Loving The Pain - Bab 47 Cahaya Bidadari
Demi menggertak Leon, Albert rela memotong pembuluh darahnya, kehilangan darah yang banyak, harus segera di operasi.
Tetapi dia takut Dessy menggunakan kesempatan itu untuk pergi, bagaimana pun dia tidak ingin masuk ke ruang operasi.
Melihat wajah Albert yang semakin pucat, hingga seperti tranparan, Dessy melembutkan hatinya.
Memberitahukan diri sendiri bahwa dia adalah penyelamatnya, bagaimana pun tidak seharusnya meninggalkannya saat itu.
Di saat Dessy setuju untuk ikut masuk ke dalam ruang operasi, Albert baru berani membiarkan dirinya pingsan.
operasi berjalan tidak lancar, Albert kehilangan banyak sekali darah, pihak rumah sakit kehabisan darah golongan O .
Di samping itu Dessy cemas hingga seluruh tubuhnya berkeringat, hatinya seperti cengkram oleh tangan yang aneh, sakit hingga tidak dapat diungkapkan.
Dalam lima tahun ini, tidak peduli dia menyadarinya atau tidak, dia selalu ada di dalam lubuk hati nya yang terdalam.
Tidak peduli dia adalah Dessy yang hina, atau dia yang sudah menjadi pengamat berlian yang terkenal.
Kelemahan dia tetaplah Albert, bertemu dia saja jantungnya sudah berdebar keras.
Melihat dokter dan suster yang bergerak cepat dan berputar kesana kemari, berkata hal medis yang tidak dia mengerti, Dessy ingin membantu dia?
Tetapi, golongan darah Dessy dan dia tidak cocok, tidak dapat membantu apapun.
Albert yang siuman dari bius lokalnya, tersenyum kearahnya, menyuruhnya untuk memberikan tangannya: “Dessy, kemari lah.”
Suara yang serak lemah, hanya terlihat bibirnya bergerak.
Matanya yang sayu, melihat wajahnya yang memucat, dia merasakan sakit hati hingga tidak dapat bernafas.
Menolak transfusi darah, tubuhnya berangsur-angsur memperlihatkan perubahan.
Saat Albert meraih tangannya dan meletakkannya di bibirnya, mengecup dengan mesra, jiwa Dessy tersentuh.
Ingin menarik kembali tangan itu, tetapi tubuhnya menjadi kaku dan tidak dapat bergerak.
Saat itu sifat Albert yang seperti tuan muda itu, berubah menjadi lelaki biasa, yang hidup demi cinta mati demi cinta, gila karena cinta lemah karena cinta.
“ Dessy, maafkan aku, maafkan aku..... “ ucap Alert di setiap kecupan di tangan Dessy, Dessy menahan air mata untuk tidak meledak keluar, sedikt demi sedikit mengalir keluar.
Kedua mata itu bertatapan, di dalam mata Albert terlihat seperti memohon pengampunan, hati Dessy sendiri yang telah mengeras bagai es pelan-pelan melebur menjadi air, dengan lepas mengalir keluar.
Tiba-tiba saja suster berteriak: “ Tidak baik, tekanan darah pasien mendekati 80mmhg.”
Dokter juga dengan tergesa-gesa: “ Cepat pergi lihat apakah darah telah selesai di sterilkan?”
Telinga Albert berdengung, samar samar dia mendengar apa yang di katakan dokter.
Kelopak mata nya pelan pelan terpejam, seperti di timpa ribuan kilo, wajah Dessy berangsur-angsur buram dari matanya, bahkan berangsur-angsur hilang.
Terasa seperti tangannya licin dan terjatuh dari genggamannya, dia berusaha sekuat tenaga untuk menggenggamnya,tetapi sia-sia.
Penglihatannya dipenuhi kabut hitam dan semakin pekat, Albert berusaha untuk membuka matanya, dia tidak dapat melihat Dessy lagi, apakah dia akan kehilangan dia lagi?
Albert koma, hati Dessy sangat gundah, berteriak keras: “Albert, Albert, kamu tidak boleh kenapa-napa, kamu harus bertahan, harus bertahan, Albert..... bukankah kamu ingin berbuat baik kepadaku? Bukankah kamu memohon ku untuk memaafkanmu? Kamu pernah berkata kamu akan menggunakan kehidupan mu untuk membayar dosamu, bagaiman bisa kamu mengingkarinya, kamu pembohong, pembohong.....”
Tangisan Dessy yang pecah, sangat mengganggu pengobatan doketr.
Suster menariknya, apa daya, Albert menarik tangannya dengan keras, tidak berniat untuk melepasnya.
Di tengah keributan itu, pintu ruang operasi itu terbuka.
Orang yang familiar masuk dengan tergesa-gesa: “ saya bergolongan darah O, ambil lah punyaku.”
Dessy mengangkat kepalanya, air matanya bmengucur keluar seperti melihat orang itu seperti malaikat.
Novel Terkait
Innocent Kid
FellaBaby, You are so cute
Callie WangLove And War
JaneUangku Ya Milikku
Raditya DikaLelah Terhadap Cinta Ini
Bella CindyHabis Cerai Nikah Lagi
GibranLoving The Pain×
- Bab 1 Berbuat Kebaikan
- Bab 2 Mengusirnya Keluar
- Bab 3 Martabat Yang Diinjak
- Bab 4 Menghina Dia Kotor Tetapi Ingin Darahnya
- Bab 5 Tiga Syarat
- Bab 6 Membunuh Dessy
- Bab 7 Jika Kamu Mati, Aku Ingin Dia Yang Menguburnya
- Bab 8 Kekecewaan Yang Mendalam
- Bab 9 Cinta, Bagaimanapun Tidak Bisa Dipaksa
- Bab 10 Menjauh untuk Mendapatkan Keuntungan
- Bab 11 Burung Perkutut Yang Mengambil Sarang Burung Gereja
- Bab 12 Dia Mengaku Kalah
- Bab 13 Senja
- BAB 14 Tes DNA
- Bab 15 Menanggung Segala dosa
- Bab 16 Meninggalkan adalah sebuah kemewahan.
- Bab 17 Ibu Dan Anak Pilihlah Salah Satu
- Bab 18 Tiga kehidupan
- Bab 19 Pendarahan Dahsyat Dessy
- Bab 20 Gantikan Darah Maggie
- Bab 21 Berantam Demi Dia
- Bab 22 Mempertahankan Ibu Atau Anak?
- Bab 23 Naik Ke Ranjangnya
- Bab 24 Keluarga Albert Berhutang Sebuah Kehidupan
- Bab 25 Menyadari Fakta Yang Sebenarnya
- Bab 26 Menghukum Diri Sendiri
- Bab 27 Mengurung ALBERT
- Bab 28 Menyadra MAGGIE ZHAO
- Bab 29 DESSY Telah Meninggal
- Bab 30 Nikahi Aku, Akanku Beritahu Dimana Makam DESSY
- Bab 31 Habis Manis Sepah Dibuang
- Bab 32 Mendonorkan Tubuh
- Bab 33 Dessy Telah kembali
- Bab 34 Apakah Itu Dia?
- Bab 35 Hari Ini Beda
- Bab 36 Jangan Ikuti Aku Lagi
- Bab 37 Permohonan Maaf di Tengah Hujan
- Bab 38 Berdiri Semalaman
- Bab 39 Albert Tumbang
- Bab 40 Menyingkir Dari Hidupku
- Bab 41 Apa yang Terjadi pada Lukman
- Bab 42 Leon yang Sesungguhnya
- Bab 43 Dia Harus Bagaimana?
- Bab 44 Mencari Pertolongan Tapi Tak Berhasil
- Bab 45 Menggores Wajah Dessy
- Bab 46 Arteri Yang Berdetak
- Bab 47 Cahaya Bidadari
- Bab 48 Maafkan Atau Tidak
- Bab 49 Curiga
- Bab 50 Albert cemburu
- Bab 51 Pria Yang Kekanakan
- Bab 52 Cahaya Yang Indah
- Bab 53 Maggie Zhou Masih Hidup!
- Bab 54 Wanita Gemuk
- Bab 55 Bersyukur Dan Benci
- Bab 56 Pengalaman Mengerikan Selama 5 Tahun
- Bab 57 Wanita Iblis Penghisap Darah
- Bab 58 Pembalasan Yang Kejam
- Bab 59 Di Hadapan Wajahnya
- Bab 60 Senjata Makan Tuan
- BAB 61 Vino Si Iblis!
- Bab 62 Hidup Dan Mati SelalU Bersama, Tak Terpisahkan