Loving The Pain - Bab 33 Dessy Telah kembali
Selama lima tahun, dia selalu membayangkan Dessy yang tinggal di Villa ini, dan tidak lagi masuk selangkah pun ke rumah Albert.
Hosana Gu adalah ibunya, melahirkan dan membesarkannya, demi dia melakukan segalanya untuknya.
Albert tidak menyalahkannya, hanya bisa mencoba untuk menjauh.
Mendorong membuka kamar, dinding yang di penuhi foto-foto Dessy.
Menempatkan wajahnya di foto ulang tahunnya pada usia delapan belas tahun, dia menyentuh hati yang dingin dan tulang yang membeku.
Albert canggung dan malu dan dia enggan untuk meninggalkannya.
Suara serak , dan berguman: “Dessy, selamat hari pernikahan.”
Menyalakan lampu, satu ruangan “Dessy” tersenyum kepadanya.
Dalam lima tahun terakhir, dia telah memonopoli perusahaannya medis, tidak peduli itu obat atau rumah sakit, tidak bisa menemukan Dessy.
Tiba-tiba menemukan, Dessy muncul seperti peri, menyelamatkannya saat kesulitan.
Sebelum dia menghargainya, dia telah menghilang, bahkan selembar foto pun tidak di tinggalkan.
Dia menghabiskan banyak usaha untuk menemukan foto-foto ini, Albert menempelkan di seluruh ruangan penuh dengan foto-foto Dessy, beranggap dia masih ada, dia masih menjaganya, tidak akan meninggalkannya.
Dia membuatnya menjadi sebuah boneka, setiap malam memeluknya untuk tidur.
Albert tidak peduli apa yang orang lain katakan tentang dia, dia hanya ingin Dessy kembali kesisinya.
Namun, lima tahun kemudian, Kemampuannya telah bertumbuh serratus kali, tetapi dia masih tidak dapat menemukannya.
Wajahnya di foto itu, air mata yang panas mengalir dari sudut matanya, wajah Dessy yang basah karena menangis: “Dessy, maaf, bisakah kamu kembali? Aku mohon padamu. Selama kamu kembali, kamu ingin aku bagaimana pun boleh. Dessy, kamu dimana?”
Orang mengatakan pria tidak mudah menangis, tetapi dia sangat memahami bahwa “Hanya karena belum merasakan kesedihan.”
“kring kring kring……” Suara telepon berdering, mendengarkan suaranya, Albert membeku, tidak ada yang mendengarnya menangis pada saat ini.
Baru saja Albert ingin membuka mulut, di ujung telepon itu dengan suara bersemangat, “Direktur Albert, sudah dapat, sudah dapat……”
Albert “Ceng” dan berdiri, tidak bisa lagi menahannya kakinya bergetar, “Sudah menemukan Dessy?”
“Iya. Direktur Albert, Nona Dessy belum mati, dia baru saja pulang dari Kongo, tinggal di Kota C.” ketika orang di ujung telepon menyelesaikan perkataanya, Albert sudah menyalakan mesin, mobil yang seperti seutas anak panah, terbang keluar.
Ketika Albert tiba di Kota C sudah sore hari berikutnya. Seorang telah mengemudi selama lebih dari sepuluh jam berturut-turut, dan dia tidak merasa lelah.
Sebuah hati tergantung di mata pria buta ini, tidak bisa menahan sayapnya untuk segera terbang ke sisinya.
Akhirnya tiba di tempat yang katakana detektif, dia memakirkan mobil agak jauh.
Ini adalah sebuah Villa private, dinding eksterior biru dan putih terlihat segar dan memberikan perasaan seperti di langit yang luas.
Halaman depan memiliki bunga besar, bunga lili, mawar, melati, dan tulip, beberapa bunga yang tidak memiliki nama.
Seorang wanita dengan rambut panjang berkibar dan tubuh langsing mengenakan gaun putih, membungkuk menyiram bunga.
Wanita itu berbalik ke arahnya, dan Albert tidak bisa melihatnya dengan jelas.
Tapi terbiasa dengan perasaan ini, membuatnya yakin dengan sekali melihatnya.
Dessy dia telah kembali, dia belum mati, dia telah kembali!
Albert yang berdiri tidak jauh, tubuhnya kaku, bahkan kakinya seperti di tanam di dalam lumpur, tidak bisa bergerak.
Dia ingin berteriak, tetapi suaranya tersangkut di tenggorokan, dan sebuah katapun tidak dapat di keluarkan.
Wanita itu bahkan tidak memperhatikannya, setelah menyiram bunga berbalik dan pergi.
Ketakutan saat dia berbalik, dengan cepat berlari ke arah Dessy.
Albert memeluk pinggangnya dengan erat, wanita itu terkejut dan berteriak:“Tolong, tolong, tangkap bajingan ini……”
“Dessy, ini aku, Albert.”dengan suara serak dia berkata....
Novel Terkait
After The End
Selena BeeGadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku
Rio SaputraSuami Misterius
LauraCEO Daddy
TantoYour Ignorance
YayaMy Goddes
Riski saputroLoving The Pain×
- Bab 1 Berbuat Kebaikan
- Bab 2 Mengusirnya Keluar
- Bab 3 Martabat Yang Diinjak
- Bab 4 Menghina Dia Kotor Tetapi Ingin Darahnya
- Bab 5 Tiga Syarat
- Bab 6 Membunuh Dessy
- Bab 7 Jika Kamu Mati, Aku Ingin Dia Yang Menguburnya
- Bab 8 Kekecewaan Yang Mendalam
- Bab 9 Cinta, Bagaimanapun Tidak Bisa Dipaksa
- Bab 10 Menjauh untuk Mendapatkan Keuntungan
- Bab 11 Burung Perkutut Yang Mengambil Sarang Burung Gereja
- Bab 12 Dia Mengaku Kalah
- Bab 13 Senja
- BAB 14 Tes DNA
- Bab 15 Menanggung Segala dosa
- Bab 16 Meninggalkan adalah sebuah kemewahan.
- Bab 17 Ibu Dan Anak Pilihlah Salah Satu
- Bab 18 Tiga kehidupan
- Bab 19 Pendarahan Dahsyat Dessy
- Bab 20 Gantikan Darah Maggie
- Bab 21 Berantam Demi Dia
- Bab 22 Mempertahankan Ibu Atau Anak?
- Bab 23 Naik Ke Ranjangnya
- Bab 24 Keluarga Albert Berhutang Sebuah Kehidupan
- Bab 25 Menyadari Fakta Yang Sebenarnya
- Bab 26 Menghukum Diri Sendiri
- Bab 27 Mengurung ALBERT
- Bab 28 Menyadra MAGGIE ZHAO
- Bab 29 DESSY Telah Meninggal
- Bab 30 Nikahi Aku, Akanku Beritahu Dimana Makam DESSY
- Bab 31 Habis Manis Sepah Dibuang
- Bab 32 Mendonorkan Tubuh
- Bab 33 Dessy Telah kembali
- Bab 34 Apakah Itu Dia?
- Bab 35 Hari Ini Beda
- Bab 36 Jangan Ikuti Aku Lagi
- Bab 37 Permohonan Maaf di Tengah Hujan
- Bab 38 Berdiri Semalaman
- Bab 39 Albert Tumbang
- Bab 40 Menyingkir Dari Hidupku
- Bab 41 Apa yang Terjadi pada Lukman
- Bab 42 Leon yang Sesungguhnya
- Bab 43 Dia Harus Bagaimana?
- Bab 44 Mencari Pertolongan Tapi Tak Berhasil
- Bab 45 Menggores Wajah Dessy
- Bab 46 Arteri Yang Berdetak
- Bab 47 Cahaya Bidadari
- Bab 48 Maafkan Atau Tidak
- Bab 49 Curiga
- Bab 50 Albert cemburu
- Bab 51 Pria Yang Kekanakan
- Bab 52 Cahaya Yang Indah
- Bab 53 Maggie Zhou Masih Hidup!
- Bab 54 Wanita Gemuk
- Bab 55 Bersyukur Dan Benci
- Bab 56 Pengalaman Mengerikan Selama 5 Tahun
- Bab 57 Wanita Iblis Penghisap Darah
- Bab 58 Pembalasan Yang Kejam
- Bab 59 Di Hadapan Wajahnya
- Bab 60 Senjata Makan Tuan
- BAB 61 Vino Si Iblis!
- Bab 62 Hidup Dan Mati SelalU Bersama, Tak Terpisahkan