Ten Years - Bab 16 Menjelang Tahun Baru Imlek (2)

"Oh, kalau begitu, kamu tempel seadanya saja. Aku tidak suka membenarkan kesalahan orang lain." Wesley Yan dengan tenang, berdiri tegak dari dari sandaran pintu, menepuk bersih abu-abu di bajunya, dan masuk ke rumah, layaknya bangsawan tak terkalahkan.

Calvin cemberut: "Wesley selalu seperti ini setiap saat ..." Bocah ini, jelas-jelas punya banyak keluhan, tapi selalu terlihat tidak berdaya dan tenang.

Tapi kan kalian yang membiasakan dia begitu, pikir Aurora.

Hanya pada waktu itu, dia tidak akan pernah membayangkan, di masa depan, dia akan menyayangi dan memanjakan Wesley Yan, lebih dari seratus kali lipat lebih baik daripada mereka.

Tetapi pada saat itu, karena Wesley Yan tidak ada di sana, jadi couplet dengan cepat selesai dipasang.

Tangan Calvin penuh dengan bubuk emas dan dia pun kembali ke kamar mandi untuk mencuci tangannya, meninggalkan Aurora untuk membersihkan puing-puing seperti lem dan barang lainnya.

Dia menundukkan kepalanya, tetapi dapat mendengar langkah kaki, dan ketika dia mengangkat kepalanya, entah bagaimana dia merasa hangat.

Yang datang adalah seorang pria, dengan seragam angkatan laut yang rapi, dan mapan, dan kedua samping kepalanya terdapat beberapa helai rambut putih. Dia menatap matanya dengan lembut.

“Apakah kamu ... Aurora?” dari warna kulit yang kecokelatan dapat terlihat pria itu tampaknya sudah lama berada di bawah terik matahari dan dalam tiupan angin laut yang panjang, tetapi tatapannya dalam dan serius.

Aurora mengangguk, merasa yakin akan sesuatu, dan merasa bersemangat.

“Aku Jose Wen.” Pria itu tersenyum, bisa terlihat garis-garis halus di sudut-sudut matanya, dapat terasa kehangatan yang sama dengan Calvin, dan pesona yang mirip dengannya.

Aurora tersenyum dan tertawa bersama pria itu.

Dia tidak terkejut atas keberadaannya, dan bahkan mengacak rambutnya dengan tangan besar dan bertanya kepadanya, "Mengapa tidak memanggil saya ayah?"

Aurora berhenti, dan air matanya hampir menetes. Dia memandang pria itu, dengan suara yang kecil tapi penuh dengan keyakinan memanggil: "Ayah, ayah, ayah, ayah, ayah ..."

Dia terus berteriak, menatapnya, meneteskan air mata, tetapi tatapannya tidak sekali pindah.

Teriakan ini membuatnya merasa aman

Untuk pertama kalinya, tanpa alasan, dia percaya bahwa di dunia ini ada yang disebut dengan hubungan kekerabatan antar darah, yang dapat mengalahkan semua logika yang masuk akal.

Ayahnya, adalah orang pertama, yang benar-benar menerimanya sebagai keluarga. Anggota keluarga Wen lainnya hanya meninggalkan celah untuknya, mengenakan topeng yang cocok dan mengawasinya dari jauh. Tapi pria ini membuka hatinya padanya tanpa keberatan.

“Waktunya makan siang, ayo Aurora sini!” Bibi Zhang berteriak dari dapur.

“Kebetulan saya kembali pada waktunya, tidak terjebak di luar oleh coupletnya.” Pria itu tersenyum dan memandangi couplet yang baru saja ditempelkan. Kemudian, ia mengulurkan tangannya, tangan yang besar itu penuh dengan kalus menggandeng tangannya dengan kuat, sampai hatinya terasa hangat dan nyaman, "ayo pulang sama ayah dan makan bersama."

Aurora dengan lembut juga menggandeng tangan ayahnya, seolah-olah bayi yang baru lahir dan baru membuka matanya pertama untuk pertama kalinya dan merasakan cahaya dari dunia yang asing ini.

Ayahnya secara alami menggandeng tangannya dan berjalan ke rumah sekali lagi, memberinya keberanian yang cukup untuk menghadapi kakek, ibu, dan Calvin.

Baginya, hanya dengan seperti itu baru adil dan hormat.

Kembalinya ayah sudah diduga oleh semua orang. Dia hanya memiliki satu liburan panjang setiap tahun, yaitu saat Tahun Baru Imlek.

Sebelum makan malam Tahun Baru, adalah saat untuk main petasan, Calvin yang menyalakan, sedangkan Wesley Yan menjauh.

