Ten Years - Bab 17 Perkelahian (3)

"Sudahlah, kamu duduk dengan baik disana, jika lapar bilang saja kepadaku, aku akan membelikan makanan untukmu." petugas Fu adalah orang yang berhati lembut, dia tidak bisa melihat orang yang lemah.

“Para pahlawan, katakan padaku apa yang terjadi hari ini?" Petugas Fu berbalik dan memandang mereka "Terakhir kali, kalian bertiga yang memukul orang-orang di seluruh bar, dan kalian sama sekali tidak bertobat. "

"Kenapa menyalahkan kita, mereka yang terlebih dahulu memukul anak kecil." jawab Evan Xin.

Aurora perlahan-lahan menyembunyikan badannya.

"Bukankah itu karena Joe mencuri barang, dan tidak ingin bertobat?" petugas Fu menunjuk bocah yang memakai topi.

"Anak sekecil itu, hanya mencuri dua roti, kenapa mereka perlu memukulnya dengan keras!" Wesley Yan tertawa dingin.

Beberapa hari yang lalu, Wesley Yan, Calvin dan Evan Xin pergi bersama ke bar, dan melihat beberapa orang memukul seorang anak.

Alasannya konyol, anak ini lapar dan mencuri dua roti di dapur, dan dia tertangkap basah, beberapa orang menendang anak kecil kurus yang kekurangan gizi. Anak itu terus muntah-muntah untuk waktu yang lama, tetapi mereka tetap tidak melepaskannya. Wesley Yan tidak tahan melihatnya, jadi mereka berkelahi dengan orang-orang tersebut, dan pada akhirnya masalah ini diselesaikan oleh petugas Fu.

Petugas Fu menghela nafas, apa yang dikatakan remaja ini benar.

"Aku hanya ingin makan sesuatu, masalah ini tidak ada hubungannya dengan Kak Wesley Yan dan teman-temannya!" Joe mengerutkan bibirnya, dan mulai menangis.

"Kamu seorang laki-laki atau bukan, kenapa menangis?" Evan Xin tertawa, memberikan lengan bajunya untuk menghapus air matanya.

Anak itu dekat dengan mereka, setelah dia diselamatkan, dia dekat dengan mereka sepanjang hari. Namun, dia sangat disukai oleh mereka, terutama Wesley Yan.

Di ruangan ini, sangat jarang melihat sisi Evan Xin yang sedang membujuk seorang anak kecil; di sisi lain, Aurora perlahan bergerak ke sebelah kiri ketika mereka tidak memperhatikan.

Sebentar lagi, sebentar lagi akan sampai.....

“Lalu apa yang terjadi hari ini?” petugas Fu memandang pemuda yang berwajah akrab itu, menggaruk-garuk kepalanya, dan berkata, “Bukankah namamu adalah.........”

"Bulili." jawab Wesley Yan dengan cepat.

"Tiger Bully!" jawab remaja itu dengan marah.

"Tiger Bully, kamu ceritakan terlebih dahulu." petugas Fu menepuk meja.

Aku bergerak, bergerak, dan bergerak lagi....

Aurora menghela nafas dengan lega, akhirnya dia tiba, diam-diam dia menangis bahagia. Lalu dengan lembut menarik lengan remaja di sampingnya.

Wesley Yan menoleh, terkejut, dan ketika tidak ada yang melihatnya, dia bersandar ke kanan dan menghalangi tubuh Aurora: "Ada apa?" Dia bertanya dengan suara rendah.

"Aku, membawa, kotak pertolongan pertama." jawab Aurora dengan kecil,

Remaja itu melihat pundaknya, melihat darahnya sudah menggelap: "Tadi di mobil kamu kemana saja? Sekarang darahku sudah tidak mengalir lagi."

"Aku, tidak bisa masuk." jawab Aurora.

Mereka mengelilingi Wesley Yan, dia sama sekali tidak bisa masuk. Lagipula, jika Calvin tahu dia ikut dengan mereka, dia pasti akan diusir.

"Wesley, kamu bicara apa?" Calvin mengerutkan keningnya, mengira Wesley Yan sedang berbicara dengannya.

"Aku sedang bicara dengan adikmu, tidak ada hubungannya denganmu!" jawab Wesley Yan.

Calvin menoleh, dan berkeringat dingin: "Kenapa kamu disni?" Calvin mengerutkan keningnya.

"Apa yang sedang kalian bicarakan!" petugas Fu berjalan menghampiri mereka, dengan jelas melihat diantara mereka berdua bertambah satu tangan, "Minggir!"

Kedua remaja itu dengan cepat menyembunyikan tangan tersebut.

"Kalian kira aku buta!" petugas Fu mendorong keduanya pergi, dan membawa Aurora keluar "Kalian baru saja berkata kalian tidak mengenalnya. Cepat katakan, apa hubunganmu dengan mereka?" Petugas Fu menatap Aurora, dan membuatnya takut. "Aku memberitahumu, jika kamu tidak jujur, aku akan memasukkanmu ke dalam ruangan gelap!"

Dia tidak memiliki niat jahat, tetapi dia baru saja tahu bahwa gadis kecil itu bergerak perlahan seperti kura-kura kecil, dia merasa lucu, jadi dia menjailinya. Masalah hari ini, dia akan mengajari anak-anak kecil ini yang dimanjakan di rumah.

"Kamu jahat, kenapa, kamu sangat jahat!" Aurora tidak senang, "Kamu buta, kamu buta, Wesley Yan, terluka, kamu tidak menyadarinya!"

Petugas Fu membeku sesaat, lalu berkata: "Gadis ini ternyata sangat pemarah."

Wesley Yan mengedipkan matanya dengan lebar, berpura-pura naif: "Ini adikku, dia dimanjakan di rumah, jangan menyalahinya."

Dia berbicara seperti itu benar saja, tidak tahu adik keluarga siapa, dan juga tidak tahu dimanjakan oleh siapa.

Calvin diam-diam tersenyum, merasa akting Wesley Yan sangat lucu.

"Paman, permisi......" Aurora berusaha keluar dari kurungan badan petugas Fu.

Petugas Fu tertegun, dia bingung. Anak-anak yang dia temui hari ini, tidak ada yang normal!

Aurora mengeluarkan kain kasa, yodium dan dengan lembut menggulung lengan baju Wesley Yan. Wesley Yan mulai bernafas seperti kucing, dan alisnya berkerut: "Sakit, pelan-pelan!"

Calvin berteriak: "Aurora masih belum mengobatimu!"

Evan Xin mencibir: "Sebagai seorang pria kamu tidak bisa menahan rasa sakitmu, untung kamu ganteng!"

Kalimat pertama adalah penghinaan, kalimat kedua adalah kecemburuan.

Calvin berkeringat.

Aurora berkata: "Tutup matamu, tidak lihat, maka tidak sakit."

Wesley Yan terdiam, melirik Aurora, lalu dengan putus asa melihat langit-langit ruangan ini.

Calvin semakin berkeringat.

Ketika sedang mengobatinya, remaja itu terus berteriak, dengan nada yang sangat tinggi, sampai-sampai membuat semua orang di kantor polisi mendengarnya.

Pada saat itu, kantor polisi ini memperbolehkan melukai para penjahat jika mereka sedang diinterogasi, tetapi ada yang meninggal, lalu berita ini beredar di kalangan masyarakat. Setelah itu, keamanan publik menjadi lebih baik, jalanan tidak ada pencuri, petugas Fu selalu menjadi "model pelayanan publik" pada akhir tahun.

Semua orang menutupi telinga mereka, tetapi Aurora sama sekali tidak mendengarnya, dia mengikat perban dengan teliti, dan melepaskan tangannya.

"Hei, bukan aku ingin membicarakanmu, tetapi kamu sudah memiliki "evelin" sebagus ini, kenapa kamu masih ingin merebut "evelinku"?" Tiger Bully terus memikirkan evelin, membuat Wesly Yan bingung antara "adik perempuan" dengan "evelin", dia merasa sangat sengsara, dan air matanya hampir turun.

Persetan!

Kutuk Wesley Yan dalam hati.

Otak evelinmu sudah kemasukkan air!

Novel Terkait

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu