali.

“Bos, apakah ada hotel yang terdekat di sini?” Dia membayar di kasir dan bertanya kepada pemilik toko buku.

Pengg! Ada suara keras di belakangnya.

Aurora terkejut dan berbalik, kemudian melihat seorang remaja yang basah kuyup akibat hujan. Di bawah kakinya terdapat payung yang juga sama basahnya.

“Wesley Yan?” Aurora kebingungan.

Ada apa dengan orang ini, siapa yang sedang membuatnya marah?

“Ah, Wesley Yan, apakah daging iga yang dibuat malam ini terlalu asin?” Dia bertanya padanya, sedikit merasa bersalah. Tadi dia keluar terburu-buru, takaran masaknya sepertinya kurang pas.

Dia menatapnya dengan dingin, air hujan terus menetes di sepanjang rambut hitamnya, kaus merah muda di tubuhnya berubah menjadi dua warna akibat air hujan, sepatu kanvas putih dipenuhi lumpur, dia terlihat sedikit lucu karena memegang erat sebuah payung bersih.

Wesley Yan berbalik dan berkata dengan datar, "Pulanglah." Dia tidak memandangnya, tetapi menyerahkan payung bersih di tangannya kemudian membungkuk untuk mengambil payung berlumpur yang baru saja dijatuhkan dengan ekspresi yang marah.

Aurora mengikuti di belakangnya, diam-diam menatap punggung remaja itu dan memanggilnya, "Wesley Yan."

Wesley Yan tidak melihat ke belakang: "Sssttt—"

Dia di depan, Aurora di belakang, mereka berjalan dengan hening di tengah hujan.

Aurora melihat ke bawah dan melihat sepatu kanvas Wesley Yan yang sangat putih, dia telah menyikatnya untuk waktu yang lama. Sudah tahu hujan, mengapa harus memakainya lagi?

Dia bahkan ingat dengan jelas bahwa Wesley Yan merasa sepatu ini terlalu sederhana, ketika dia ingin menambahkan sedikit cat, Aurora berkata: "Wesley Yan, apakah kamu tahu aku menyikat sepatu ini dengan waktu yang lama?"

Setelah menyikat untuk waktu yang lama dan terasa lelah, sepatu ini baru kembali seperti semula.

Dia mendengus. Dia terus memulihkan segala sesuatu milik Wesley Yan, namun dia terus menghancurkannya, dia tidak tahu dia masih bisa bertahan berapa lama lagi dengan kondisi seperti ini ...

Mata dipenuhi air hujan, telinga dipenuhi suara hujan, banyak hal dalam hidup ini yang ingin dilepaskannya, namun tidak berhasil kemudian masih tetap tersimpan dengan hati-hati.

Novel Terkait

Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
5 tahun yang lalu