'Suara petasan'

Aurora berada dekat dengan sumber petasannya, menatap petasan yang warna merah dan meriah dengan tatapan kosong, sebelum dia sadar, petasan sudah meletus.

Dia kaget dan dan menoleh sana sini, tapi tidak ada tempat untuk bersembunyi, dua bocah itu sudah melarikan diri. Dengan hentakan kaki yang kuat, berlari ke rumah, hanya untuk menemukan bahwa Calvin dan Wesley Yan sedang bersembunyi di balik pintu dan tertawa. Mukanya memerah malu dan tersenyum.

“Gadis bodoh,” Calvin melengkungkan tangannya, dengan nakal.

Kamu yang bodoh! padahal dilahirkan oleh Ayah dan ibu yang sama, kenapa bilang saya bodoh!

Aurora tidak senang, memutar matanya sedikit, dan memandang Calvin yang sedikit licik seperti rubah kecil.

Setelah makan, A Heng melihat perut Wesley Yan yang menggelembung, tetapi tidak dapat memberhentikannya untuk berlutut di depan Kakek Yan: "kakek, kakek, Angpao!"

“apa akan kurang punyamu? masih berkelakuan seperti bocah!” kakek Yan menegurinya, tetapi tangannya tidak berhenti dan mengeluarkan tiga amplop merah, satu untuk setiap anak.

Aurora memegang angpao, ekspresinya terlihat senang . Sejak umur sepuluh, dia tidak pernah menerima angpao saat Tahun Baru Imlek.

“Kakek Wen, kionghi kionghi” Wesley Yan tersenyum lalu berlutut di depan kakek Wen.

“oke oke!” suasana hati kakek Wen menjadi baik sejak putranya sudah kembali. Dia tersenyum dan membungkus sebuah angpao dan menyerahkannya kepada Wesley Yan. Aurora dan Calvin juga pasti dapat.

Lalu Wesley Yan berpaling ke ibu Aurora Wen lagi, dia selalu suka sama Wesley Yan, jadi isi angpao itu pasti sangatlah banyak.

“Paman Wen, aku sudah setahun belum melihatmu, kamu makin tampan!” Wesley Yan menoleh ke arah ayah Aurora Wen dan berkata manis.

"bocah, kalau kamu tidak bersujud di depan saya, jangan harap bisa mendapatkan uang saya," canda ayah Aurora Wen.

'peng'! kepala Wesley Yan sampai berbunyi keras, senyumannya besar dan terlihat naif, mebuat orang-orang dewasa tertawa.

Sayangnya, karena Wesley Yan sudah berlutut terlalu lama, saat dia berdiri, dia kehilangan keseimbangan dan jatuh berlutut di lantai pas di depan tempat Aurora berdiri.

Aurora memegang angpao dengan erat dan berkata: "Jangan sembah aku, aku tidak punya uang ..."

Semua orang pun Tertawa.

Wajah Wesley Yan pun terlihat kesal, tidak lagi berpura-pura dengan tampang imutnya barusan: "Saya tidak punya uang saja masih membelikan Anda iga dan kue ulang tahun! Mengapa Anda tidak ada hati nurani?

Aurora bersedih: "Kamu, kan masih makan, kue gula putihku ..."

"Kamu yang suruh aku makan, kalau bukan kamu yang suruh aku mana mau makan!"

"Padahal ... kamu sendiri ... yang mau makan ..."

"Mata mana yang lihat yang ingin aku makan?"

"dua mataku ... 2.0 ..."

Calvin yang berada di samping tertawa sampai memukul sofa.

“Wesley Yan, apa kamu tidak bisa mengalah pada adikmu!” kakek Yan meneriaki bocah itu dengan suara keras, tetapi kakek Yan sendiri juga tidak tahan tertawa terbahak-bahak.

Wesley Yan pun memeloti Aurora untuk waktu yang lama dengan mata besarnya.

Tatapan mereka bertemu.

Pada akhirnya, dia sendiri juga tidak bisa menahannya dan tertawa terbahak-bahak, seiring tawaannya, rambut hitamnya juga ikut bergetar.

Aurora pun juga ikut tertawa

Tahun ini, yang saling bertengkar, yang mengobrol, yang tersenyum, akan bersama terus sampai esok hari ...

Malam ini, yang mengingat orang yang ada di hatinya masing-masing, tumbuh besar bersama, setelah tahun baru, juga akan bersama sampai tahun depan ...

Gadis kecil, dan bocah-bocah, kalian, terlalu mudah lupa, harus meminta siapa yah untuk membantu kalian mengingat waktu-waktu yang telah berlalu ini.....

Novel Terkait

Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
3 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu