Loving The Pain - Bab 43 Dia Harus Bagaimana?

Ucapan Dessy memperingatkan Leon. Sebenarnya jika hanya laporan penilaian, sangat mudah memalsukannya. Ingin mengambil uang, bisa menggunakan tempat wanita ini dan lainnya.

Leon terlihat terancam dengan dirinya sendiri, melihat hal tersebut sikap Dessy semakin tegas."Tuan Leon, aku hanyalah karyawan biasa, tidak mungkin aku menjadikan hidupku bahan bercandaan. Kalian juga mencari uang, bukankah lebih baik kalau semuanya saling membantu?"

Masalahnya sudah terlanjur sampai sini, Leon hanya bisa percaya dengan perkataan Dessy

Mereka ingin secepatnya mengambil uang!

"Baiklah. Nona cantik ini benar-benar wanita yang luar biasa! Pemberani dan berpengetahuan luas, mengagumkan." Leon bermuka dua.

"Apakah sekarang kamu bisa membawaku bertemu temanku?" Dessy mengajukan permintaan. Tuhan tahu, dari penampilan luarnya yang terlihat tenang sebenarnya seluruh tubuhnya kaku, bahkan kaki dan tangannya menjadi dingin.

Leon dan Luke saling bertatapan, keduanya langsung sepakat.

Dessy dibawa masuk ke dalam sebuah gua. Di dalam sangat gelap, apapun tidak terlihat, di dalam juga ada semilir angin sejuk bertiup.

Dessy beberapa kali ingin bersin, tetapi akhirnya dia dengan sekuat tenaga menahannya.

Demi dirinya, Lukman mengerahkan banyak hal, tetapi Dessy tidak bisa menempatkan Lukman di posisi bahaya.

Di depan Leon memimpin jalan, Dessy berjalan di tengah dan Luke berada di garis belakang.

"Tuan Leon, sebenarnya masih berapa lama kita jalan?" Dessy merasa was-was sambil melihat ke sekelilingnya. Apakah tempat seperti ini bisa dihuni orang?

"Ikuti kami, pasti benar." Leon menjawab dengan tidak sabaran.

Kembali berjalan melewati sebuah jalan. Sesampainya di persimpangan jalan, belok lagi lalu masuk ke gua.

Dessy melihat Lukman terbaring di tanah, tanpa pikir panjang dia langsung berlari ke arah Lukman.

Dessy menggoyangkan tubuh Lukman yang dalam keadaan kedua matanya tertutup rapat. Dengan suara penuh emosi dan parau berkata: "Lukman, Lukman! Bangun! Cepat bangun...."

Dessy dengan emosi memutar tubuhnya. Dengan mata memerah berteriak ke arah Leon: "Sebenarnya apa yang kamu lakukan padanya?"

"Jangan panik, dia hanya pingsan, sebentar lagi juga akan sadar. Tapi sepertinya dia sedang flu dan demam." Leon berkata sambil tertawa: "Jangan khawatir, kita tidak macam-macam kepadanya. Pria tampan ini lumayan, jika dijual ke kak Anna... itu hahahahaha..."

Dessy menekan terus, hatinya penuh dengan ketakutan. Dia menepuk-nepuk wajah Lukman, dengan lembut memanggil: "Lukman, jangan tidur. Cepatlah bangun...."

Beberapa saat kemudian Lukman sadar dari pingsannya. Karena diberi obat, seluruh tubuhnya lemas tak bertenaga.

"Dessy, ini di mana?" Tak disangka, untuk mengangkat tangan pun Lukman tak punya tenaga.

Dessy membungkukkan badannya mengarah ke samping telinga Lukman lalu menceritakan kejadiannya. Wajah Lukman langsung berubah. Tak diduga ada orang yang berani menantangnya.

Benar-benar cari mati!

"Nona cantik, orangnya sudah kamu lihat. Dia ada di sini, kami jamin kami hanya mengambil uang, lalu kami segera melepaskannya." Leon bersumpah dengan serius.

Dessy menggertakan giginya lalu berdiri. Pertama-tama dia harus meninggalkan tempat ini baru dia bisa menyelamatkan Lukman.

"Dessy..." Sekujur tubuh Lukman tak bertenaga bahkan untuk mengangkat setengah badannya pun sulit bukan main.

"Silahkan, nona cantik." Leon bersikap sangat sopan terhadap Dessy, lalu pria itu memutar badannya dan memukul Lukman.

"Kamu...." Hati Dessy terasa amat sakit. Suaranya tercekat di tenggorokan dan dirinya ditarik keluar oleh Leon.

Di bawah pengawasan Leon, Dessy menulis laporan penilaian yang lain lalu mengirim fax ke perusahaan.

"Tuan Leon, semual hal yang kamu inginkan sudah ku lakukan semua. Tolong lepaskan temanku." Dessy memaksa dirinya tenang. Tidak peduli apa yang dia hadapi, hal pertama yang dia lakukan adalah melindungi Lukman!

"Jangan tergesa-gesa, nona cantik. Seperti katamu, perusahaan masih ingin mempertimbangkan, dan juga berdasarkan penilaian anda, barulah keluar harga akhir. Kita masih perlu bekerja sama di waktu ini." Ucap Leon sambil duduk menyilangkan salah satu kakinya dan merokok.

Dessy kehilangan kesabaran, otaknya berputar cepat, dia harus bagaimana agar bisa secepatnya menyelamatkan Lukman?

Novel Terkait

Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu